Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KLIMAKTERIUM

DISUSUN

Willy Dwiwanto : 113063C119049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2020/2021

1|Page
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM 4
C. ETIOLOGI 5
D. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (Fisiologis) 6
E. PATOFISIOLOGI 10
F. MANIFESTASI KLINIS 11
G. PENATALAKSANAAN 13
DAFTAR PUSTAKA 15

2|Page
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu
bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium
dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena
itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena
merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang
bersangkutan.

     Siklus kehidupan seorang wanita normal akan melewati masa


klimakterium yaitu masa peralihan dari fase reproduksi menuju fase tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokronologi dari ovarium.

    Dalam perjalanan hidupnya seoarng wanita yang mencapai umur sekitar 45


tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi
hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran
dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada kelenjar tiroid dengan
hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar
paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Terdapat peningkatan hormon
FSH dan LH. Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai
perubahan pada fisik dan psikis.

    Menopause merupakan berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang


berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah
saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir
sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut perubahan
kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian klimakterium ?
b. Apa saja masa-masa klimakterium?
c. Bagaimana etiologi klimakterium?
d. Apa saja perubahan yang terjadi pada masa klimakterium?
e. Bagaimana patofisiologi klimakterium
f. Apa manifestasi klinis klimakterium
g. Apa saja pemeriksaan diagnostic klimakterium
3|Page
h. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium

C. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu pengertian klimakterium
b. Mengetahui masa-masa klimakterium
c. Mengetahui etiologi klimakterium
d. Menjelaskan perubahan pada masa klimakterium
e. Mengetahui patofisiologi klimakterium
f. Mengetahui manifestasi klinis klimakterium
g. Mengetahui Pemeriksaan diagnostic klimakterium
h. Mengetahui Penatalaksanaan klimakterium

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI

Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan


normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai
dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-
reproduktif.

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap


reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada
wanita berumur 40-65 tahun. (Sarwono,1999)

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase


reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat
menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari
ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)

Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause


dan pascamenopause. (Baziad, 2003 ,hal 1).

Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan


wanita atau setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002,
hal 2 ).

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang


wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif.
(Kasdu, 2002, hal 2 ).

B. MASA – MASA KLIMAKTERIUM

a.
dalam fase pertama klimakterium ini, menstruasi Anda belum
berhenti, hanya saja akan datang secara tidak beraturan. Misalnya, Anda
bisa saja datang bulan setiap 30 hari, tapi kali ini berlangsung 60 hari
sekali atau bahkan lebih.
b. Perimenopause
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya <

5|Page
18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang
anovulatorik. Pada sebagian wanita
c. Menopause
Fase ini ditandai dengan keluarnya menstruasi terakhir dalam hidup
Anda. Meskipun demikian, Anda kemungkinan tidak akan menyadari
sudah masuk masa menopause hingga satu tahun setelah haid terakhir,
mengingat haid yang tidak teratur sebelumnya.
d. Pascamenopause
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senium
yang dimulai setelah 12 bulan amenorea Tahap akhir dari klimakterium
adalah pascamenopause, Anda sudah tidak mungkin lagi hamil.
e. .Senium
Seorang wanita disebut senium bila telah memasuki usia pasca
menopause lanjut sampai usia > 65 tahun.

C. ETIOLOGI

Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi


berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan
sekresi estrogen.

Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi


oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan
mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus
menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan
merangsang kelenjar
hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan
mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara
bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan
beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut
hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel
telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria
(organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang
memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi
oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi
haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana
fungsi ovarium semakin menurun.

Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai


dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama

6|Page
beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa
ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti
sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya
pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-
hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah
fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan
ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH.
Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik
untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara endokrinologis, klimakterik
ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-
800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada
pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen
mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa
gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan
gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita
berbeda-beda bergantung pada:

1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon


steroid seks ovarium.
Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik
dini (gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis
atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan
metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran
(osteoporosis).

2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang


berbeda dari keluhan klimakterik.

3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan


membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

D. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (Fisiologis)


1. Perubahan pada organ reproduksi
a. Uterus
Ukuran panggul mengecil karena:
- Menciutnya selaput rahim (atropiendometrium)
- Hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat anatar sel
b. Tuba fallopi

7|Page
Lipatan-lipatan menjadi pendek, menipis, mengkerut, endotalping,
adannya serabut getar dalam tuba (sillia) kemudian menghilang.
c. Ovarium
- Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berkurang
- Usia 45-50 tahun, rata-rata sel primordial menurun sampai deng
d. Serviks
Serviks akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina
atropilatita servikal, kanalis servikalir memendek, meneyrupai
ukuran serviks vundus pada masa adolescent.
e. Vagina
Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan
hilangnya ruage (lipatan-lipatan vagina)
- Berkurangnya pembuluh dara
- Penurunan elastisitas
- Secret vagina encer, indeks korio, piknotik menurun
- Privagina (basah botderline) oleh karena peningkatan cadanga
gula dalam sel→mudah infeksi
f. Vulva
- Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak,
jaringan elastis.
- Kulit menipis, pembuluh dara berkurang→pengerutan lipatan
vulva
- rambut di mons pubis berkurang tebalnya
- nyeri saat sengama (dispareunia), mengkerutnya introitus

8|Page
2. Anatomi

3.

3. Perubahan pada organ nonreproduksi


a. Dasar panggul
Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atrofi)
dan melemahnya daya sokong akibat prolapsus uterovagival
(turunnya alat-alat kelamin bagian dalam).
b. Anus dan perineum

9|Page
Lemak di bawah kulit berkurang, atrofi otot sekitarnya,
menyebabkan tonus sfingter melemah, dan menghilang, sering
terjadi inkontinensia alvivagina (buang air kecil dan besar tidak
terasa).
c. Vesika urinaria (blodder)
Aktivitas kendali, sfingter dan otot detrusor (otot-otot
blodder/kandung kemih) mengilang sehingga sering terjadi tidak
kuat menahan rasa ingin buang air kecil
d. Kelenjar payudara
lemak subcutan diserab, parenkim atrofi, lobulus menciut,
stroma jaringan ikat vibrosa menebal, putting susu mengecil,
kurang erektil, pigmentasi berkurang sehingga payudara mendatar
dan mengendor

4. Perubahan pada susunan ekstrogenital


a. Adipostiosir (penimbunan lemak)
Hal ini berhubungan dengan penurunan estrogen dan ganguan
pertukaran zat dasar metebolisme lemak.Penyebaran lemak terdapat
pada tungkai atas, pinggul, perut bagian bawah, dan lengan atas.
Ada sekitar 20% wanita klimaterik yang mengalami sedikit
kenaikan badan dan 20% yang mengalami kenaikan mencolok. Hal
ini diduga
ada hubungannya dengan esterogen dan turunnya esterogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
b. Hiperkolesterolemia ( Kolesterol Darah Tinggi)
Penurunana atau hilangnya kadar esterogen menyebabkan
peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total. Peningkatan
kadar kolesterol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat dari
laki-laki. Peningkatan kadar kolesterol merupakan factor utama
penyebeb aterosklerosis (pengapuran dinding pembuluh darah)
c. Aterosklerosis (Pengapuran Dinding Pembuluh Darah)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
menyebabkan meningkstnys factor risiko terhadap terjadinya
aterosklerosis. Khusus mengenai pengapuran pembuluh darah
jantung (sklerosis koroner) dan kematian sel otot jantung (infark
miokardium), akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah estrogen
menurun.
d. Hipertesi (Tekanan Darah Tinggi)
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah,
baik tekanan sistolik maupun diastolik. Diketahui bahwa 2/3
penderita hipertensi esensial primer (hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya) adalah wanita berusia 45-70 tahun dan diketahui
permulaan peningkatan tekanan darah selama masa klimaterium ,
terjadi secara bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari
tekanan darah sebelumnya
e. Virilasasi (tumbuhnya rambut)

