PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur reformasi total itu adalah tuntutan pemberian otonomi yang luas
kepada daerah Kabupaten dan Kota. Tuntutan seperti ini adalah wajar, paling tidak untuk
dua alasan. Pertama, investasi pemerintah pusat yang telalu besar di masa yang lalu telah
menimbulkan masalah rendahnya kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah dalam
mendorong proses pembangunan dan kehidupan demokrasi di daerah (Mardiasmo,
1999). Arahan dan statutory requirement yang telalu besar dari pemerintah pusat terseubt
menyebabkan inisiatif dan prakarsa daerah cenderung mati sehingga pemerintah daerah
seringkali menjadikan pemenuhan peraturan sebagai tujuan dan bukan sebagai alat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Salah satu yang berimbas pada arah otonomi daerah adalah sistem pelayanan
kesehatan yang merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai lebih
efektif, efisien dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan bergantung
pada berbagai komponen yang ada baik dana, fasilitas penunjang maupun Sumber
Daya ,Manusia (SDM) yang ada dalam hal ini perawat, dokter, radiologi, ahli fisioterapi,
ahli gizi dan tim kesehatan lainnya. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan
kesehatan yang efektif dengan memperhatikan nilai – nilai budaya yang dianut oleh
komunitas. Perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada
masyarakat secara berkualitas. Tiga pengertian yang terkandung dalam sistem pelayanan
kesehatan yaitu konsep dasar sistem, konsep dasar kesehatan dan sistem pelayanan
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa permasalahan yang akan dibahas antara lain :
1. Pengertian Konsep dasar sistem
2. Pengertian Standar Praktik Keperawatan
3. Pengertian Total Quality Management (TQM)
4. Jenis Pelayanan Kesehatan
5. Kaitan antara sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan era otonomi daerah dengan
trend Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK)
6. Contoh aplikatif penerapan sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan era otonomi
daerah dengan trend Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK)
C. Tujuan
Ada 2 (dua) tujuan dalam pembuatan masalah ini yaitu :
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya yaitu mahasiswa mengerti dan memahami konsep dasar
sistem, standar praktik keperawatan, pengertian Total Quality Management (TQM),
jenis pelayanan kesehatan Kaitan antara sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan
era otonomi daerah dengan trend Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS PK)
b. Tujuan Khusus
1. Memenuhi tugas mata kuliah mutu pelayanan dan Dimensi mutu
2. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dasar sistem
3. Agar mahasiswa mengetahui Standar Praktik Keperawatan
4. Agar mahasiswa mengetahui Total Quality Management (TQM)
5. Agar mahasiswa mengerti Jenis Pelayanan Kesehatan
6. Menjadi salah satu bahan dalam melihat Kaitan antara sistem pelayanan kesehatan
dan kebijakan era otonomi daerah dengan trend Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS PK)
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah dan tujuan
Dalam bab ini berisikan tentang konsep dasar sistem, standar praktik keperawatan,
Dalam bab ini penulis menyampaikan berbandingan antara pelayanan kesehatan dan
kebijakan era otonomi daerah dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini penulis menarik kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan
LANDASAN TEORI
Dari pengertian diatas, pengertian sistem dapat dibedakan menjadi dua macam;
2. Ciri-ciri sistem
Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah
kelompok V Konversi
4
Ciri-ciri pokok yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Menurut Elias M. Awad (1979)
Sistem bukanlah sesuatu yang berada diruang hampa, melainkan selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Sistem dapat dibedakan atas dua macam yaitu;
1) Sistem bersifat terbuka
Dikatakan terbuka apabila sistem tersebuut berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.
Dari dua pendapat ahli tersebut dapat dibedakan atas empat macam
1. Dalam sistem terdapat bagian atau elemen yang satu sama lain saling
berhubungan dan mempengaruhi, dalam arti semuanya berfungsi untuk
mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkn
2. Berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
3. Dalam melaksanakan fungsi terdebut, semua bekerja sama seccara bebas
namun terkait.
4. Sekalipun sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu, bukan berarti ia
tertutup terhadap lingkungan
3. Unsur sistem
Umpan Balik
masukan proses keluaran dampak
1. Masukan adalah kumpulan bagian yang ada dalam sistem dan yang diperlakukan
untuk dapat berfungsinya sistem tersebut
2. Proses adalah kumpulan bagian yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi
untuk mengubah masukan jadi pengeluaran yang direncanakan
3. Keluaran adalah kumpulan bagian yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam sistem
4. Umpan balik adalah kumpulan bagian yang merupakan keluaran dari sistem
sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut
5. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
6. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak boleh dikelola oleh sistem,
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem
Kumpulan bagian yang ada dalam masukan proses, dan keluaran banyak macamnya
dalam administrasi kesehatan. Semuanya dapat dibedakan menjadii dua macam;
4. Jenjang sistem
Yang dimaksud penjenjangan sistem adalah pembagian sisten ditinjau dari sudut
peranan dan kedudukannya terhadap lingkungan. Pejenjangan sistem dapat dibedakan
atastiga macam, yaitu;
1. Supra sistem
Adalah lingkungan dimana sistem itu berada.
2. Sistem
Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah
kelompok V Konversi
6
Adalah sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan subjek pengamataan
3. Subsistem
Adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk sistem pula
Kesehatan menurut WHO, 1947 adalah suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap,
meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Bukan semata-mata bebas dari
penyakitdan/atau kelemahan. (Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. Ilmu Keperawatan
Komunitas Pengantar dan Teori)
White (1977) sehat adalah dimana seseorang ketika diperiksa oleh seorang ahlinyatidak
mempunyai keluhan atau tanda-tanda penyakit atau kelainan.sedangkan sistem kesehatan
adalah kumpulan dari berbagai faktor yang konpleks dan saling berhubungan yang terdapat
dalam suatu negara.
Untuk negara indonesia, pengertian sistem kesehatan dikenal dengan istilah Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), yaitu suatu tatanan yang mencerminkan bangsa indonesia untuk
meningkatkan kemampuam untuk mencapai derajat kesehatan yang optimalsebagai
perwujutan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Konsep prima artinya harfiah “yang terbaik”. Jadi pelayanan prima berarti pelayanan terbaik
yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.berarti
ukuran terbaik sangat relatif dang biasanya dikaitkan denganstandar pelayanan minimal
(SPM). Pelayanan prima dapat dibedakan menjadi tiga level;
1. Pelayanan yang dianggap terbaik oleh lembaga pemerintah yang belum memiliki
SPM. Lembaga ini memiliki kewajiban segera menyusun SPM
2. Pelayanan yang sesuai dengan SPM. Begi lembaga yang sudah memiliki SPM
3. Pelayanan yang melebihi persyaratan SPM. Bagi lembaga yang telah melakukan,
wajib memperbarui SPM untuk menampung ide-ide maupun trobosan baru.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memiliki ciri-ciri yang dikenal dengan istilah
P-E-R-S-O-N-A-L-I-T-Y, sebagaimana telh diterapkan pelayanan didunia usaha :
1. Pleasantness Seorang petugas harus mampu menyenangkan pelanggan
Selain itu, dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat juga harus
memperhatika prinsip: S-E-R-V-I-C-E
1. Service for everyone Selalu senyum kepada setiap orang
2. Exellence in everything we do Selalu melakukan terbaik dalam bekerja
3. Reaching out to every guest eith puskesmas Menjangkau tiap orang dengan
puskesmas
4. Viewing every guest as special Pelakuan tamu sebagai orang istimewa
5. Inviting guest to retum Mengundang tamu untuk kembali
6. Creating a warm atmosphere Menciptakan suasana kehangatan dan keakraban dengan
tamu
7. Eye contact that shows we care Kontak mata dengan tamu sebagai wujud perhatian
1. Mengutamakan pelanggan
2. Sistem yang efektif
3. Melayani dengan hati nurani
4. Perbaikan berkelanjutan
5. Memberdayakan pelanggan
Standar pelayanan berbentuk suatu dokumentasi rincian teknis dari sebuah pelayanan.
Biasanya mencakup penyataan visi, dan misi pelayanan, prosedur pelayanan, dena
alur pelanggan, ketentuan tarif, prasyarat pelayanan,klasifikasi pelanggan, jenis
layanan, jaminan mutu dan janji pelanggan
Mengacu pada tingkat baik tidaknya berharga atau tidaknya sesuatu. Ukuran mutu
pelayanan sering dijumpai diberbagai bidang kajian, yaitu:
1. Nyaman dipergunakan
2. Memuaskan pelanggan
3. Sesuai harapan pelanggan
4. Tersedia dan tepat waktu
5. Murah
Karakteristik Jasa
1. Tidak berwujud
2. Tidak terpisahkan
3. Keanekaragaman
4. Tidak tahan lama
Pelayanan Keperawatan
Bantuan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Asuhan keperawatan bermutu jika;
1. Pengertian
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan
minimal dalam membarikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam
2. Lingkup
Lingkup Standar Praktik Keperawatan Indonesia meliputi :
a. Standar Praktik Professional
a) Standar I Pengkajian
b) Standar II Diagnosa Keperawatan
c) Standar III Perencanaan
d) Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Impelementasi)
e) Standar V Evaluasi
Bagi karyawan
Bagi pelanggan
Dilakukan agar:
1. Audit, yaitu pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proded, lingkungan dan
keluaran apakan dilaksanakan sesuai standar
2. Review, yaitu penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya,
dan laporan kejadian/keselakaan
3. Survei, dilaksanakan melalui kuesioner, misal; surve kepuasan klien
4. Observasi, yaitu melakukan pengamatan seccara langsung terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien
Contoh;
Bagi pelanggan
5. Audit, yaitu pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proded, lingkungan dan
keluaran apakan dilaksanakan sesuai standar
6. Review, yaitu penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya,
dan laporan kejadian/keselakaan
7. Survei, dilaksanakan melalui kuesioner, misal; surve kepuasan klien
8. Observasi, yaitu melakukan pengamatan seccara langsung terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien
TQM didasarkan pada kemampuan individu dalam proses pelayanan, hasil dan selalu
merespons keluhan pelanggan.
2. KONSEP TQM
a. TQM adalah sebuah filosofi untuk menentukan visi dan misi organisasi
Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah
kelompok V Konversi
15
Sebagaimana fungsi nya yang berperan sebagai filosofi dalam manajemen, TQM
memelukan suatu perubahan dalam budaya dan kinerja organisasi. Oleh karena
itu organisasi harus melaksanakan tugas – tugas yang telah ditetapkan sesuai
dengan tanggung jawabnya.
Organisasi harus memfokuskan pada adekuat atau tidaknya proses kerja
(bukan pada pekerjanya) sebagai sumber suatu kesalahan
Staf harus dilatih tentang TQM mulai dari manajer, menengah sampai
bawah
Membantu suatu infrastruktur yang memberikan kesempatan kepada orang
untuk menyelesaikan masalah, menghilangkan hambatan dan memberikan
kebebasan kepada staf dari ketakukan serta kesalahan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
A. KARAKTERISTIK TQM
Karakteristik TQM adalah sebagai berikut :
a. Fokus pada pelanggan (eksternal maupun internal)
b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan
d. Memiliki komitmen dan kerja sama tim
e. Memberbaiki proses secara berkesinambungan
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
g. Memiliki kesatuan tujuan
h. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dan staf.
Mutu Pelayanan dapat diukur dengan menggunakan tiga variabel yatiu input, proses
dan output/outcome.
E. KEPUASAN PELANGGAN
Pengertian pelanggan (L.L, Freeport, Maine) pelanggan adalah orang yang tidak
bergantung pada kita, tetapi kita yang bergantung padanya. Pelanggan adalah orang
yang teramat penting yang harus dipuaskan
A. PENGERTIAN
Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) ada dua macam jenis pelayanan
kesehatan :
1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
2. Pelayanan Kedokteran
a) KLINIK
Berdasarkan pada permenkes no 28/menkes/per/I/2011 Tentang Klinik, Klinik
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dati satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter
gigi, atau dokter gigi spesialis.
b) PUSKESMAS
Pelayanan dasar rumah sakit: rawat jalan, rawat inap, dan rawat
darurat. Rawat jalan merupakan pertolongan kepada penderita yang masih
cukup sehat untuk pulang kerumah.
Dari bentuk pelayan rumah sakit tersebut diatas maka jenis pelayanan
rumah sakit dikelompokkan atas:
Masalah Kesehatan
Hal ini dapat menimbulkan berbagai ampak negatif yang merugikan, diantaranya :
a) Makin renggang nya hubungan antara petugas kesehatan (tenaga medis,
paramedis dan klien)
b) Makin mahalnya biaya kesehatan
4. Ekonomi
Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan hanya dapat dirasakan oleh
orang – orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk memperoleh fasilitas
pelayan kesehatan yang dibutuhkan, berbeda dengan masyarakat ekonomi rendah
yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan paripurna. Akibatnya masyarakat
enggan untuk mencari diagnosis dan pengobatan.
