Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN ANESTESI PADA SECTIO

CAESAREA ATAS INDIKASI GRAVID


ATEREM BELUM INPARTU + BEKAS SC
1X + CALON AKSEPTOR IUD

Disusun Oleh:
EKO DYAH PUSPITASARI
N 111 17 166
 
Pembimbing Klinik:
dr. Ferry Lumintang, Sp.An
PENDAHULUAN
• Ada tiga kategori utama anestesi yaitu
anestesi umum, anestesi regional dan
anestesi lokal. Masing-masing memiliki
bentuk dan kegunaan.
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. H
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 27 Tahun
• Berat Badan : 65 kg
• Agama : Protestan
• Alamat : Jl. Purnawirawan
• Diagnosa Pra Anestesi: G2P1A0 + gravid aterm belum inpartu +
bekas SC 1x + calon akseptor IUD
• Jenis Pembedahan : Sectio caesarea cito
• Tanggal Operasi : 08/07/ 2020
• Tempat Operasi : RSUD Undata
• Jenis Anestesi : Regional anestesi
EVALUASI PRA-ANESTESI

• Keluhan Utama : nyeri perut


tembus belakang
• Riwayat penyakit sekarang :
• Pasien masuk dengan diagnosa G2P1A0
+ gravid aterm belum inpartu + bekas SC
1x. Pasien mengeluh nyeri perut bagian
bawah sejak pukul 04.00. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
• Riwayat Obstetri :
• 2016 : hamil pertama
• 2020: hamil kedua
• Riwayat Haid : Menarke pada
usia 12 tahun, haid teratur tiap bulan, lama
haid 7-8 hari, frekuensi mengganti
pembalut 2-3 x/hari, disertai dismenerhoe
• Riwayat operasi sebelumnya (+)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis Tanda-tanda vital


• Keadaan Umum : Sakit • Tekanan darah : 120/70
Sedang mmHg
• Kesadaran: GCS E4 V5 M6 • Nadi : 80 ×/menit
• Berat Badan : 65 kg • Respirasi : 20 ×/menit
• Status Gizi : baik • Suhu : 36,5 ºC
• B1 (Breath) dan Evaluasi Jalan Napas: Airway: clear,
gurgling/snoring/crowing:(-/-/-), potrusi mandibular (-),
buka mulut 5 cm, jarak mento/hyoid 7 cm, jarak
hyothyoid 6,5 cm, leher pendek (-), gerak leher bebas,
tenggorok T1-1 faring hiperemis tidak ada, malampathy:
kelas II, obesitas (-), massa (-), gigi geligi lengkap (tidak
ada gigi palsu), sulit ventilasi (-). Suara pernapasan:
Vesikuler (+/+), suara tambahan (-). Riwayat asma (-),
alergi (-), batuk (-), sesak (-), masalah lain pada sistem
pernapasan (-).
• B2 (Blood): Akral dingin, bunyi jantung SI dan SII murni
regular. Masalah pada sistem kardiovaskular (-)

• B3 (Brain): Kesadaran GCS 15 (E4V5M6), Pupil: isokor Ø


3 mm/3mm, RC +/+, RCL +/+. Defisit neurologis (-).
Masalah pada sistem neuro/muskuloskeletal (-).

• B4 (Bladder): BAK (+), volume: 60 cc/jam, warna:


kuning jernih. Masalah pada sistem renal/endokrin (-).
• B5 (bowel): Abdomen: tampak cembung,
peristaltik (+) dbn, nyeri tekan regio epigastrium,
mual (-), muntah (-). Masalah pada sistem
hepatogastrointestinal (-).

• B6 Back & Bone: Oedem pretibial (+).


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin
Parameter Hasil Satuan Range Normal

RBC 4.73 106/uL 4.00 - 6.00


Hemoglobin (Hb) 11.9 g/dL 12.0 - 16.0
Hematokrit (HCT) 33.0 % 37.0 - 47.0
PLT 516 103/uL 150- 400
WBC 13,08 103/u L 4.0 -10.0

Fungsi ginjal
Parameter Hasil Satuan Range Normal

Urea 3,7 Mg/dl 15-43


Creatinin 0.84 Mg/dl 0.50-0.90
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Fungsi hati
Parameter Hasil Satuan Range Normal

SGOT 15 U/I 8 - 35
SGPT 10 U/I 4 - 45

Urinalisis
Parameter Hasil Range Normal
Protein - Negatif
Glukosa - Negatif
Sedimen leukosit 4 0-2
Sedimen eritrosit 2 0-1

