Anda di halaman 1dari 29

“REFERAT”

“EFEK SAMPING OBAT PSIKOTIK DAN


PENANGANANNYA”

EKO DYAH PUSPITASARI


N 111 17 166
dr.Patmawati P, M.Kes., Sp.KJ
PENDAHULUAN
O Psikiatri adalah salah satu cabang ilmu kedokteran, yang
mempelajari manusia secara utuh, tidak hanya masalah
fisik, fisiologi atau patologi yang terjadi saja, tetapi juga
melihat hubungan individu dengan lingkungannya.
O Kebanyakan antipsikotik golongan tipikal mempunyai
afinitas tinggi dalam menghambat resepor dopamin 2, hal
inilah yang diperkirakan menyebabkan reaksi
ekstrapiramidal yang kuat. Obat golongan atipikal pada
umumnya mempunyai afinitas yang lemah terhadap
dopamin 2, selain itu juga memiliki afinitas terhadap
reseptor dopamin 4, serotonin, histamin, reseptor
muskarinik, dan reseptor alfa adrenergik.
ANTIPSIKOTIK
O Antipsikotik digunakan untuk mengatasi gejala
akibat gangguan mental yang berat seperti
skizofrenia, gangguan delusional, gangguan
afektif berat dan gangguan psikosis organik.
O Antipsikosis konvensional umumnya dapat
mengurangi gejala positif, seperti: halusinasi,
waham, tidak kooperatif, dan gangguan alam
berpikir seperti loncat pikir/flight of ideas
maupun inkoherensi.
Terdapat beberapa jalur utama dopamin diotak, antara
lain :
 Jalur dopamin nigrostriatal
 Jalur dopamin mesolimbik
 Jalur dopamin mesokortikal
 Jalur dopamin tuberoinfundibular
PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK
Obat Anti-Psikosis
Obat Anti –Psikosis Tipikal
Atipikal

O Phenothiazine O Benzamide :
O Rantai Aliphatic :Chlorpromazine
Sulpiride
Levomepromazine
O Rantai Piperazine : Perphenazine O Dibenzodiazepine :
Trifluoperazine Clozapine
Fluphenazine
Olanzapine
O Rantai Piperidine : Thioridazine
O Butyriphenone : Haloperidol Quetiapine
O Diphenyl- butyl-piperidine: Pimozide O Benzisoxasole :
Risperidon
Antipsikotik Tipikal

Derivat phenotiazine (chlorpromazin)