10 | P a g e
Produksi hormone estrogen pada wanita pasca menopause
berkurang tetapi tidak hilang sama sekali. Menurut Siiteri dan Mac
Donald, produksi esterogen pada wanita pascamenopause terjadi
melalui mekanisme “aromatisasi ekstraglandula”, yaitu bukan dari
ovarium. Hanya sedikit esterogen (jika ada) yang disekresi dari
ovarium esterogen yang berasal dari aromatisasi ekstraglandula ini
disebut sebagai estron (E1), yang secara biologi lebih lemas
daripada esterogen dari ovarium yang disebut dengan estrodiol
(E2).
f. Osteopenia (Pengurangan Kadar Mineral Tulang) sampai
Osteoporosis (Pengeroposan Tulang)
Dengan turunnya kadar esterogen maka proses pematangan sel
tulang (osteoblast) terhambat, dan dua hormone yang berperan
dalam, proses ini, yaitu vitamin D dan PTH (parathyroid hormon)
pun turun, sehingga dimulailah proses berkurangnya kadar mineral
tulang. Apabila ini berlanjut terus, yang berhubungan dengan ,
kelanjutan harapan hidup, maka akan tercapai keadaan
osteoporosis, yaitu keadaan kadar mineral tulang yang sedemikian
rendah sehingga tulang menjadi mudah patah. Diketahui 85%
wanita menderita osteoporosis yang terjadi ± 10 tahun setela
menopause atau 8.

E. PATOFISIOLOGI
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin
sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi
kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnyareaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.
Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu ternyata ya
ng paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

KLIMAKTERIUM
Penurunan fungsi ovarium

Berkurangnya kemampuan ovarium Menjadi rangsangan gonadotropin

Terganggunya interaksi antara Hipotalamus-Hipofisis

Kegagalan fungsi korpus luteum

Penurunan fungsi steroid ovarium

Berkurang respon timbal balik negative terhadap hipotalamus

Peningkatan produksi FSH dan LH

11 | P a g e

Yang paling mencolok adalah peningkatan FSH

F. MANIFESTASI KLINIS

Gejala fisik :
a. Hot flushes di mulai dari :
Pipi terasa panas dan merah. Menjalar keleher, tengkuk, dan dada bahkan
seluruh tubuh. 
b.  Diikuti vasokontriksi yang menimbulkan perasaan dingin.
c. Saat timbul panas diikuti pengeluaran keringan, malam hari : night sweats.
d. Penurunan estrogen akan mempengaruhi semua endrogen sehingga
menimbulkan gejala klinis.
e. gejala klinis ini mungkin dapat diterima, tetapi sebagian
memerlukan pengobatan hormon pengganti.
f. Perdarahan tidak teratur, meliputi peningkatan interval antara
periodemenstruasi atau tidak datangnya periode menstruasi.(Brooker,
2009)

Gejala psikologis :
a. merasa kurang menarik terhadap suami 
b. perasaan murung tanpa sebab.
c. mudah tersinggung
d. depresi
e. kelelahan
f. Semangat berkurang
g. sulit tidur.

Gangguan neurovegetatif( disebut juga gangguan vasomotor) seperti :


a. Keringat banyak pada malam hari karena efek hot flush.
b. Rasa kedinginan
c. Sakit kepala
d. Desing dalam telinga
e. TD goyah
f. Berdebar
g. Sulit bernafas

12 | P a g e
h. Jari-jari atrofi
i. Gangguan usus

Gangguan somatic :
a. Gangguan haid / amenorea
b. Inkontinensia urin (54 tahun)
c. Disuria 
d. Osteoporosis (mulai sekitar usia 57 tahun)
e. Arthritis
f. Aterosklerosis (mulai sekitar usia 63 tahun)
g. Sklerosis koroner. ( Sarwono, 2005 ).

Kekurangan estrogen yang terus terjadi dapat menyebabkan efek jangka


panjang,yaitu:
a. Atrofi vagina yang dapat menyebabkan ( atrofi dan perubahan otot dasar
pangguldan ligament penopangnya.
b. Osteoporosis Penurunan masa tulang menyebabkan penyakit jantung
koroner dan stoke secara bermakna pada wanita setelah mengalami
monopouse.
c. Perubahan rambut dan kulit , juga atrofi payudara.( Crish Brooker, 2009)

Gejala yang terjadi pada periode paska klimakterium


Gejala-gejala yang terjadi pada vase paskamenopause di hubungkan dengan
atrovi genitalia dan osteoporosis.
1. Atrofi genetalia
Akibat penurunan kadar estrogen, epitel vagina menipis dan PH
vagina meningkat, timbul kekeringan, rasa terbakar, iritasi dan
dyspreunia. Penyusutan uterus, vulva,dan bagian distal uretra
menimbulkan gejala-gejala yang mengganggu seperti : sering
berkemih, disuria, prolaps uteri, stres inkontinensia, dan konstipasi.
Rasa gatal di sekitar vulva timbul karena vulva menjadi lebih tipis,
kurag elastis, dan lebih rentan terhadap peradangan.
Dyspreunia (hubungan seksual yang menimbukan rasa nyeri) dapat
terjadi karena vagina menjadi lebih kecil, dinding vagina menjadi lebih
tipis dan kering, lubrikasi selama stimulasi seksual berlangsung lebih
lama. Hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan paskakoitus
dan wanita mungkin memutuskan untuk mengela melakukan
hubungan seksual.
2. Osteoporosis
Adalah penurunan masa tulang seiring dengan peningkatan umur,
yang di hubungkan dengan peningkatan kerentanan fraktur. Penurunan

13 | P a g e
kadara estrogen menyebabkan tulang yang tua menjadi cepat rapuh
dari pada tulang yang baru, hal ini menyebabkan tulang secara
perlahan menjadi tipis.
Estrogen di perlukan untuk mengubah vitamin D menjadi
kalsitonim yang esensial dalam absorpsi kalsium oleh usus halus.
Penurunan absorpsi kalsium, penipisan tulang, membuat wanita
paskamenopause beresiko menglami masalah yang berhunbungan
dengan esteoporosis. Saat wanita berusia 80 tahun kehilangan 47%
tulan trabekular di vertebra, pelvis, dan tulang pipih lain dan epipisis.
Asupan kalsium yang rendah merupakan factor resiko, khususnya
selama masa remaja (John ston, longcope,1990). Asupan tinggi protein
atau kafein meningkatkan ekskresi kalsium. Merokok, asupan alcohol
berlebihan, asupan fosfor yang melebihi kalsium (terjadi saat
mengkomsumsi minuman ringan), menupakan factor resiko lain.
Osteoporosis tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan sinar X 30-
50 % massa tulang hilang.
Tanda osteoporosis :
a. Penurunan tinggi badan akibat fraktur dan kolaps tulang belakang
b. Munculnya bongkol di punggung yang membuat tulang belakang
toidak dapat menopang tubuh bagian atas, serta fraktur pelvis.
c. Nyeri punggung dapat timbul
d. Fraktur seringtimbul karena individu jatuh.
3. Penyakit jantung coroner
Wanita paskamenopause beresiko menderita penyakit jantung
coroner, karena mengalami penurunan kadar kolesrerol lipoprotein
densitas tinggi (HDL) dalan serum serta peningkatan kadar lipoprotein
densitas rendah (LDL).

G. PENATALAKSANAAN

Menurut Brunner & Suddarth (2001), penatalaksanaan untuk wanita


dengan klimakterium dan menopause adalah sebagai berikut :
1. Mengubah gaya/pola hidup
a. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-
buahan dan sayuran.
c. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
d. Menghindari merokok.

14 | P a g e
2. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang,
biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
a. Menguatkan tulang
b. Meningkatkan kebugaran
c. Menstabilkan berat badan
d. Mengurangi keluhan menopause
e. Mengurangi stress akibat menopause
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
5. Terapi sulih hormon (TSH)

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara. Jakarta:
Gramedia.

Kehidupan Seksual Wanita Saat Memasuki Usia Menopause.


http://psks.lppm.uns.ac.id diakses pada 3 Agustus 2012.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai