KLIMAKTERIUM
DISUSUN
BANJARMASIN
2020/2021
1|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM 4
C. ETIOLOGI 5
D. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (Fisiologis) 6
E. PATOFISIOLOGI 10
F. MANIFESTASI KLINIS 11
G. PENATALAKSANAAN 13
DAFTAR PUSTAKA 15
2|Page
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu
bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium
dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena
itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena
merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang
bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian klimakterium ?
b. Apa saja masa-masa klimakterium?
c. Bagaimana etiologi klimakterium?
d. Apa saja perubahan yang terjadi pada masa klimakterium?
e. Bagaimana patofisiologi klimakterium
f. Apa manifestasi klinis klimakterium
g. Apa saja pemeriksaan diagnostic klimakterium
3|Page
h. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium
C. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu pengertian klimakterium
b. Mengetahui masa-masa klimakterium
c. Mengetahui etiologi klimakterium
d. Menjelaskan perubahan pada masa klimakterium
e. Mengetahui patofisiologi klimakterium
f. Mengetahui manifestasi klinis klimakterium
g. Mengetahui Pemeriksaan diagnostic klimakterium
h. Mengetahui Penatalaksanaan klimakterium
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
a.
dalam fase pertama klimakterium ini, menstruasi Anda belum
berhenti, hanya saja akan datang secara tidak beraturan. Misalnya, Anda
bisa saja datang bulan setiap 30 hari, tapi kali ini berlangsung 60 hari
sekali atau bahkan lebih.
b. Perimenopause
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya <
5|Page
18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang
anovulatorik. Pada sebagian wanita
c. Menopause
Fase ini ditandai dengan keluarnya menstruasi terakhir dalam hidup
Anda. Meskipun demikian, Anda kemungkinan tidak akan menyadari
sudah masuk masa menopause hingga satu tahun setelah haid terakhir,
mengingat haid yang tidak teratur sebelumnya.
d. Pascamenopause
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senium
yang dimulai setelah 12 bulan amenorea Tahap akhir dari klimakterium
adalah pascamenopause, Anda sudah tidak mungkin lagi hamil.
e. .Senium
Seorang wanita disebut senium bila telah memasuki usia pasca
menopause lanjut sampai usia > 65 tahun.
C. ETIOLOGI
6|Page
beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa
ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti
sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya
pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-
hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah
fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan
ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH.
Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik
untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara endokrinologis, klimakterik
ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-
800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada
pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen
mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa
gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan
gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita
berbeda-beda bergantung pada:
7|Page
Lipatan-lipatan menjadi pendek, menipis, mengkerut, endotalping,
adannya serabut getar dalam tuba (sillia) kemudian menghilang.
c. Ovarium
- Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berkurang
- Usia 45-50 tahun, rata-rata sel primordial menurun sampai deng
d. Serviks
Serviks akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina
atropilatita servikal, kanalis servikalir memendek, meneyrupai
ukuran serviks vundus pada masa adolescent.
e. Vagina
Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan
hilangnya ruage (lipatan-lipatan vagina)
- Berkurangnya pembuluh dara
- Penurunan elastisitas
- Secret vagina encer, indeks korio, piknotik menurun
- Privagina (basah botderline) oleh karena peningkatan cadanga
gula dalam sel→mudah infeksi
f. Vulva
- Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak,
jaringan elastis.
- Kulit menipis, pembuluh dara berkurang→pengerutan lipatan
vulva
- rambut di mons pubis berkurang tebalnya
- nyeri saat sengama (dispareunia), mengkerutnya introitus
8|Page
2. Anatomi
3.
9|Page
Lemak di bawah kulit berkurang, atrofi otot sekitarnya,
menyebabkan tonus sfingter melemah, dan menghilang, sering
terjadi inkontinensia alvivagina (buang air kecil dan besar tidak
terasa).
c. Vesika urinaria (blodder)
Aktivitas kendali, sfingter dan otot detrusor (otot-otot
blodder/kandung kemih) mengilang sehingga sering terjadi tidak
kuat menahan rasa ingin buang air kecil
d. Kelenjar payudara
lemak subcutan diserab, parenkim atrofi, lobulus menciut,
stroma jaringan ikat vibrosa menebal, putting susu mengecil,
kurang erektil, pigmentasi berkurang sehingga payudara mendatar
dan mengendor
10 | P a g e
Produksi hormone estrogen pada wanita pasca menopause
berkurang tetapi tidak hilang sama sekali. Menurut Siiteri dan Mac
Donald, produksi esterogen pada wanita pascamenopause terjadi
melalui mekanisme “aromatisasi ekstraglandula”, yaitu bukan dari
ovarium. Hanya sedikit esterogen (jika ada) yang disekresi dari
ovarium esterogen yang berasal dari aromatisasi ekstraglandula ini
disebut sebagai estron (E1), yang secara biologi lebih lemas
daripada esterogen dari ovarium yang disebut dengan estrodiol
(E2).