O Efek pada Susunan Saraf Pusat


O Efek pada Otot Rangka
O Efek pada Endokrin
O Efek pada Kardiovaskular
EFEK SAMPING
O Neurologik; Pada dosis berlebihan, semua
derivate fenotiazin dapat menyebabkan gejala
ekstrapiramidal serupa dengan yang terlihat pada
parkinsonisme. Dikenal 6 gejala sindrom
neurologic yang karakteristik dari obat ini.
O Kardiovaskular; Hipotensi ortostatik sering
terlihat pada penderita dengan system vasomotor
yang labil. Efek antikolinergik berupa takikardia,
mulut dan tenggorok kering sering terjadi pada
pemberian fenotiazin.
Nonfenotiazin (butirofenon)
O Efek Pada Susunan Saraf Pusat
O Efek Pada System Saraf Otonom
O Efek pada Sistem Kardiovaskular dan respirasi
O Efek pada Sistem Endokrin
EFEK SAMPING DAN
INTOKSIKASI
O Haloperidol menimbulkan reaksi
ekstrapiramidal dengan insidens yang tinggi
terutama pada penderita usia muda.
Pengobatan dengan haloperidol harus dimulai
dengan hati-hati. Dapat terjadi depresi akibat
reversi keadaan mania atau sebagai efek
samping yang sebenarnya.
Antipsikotik atipikal
O Obat-obatan jenis ini disebut atipikal karena
obat ini berhubungan dengan insidensi
gangguan pergerakan yang lebih rendah dan
ditoleransi lebih baik daripada antipsikosis
lainnya. Mekanisme kerja secara umum obat
ini adalah dengan menghambat reseptor
diopamin D2  dan reseptor serotonin 5HT2.
Dibenzodiazepine (Clozapine)
O Clozapine efektif untuk mengontrol gejala –
gejala psikosis dan skizofrenia baik yang
positif (iritabilitas) maupun yang negatif
(social disinterest dan incompetence, personal
neatness). Efek yang bermanfaat terlihat
dalam waktu 2 minggu, diikuti perbaikan
secara bertahap.
Efek samping
O Agranulositosis merupakan efek samping
utama yang ditimbulkan pada pengobatan
dengan Clozapin. Pengobatan dengan obat ini
tidak boleh lebih dari 6 minggu kecuali bila
terlihat adanya perbaikan. Efek samping lain
yang dapat terjadi antara lain hipertermi,
takikardia, sedasi, pusing kepala, hipersalivasi.
Olanzapine
O Indikasi utama adalah mengatasi gejala negatif
maupun positif skizofrenia dan sebagai anti-
mania. Obat ini juga menunjukkan efektivitas
pada pasien depresi dengan gejala psikotik.
Efek samping
O Efek samping yang sering dilaporkan adalah
peningkatan berat badan dan gangguan
metabolik yaitu intoleransi glukosa,
hiperglikemia, hiperlipidemia.
Quetiapine
O Quetiapin diindikasikan untuk skizofrenia
dengan gejala positif maupun negatif. Dapat
juga memperbaiki pasien yang resisten dengan
antipsikotik generasi pertama tetapi hasilnya
tidak sebaik apabila di terapi dengan
clozapine.
Efek samping
O Efek samping yang umum adalah sakit kepala,
somnolen, dan seperti antipsikosis atikpikal
umumnya, quetiapin juga memiliki efek
samping peningkatan berat badan, gangguan
metabolik dan hiperprotilaktinemia,
sedangkan efek samping ekstra piramidalnya
minimal.
Benzisoxasole (Risperidone)
O Aktivitas antipsikosis diperkirakan melalui hambatan
terhadap reseptor serotonin dan dopamine. Absorpsi
risperidone di usus tidak di pengaruhi oleh makanan
dan efek terapeutiknya terjadi dalam dosis rendah,
pada dosis tinggi dapat terjadi EPS.
O Indikasi risperidon adalah untuk terapi skizofrenia
baik untuk gejala negatif maupun positif. Disamping
itu diindikasikan pula untuk gangguan bipolar, depresi
dengan ciri psikosis dan Tourette Syndrome
Efek samping
O Efek samping yang dilaporkan adalah
insomnia, agitasi, ansietas, somnolen, mual,
muntah, peningkatan berat badan,
hiperprolaktinemia dan reaksi ekstrapiramidal
terutama Tardif diskinesia. Efek samping
ekstrapiramidal umumya lebih ringan
dibandingkan antipsikosis tipikal.
Aripiprazole
O Absorpsi aripiprazole mencapai konsentrasi
plasma puncak dalam waktu 3 – 5 jam setelah
pemberian oral. Efektif untuk memperbaiki
gejala positif, gejala negatif, gangguan fungsi
kognitif, maupun gangguan mood.
Efek samping
O Efek samping yang mungkin timbul pada
pemakaian aripiprazole ada sakit kepala,
cemas dan susah tidur, dan peningkatan berat
badan ringan.
Benzamide
O Sulpiride : Sulpiride merupakan turunan benzamide
dengan antipsikotik dan aktifitas depresan. Benzamide
derivat lainnya termasuk metoclopramide, tiapride, dan
sultopide.
O Ziprasidon : antipsikotik yang mempunyai mekanisme
kerja yang unik karena menghambat pengambilan
kembali (reuptake) neurotransmitter serotonin dan
norepineprine di sinaps. Obat ini efektif di gunakan
untuk gejala negatif dan penderita yang refrakter dengan
antipsikotik. Obat ini aman diberikan pada usia lanjut.
Efek samping
O Terjadinya efek samping EPS rendah dan tidak
terjadi peningkatan kadar proklatin. Efek
samping yang dijumpai selama uji klinis
adalah somnolen, ,EPS dan bercak-bercak
merah dikulit. Peningkatan berat badan sangat
kecil atau dapat dikatakan tidak ada.
Penanganan Efek Samping
Obat Antipsikosis Atipikal
O Reaksi Ekstrapiramidal
O Sindrom pakinsom dapat diobati dengan obat
antiparkinson, konvensional tipe
antimuskarinik atau dengan amantadin.
Sindrom ini bersifat terbatas, sehingga perlu
dipikirkan penghentian obat antiparkinson 3–4
bulan.
Penanganan Efek Samping
Obat Antipsikosis Atipikal
O Tardiv diskininesia
O mengurangi sensifitas reseptor dopamine dengan
menghentikan obat antipsikotik atau mengurangi
dosis. Tahap kedua adalah mengeliminasi obat - obat
dengan daya kerja antilolinergik sentral, terutama
obat – obat parkinsonisme dan anti depresan trisiklik.
Kedua langkah ini seringkali cukup membawa hasil.
Jika gagal penambahan diazepam dengan dosis 30 –
40 mg/hari akan memperbaiki keadaan dengan
meningkatkan aktivitas GABAergik.
Penanganan Efek Samping
Obat Antipsikosis Atipikal
O Agranulositosis
O Efek samping yang ditimbulkan pada pengobatan
dengan clozapine pada sejumlah kecil pasien namun
signifikan sekitar 1 – 2 % dari keseluruhan pasien
yang dirawat.5 Agranulositosis merupakan keadaan
yang berpotensi fatal dan didefinisikan sebagai
penurunan hitung neutrofil. Menghentikan konsumsi
obat tersebut dan pemeriksaan darah setiap minggu
merupakan hal wajib bagi pasien yang menggunakan
clozapine.
Penanganan Efek Samping
Obat Antipsikosis Atipikal
O Peningkatan Berat Badan
O Penambahan berat badan dapat dikendalikan dengan
kepatuhan ketat terhadap diet yang terencana.
Clozapine dan olanzapine dapat menyebabkan
peningkatan sebesar 15 hingga 25 kg pada
penggunaan jangka pendek. Penambahan berat badan
yang signifikan dapat mencetuskan atau
memperberat diabetes mellitus, sehingga olanzapine
serta clozapine harus digunakan dengan hati – hati
pada orang dengan atau memiliki risiko diabetes.
KESIMPULAN
O Pengobatan antipsikotik ditujukan untuk menghambat
aktifitas berlebihan pada neurotransmitter otak
utamanya dopamin. Obat-obatan antipsikotik terbagi
atas 2 jenis yaitu golongan tipikal yang hanya bekerja
dengan menghambat reseptor dopamin D2 dan
golongan atipikal yang selain menghambat reseptor
dopamin D2, dia juga menghambat reseptor serotonin
5HT2 Pemberian obat-obatan antipsikotik didasarkan
pada gejala klinis yang timbul dan efek samping
masing-masing obat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai