Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

INFERTILITAS

Disusun oleh:

Prodi S1 Keperawatan 18D

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi

Jl dr. Soebandi No. 99 Jember Telp./Fax. (0331) 483536


A. Etiologi Dari Infertilitas

1. Penyebab infertilitas pada perempuan (istri)

a.      Faktor penyakit
1. Endometriosis
         Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di
lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di
tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim
(lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga
terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.
2. Infeksi Panggul
         Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi
wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung
telur, atau dinding dalam panggul.
3. Mioma Uteri
         Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot
yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di
lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma
uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang
terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium).
4. Polip
         Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya
diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh
kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip
menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus
terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
5. Kista
         Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran)
yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh
manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang
berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran
kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi
standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik.
6.  Saluran Telur yang Tersumbat
         Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu
dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi
kehamilan.
7. Sel Telur
         Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya
merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).
Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom
ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan
gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari,
dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid
pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya untuk
periksa ke dokter.
b.      Faktor fungsional
1. Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan
bawaan (immunologis)
         Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
2. Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
         Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika
terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini
diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi
yang normal.
3. Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran
telur)
         Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka
perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang
berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu
dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat
kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat.
4. Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim
         Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang
menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada
endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron
rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini
disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak
dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
c.       Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia,
dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk
organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan

B. Patofisiologi Dari Infertilitas

1. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan
FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan
folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan
gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga
penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba
sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan
sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik
mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi
infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak
lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun
sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada
akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
2. Laki-laki

Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi


hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional
testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi
infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang
berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol
mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran
sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas
spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan
sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan
komposisi sperma terganggu.
C. Pathway Infertilitas
Pada wanita

Gg. Hipotalamus dan

Hipofisis, terpapar radiasi, toksis,


gaya hidup

Mempengaruhi hormone dalam


tubuh (produksi hormone tidak
seimbang)

Pembentukan FSH dan LH

Terjadi gg. Pada pembentukan


folikel di ovarium

Gg. Bentuk anatomi sistem


Abnormalitas serviks
reproduksi

Bentuk tuba palopi yang tidak


Mempengaruhi proses
sesuai akibat cedera/infeksi
pemasukan sperma

Sperma tidak dapat lewat dan


tidak terjadi fertilisasi dari ovum
dan sperma

Hasil konspsi tidak berkembang


normal
Timbul rasa malu dan
Tidak kunjung hamil tidak berguna

MK: Ansietas
Gg. Harga diri MK: HDR
Pada pria

Disfungsi hipotalamus danhipofisis,


gaya hidup, terpapar radiasi,toksis

Ketidakseimbangan hormonal

Ketidakmampuan untuk
koitus atau ejakulai

Mempengaruhi faktor
psikologis

Cemas

MK: ansietas

Penatalaksanaan dari infertilitas

1) Perempuan
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
1) Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2) Terapi penggantian hormon
3) Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4) Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan
infeksi dini yang adekuat
5) GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
6) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
7) Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
8) Pengangkatan tumor atau fibroid
9) Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

2) Laki-laki
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
b. Agen antimikroba
c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida
ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS

PENGKAJIAN
1.      Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status
sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2.      Riwayat Kesehatan
-          Wanita
a.        Riwayat Kesehatan Dahulu
1)      Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di
rumah
2)      Riwayat infeksi genitorurinaria
3)      Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
4)      Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
5)      Tumor hipofisis atau prolaktinoma
6)      Riwayat penyakit menular seksual
7)      Riwayat kista
b.        Riwayat Kesehatan Sekarang
1)      Endometriosis dan endometrits
2)      Vaginismus (kejang pada otot vagina)
3)      Gangguan ovulasi
4)      Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
5)      Autoimun
c.         Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
d.        Riwayat Obstetri
1)      Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
2)      Mengalami aborsi berulang
3)      Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi

-          Pria
a.      Riwayat Kesehatan Dahulu
1)      Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi
(panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
2)      Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
3)      Riwayat infeksi genitorurinaria
4)      Hipertiroidisme dan hipotiroid
5)      Tumor hipofisis atau prolactinoma
6)      Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
7)      Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
8)      Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh
: operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
9)      Riwayat vasektomi
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
1)      Disfungsi ereksi berat
2)      Ejakulasi retrograt
3)      Hypo/epispadia
4)      Mikropenis
5)      Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
6)      Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
7)      Saluran sperma yang tersumbat
8)      Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
9)      Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
10)  Abnormalitas cairan semen
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

