Anda di halaman 1dari 20

KURANG KALORI PROTEIN

By; Ns. Zuraidah, S.Kep

PENDAHULUAN
Kurang kalori protein (KKP) akan terjadi
apabila kebutuhan tubuh akan kalori,
protein atau keduanya tdk tercukupi oleh
diet.
Kedua bentuk defisiensi ini tidak jarang
berjalan bersisian, meskipun salah satu
lebih dominan ketimbang yang lain.
Sindrom kwashiorkor terjelma manakala
defisiensi lebih menampakkan dominasi
protein, dan marasmus termanifestasi jika
terjadi kekurangan energi yang parah.

Kombinasi kedua bentuk ini


marasmus kwashioskor juga tdk
sedikit, meskipun sulit untuk
menentukan kekurangan apa yg lebih
dominan.
Keparahan KKP berkisar dari hanya
penyusutan BB atau terhambat
tumbuh, sampai kesindrom klinis
yang nyata, dan tdk jarang berkaitan
defisiensi vitamin dan mineral

PENGARUH KKP TERHADAP


BERBAGAI ORGAN
Saluran pencernaan
Malnutrisi berat menurunkan sekresi asam dan
melambtkan gerak lambung. Lapisan mukosa
terlihat disepanjang edema, mukosa usus halus
mengalami atrofi, vili pada mukosa usus lenyap
permukaannya berubah menjadi datar.

Pankreas
Gangguan fungsi pankreas bersama2 dgn
intoleransi disakarida akan menimbulkan
sindrom malabsorpsi selanjutnya berlanjut diare

Hati
Pengaruh malnutrsi pd hati bergantung
pada lama serta jenis zat gizi yg
berkurang. Glikogen pd penderita
marasmus cpt sekali terkuras sehingga
zat lemak kemudian tertmpuk dalam selsel hati, manakala kelaparan terus
berlanjut hati terus mengerut sementara
kandungan lemak menyusut dan protein
habis meskipun jumlah hepatosit relatif
tdk berubah.
Ukuran hati penderita kwashiorkor
membesar serta banyak mengandung
glikogen

Ginjal
Meskipun fungsi normal ginjal msh dpt
diperthnkan, GFR dan RPF telah terbukti
menurun. Pemeriksaan lab urin berupa
berat jenis rendah, ada sedikit sedimen,
RBC, WBC dan thoraks sementara
protein tdk ada. Secara histologis tdk
ada perubahan yang bermakna.

Sistem hematologik
Perubahan pada sisten hematologik
meliputi anemia, leukopenia,
trombositopenia serta hipoplasia sel-sel
sumsum tulang dan jumlah trombosit
juga menurun

Sistem kardiovaskular
Kondisi semi kelaparan akan menyusutkan BB
sebanyak 24%, mengerutkan volume jantung
hingga 17% disampng menyebabkan
bradikardia, hipotensi arteri ringan, penurunan
tekanan vena, konsumsi oksigen, stroke
volume dan penurunan curah jantung.
Dampaknya adalah kerja jantung menurun,
penurunan saturasi oksigen vena dan arteri

Sistem pernafasan
Menunjukkan tanda-tanda pernah menderita
bronkitis, tuberkulosis serta pneumonia.
Kematian akibat malnutrisi biasanya terjadi
berkaitan dengan pneumonia. Penyulit ini
biasanya disebabkan oleh lenyapnya kekuatan
otot perut, sela iga, bahu dan diafragma.

KLASIFIKASI KKP
Klasifikasi Gomez (1956)
Didasarkan pada pada berat badan
terhadap usia (BB/U). Berat anak yg
diperiksa dinyatakan sbg persentase
dari berat anak seusia yg diharapkan
pda baku acuan dgn menggunakan
persentil ke 50 baku acuan Harvard
Derajat KKP

Berat badan (%)

I (Ringan)

90-76

II (Sedang)

75-61

III (Berat)

< 60

Klasifikasi KKP
Menurut Jellife (1966), menyusun
klasifikasi KKP berdasarkan BB/U,
termasuk baku acuan Harvad dgn
persentil ke 50, tetapi Jefille
membangi menjadi 4 tingkatan,
yaitu
:
Kategori
Berat badan / Usia (%)
KKP I

