BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan
dinamis antara dua orang atau lebih dalam sebuah interaksi tatap muka dan
terjadi pertukaran ide, makna, perasaan dan perhatian (Duldt Betty, 2006
berada di antara keduanya yaitu apa yang dikatakan perawat dan apa yang
2009:xv).
(Indrawati, 2003:48). Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Arwani (2003:50)
masalahnya.
komunikasi yang terapeutik, lama hari rawat klien menjadi lebih pendek dan
juga perawat harus dapat dipercaya dan diandalkan atas kemampuan yang
2.2.1.1 Komunikator
baik adalah
yang ingin disampaikan dapat diterima secara efektif oleh komunikan. Bentuk
muka, gerakan tubuh tertentu atau penggunaan nota dan tulisan (Anas
Tamsuri, 2006).
2.2.1.2 Komunikan
menerjemahkan pesan.
komunikator.
2.2.1.3 Pesan
adalah pesan yang dapat dipahami oleh komunikan secara utuh dan tidak
a. Sesuai konteks
komunikan
2.2.1.4 Saluran
dengan target indra pendengaran; media tulisan berupa gambar, peta, simbol,
gerakan tubuh, mimik wajah dengan target indra penglihatan; ataupun media
yang optimal (Anas Tamsuri, 2006:9). Menurut Anas Tamsuri (2006:9) syarat
pesan yang disampaikan telah diterima denga baik oleh komunikan. Umpan
2.2.2.1 Ikhlas
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa diterima
dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan
2.2.2.2 Empati
2.2.2.3 Hangat
(2009:144) adalah
memadai serta teknik dan etika komunikasi yang baik. Dengan demikian,
membawa dampak positif bagi klien. Perawat harus mengerti, menyadari dan
merawat tanpa ada perasaan khawatir, ragu maupun kecemasan (Abdul, et al,
2009:144)
adalah status dan peran yang jelas sehingga didapatkan peningkatan harga
aspek yang dimiliki mempunyai sifat pelayanan yang cepat, tepat serta dengan
dari ideal akan merasa rendah diri (Suryani, et al, 2006 dalam Abdul, et al,
2009:148).
dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) dan Abdul, et al (2009:149) ada tiga
secara terapeutik.
pembicaraan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat
waktu. Kata-kata adalah alat yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau
arti (Cangara, 2006). Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal
menerjemahkan kata dan ucapan. Oleh karena itu hindari pengggunaan kata
2.4.1.6 Humor
pernapasan.
benar (Purba:2003)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-
kata
sempurna
2.4.3.1 Kinesics
tubuh seperti ekspresi muka, sikap, gerakan tubuh, kontak mata. Melalui
ekspresi muka seperti posisi mulut, alis, mata, senyum dan lainnya. Perawat
sangat perlu melakukan validasi persepsi dan ekspresi muka yang ada pada
klien.
19
2008 yaitu
a. Berhadapan
Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan
sesuatu.
berkomunikasi
e. Tetap rileks
monitor umpan balik, ekspresikan emosi. Efek negatif dari tatapan seperti
2.4.3.2 Haptik
Tidak ada lagi jarak di antara dua orang waktu berkomunikasi. Atas
dasar itu maka ada ahli komunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu
2.4.3.3 Proxemics
Bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh ruang dan jarak antara
individu dengan orang lain pada waktu berkomunikasi atau antara individu
dengan objek.
2.4.3.4 Sentuhan
menunjukkan respon positif dan negatif tergantung dari orang yang terlibat
(1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920) dalam Abdul, et
al (2009:154) :
al, 2009:155)
e. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau
tangan
g. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan
umpan balik
h. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara, bila perlu duduk atau minimalkan
k. Memperhatikan dan mendengarkkan apa-apa yang tidak terucap oleh klien yang
2. Menunjukkan Penerimaan
bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa ikut menunjukkan keraguan atau
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai kondisi riil dari klien
tidak mengesankan “ya” atau “tidak”, akan tetapi memberikan peluang bagi klien
untuk mengekspresikan keluhannya tanpa adanya tekanan dari luar sehingga data
yang didapatkan merupakan data terapeutik, yaitu data yang dapat dipakai acuan
memberikan penguatan dan memperjelas pada pokok bahasan atau isi pesan
yang telah disampaikan oleh klien sebagai umpan balik sehingga klien
metode ini karena bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti berbeda.
Untuk itu perlu adanya klarifikasi, validasi maupun pengulangan kata yang
disampaikan agar pesan yang disampaikan sesuai dengan maksud dan tujuan
5. Klarifikasi
Contoh ; K : “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang Anda katakan”
P : “Apa yang Anda katakana tadi adalah Anda tidak yakin dapat
6. Memfokuskan
prinsip utama apabila kita ingin mendapatkan pembicaraan yang serius dengan
tingkat pemaknaan yang kuat (Stuart & Sundeen, 1995). Kalau menyimpang
perlu ada konsep kembali ke laptop seperti apa yang telah dilakukan Tukul
Arwana di televise. Contoh : “Hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan
7. Observasi
apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan saat tingkah laku
verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa pada klien (Abdul, et al, 2009:160).
8. Menawarkan Informasi
klien dan menambah rasa percaya diri klien terhadap perawat karena terkesan
9. Diam
pikiran atau ide sebelum diungkapkan kepada perawat. Diam diartikan seseorang
10. Meringkas
pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh: “Selama beberapa jam, Anda
meningkatkan motivasi kepada klien untuk berbuat yang lebih baik lagi (Abdul,
et al, 2009:162). Contoh : “Selamat pagi Ibu Sri, Saya perhatikan Ibu sudah
menyisir rambut Ibu, Saya senang melihat Ibu mulai latihan gerak”.
perilaku yang merugikan baik diri klien sendiri maupun orang lain tanpa ada rasa
bermusuhan. Contoh ; “Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman” (Abdul, et
al, 2009:163).
pembicaraan. Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti dalam
sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya
16. Refleksi
perasaannya sebagai bagian dari dirinya. Apabila klien bertanya apa yang harus
klien akan berusaha untuk menilai apa yang sedang ia pikirkan (Abdul, et al,
2009:163).
Menurut Teori Potter dan Perry (1993) dalam Anas Tamsuri (2006:14) dan
a. Perkembangan
mengerti pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun proses
berpikir dari orang tersebut. Berbeda cara berkomunikasi anak usia remaja
b. Persepsi
peristiwa. Persepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Dalam hal terhadap
komunikasi verbal dan non verbal perawat selama pasien dirawat. Apabila
pengalaman akan komunikasi perawat baik maka persepsi klien yang terbentuk
adalah baik dan sebaliknya. Diakui bahwa persepsi interpersonal sangat sulit
karena kita tidak akan mampu menangkap seluruh sifat orang lain dari berbagai
c. Nilai
bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha untuk
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Jadi faktor
e. Emosi
dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya
Selain itu perawat juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar
sadarnya.
dan mengelola emosi yang dimilikinya, mampu memahami emosi diri sendiri
dan orang lain serta mampu menggunakan perasaan untuk mengarahkan pikiran
dan tindakan orang lain. Dengan demikian pekerjaan orang tersebut lebih
efektif.
30
f. Pengetahuan
diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
(Notoadmodjo S, 2003).
Pengetahuan akan semakin baik dengan makin tinggi tingkat pendidikan dan
lebih mudah menerima dan mengelola pesan atau komunikasi dengan baik.
tertentu dan hal ini bermanfaat bagi pengembangan kesadaran diri perawat
Selain itu dengan tingkat pengetahuan yang tinggi perawat juga diharapkan
perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh pasien. Jika perawat
31
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
cara komunikasi seorang perawat pada klien akan berbeda tergantung perannya.
h. Sikap
terhadap stimulus atau obyek, sikap belum merupakan suatu tindakan tetapi
sendiri. Sikap yang hangat, bersahabat, ramah dan terbuka akan memungkinkan
menghargai orang lain, tertutup, dingin dan curiga dapat membuat proses
komunikasi terhambat.
i. Lingkungan
Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan
j. Jarak
rasa aman dan kontrol. Hal itu juga yang dialami klien saat pertama kali
dari empat fase yaitu: fase pre interaksi, fase perkenalan atau orientasi, fase
setiap fase terdapat tugas atau kegiatan perawat yang harus terselesaikan.
interaksi;
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien. Pada saat
pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan perawat untuk
hubungan saling percaya. Tugas-tugas perawat pada tahap ini antara lain :
bersikap terbuka, jujur, ihklas, menerima klien apa danya, menepati janji, dan
menghargai klien;
teridentifikasi. Bila tahap ini gagal dicapai akan menimbulkan kegagalan pada
penjelasan tentang identitas serta tujuan interaksi agar klien percaya kepada
perawat.
e. Evaluasi dan validasi. Berisikan pengkajian keluhan utama, alasan atau kejadian
yang membuat klien meminta bantuan. Evaluasi ini juga digunakan untuk
sebelumnya.
Tujuan orientasi adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat
sebelumnya.
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling
percaya sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Perawat dan klien
mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan pulang. Perawat dan
meminta klien menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan atau respon
(Suryani,2005);
36
c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Hal ini
sering disebut pekerjaan rumah (planning klien). Tindak lanjut yang diberikan
harus relevan dengan interaksi yang baru dilakukan atau yang akan dilakukan
pada pertemuan berikutnya. Dengan tindak lanjut klien tidak akan pernah
sementara dan terminasi akhir, adalah bahwa pada terminasi akhir yaitu
Tabel 2.1
2. Tahap Orientasi
pertemuan lanjutan
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
2.8.1 Pengertian
lingkungan, juga sebagai pusat untuk latihan tenaga kesehatan serta penelitian
Rumah sakit jiwa adalah rumah sakit yang mengkhususkan diri dalam
perawatan gangguan mental serius. Rumah sakit jiwa sangat bervariasi dalam
dalam jangka pendek atau terapi rawat jalan untuk pasien berisiko rendah.
Pasien atau orang sakit adalah seseorang yang menderita atau yang
dahulu dan memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat pada suatu unit
pelayanan terhadap orang yang masuk rumah sakit dan menempati tempat
medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya ( Depkes RI, 1987 dalam dokter
irga, 2012).
a. penjelasan apa yang diderita pasien dan tindakan apa yang hendak dilakukan.
40
tindakan medis.
variabel-variabel yang ingin diamati. Kerangka teori menurut Potter dan Perry
(1993) dalam Anas Tamsuri (2006) Muchlisin Riadi (2012) sebagai berikut
Persepsi
Nilai
Jarak
Emosi
Pengetahuan
Sikap
41