B.     Pemeriksaan Fisik
Terdapat kelainan pada organ  genital wanita maupun pria
a.      Pemeriksaan wanita
                 Ø Pemeriksaan vagina
Masalah vagina yang dapat mengahambat penyimpanan air mani ke dalam
vagina sekitar serviks ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan
psikogen disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan sumbatan anatomik
dapat karena bawaan atau perolehan.
                 Ø Pemeriksaan leher rahim
Pemeriksaan standar leher rahim yang dikenal sebagai PAP Smear (smear test)
ini perlu dilakukan 3-5 tahun sekali pada setiap wanita dewasa dengan
kehidupan seks yang aktif. Vagina dibuka dengan spekulum dan contoh sel
permukaan lehir rahim diambil dengan alat spatula, lalu dibawa ke lab untuk
dianalisa, jangan melakukan hubungan seksual, Douche / menggunakan produk
pembersih vagina selama 24 jam setelah PAP Smear.
b.      Pemeriksaan Pria
                 Ø Mengamati kelainan fisik
Dalam kesempatan pemeriksaan fisik dilihat penyebaran rambut dan lemak yang
tidak rata, atau konsistensi testis, bisa menjadi tanda akibat ketidakseimbangan
hormonal kelainan fisik lain dari alat reproduksi pria yang perlu diperiksa adalah
kemungkinan adanya parut atau varises pada scrotumyang dapat mempengaruhi
jumlah dan kemampuan bergerak (mobilitas) sperma. Salah satu testis tidak
turun (kroptorkismus) berarti memperkecil kemampuan produksi sperma.
                 Ø Penampungan air mani
Air mani ditampung dengan jalam masturbasi langsung kedalam botol gelas
yang bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstensi 3-5 hari. Sebaiknya
penampungan dilakukan dirumah kemudian dibawa kelaboratorium dalam 2 jam
setelah dikeluarkan.
Diagnosa Keperawatan
1.        Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic
2.        Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1)      Dx.1 : Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic
Tujuan : setelah tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ansietas klien
berkurang
Kriteria Hasil:
1.      Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya
2.      Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertile
3.      Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan test dan prosedur Menurunkan cemas dan takut terhadap
diagnosis dan prognosis

Tingkatkan ekspresi perasaan dan Biarkan pasien / orang terdekat


takut, contoh : menolak, depresi, dan mengetahui ini sebagai reaksi yang
marah. normal Perasaan tidak diekspresikan
dapat menimbulkan kekacauan internal
dan efek gambaran diri
Dorong keluarga untuk menganggap Meyakinkan bahwa peran dalam
pasien seperti sebelumnya keluarga dan kerja tidak berubah
Kolaborasi : berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu
tranquilizer sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik
mampu untuk membuat startegi koping
adekuat

2)      Dx.2 : Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
fertilitas
Tujuan : setelah tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien mengalami
perubahan harga diri
Kriteria Hasil:
1.      Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
2.      Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
3.      Klien mampu Mengidentifikasi aspek positif diri
INTERVENSI RASIONAL
Tanyakan dengan nama apa pasien Menunjukan kesopan santunan /
ingin dipanggil penghargaan dan pengakuan personal
Identifikasi orang terdekat dari siapa Memungkinkan privasi untuk hubungan
pasien memperoleh kenyaman dan personal khusus, untuk mengunjungi
siapa yang harus memberitahuakan atau untuk tetap dekat dan menyediakan
jika terjadi keadaan bahaya kebutuhan dukungan bagi pasien
Dengarkan dengan aktif masalah dan Menyampaikan perhatian dan dapat
ketakutan pasien dengan lebih efektif mengidentifikasi
kebutuhan dan maslah serta strategi
koping pasien dan seberapa efektif
Dorong mengungkapkan perasaan, Membantu pasien / orang terdekat
menerima apa yang dikatakannya untuk memulai menerima perubahan
dan mengurangi ansietas mengenai
perubahan fungsi / gaya hidup
Diskusikan pandangan pasien terhadap Persepsi pasien mengenai perubahan
citra diri dan efek yang ditimbulkan pada citra diri mungkin terjadi secara
dari penyakit / kondisi tiba- tiba atau kemudian

Anda mungkin juga menyukai