DI SUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK 5
1. Dina Yuliana
2.Ervia Yoninda
5.
KELAS : IV A
A. PENGERTIAN
Kekurangan kalori protein (KKP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
karena rendahnya konsumsi energi kalori dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga mengakibatkan tidak adekuatnya intake kalori dan protein yang dibutuhkan
KKP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan
KKP adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan protein dan tidak
adekuatnya suplai kalori baik dari segi kualitas atau kuantitas (Whaley & Wong,
1995)
KKP adalah penyakit yang disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak
memadai yang mengakibatkan kekurangan protein dan mikronutrisi (zat gizi yang
B. ETIOLOGI
protein (terutama protein hewani), kebiasaan makan makanan yang berpati terus
oleh :
- Faktor ekonomi, protein yang bermutu baik terutama terdapat pada bahan
makanan yang berasal dari hewan seperti protein susu, keju, telur, daging, dan
ikan. Bahkan makanan tersebut mahal harganya, sehingga tidak terbayar oleh
anak.
- Keadaan hygiene yang buruk, mereka mudah dihinggapi infeksi dan investasi
1. Marasmus
Cengeng, rewel.
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangant sedikit sampai tidak ada.
2. Kwasiorkor
Pembesaran hati.
Otot mengecil.
Kelainan kulit seperti bercak merah muda yang meluas dan berubah
1) Selalu ada
banyak karbohidrat.
a. Kegagalan pertumbuhan
tulang terlambat, rasio berat badan terhadap tinggi badan berkurang atau masih
b. Oedema
kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino
esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Makin
Sukar diukur, dengan gejala awal anak menjadi rewel diikuti dengan perhatian
yang berkurang.
2. Biasanya ada
a. Perubahan Rambut
Seluruh tubuh atau lebih sering pada muka, mungkin menampakan warna
zat besi, asam volat dan berbagai vitamin. Sehingga pada kebanyakan anak
dengan gizi kurang seringkali pula disertai oleh adanya.animia ringan sampai
anemia sampai saat ini belum banyak diketahui secara jelas tetapi hal ini
3. Kadang-kadang ada
Satu atau lebih dari gejala-gejala berikut kadang muncul pada penderita dengan
warna kulit yang sangat muda atau bahkan ulkus dibawahnya.ini dapat
banyak mendapat tekanan.ini dapat menjadi retakan yang dalam pada kulit
d. Pembesaran hati
Pembesaran hati disebabkan karena adanya pelemakan hati. Tepi dari hati
Menurut Jellife Dalam Mira (1994 : 54) Manifestasi klinik marasmus dapat
dibagi menjadi :
1. Selalu ada
mengandung kalori dan protein. Pada kasus yang berat muka akan menjadi
2. Kadang-kadang ada
biasanya kurang jelas, jarang sekali ditemui rambut yang sangat terang.
campuran antara maramus dan kwashiorkor.gejala klinis yang umum adalah gagal
tumbuh kembang. Disamping itu terdapat pula satu atau lebih gejala kwashiorkor
hipotrofi otot, jaringan lemak subkutan berkurang, kerdil, anemia dan defistensi
vitamin.
D. PATHOFISIOLOGI
defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlrbih,
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya adalah
.kelainan yang mencolok gangguan metabolic dan perubahan sel ynag menyebabkan
edema dan pelemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi
berbagai kekurangan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan sintesis dan
meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang
tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin berkurang asam amino dalam serum
ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang berakibat
timbulnya edema. Pelemakan hati yang terjadi karena gangguan pembentukan beta-
lipo protein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat
Resiko infeksi
Lemas dan cengeng
Asam amino esensial
menurun
Produksi albumin
Cadangan metabolisme berkurang
menurun
Sintesa dan metabolisme
dihati berkurang
edema
Resiko tinggi infeksi
saluran cerna
Pengecilan otot
Perubahan pertumbuhan
dan perkembangan
BB menurun
F. KLASIFIKASI
1. Marasmus
2. Kwashiorkor
Adalah suatu penyakit kekurangan protein dari segi kualitas maupun
kuantitas.
3. Marasmus Kwasiorkor
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
hebatnya sehingga hampir semua sela hati mengandung vakuola lemak besar
sering juga ditemukan tanda fibrosis, nekrosis dan infiltrasi sel mononucleus.