f. Osteopenia (Pengurangan Kadar Mineral Tulang) sampai
Osteoporosis (Pengeroposan Tulang)
Dengan turunnya kadar esterogen maka proses pematangan sel
tulang (osteoblast) terhambat, dan dua hormone yang berperan
dalam, proses ini, yaitu vitamin D dan PTH (parathyroid hormon)
pun turun, sehingga dimulailah proses berkurangnya kadar mineral
tulang. Apabila ini berlanjut terus, yang berhubungan dengan ,
kelanjutan harapan hidup, maka akan tercapai keadaan
osteoporosis, yaitu keadaan kadar mineral tulang yang sedemikian
rendah sehingga tulang menjadi mudah patah. Diketahui 85%
wanita menderita osteoporosis yang terjadi ± 10 tahun setela
menopause atau 8.
E. PATOFISIOLOGI
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin
sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi
kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnyareaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.
Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu ternyata ya
ng paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
KLIMAKTERIUM
Penurunan fungsi ovarium
↓
Berkurangnya kemampuan ovarium Menjadi rangsangan gonadotropin
↓
Terganggunya interaksi antara Hipotalamus-Hipofisis
↓
Kegagalan fungsi korpus luteum
↓
Penurunan fungsi steroid ovarium
↓
Berkurang respon timbal balik negative terhadap hipotalamus
↓
Peningkatan produksi FSH dan LH
11 | P a g e
↓
Yang paling mencolok adalah peningkatan FSH
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala fisik :
a. Hot flushes di mulai dari :
Pipi terasa panas dan merah. Menjalar keleher, tengkuk, dan dada bahkan
seluruh tubuh.
b. Diikuti vasokontriksi yang menimbulkan perasaan dingin.
c. Saat timbul panas diikuti pengeluaran keringan, malam hari : night sweats.
d. Penurunan estrogen akan mempengaruhi semua endrogen sehingga
menimbulkan gejala klinis.
e. gejala klinis ini mungkin dapat diterima, tetapi sebagian
memerlukan pengobatan hormon pengganti.
f. Perdarahan tidak teratur, meliputi peningkatan interval antara
periodemenstruasi atau tidak datangnya periode menstruasi.(Brooker,
2009)
Gejala psikologis :
a. merasa kurang menarik terhadap suami
b. perasaan murung tanpa sebab.
c. mudah tersinggung
d. depresi
e. kelelahan
f. Semangat berkurang
g. sulit tidur.
12 | P a g e
h. Jari-jari atrofi
i. Gangguan usus
Gangguan somatic :
a. Gangguan haid / amenorea
b. Inkontinensia urin (54 tahun)
c. Disuria
d. Osteoporosis (mulai sekitar usia 57 tahun)
e. Arthritis
f. Aterosklerosis (mulai sekitar usia 63 tahun)
g. Sklerosis koroner. ( Sarwono, 2005 ).
13 | P a g e
kadara estrogen menyebabkan tulang yang tua menjadi cepat rapuh
dari pada tulang yang baru, hal ini menyebabkan tulang secara
perlahan menjadi tipis.
Estrogen di perlukan untuk mengubah vitamin D menjadi
kalsitonim yang esensial dalam absorpsi kalsium oleh usus halus.
Penurunan absorpsi kalsium, penipisan tulang, membuat wanita
paskamenopause beresiko menglami masalah yang berhunbungan
dengan esteoporosis. Saat wanita berusia 80 tahun kehilangan 47%
tulan trabekular di vertebra, pelvis, dan tulang pipih lain dan epipisis.
Asupan kalsium yang rendah merupakan factor resiko, khususnya
selama masa remaja (John ston, longcope,1990). Asupan tinggi protein
atau kafein meningkatkan ekskresi kalsium. Merokok, asupan alcohol
berlebihan, asupan fosfor yang melebihi kalsium (terjadi saat
mengkomsumsi minuman ringan), menupakan factor resiko lain.
Osteoporosis tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan sinar X 30-
50 % massa tulang hilang.
Tanda osteoporosis :
a. Penurunan tinggi badan akibat fraktur dan kolaps tulang belakang
b. Munculnya bongkol di punggung yang membuat tulang belakang
toidak dapat menopang tubuh bagian atas, serta fraktur pelvis.
c. Nyeri punggung dapat timbul
d. Fraktur seringtimbul karena individu jatuh.
3. Penyakit jantung coroner
Wanita paskamenopause beresiko menderita penyakit jantung
coroner, karena mengalami penurunan kadar kolesrerol lipoprotein
densitas tinggi (HDL) dalan serum serta peningkatan kadar lipoprotein
densitas rendah (LDL).
G. PENATALAKSANAAN
14 | P a g e
2. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang,
biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
a. Menguatkan tulang
b. Meningkatkan kebugaran
c. Menstabilkan berat badan
d. Mengurangi keluhan menopause
e. Mengurangi stress akibat menopause
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
5. Terapi sulih hormon (TSH)
15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara. Jakarta:
Gramedia.
16 | P a g e