Anda di halaman 1dari 19

Keperawatan Maternitas III

Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Klimakterium

Dosen Pembimbing:
Ns. Eliwarti M.Kep

Oleh:
Nama: Yuliani (01801012)

Prodi S1 Keperawatan

STIKes YPAK

2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1


A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS .....................................................................................2
A. Definisi ..........................................................................................................2
B. Etiologi ..........................................................................................................3
C. Patofisiologi ...................................................................................................4
D. Manifestasi Klinik .........................................................................................4
E. Komplikasi ....................................................................................................6
F. Pemeriksaan Fisik ..........................................................................................7
G. Penatalaksanaan .............................................................................................8
H. Path Way .......................................................................................................10
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN ..............................................................11
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................16
A. Kesimpulan ....................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa perkembangan anatomi dan fisiologi wanita normal melalui enam tahapan
yaitu masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan menoupause serta masa
senile. Masa reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita. Haid pada
masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan. Menjelang
berakhirnya masa reproduksi ini disebut dengan masa klimakterium yang merupakan
masa peralihan dari masa reproduksi ke masa senium. Masa ini berlangsung beberapa
tahun sebelum dan sesudah menopause.
Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga menjelang akhir hayat dan ini
merupakan proses yang berkesinambungan serta tiada terbatas.Begitupun kehidupan
seorang perempuan. Segera setelah dilahirkan, secara fisiologis menjadi lebih tua.
Dengan bertambahnya usia maka jaringan–jaringan dan sel–sel tua, sebagian mengalami
regenerasi, tetapi sebagian lagi akan mati. Dilihat dari sudut pandang tersebut, maka
psikologi perkembangan juga dapat disebut sebagai psikologi orang menjadi tua. Bagi
sebagian orang, wanita menganggap masa menopause merupakan masa yang
menakutkan, tetapi sebagian lainnya dapat melalui masa ini dengan mulus. Bagi orang
yang merasa masa ini menakutkan akan membutuhkan pendamping yang mengerti dan
paham tentang kondisi dan permasalahan mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar medis klimakterium?
2. Jelaskan Asuhan Keperawatan Klimakterium?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar medis klimakterium
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan klimakterium

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir
pada awal senium dan terjadi pada wanita umur 40-65tahun.Masa ini ditandai dengan
berbagai macam keluhan.klimakterium menunjukkan suatu masa dimana seorang
perempuan lewat dari masa reproduksi ke transisi monopouse hingga tahun tahun pasca
monopouse terjadi .Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, melainkan suatu masa
peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah
menapouse.Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua,sehingga hormon
estrogen menurun dan hormon gonadotropin meningkat.(Kasdu, 2002).
Pada umumunya orang lebih senang menggunakan istilah “monopouse’’
meskipun istilah tersebut kurang tepat karena monopouse hanya merupakan kejadian
sesaat saja yaitu perdarahan haid yang terakhir. Yang paling tepat digunakan adalah
klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenepouse dan pasa monopouse atau post
monopouse.
Klimakterium adalah mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat
berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif disertai regresi fungsi
ovarium.Pramenepouse adalah fase pertama klimakterium saat fertilitas menurun dan
menstruasi menjadi tidak teratur. Fase ini berlangsung beberapa bulan atau beberapa
tahun. Gejala gejala yang mengganggu seperti ketidak stabilan vasomotor,keletihan,nyeri
kelapa,serta gangguan emosi yang dapat timbul pada masa ini.
Monopouse adalah titik dimana menstruasi berhenti. Perimonopouse adalah suatu
masa peralihan monopouse yang terjadi beberapa tahun sebelum monopouse, yang
meliputi perubahan dari siklus siklus ovulatorik menjadi an ovulatorik dengan tanda
ketidak teraturan siklus haid.tahun tahun perimenopouse adalah suatu periode dimana
kadar FSH pasca monopouse lebih dari20 IU/L,meskipun tetap terjadi pendarahan haid
sedangan adar LH masih tetap berada pada kisaran. Normal. Kadang kadang masih
terjadi pembentukan folikel dan korpus luteum sehingga masih mungkin terjadi
kehamilan.
Pasca monopouse adalah fase setelah monopouse ketika gejala gejala yang terkait
dengan penurunan hormon ovarium seperti atrofi vagina dan osteoporosis dapat terjadi.