Laboratorium menunjukan:
- Kadar asam amino esensial dalam plasma relative lebih rendah dari pada
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis,
dan infiltrasi sel mono nucleus. Pada perlemakan berat hampir semua sel hati
seperti degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, atrofi vilus usus, atrofi
H. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
cairan, cukup vitamin dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang mudah
dicernakan dan diserap. Oleh karena toleransi akan makanan dari penderita
dari hari pertama pengobatan masih rendah hendaknya makanan jangan
diberikan sekaligus terlalu banyak, tetapi dinaikan hari demi hari. Hasil yang
jam permalam, bila dehidrase berikan cairan lewat sonde lambung, intra
Dalam garis besarnya terdiri dari terapi nutrisi, pengobatan terhadap penyakit
SI/kg BB dengan maksimal 400.000 SI. Senyawa besi atau asam folat
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Penanganan KKP tidak hanya berfokus kepada masalahnya saja, tetapi perlu
dicerna
I. KOMPLIKASI
1. Defisiensi vitamin A
Devisiensi vitamia A terjadi karena masukan yang kurang atau absorpsi yang
terganggu. Nilai absorbsi ini dijumpai pada anak yang menderita malnutrisi,
pada penyakit hati. Karena vitamin A larut dalam lemak, masukan lemak yang
2. Investasi cacing
investasi cacing meningkat pada anak dengan gizi kurang. Masih terdapat
3. Tuberkolosis
Ketika anak terinfeksi pertama kali oleh bakteri tuberculosis anak akan
kelenjar limfe pada pangkal paru (kelenjar hilus), yang terletak dekat bronkus
utama dan pembuluh darah. Jika pembesaran ini menghebat, penekanan pada
anak dengan keadaan umum dan gizi yang jelek, kelenjar dapat memecah ke
luas.
4. Broncho pneumonia
Pada anak yang menderita kekurangan kalori protein dengan kelemahan otot
(Bronkopneumonia).
5. Noma
Gejala yang khas adalah bau busuk yang sangat keras. Luka bermula dengan
bintik hitam berbau di selaput mulut pada tahap berikutnya bintik ini akan
luar akan terlihat lubang kecil. Kemudian lubang kecil ini akan berbentuk luka
kecil berbau busuk, berwarna merah kebiruan. Beberapa hari kemudian luka
kecil mini akan melebar, warnanya berubah menjadi biru kehitaman. Selain itu
gigi geligi dapat terlepas dari jaringan tulang sekitarnya menjadi nekrotik.
Pada tahap ini dari luar akan nampak luka besar pada daerah mulut yang
berwarna biru kehitaman, terdiri dari jaringan nekrotik yang akan terlepas dari
Noma dapat terjadi pada berbagai bagian mulut seperti kedua ujung bibir, bibir
bawah, bibir atas, pipi, dagu bagakan dapat mengenai sebagian luka penderita.
J. PENCEGAHAN
b) Jangka menengah
pengawasan.
Cara penyampaian secara umum ada dua cara yang biasa dipakai adalah :
1) Pendidikan kesehatan
dikebunnya masing-masing.
A. PENGKAJIAN
a) Data subjektif
1) Rasio Berat Badan (BB)
- Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi
2) Tingkat aktivitas
tampak lesu dan tidak bergairah dan pada anak yang lebih tua
4) Diet
b) Data objektif
1) Data umum
- Perubahan rambut
- Adanya Oedema
2) Data Penunjang
c. Kadar asam amino esensial dalam plasma relative lebih rendah dari
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya masukan
makanan
asupan nutrisi.
C. NOC
Dx 3. a. Pengendalian resiko.
Dx 4. a. pertumbuhan.
Dx 5. a. Pengetahuan : Diet
NOC
Dx 1.
Indikator :
1. Intake Kalori
2. Intake Protein
3. Intake Lemak
4. Intake Karbohidrat
5. Intake Vitamin
6. Intake Mineral
8. Intake Kalsium
Dx 2
Indikator.
Dx 3
Indikator.
Dx 4
Indikator
Dx 5
Indikator
D. NIC
Dx 1 NOC 1
Aktifitas :
Dx 2 NOC 1
NIC :1 Pemantauan kulit
Aktifitas :
Dx 3
Aktifitas:
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala dari infeksi
Dx 4
Aktivitas :
Aktifitas :
dijalankan
NOC 2
Aktifitas :
- Menjelaskan prosedur
dilakukan
mendiskusikannya.
E. EVALUASI
Dx 1 NOC 1
1. Intake kalori 5
2. Intake protein 4
3. Intake lemak 4
4. Intake Karbohidrat 5
5. Intake Vitamin 4
6. Intake mineral 5
8. Intake kalsium 5
Dx 2 NOC 1
Dx 3 NOC 1
Dx 4 NOC 1
1. Persentase berat berdasarkan umur 2
Dx 5 NOC 1
NOC 2
Mansjoer, a., Suprahaita, Wardani, W.I., & Setio wulan W. 2000. Kapita Selekta
kedokteran, Edisi 3.Jilid 2. Jakarta: Media aescullapius
Nelson (Nelson :Texs Book of Pediatrics) / Richard E.b., Victor C. Vaughan : Alih
Bahasa, Moelia Radja Siregar. 1988. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 12, Bagian
1. Jakarta: EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1
.Jakarta:FKUI
Whaley & Wongs. 1995. Nursing Care of Infants and Children, Fifth Edition , by
Mosby-year book. Inc.