Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN KEKURANGAN


KALORI PROTEIN

KELOMPOK 9
Pengertian Kekurangan Kalori Protein (KKP)

 Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi


pada anak yang kurang mendapat masukan makanan
yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein
kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah,
1997).
 Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit
gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi
kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi
pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema,
1999).
ETIOLOGI

 Faktor sosial
 Kemiskinan
 Laju pertumbuhan penduduk
 Infeksi.
 Pola makan.
 Tingkat pendidikan orang tua
 Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi
Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan
kalori,protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan
kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh
untukmempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa)
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme
protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan
lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau
kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri
jangan sampai memecah protein lagi seteah kira - kira kehilangan separuh
dari tubuh.
MANIFESTASI KLINIS
1. Kekurangan kalori protein Ringan :
 Pertumbuhan linear terganggu
 Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun
 Ukuran lingkar lengan atas menurun
 Maturasi tulang terlambat
 Anemia ringan atau pucat
 Aktifitas berkurang
 Kelainan kulit (kering, kusam)
 Rambut kemerahan
2. KKP Berat :
 Gangguan pertumbuhan
 Mudah sakit
 Kurang cerdas
 Jika berkelanjutan menimbulkan kematian
GEJALA DARI KKP

 Badan kurus kering tampak seperti orangtua


 Abdomen dapat kembung dan datar. BB me nurun
 Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni.
 Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat,
 Kulit keriput (turgor kulit jelek)
 Ubun-ubun cekung pada bayi
KLASIFIKASI

1. Kwashiorkor
 Istilah kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams
pada tahun 1933 ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dalam
bahasa Ghana, kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak
pertama, bila anak kedua sedang ditunggu kelahirannya. Penyebab
terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake yang berlangsung
kronis. Kwshiorkor disebabkan oleh insufiensi asupan protein yang
bernilai biologis adekuat dan sering berkenaan dengan defisiensi asupan
energy ( Rudolph, 2006, hal : 1123).

2. Marasmus
 Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori
protein. (Suriadi, 2001:196). Marasmus merupakan gambaran KKP dengan
defisiensi energi yang ekstrem (Sediaoetama, 1999
KOMPLIKASI

1) Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) Vitamin A berfungsi pada


penglihatan (membantu regenerasi visual purple bila mata
terkena cahaya). Jika tidak segera teratasi ini akan berlanjut
menjadi keratomalasia (menjadi buta).
2) Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) Disebut Atiaminosis. Tiamin
berfungsi sebagai ko-enzim dalam metabolisme karbohidrat.
Defisiensi vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri dan
mengakibatkan kelainan saraf, mental dan jantung.
3) Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis) Vitamin B2/riboflavin
berfungsi sebagai ko-enzim pernapasan. Kekurangan vitamin B2
menyebabkan stomatitis angularis (retak-retak pada sudut
mulut, glositis, kelainan kulit dan mata.
PENATALAKSANAAN

 Diet tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin


 Pemberian terapi cairan dan elektrolit
 Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan
antibiotic
 Atasi atau cegah hipoglikemi
 Atasi atau cegah hipotermi
 Atasi atau cegah dehidrasi
AKIBAT KEKURANGAN KALORI
PROTEIN

 1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan


 2. Mudah terkena penyakit
 3. Berkurangnya daya pikir
 4. Penurunan fungsi otak
 5. Ketidakseimbangan cairan elektrolit
 6. Berkurangnya daya tahan tubuh
 7. Bila tidak segera diobati berakhir dengan kematia
CARA MENANGULANGI

1. Tingkat keluarga
 Ibu membawa balita ke posyandu untuk ditimbang
 Memberi ASI pada usia sampai enam bulan
 Memberi maknan pendukung ASI yang mengandung berbagai
gizi (kalori, vitamin, mineral)
2. Tingkat posyandu
 Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di
posyandu
 Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung
ASI (MP-ASI)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Radiologik
DIAGNOSA

 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan intake.
 makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).
 Defisit volume cairan berhubungan dengan diare.
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
nutrisi/status metabolik.
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan
pertahanan tubuh.
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya
informasi.
INTERVENSI
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake.
makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).

Kriteria hasil :
 Meningkatkan masukan oral
 Kebutuhan nutrisi terpenuhi
 Nafsu makan meningkat
Intervensi :
 Dapatkan riwayat diet
 Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan
 Gunakan alat makan yang dikenalnya
 Sajikan makan sedikit tapi sering
Rasional :
 Sebagai suport untuk anak sewaktumakan
 Untuk menambah semangat makan si anak
 Menggunakan alat makan yang dikenal oleh si anak akan menambah semangat anak untuk makan
 Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai