Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER SERVIKS

Di Susun Oleh :

1. Desi Ratnasari (920173011)


2. Devi Oktania (920173012)
3. Dewi Novia Ningrum (920173013)
4. Dian Fitria Agustina (920173014)
5. Diana Lestari (920173015)
6. Dyah Ayu Kusumastuti (920173016)
7. Eva Noor Hadiyanti (920173018)
A. PENGERTIAN

 Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher


rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari
rahim yang menempel pada puncak vagina. (Diananda, Rama,
2009)
 Menurut Langhorne, Futton, Otto (2011), serviks atau leher
rahim sepertiga lebih rendah dari rahim atau uterus.
 Kanker serviks adalah penyakit yang menyerang rahim dengan
pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel -sel
tersebut untuk menyerang jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastatis).
(Wuto, 2008 dalam Padilla, 2012 )
B. ETIOLOGI

Penyebab kanker serviks belum jelas


diketahui, namun ada beberapa faktor resiko
predeposisi yang menonjol antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubngan seksual.
2. Jumlah kehamilan dan partus
3. Jumlah perkawinan
4. Infeksi virus
5. Sosial ekonomi
6. Hygiene dan sirkumsisi
7. Merokok dan AKDR
8. Radioterapi dan pap smear
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala Kanker Serviks menurut Dedeh Sri Rahayu
2015:
1. Keputihan, makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh -
sembuh. Terkadang bercampur darah.
2. Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala serviks
70-85%.
3. Perdarahan spontan : perdarhan yang timbul akibat
terbukanya pembuluh darah dan semakin lama
semakin sering terjadi.
4. Perdarahan pada wanita menopause
5. Anemia
6. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang
menyebabkan obstruksi total.
7. Nyeri
 Rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam
berkemih, nyeri didaerah sekitar panggul
 Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka kan terjadi
pembengkakan diberbagai anggota tubuh seperti betis, paha dan
sebagainya.
D. KLASIFIKASI CA SERVIKS

 Stage 0 : pre invasive


 Stage 1 : Ca. terdapat pada serviks
 Stage 1a : Ca. disertai inbasi dari stoma yang hanya diketahui
secara hispatologi
 Stage 1b : semua kasus lainnya dari stage 1
 Stage II : sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke
panggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak
melebihi dua pertiga bagian proksimal.
 Stage III : sudah sampai dinding panggul dan sepertiga bagian
bawah vagina.
 Stage IIIb : sudah mengenai organ-organ lain
 Stage IV : proses keganasan telah keluar dari panggul kecil ,
atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum dan atau
kandung kemih
 Stage IVa : proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah
menginfiltrasi mukosa rectum dan atau kandung
kemih.
 Stage IVb : telah terjadi penyebaran jauh
(Dr. Imam Rasjidi, 2010)
E. PATHOFISIOLOGI
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka
regresi yang tinggi. Waktu diperlukan dan displasia menjadi kar sinoma
insitu (KIS) berkisaran antara 1 -7 tahun sedangkan waktu yang
diperlukan dari kar sinoma insitu menjadi invasif adalah 3 -20 tahun.
Kanker ser viks biasa timbul di daerah yang disebut
sauvamocolumnar junction (SCJ) yaitu batas epitel yang melapisi
oktoser viks (por sio) dan endoser viks kanalis ser viks, dimana secara
histologik terjadi perubahan dari epitel ektoser viks yaitu epitel skuamosa
berlapis dengan epitel endoser viks yaitu epitel kuboid atau kolumnar
pendek sekapis ber silia. Letak SCJ dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas
seksual dan paritas. Pada wanita muda SCJ berada diluar ostium uteri
eksternum, sedangkan pada wanita usia diatas 35 tahun SCJ berada
didalam kanalis ser viks oleh kerna itu pada wanita muda SCJ yang berada
diluar ostium eksternum ini rentan terhadap faktor luar berupa mutagen
yang akan displasia dari SCJ ter sebut. Pada wanita dengan aktivitas
seksual tinggi, SCJ terletak di ostium eksternum karena trauma atau
retraksi otot oleh prostagiandin.
Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada
epitel ser viks, epitel kolumbar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang
diduga ber sal dari cadangan epitel kolumnar. Proses pergantian epitel
kolumnar menjadi epitel skuamosa disebut proses metaplasia dan terjadi
akibat pengaruh PH vagina yang rendah .
F. PATHWAY

Back to
G. PENATALAKSANAAN

1 . Pengobatan pada lesi prakanker bisa berupa :


 Kriosurgeri ( pembekuan )
 Kauterisasi ( pembakaran, juga disebut diatermi )
 Pembedahan leser untuk menghancurkan sel -sel yang
abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat disekitarnya.
 LEEP ( Loop Elektrosurgical Excision Procedure ) atau
konisasi
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke panggul , digunakan
obat-obatan untuk membunuh sel -sel kanker.
4. Terapi Biologis
Pada terapi biologis digunakan zat -zat untuk
memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyaki
2. Pembedahan
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi
dianjurkan untuk menjalani histerektomi .

5. Cytostatik
Bleomycin,terapi terhadap karsinoma
serviks yang radioresisten 5 % dari karsinoma
serviks adalah resisten terhadap radioterapi.
6. Vaksinasi
Vaksinasi HPV dapat memiliki implikasi
penting bagi peningkatan kesehatan
perempuan dan menurunkan kematian akibat
kanker serviks
F. PENGKAJIAN

Usia saat per tama kali melakukan hubungan seksual salah satu
faktor yang
menyebabkan kanker ser viks ini adalah menikah dibawah umur 1 8 tahun.
1 . Perilaku seks berganti-ganti pasangan
Dengan perilaku ter sebut kemungkinan virus penyebab terjadinya
kanker ser viks dapat ditularkan dengan mudah
2. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat
melakukan pap smear secara rutin dan pola hubungan seksual yang tidak
sehat
3. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan
kurangnya pemahaman mengenai pencegahan dan penanganan kanker
ser viks
4. Aspek mental : harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, peran
diri, emosional
5. Perineum : keputihan, bau, keber sihan
Keputihan yang gatal dan berbau adalah tanda dari kanker leher
rahim yang mulai mengalami metaste
6. Nyeri (daerah panggul atau tungkai)
 nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah
mendesak dan abnormalita pada organ -organ daerah panggul
7. Perasaan berat akibat daerah perut bagian bawah
Sel-sel kanker yang mendesak mengakibatkan gangguan
pada syaraf-syaraf disekitar panggul dan perut, sehingga
menimbulkan perasaan berat pada daerah tersebut
8. Gaya hidup
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan -makanan
cepat saji dapat memicu sel kanker untuk tubuh dengan cepat,
pada orang-orang dengan berganti-ganti pasangan dengan
mengesampingkan efek negatifnya kemungkinan besar dapat
timbul gejala-gejala tersebut sehingga mengarah pada terjadinya
kanker leher rahim.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Kekurangan volume cairan b.d kegagalan mekanisme regulasi


Domain 2 Nutrisi Kelas 5 Hidrasi Kode: 00027)
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
(Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Kode: 00002)
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
(Domain 6 Per sepsi Diri Kelas 3 Citra Tubuh Kode: 00118)
4. Nyeri Akut b.d A gens cedera fisik
(Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik Kode:
00132)
5. Gangguan eliminasi urine b.d Infeksi saluran kemih
(Domain 3 Eliminasi dan Per tukaran Kelas 1 Fungsi Urinarius
Kode: 00016)
6. Ansietas b.d Ancaman kematian
(Domain 9 Koping/Toleransi Stres Kelas 2 Respons Koping Kode:
00146)
7. Kerusakan Integritas Kulit b.d gangguan turgor kulit
(Domain 11 Kelas 2 Kode: 00046)
H. INTERVENSI KEPERAWATAN

1 . DX 1 . Kekurangan volume cairan b.d kegagalan mekanisme


regulasi
Tujuan :
Pasien memenuhi kebutuhan volume cairan

Intervensi :
 Monitor ttv
 Kaji penyebeb kekurangan cairan
 Berikan pasien banyak minum sedikit tapi sering
 Monitor tanda-tanda dehedrasi
 Kaloberasi dengan tim medis dalam pemberian cairan infus
2. DX 2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrient
Tujuan :
 Pasien menghabiskan diet dari rumah sakit
 BB pasien tidak turun

Intervensi
 Observasi intake makanan pasien
 Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
 Edukasi pasien untuk menghabiskan diet rumah sakit
 Edukasi pasien pentingnya asupan makanan bagi kesehatan
pasien
 Kelola diet yag sesuai untuk pasien dengan ahli gizi
DX 3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh

Tujuan :
 Mampu menyesusaikan terhadap perubahan fungsi tubuh
 Gambaran diri meningkat

Intervensi :
 Bina hubungan saling percaya
 Berikan kesempatan pasien untuk menggungkapkan
perasaannya
 Dukung upaya pasien untuk memperbaiki citra tubuh
 Bantu pasien yang cemas mengembangkan kemampuan
unutuk menilai diri dan menganalisis masalah
4. DX 4. Nyeri Akut b.d Agens cedera biologis
Tujuan :
 mampu mengontrol
 melaporkan nyeri berkurang
 mampu mengenali nyeri

Intervensi :
 Monitor ttv
 Lakukan peningkatan nyeri secara komprehesit
 Gunakan Teknik non farmokolagi relaksasi nafas dalam
 Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri
5. DX 5. Gangguan eliminasi urine b.d Infeksi saluran kemih

Tujuan
 Kandung kemih kosong secara rutin
 Balance cairan seimbang
 Intake cairan dalam batas normal

Intervensi
 Monitor cairan urin
 Monitor efek dari obat -obatan yang di resepkan
 Membantu dengan toilet secara berkala
 Intruksi cara-cara untuk menghindari infeksi
6. DX 6. Ansietas b.d Ancaman kematian

Tujuan :
 Pasien tampak rileks dan tidak cemas lagi

Intervensi :
 Monitor ttv
 Kaji ansietas pasien
 Anjurkan keluarga untuk slalu menemani pasien
 Anjurkan pasien untuk slalu berdoa
 Ajarkan pasien terapi relaksasi
7. DX 7. Kerusakan Integritas Kulit b.d gangguan turgor kulit

Tujuan :
 Turgor kulit pasien baik

Intervensi :
 Monitor ttv
 Menejemen cairan elektrolit
 Anjurkan pasien memakai pakaian longgar dan tipis
 Anjurkan pasien untuk rutin mandi atau sibin 2xsehari
 Anjurkan pasien untuk pindah posisi tidur

Anda mungkin juga menyukai