5. Politik
Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah
kelompok V Konversi
26
Kebijakan pemerintah berpengaruh kepada bagaimana pelayanan keshatan
diberikan dan siapa yang menanggung biaya pelayanan keshatan. Adanya
pengobatan gratis di Pusat Pelayanan Masyarakat menjadi kabar baik bagi
masyarakat yang kurang mampu. Namun demkian kebijakan ini jangan sampai
mengurangi mutu pelayanan kesehatan yang ujung-ujungnya karena tidak
mendapat keuntungan dari program tersebut.
Hubungan yang bersifat desentralistik bermula dari yang tertuang dalam UU No.22
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Definisi otonomi daerah
menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah kewenangan daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan. Kedua
undang-undang tersebut lalu direvisi dengan dikeluarkannya UU No.32 tahun 2004
tentang pemerintahan daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
Salah satu yang menjadi bagian dari Standart Pelayanan Minimal (SPM) adalah
bidang kesehatan.
Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah
kelompok V Konversi
28
Indikator kesehatan merupakan bagian dari parameter publik. Ada lima isu strates
indikator kesehatan :
1. Aksesibilitas layanan
2. Ketercukupan SDM, sarana dan prasarana kesehatan
3. Komitmen anggaran Pemda dalam anggaran pendapatan dan belanja Daerah
(APBD)
4. Sistem perlindungan
5. Partisipasi masyarakat dalam pemberian penyelenggaraan kesehatan
BAB IV PEMBAHASAN
Sejak tahun lalu, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK). Prinsipnya sederhana, melakukan kunjungan
ke seluruh keluarga untuk mengetahui tentang masalah kesehatannya. Telah
dikembangkan 12 indikator keluarga sehat, yang secara keseluruhan membentuk
indikator komposit yaitu IKS (Indeks Keluarga Sehat).
Atas dasar ke 12 indikator tersebut, keluarga dinyatakan sehat bila >80% tergolong
baik.
c. Evaluasi
Peemantauan dan pengendalian
Mengembangkan sistem pelaporan
Memberikan umpan balik pelaporan pada puskesmas dan kecamatan
Pemetaan wilayah berdasarkan hasil evaluasi.
Program strategis nasional adalah program yang ditetapkan presiden sebagai program
yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu tertuang dalam NAWA CITA
Presiden JOKO WIDODO poin nomor 5 (lima) “akan meningkatkan kualitas hidup
manusia indonesia melalui layanan kesehatan masyarakat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terciptanya sektor kesehatan yang efisien dan akan menghasilkan sumber daya yang
berkualitas dengan kesehatan yang baik akan meningkatan kesempatan bagi individu
untuk menghasilkan pendapatan, kemampuannya untuk merawat keluarga dan
meningkatkan partisipasinya dalam aktifitas komunitas
Tinggi nya tingkat efisiensi sektor kesehatan membuat pemerintah harus meningkatkan
kinerja nya melalui peningkatan program kesehatan yang berhubungan secara langsung
dengan kondisi kesehatan masyarakat. Peningkatan kesehatan bukan hanya dilakukan oleh
pemerintah tetapi juga dibutuhkan peran serta warganya dengan cara meningkatkan
kesadaraan warga atas pentingnya kesehatan.
B. Saran
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya
serta buku ini dapat menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Prof.Dr. Mardiasmo, MBA, Ak. Otonomi dan manajemen keuangan daerah. 2002.
Yogyakarta : Andi, 09
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. Total Quality Management”. 2003. Yogyakarta : Andi
Syafrudin, SKM, Mkes, Siti Masitoh, SKp, Mkes, Taty Rosyanawaty, App. Managemen
Mutu Pelayanan Kesehatan Untuk Bidan. 2011. Jakarta : KDT
Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika
dr. Untung Suseno Sutarjo, Mkes. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluaraga.2016. Jakarata : Kementerian Kesehatan RI
PMK Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan
Keterkaitan SPM Bidang Kesehatan, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. RAKERKESNAS. 2017. Jakarta
http://www.depkes.go.id/article/view/17071400008/puskesmas-terapkan-
pis-pk-masyarakat-tidak-perlu-berobat-ke-rs.html
https://www.kanal-kesehatan.com/4599-forum-dialog-program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga
http://www.kompasiana.com/kartikasari227/desentralisasi-kesejahteraan-
dan-kemudahan-akses-layanan-kesehatan
https://www.google.com/search?
q=hubungan+antara+era+otonomi+daerah+dengan+jaminan+kesehatan+nas
ional