HBsAg : Non reaktif


GDP : 76 Mg/dl
Covid-19 : Non reaktif
RESUME
• Pasien masuk dengan diagnosa G2P1A0 + gravid
aterm belum inpartu + bekas SC 1x. Pasien
mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak pukul
04.00. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
• Pemeriksaan Fisik
• Primary Survey
• Airway : Paten
• Breathing : Respirasi 24 kali/menit
• Circulation: Nadi : 90 kali/menit, regular, kuat angkat
TD : 142/103mmHg
• ASA : II
• DIAGNOSIS KERJA :
• G2P1A0 + gravid aterm belum inpartu +
bekas SC 1x + calon akseptor IUD
•  
• TINDAKAN :
• Sectio caesarea
PLANNING
• Anestesiologi : • Lama anestesi : 09.40
dr. Faridnan, Sp.An – 10.50 (1 jam 10 menit)
• Jenis anestesi : • Lama operasi : 09.45
Regional anestesi - 10.30 (45 menit)
• Teknik anestesi : • Ahli Bedah :
Subaraknoid block (SAB) dr. Herdhana, Sp.OG
• Anastesi lokal obat : • Posisi anestesi :
Bupivacaine HCL 5 Supinasi
mg/5mL • Infus :
• Tipe : Hiperberik Tangan kiri
• Jumlah volume : 12,5 mL
• Maintenance anestesi :
• Inh. O2 3 lpm
• Obat durante operatif :
• Epedrin 20 mg
• Oxytocin 10 IU
• Ondansentron 4 mg
• Ketorolac 30 mg
Tanda-tanda vital selama operasi
PEMBERIAN CAIRAN

 Cairan masuk:
Pre operatif : Kristaloid RL 300 cc
Durante operatif : Kristaloid RL 600 cc
Total input cairan : 600 cc

•Cairan keluar:
Durante operatif: Urin ± 100 cc; perdarahan ± 200 cc
PERHITUNGAN CAIRAN
•Estimated Blood Volume (EBV)
65 cc/kgBB x 65 kg = 4.225 cc
• Input yang diperlukan selama operasi
•Cairan Maintanance = 35 ml/kgBB/24 jam
= 35 ml x 65 kg
= 2275 ml
24 jam
= 95 ml/jam
•Cairan defisit pengganti puasa (PP):
Lama puasa × maintenance = 8 jam × 95 ml = 760 ml
Jadi kebutuhan pengganti puasa 760 ml selama 8 jam
•Cairan defisit urin dan darah = urin + darah =
100 ml + 200 ml = 300 ml
PERHITUNGAN CAIRAN

•Cairan masuk:
Kristaloid : Ringer Lactate 600 ml
Total cairan masuk : 600 ml

•Stress Operasi
Besar 8 ml × KgBB = 8 x 65 = 520 ml/jam

•Perhitungan cairan pengganti darah:


Jumlah perdarahan : ± 200 ml
% perdarahan = 200 x 100 % = 4,7%
4225
POST OPERATIF

GCS : E 4 V 5 M6
Tekanan darah : 111/61 mmHg
Nadi : 102 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temperatur : 36,5 ºC
VAS : 2/10
PEMBAHASAN
Tujuan dari premedikasi dari anestesi ialah untuk
melindungi pasien terhadap akibat segera dari
trauma pembedahan (rasa takut, sakit, aktifitas
saraf simpatis, ketegangan otot) dan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Menghilangkan kecemasan
Mendapatkan sedasi
Mendapatkan analgesia
Mendapatkan amnesia
Mendapatkan efek antisialogoque
PEMBAHASAN
Keuntungan anestesi regional ibu masih dalam
keadaan sadar, refleks protektif masih ada, sehingga
kemungkinan terjadinya aspirasi isi lambung kecil
sekali. Dari segi janin, anestesi regional ini bebas
dari pada obat-obat yang mempunyai efek fetal
distress.

mempunyai kerugian, yaitu terjadinya hipotensi


akibat vasodilatasi (blok simpatis), waktu mula kerja
(time of onset) lebih lama, kemungkinan terjadi sakit
kepala pasca punksi, untuk persalinan per vaginam,
stimulus nyeri dan kontraksi dapat menurun,
sehingga kemajuan persalinan dapat menjadi lebih
lambat.
PEMBAHASAN
Tujuan penggunaan obat anestesi regional pada
anestesi spinal untuk mendapatkan blok yang
adekuat. Konsentrasi bupivakain hiperbarik adalah
obat anestesi lokal yang paling banyak digunakan
untuk anestesi spinal.

Estimated Blood Volume (EBV) = 65 cc/kgBB x 65 kg


= 4225 cc (EBV untuk laki-laki dewasa 70/kgBB,
wanita 65/kgBB, anak-anak 80/kgBB dan neonatus
90/kgBB). Jumlah perdarahan yang terjadi durante
operasi adalah sekitar 200 cc (4,7%) termasuk dalam
kehilangan cairan dan darah kategori kelas I.
Sehingga memerlukan cairan pengganti berupa
kristaloid.
PEMBAHASAN
Kebutuhan cairan maintenance pada pasien ini 95
cc/jam ditambah defisit puasa selama 8 jam 760 cc,
ditambah stress operasi (besar) 520 cc/jam, ditambah
perdarahan 200 cc (1 cc darah diganti dengan 3 cc
cairan kristaloid) sehingga total cairan pengganti yang
dibutuhkan durante operasi adalah 600 cc.

Selama operasi pasien diberikan obat golongan alpha


dan beta adrenergic agonis yaitu epedrin 20 mg/IV
untuk menaikkan tekanan darah intraoperatif,
antiemetik berupa ondansetron 4 mg/IV, analgetik
ketorolac 30 mg/IV, serta uterotonika oxitosin 10 IU/IV
untuk meningkatkan kontraksi uterus.

Anda mungkin juga menyukai