90-80

KKP II

80-70

KKP III

70-60

KKP IV

<60

Dari klasifikasi jefille marasmus dan


kwashioskor belum dpt dibedakan,
karena Bengoa (1970) mencoba
menengahi kedua pengelompokan ini
dgn memasukkan tanda edema tanpa
memandang defisit BB.
Kategori

Berat badan / usia (%)

KKP I

90-76

KKP II

74-61

KKP III

Semua penderita dengan edema

Klasifikasi Berdasarakn Depkes RI


(2000),merekomendasikan baku WHONCHS untuk digunakan sebagai baku
antropometri di Indonesia, penyajian
indeks digunakan simpangan baku
Indeks

Simpangan Baku

Status Gizi

BB/U

2 SD
-2 SD sampai +2 SD
< -2 SD sampai -3 SD
< -3 SD

Gizi lebih
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk

TB/U

Normal
Pendek

-2 SD s/d +2 SD
< -2 SD

BB/TB

2 SD
-2 SD sampai +2 SD
< -2 SD sampai -3 SD
< -3 SD

Gemuk
Normal
Kurus
Sangat kurus

1. MARASMUS
Marasmus adalah salah satu bentuk
kekurangan gizi yang buruk paling
sering ditemui pada balita
penyebabnya antara lain karena
masukan makanan yang sangat
kurang, infeksi, pembawaan lahir,
prematuritas, penyakit pada masa
neonatus serta kesehatan
lingkungan.

Manifestasi Marasmus
1. Badan kurus kering
tampak seperti orangtua
2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor
kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung
pada bayi
6. Jaingan subkutan
hilang
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis

1. KWASHIORKOR
Kwashiorkor adalah gangguan gizi karena
kekurangan protein biasa (KEP) sering disebut
busung lapar, tanda-tandanya adalah :
Edema (bengkak) umumnya di seluruh tubuh
terutama pada kaki ( dorsum pedis )
Wajah membulat dan sembab
Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila
diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak
berbaring terus menerus.
Perubahan status mental : cengeng, rewel
kadang apatis.
Anak sering menolak segala jenis makanan
( anoreksia ).

Pembesaran hati
Sering disertai infeksi,
anemia dan diare /
mencret.
Rambut berwarna kusam
dan mudah dicabut.
Gangguan kulit berupa
bercak merah yang
meluas dan berubah
menjadi hitam terkelupas
( crazy pavement
dermatosis ).
Pandangan mata anak
nampak sayu

2. Tanda-tanda MarasmusKwashiorkor :
Tanda-tanda marasmus kwashiorkor merupakan
gabungan tanda-tanda dari marasmus dan
kwashiorkor.
Gambaran yg utama adalah kwashiorkor edema
atau tanpa lesi kulit, pengecilan otot dan
pengurangan lemak bawah kulit spt pada
marasmus, jika edema dpt hilang pada awal
pengobatan, penampakan penderita akan
menyerupai marasmus. Gambaran marasmus dan
kwashioskor muncul secara bersamaan dan
didominasi oleh kekurangan protein yg parah.

PENANGANAN KKP BERAT


Pengobatan awal ; ditujukan untuk
mengatasi keadaan mengancam jiwa
Rehabilitasi ; diarahkan untuk
memulihkan keadaan gizi

1. Pengobatan awal
Pengobatan atau pencegahan terhadap
hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dan
pemulihan ketidakseimbangan elektrolit
Pencegahan jika ada ancaman atau
perkembangan renjatan septik
Pengobatan infeksi
Pemberian makanan
Pengidentifikasian dan pengobatan
maslh lain spt; kekurangan vitamin,
anemia berat dan payah jantung.

2. Rehabilitasi
Dimulai di Rumah sakit dan dilanjutkan
dengan rawat jalan
Penderita hrs trs mengkonsumsi energi,
protein dan zat-zat lain dlm jlh yg tepat,
terutama jika makanan tradisional,
sementara itu dukungan fisik dan emosi
juga harus diberikan, disamping
pengobatan untuk diare yg membandal,
parasit usus, penyulit serta vaksinasi.
Tugas utama dalam fase ini adalah
mendorong anak untuk makan sebanyak
mungkin, pemberian asi secukupnya,

Merangsang perkembangan fisik dan


emosi serta menyiapkan
ibu/pengasuh dalam pengawasan
anak setelah keluar dari RS.

Anda mungkin juga menyukai