2
B. Etiologi
Terjadi perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium, seperti sklerosis pada
pembuluh darah.Berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks.
Penurunan sekresi estrogen dan progesteron dan peningkatan gonadotropin. Gangguan
umpan balik pada hipofisis.Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal di
pengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan
mengatur produksi hormon seks yang di butuhkan.Hipotalamus menghasilkan hormon
gonadotropin releasing hormone (GnRH)yang akan merangsang kelenjer hipofisis untuk
menghasilkan folicle stimulatinghormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua
hormon ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanitaSebelum haid berhenti,
sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada
ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya
sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada
hipofise.Klimakterium pada seorang wanita telah terjadi perubahan ovarium seperti
sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid
seks.
Menopause terjadi secara fisiologis akibat hilang atau berkurangnya sensitivitas
ovarium terhadap stimulasi gonadotropin yang berhubungan langsung dengan penurunan
dan disfungsi folikuler. Oosit didalam ovarium akan mengalami atresia,folikel
mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun
sesudah menarche. Oleh karena itu pada fase perimenopause dapat terjadi
siklusmenstruasi yang tidak teratur. Selain itu ketidakteraturan menstruasi jugaterjadi
akibat fase folikuler pada fase siklus menstruasi yang memendek. Adapun Faktor resiko
klimakterium yaitu:
1. Kekurangan nutrisi ( kalsium, kolesterol, fosfat dan vitamin).
2. Kebiasaan atau pola hidup ( olahraga, alkohol, perokok , Infertilitas,mandul atau
tidak subur, ketidak mampuan reproduksi,hipertensi).
3. Anovulasi adalah tidak ada ovulasi. Tidak ada mestruasi terjadi akibat pemakaian pil
kontrasepsi.
4. Faktor predisposisi : usia saat haid pertama kali mengalami mensturasi tergolong
masih dalam usia yang masih sangat muda usia10- 11 tahun,maka
faseklimaktoriumnya akan semakin lama.Usia menarche (menstruasi pertama
kali)mempengaruhi Cepat lambatnya terjadi menopause. Semakin cepat seseorang
menarche maka kemungkinan semakin lambat pula terjadi menopause. Begitu juga
3
pada ibu yang banyak anak (sering melahirkan) akan lebih lambat dibandingkan ibu
yang jumlahanaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama masa
kehamilan

C. Patofisiologi
Klimakterium dimulai kira-kira 4-5 tahun sebelum menopause berdasarkan
keadaan endokrinologik (estrogen turun dan kadar hormon gonadotropin naik) dan jika
ada gejala-gejala klinis.Bila pubertas disebabkan oleh mulainya sintesis hormon
gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium
terhadap rangsangan hormon itu.
Hal ini disebabkan karena ovarian menjadi tua sehingga dapat dikatakan ovarium
lebih cepat tua daripada organ tubuh lainnya.Proses menjadi tua sudah dimulai pada
umur 40 tahun. Jumlah folikel pada ovarium waktu lahir kurang lebih 750.000 buah dan
pada saat menopause tinggal beberaoa ribu buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini
rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikiian, siklus
ovarian yang terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum
lambat laun akan terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak
disertai ovulasi, jadi bersifat anovulatorik.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon
gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-kira setelah
menopause, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon gonadotropin disebabkan
oleh kurangnya produksi estrogen sehingga native feedback gonadotropin berkurang
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadtropin ,
sehinggaterganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi kegagalan
fungsiluteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya
reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus .KeadaanMeningkatkan produksi FSH
dan LH . Dari kedua gonadtropin itu ternyata yang paling mencolok peningkatannya
adalah FSH.

D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada klimakterium memiliki Gejala fisik Hot flushes di mulai
dari : Pipi terasa panas dan merah. Menjalar keleher, tengkuk, dan dada bahkan seluruh
tubuh.Diikuti vasokontriksi yang menimbulkan perasaan dingin.Saat timbul panas diikuti
pengeluaran keringat, malam hari : night sweatsd. penurunan estrogen akan
4
mempengaruhi semua endrogen sehingga menimbulkan gejala klinise.gejala klinis ini
mungkin dapat diterima, tetapi sebagian memerlukan pengobatan hormon
pengganti.Perdarahan tidak teratur, meliputi peningkatan interval antara periode
menstruasi atau tidak datangnya periode menstruasi.Gejala psikologis yaitu merasa
kurang menarik terhadap suami ,perasaan murung tanpa sebab,mudah
tersinggung,depresie.kelelahan Semangat berkurang dan sulit tidur.adapun gejala lain
seperti :gangguan haid daninkontenensia urin. Kekurangan estrogen yang terus terjadi
dapat menyebabkan efek jangka panjang, yaitu:
1. Atrofi vagina
Yang dapat menyebabkan (atrofi dan perubahan otot dasarpanggul dan
ligament penopangnya.
2. Osteoporosis
Penurunan masa tulang menyebabkan penyakit jantung koroner dan stoke
secara bermakna pada wanita setelah mengalami monopouse.
3. Perubahan rambut dan kulit, juga atrofi payudara.

Perubahan-perubahan organik pada masa klimakterium Perubahan pada organ


reproduksi yaitu:
1. Uterus (kandungan) Uterus mengecil, selain disebabkan atropi endometrium juga
disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentk jaringan ikat intertisial. Serabut
otot miometrium menebal, pembuluh darah metrium menebal danmenonjol.
2. Tuba fallopi(saluran telur) Lipatn tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut, endosalfingo menipis mendatar dan silia menghilang.
3. Serviks (mulut rahim) Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding
vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga
menyerupai ukuran serviks fundus saat masuk andolesen.
4. Vagina (liang kemaluan ) Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya
rugae berkurangnya vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi
encer, indeks kario piknotik menurun. Ph vagina meningkat karena terhambatnya
pertumbuhan basil donderlain yang menyebabkan glikogen seluler meningkat,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
5. Dasar pinggul Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atropi dan lemahnya daya
sokong disebabkan prolaksus utero vagina.

5
6. Perineum dan anus Lemak subkutan menghilang, atropiotot sekitarnya menghilang
yang menyebabkan tonus sfingter melemah dan menghilang. Sering terjadi
inkontinensia alvi vagina
7. Vesica urinaria Tanpa aktivitas kendali sfingter dan detrusor hilang, sehingga sering
kencing tanpa sadar.
8. Reaksi terhadap masa klimakterium Reaksi pasif Secara pasrah wanita menerima hal
yang tidak dapat dielakkan lagi. Biasanya ditemukan pada wanita berpendidikan
rendah Reaksi neurosis Reaksi yang timbul oleh penolakan yang keras akan masa
klimakterium, ditandai dengan timbulnya keluhan keluhan seperti rasa cemas, rasa
tertekan, depresi, dan mudah tersinggung. Reaksi hiperaktif Reaksi penolakan
dengan seolah olah mengabaikan datangnya masa klimakterium dengan cara
meningkatkan perhatian pada pekerjaan dan hobi, serta tidak setuju pada keluhan
wanita lain.Reaksi adekuat Reaksi wajar yang diberikan oleh wanita yang memasuki
masa klimakterium. Biasanya dialami oleh wanita yang emosionalnya sehat.
Keluhan keluhan psikologis berupa sifat mudah tersinggung, depresi, rendah diri,
takut, gugup, dan gangguan emosional lainnya lebih mudah terjadi pada wanita yang
emosinya labil.

E. Komplikasi
1. Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi :
kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya
sirkulasimenuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan
sirkulasi padawajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar –
debarterjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.
(Manuaba, 1999)Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan
meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai
sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah
kadarestrogen menurun.
2. Masalah urogenital
Ketidak mampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)Infeksi
saluran kemih.

6
3. Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang
berfungsimembentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak
tulangmeningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak
dibentuktulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
4. Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya
menurunhal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana
hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel sel saraf dan sel
sel otak. ( Manuaba, 1999)
5. Sindrom klimakterium
Tidak terjadi pada semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil. Di asia
indonesia,gejala ini tidak umum, lebih menonjol kemunduran keinginan seksual
sehinggamenjadi keluhan dari suaminya.

F. Pemeriksaan Fisik
1. Tinggi badan, wanita akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau
lebih.Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan
postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis.
2. Kulit, perhatikan integrasi, luka dan perubahan lainnya.
3. Mulut, gigi, dan gusi.
4. Pemeriksaan panggul,: speculum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska
menopose.
5. Rectum: periksa adanya keanehan pada daerah, adanya masa dan fisura- fisura.
6. Tekanan darah
7. Suhu
8. Pemeriksaan perut
9. Pemeriksaan payudara
10. Pemeriksaan diagnostik
11. Periksa darah:
Kadar progesterone dan estrogen (estradiol).Pada menopause, kadar progesterone
dan estrogen rendah. Kadar estriol normal berkisar 40-250 pg/ ml. Sedangkan pada
menopause kadarestriol kurang dari 20 pg/ml. Selain itu terjadi peningkatan kadar
FSH 30 ml unit/ml
7
12. Kadar kolestrol, HDL ( High Density Lipoprotein), dan LDL (LOW Density
Lipoprotein). Padaumumnya, klien yang sudah mengalami monopouse kadar
kolestrol dan LDL meningkat, dan HDL menurun.
13. Tes kehamilan
14. Pemeriksaan HCG, pada monopouse HCG akan negative(-)
15. Pada pemeriksaan pap smear diketahui adanya perubahan lapisan vagina akibat
perubahan kadar estrogen.

G. Penatalaksanaan
1. Trapi sulih hormone (HRT)
Berupa tablet, koyo di temple di kulit, implant,jel, dan somprot nasal
2. Kirim vagina topical
Mengatasi perubahan atopi dalam mukosa vagina
3. HRT kombinasi estrogen progesterone
Terapi hormon Yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan hormone estrogen dan
progesteron sebagai pengganti kedua hormone tersebut berkurang jumlahnya dalam
tubuh kita.Terapi yang menghubungkan hormone estrogen dan progesterone dikenal
sebagai HRT (hormone replacemen therapy).Terapi ini bisa dilakukan pada wanita
yang masih mempunyai Rahim.Manfaat dari HRT, di antaranya adalah terhindar dari
serangan osteoporosis, menurunkan resiko penyakit jantung, mengurangi keluhan
monopouse terutama panas (hot flush), menghilangkan perasaan tak nyaman,
menstabilkan emosi, membangkitkan kembali libido, dan mempertajam daya ingat.
Osteoporosis dapat dihindari melalui HRT karena penambahan asupan estrogen
tubuh dapat meningkatkan aktivitas osteoblast untuk membentuk tulang.Aktivitas
obsteoblas ini sangat dipengaruhi oleh kandungan estrogen dan progesterone dalam
tubuh.Selain itu asupan kalsium sebagai terapi dalam menangani osteoporosis tak
akan ada manfaatnya bila kandungan esterogen dalam tubuh rendah.Penambahan
asupan estrogen juga akan membantu mencegah terjadinya serangan jantung karena
estrogen bersifat kardioprotektif, yaitu dapat memperlebar pembulu darah arteri,
menurunkan kadar fibrinogen.
4. Pemberian sustitusi estrogen bergantung pada keadaan estrogen penderita.Dalam
hubungan ini dibedakan dua jenis penderita klimakteri yaitu:
a. Penderita klimaksterik yang masih haid( pramoneupose) tetapi keluhan sudah
ada atau penderita yang sudah tidak haid lagi (menoupose) dengan uterus utuh
8
dan responsive ( pada setiap pemberian estrogen maupun progesterone akan
menjadi pendarahan dari uterus).
b. Penderita yang sudah lama tidak haid (menopose dan pascamenoupose) dengan
uterus utuh tetapi tidak reponsif ( pada pemberian estrogen maupun
progesterone tetapi tidak terjadi pendarahan). Termasuk dalam kelompok ini
adalah juga penderita yang uterusnya yang telah di angkat.
5. Adapun Syarat Minimal Sebelum Pemberian Estrogen Di Mulai:
a. Tekanan darah tidak boleh tinggi
b. Pemeriksaan sitologi uji pap normal
c. Besaruretus normal (tidak adomiomauerus).
d. Tidak ada verises di ekstremitas bawah
e. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas
f. Kelenjar tiroid normal
g. Kadar normal :Hb, kolestrol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.
h. Nyeri dada, hipertensikronik, hyperlipidemia, diabetes, mellitus perlu
dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.sedangkan Kontra
indikasi pemberian estrogen yaitu Troboemboli, penderita penyakit hati,
kolelitiasis.Sindrom DubinJhonson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin
konjuksi.Riwayati kretus dalam kehamilan ,Kanker edomatrium, kanker
payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat.Varises berat,
tromboflebitis dan Penyakit ginjal.

9
H. Path Way

10
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa klimakterium
selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada hubungannya
dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi :
1. Haid (Menarche, Lamanya, Banyaknya, Siklus, Dismenore )
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Riwayat obstetri (Kehamilan, Abortus, Pemakaian obat kontrasepsi)
4. Riwayat perkawinan
5. Kebiasaan hidup sehari-hari ( Istirahat (tidur),Pola kegiatan,Diet
6. Penyakit yang pernah diderita
7. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami Keluhan-
keluhan yang sedang dialami
8. Diagnosa
9. Disfungsi seksual
10. Gangguan pola tidur
11. Cemas
12. Inkotenensia urin fungsional
13. keletihan
14. intoleransi aktivitas
15. kerusaan integritas kulit
16. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
17. Kurang pengetahuan
18. Intervensi
19. Disfungsi seksual
Tujuan : Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi tindakan
keperawatan. Dengann kriteria Nyeri berkurang/hilang saat berhubungan.
20. Intervensi :
Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien untuk
menggambarkan masalahnya dalam kata-kata sendiri
Beri informasi tentang kondisi individu
Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan pasangan/orang dekat
11
Diskusikan dengan klien tentang penggunaan cara/teknik khusus saat berhubungan
(misalnya: penggunaan minyak vagina)
Kolaborasi dengan dokter. Beri obat sesuai indikasi Estrogen pengganti

Gangguan pola tidur


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur klien normal.
Dengan kriteria hasil : Klien tidak sering terbangun saat tidur ,Palpebra tidak
hitam,jumlah jam tidur dalam batas normal
Intervensi :
Anjurkan klien untuk memakai pakaiaan yang menyerap keingat
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Kolaborasi pemberian estrogen
Catat kebutuhan tidur pasien setiap jam

Cemas
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien cemas berkurang atau
hilang.dengan kriteria:klien merasa rileks dan dapat menerima dirinya apa adanya
Intervensi
Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling percaya
Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan benda benda yang
berbahaya
Ajarkan penggunaan relaksasi
Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan dilakukan

Inkotenensia urin fungsional


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada klien pasien mampu mencapai
toilet tepat waktu untuk menghindari kehilangan urine tanpa disengaja. Dengan
kriteria :tidak ada rasa sakit pada saat berkemih,dan mampu mengidentifikasi keinginan
berkemih serta mengosongkan kandung kemih secara tuntas.
Intervensi:
Monitor eliminasi urin,frekuensi,konsisten, bau,volume dan warna jika diperlukan.
Monitor tanda dan gejala retensi urin
Identifikasi faktor yang menyebabkan episode inkotinensia
Kempulkan spesimen urin tengah untuk pemeriksaan urinalisis
12
Ajarkan kepada pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Batasi cairan sesuai kebutuhan.

keletihan
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa letih yang dirasakan berkurang atau
hilang. Dengan kriteria mampu berkosentrasi,kualitas hidup meningkat,peningkatan
energi dan merasa lebih baik,
intervensi:
observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
donorank dalam mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istrhat pasien
dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan, behubung dengan
perubahan hidupyang disebabkan keletihan
bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan
tingkatkan tirah bariing dan pembatasan aktivitas (tingkatkan priode istrahat)
konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.

intoleransi aktivitas
Tujuan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan intoleransi aktivitas dalam sehari
hari menjadi cukup.dengan kriteria tanda tanda vital normal.dan mampu beraktivitas
dalam kehidupan sehari hari,tidak merasa letih maupun lemah.
kalaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang
tepat
bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologiidan social.
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas
yang di inginkan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
13
Bantu klien untukmembuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, social dan spritual.

kerusaan integritas kulit


Tujuan nya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan keadaan kulit membaik dengan
kriteria perfusi jaringan baik,dan kelembapan kulit baik
anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang longgar
hindari kerutan pada tempat tidur
jaga kerbersihan kulit agar tetap bersih dan kering
mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
monitoring kulit akan adanya kemerahan
oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada daerah yang tertekan
monitor aktivitasdan mobilisasi pasien
memandikan pasien dengans abun dan air hangat

ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


tujuan yaitu mampu mengdentifikasi kebutuhan nutrisi dengan kriteria asupan nutrisi
cukup.
kaji adanya alergi makanan
kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
anjurkan untuk meningkatakan itake Fe
anjurkan pasien unutk meningkatan protein dan vitamin C
yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
ajarakan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
14
Kurang pengetahuan
Tujuan: klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah dengan kriteria: -Klien tahu
penyebab keadaan saat ini , Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya ,Klien
tidak bertanya-tanya tentang keadaannya dan Klien tampak ceria
Intervensi
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang keadaannya
Beri penjelasan tentang proses menopause, penyebab, gejala menopause
Beri penjelasan pada klien tentang proses pengobatan.
Diskusikan tentang perlunya pengaturan/diet makanan, penggunaan suplemen

Evaluasi
Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/ dan istirahat baik
Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar
Pasien mampu mempertahankan orientasi realita sehari-hari
Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku.
Pasien menyatakan nyeri berkurang/ terkontrol
Pasientan pakrileks
Pasien mampu melakukan aktivitas
Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan yang sehat
Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada
citra tubuh
Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual.
Pendidikan Kesehatan
Pramenopause bukan suatu penyakit yang harus dicegah, tetapi ada beberapa gejala dan
ketidaknyamanan yang dialami sehari-hari bisa dikurangi. Berikut ini adalah caranya:.
Menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat,
tinggi kalsium, makanan yang tinggi kandungan fitoestrogennya, seperti tempe, tahu, dan
produk olahan kedelai lainnya,
menghindari konsumsi alkohol.
Pola makan tersebut juga diikuti dengan pola hidup yang sehat dengan melakukan
olahraga secara teratur dan beradaptasi dengan stres.
Menerima keadaan peremenopause sebagai suatu rahmat dari Tuhan dan sebagai keadaan
yang harus disyukuri dan bukan keadaan yang tidak disukai karena hal tersebut akan
memperparah gejala-gejala negatif akibat Pramenopause ini.
15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita yang
berlangsung kira-kira tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk
kemungkinan kehamilan. Menjelang berakhirnya masa reproduksi ini disebut dengan
masa klimakterium yang merupakan masa peralihan dari masa reproduksi ke masa
senium . masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah monopouse
Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reroduksi dan
berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumr 40-65 tahun. Masa ini
ditandai dengan berbagai macam keluhan endrokinologis Menopause artinya berhenti
haid, terjadi dalam masa klimakterium pada usia sekitar 50 tahun.Pascamenopause
adalah masa 3 – 5 tahun setelah menopause Ooforopause adalah saat ovarium kehilangan
sama sekali fungsi hormonalnya. Klimaterium dan Menopause sebagai bagian dari
proses kehidupan memang tidak dapat dihindari. Menopause dan klimaterim bukanlah
suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada kehidupan
wanita.

B. Saran
Masa menopause dan klimaterium adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami
oleh setiap wanita. Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional yang
pada dirinya maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar
dapat mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh
sejak masih muda, juga memperluas wawasan pengetahuan tentang masalah menopause.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi & Nur Uhbiyati.(2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta; Rineka Cipta

Admin.(2005).Terjadi Pergeseran Umur Menopause. Diakses pada tanggal 15juni dari


www.mkiakr.ugm.ac.id

Almatsier, S. (2001). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.

Al-Qur’an.(2008). Al-Hikmah Al Qur’an dan Terjemahannya. Bandung; Diponegoro.

Anggraini, P.D. (2006). Wanita dalammenghadapi menopause di Wilayah RW 03 Desa


Bantarsoka Purwokerto. Diakses tanggal 05 Juni 2015 dari http://digilib.ump.ac.id.

Anwar, M. (2011). Ilmu Obestri dan Ginekologi. Yogyakarta; FKIK UMY

Aprillian, N.I. & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
pada Wanita Perimenopause. The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 4, No. 1,
Juli 2007: 35-42. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya.

Aqila, S. (2010). Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta; A Plus Books.

Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta; Rineka Cipta

Azwar, S. (2009). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta; Pustaka Pelajar.

Baziad, A. (2008). Kontrasepsi Hormonal. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan
konsep, proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta; EGC.

Chaplin, J P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta; Rajawali Pres

Coad, J., & Dunstall, M. (2007). Anatomi danFisiologi untuk Bidan. Jakarta; EGC.

Darmojo, R., dkk. (2006). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta; Balai
Penerbit.

17

Anda mungkin juga menyukai