Anda di halaman 1dari 14

GLOMERULONEFRITIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB lll (Askep Sistem Perkemihan)
Dosen Pengampu: Damon Wicaksi,S.ST, M.Kes

Disusun oleh:
HELIN DWI CHANDRA (19037140020)
IMAMIA NUR RISKIYAH (19037140023)
MUSLIHOTIN HOFIFAH (19037140035)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020
BAB I

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir


dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa.

Terminologi glomerulonefritis yang dipakai disini adalah untuk menunjukkan


bahwa kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur
ginjal yang lain.

Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan


dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan
mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula
digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui merupakan
kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya
menimbulkan beberapa bentuk glomerulonefritis.

Glomerulonefritis juga disebut dengan glomerulonefritis akut post sterptokokus


(GNAPS) adalah suatu proses radang non-supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai
akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipe nefritogenik di tempat
lain. Penyakit ini sering mengenai anak-anak.

Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal


terhadap bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman
streptococcus. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan
berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus
yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. Sedangkan istilah akut
(glomerulonefritis akut) mencerminkan adanya korelasi klinik selain menunjukkan
adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakit dan prognosis.

B. Etiologi

Glomerulonefritis adalah suatu sindrom nefrotik yang ditandai timbulnya


hematoria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. Gejala ini timbul setelah
infeksi kuman streptococus beta hemolitikus golongan A disaluran pernafasan bagian atas
atau pada kulit. Glomerulonefritis terutama menyerang pada anak laki-laki dengan usia
kurang dari 3thn
Glomerulonefritis kronis juga disebabkan oleh sifilis, keracunan seperti keracunan
timaah hitam tridion, penyakit amiloid, trombosis vena renalis, purpura anafilaktoid dan
lupus eritematosus .

C. Tanda dan Gejala

Menurut Burner & Suddarth dalam Prabowo dan Pranata (2014) tanda dan gejala dari
glomerulonefritis kronik adalah:

1. Demam
2. Odem wajah
3. hipertensi
4. Nyeri panggul
5. Hematuria
6. Oliguria

D. Patofisiologi

Dari penyelidikan klinis imonologis dan percobaan pada binatang menunjukkan


adanya kemungkinan proses imonologi sebagai penyebab glomerulonefritis. Beberapa
ahli mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membran hasalis


glomerulus dan kemudian merusaknya
2. Proses auto-imun kuman streptococus yang nefritogen dalam tubuh menimbulkan
badan auto-imun yang merusak glomerulus
3. Streptococus nefritogen dengan membran batalis glomerulus mempunyai komponen
anti-gen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung merusak mebran basalis
ginjal
E. Pathway

glomerulonefritis

Vasospasme
Infeksi streptococcus
pembuluh darah

Reaksi antigen dan antibodi


hipertensi

Poliferasi sel dan kerusakan glomerulus


Nyeri akut

GFR menurun Kerusakan membran


kapiler

Retensi Na dan air Proteinuria, hemoturia

Edema Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kerusakan integrits
kulit
F. Klasifikasi

Glomerulonefritis kronis dibagi menjadi :

1. Glomerulonefritis akut
2. Glomerulonefritis kronik
3. Glomerulonefritis sekunder

Glomerulonefritis sekunder yang banyak ditemukan dalam klinik yaitu glomerulonefritis


pasca streptococus, dimana kuman penyebab tersering adalah streptococus beta
hemolitikus grup A yang nefritogenik terutama menyerang anak pada masa awal usia
sekolah. Glomerulonefritis pasca streptococus datang dengan keluhan hematuria nyata,
kadang-kadang disertai sembab mata atau sembab anakarsa dan hipertensi.

G. Penatalaksanaan
1. Istirahat selama 1-2 minggu
2. Modifikasi diet
3. Pembatasan cairan dan natrium
4. Pembatasan protein bila BUN meningkat
5. Antibiotika
6. Anti hipertensi
7. Pemberian diuretik furosemid intravena (1 mg/kgBB/hari)

H.    Pemeriksaan Penunjang


1.    Pemeriksaan urine : adanya proteinuria (+1 sampai +4), kelainan sedimen urine
dengan eritrosit disformik, leukosituria serta torak selulet, granular, eritrosit(++), albumin
(+), silinder lekosit (+) dan lain-lain. Analisa urine adanya strptococus
2.    Pemeriksaan darah :
-          kadar ureum dan kreatinin serum meningkat.
-          jumlah elektrolit : hiperkalemia, hiperfosfatem dan hipokalsemia.
-          analisa gas darah ; adanya asidosis.
-          Komplomen hemolitik total serum (total hemolytic comploment) dan C3 rendah.
-          kadar albumin, darah lengkap (Hb,leukosit,trombosit dan erytrosit)adanya anemia
3.    Pemeriksaan Kultur tenggorok : menentukan jenis mikroba adanya streptokokus
4.    Pemeriksaan serologis : antisterptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase \
5.    Pemeriksaan imunologi : IgG, IgM dan C3.kompleks imun
6.    Pemeriksaan radiologi : foto thorak adanya gambaran edema paru  atau payah
jantung
BAB II
ASKEP TEORI

1. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan


penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal
assessment. Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

A. Identitas.
a. Identitas Klien (nama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku/bangsa, bahsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan no telepon)
b. Identitas Penanggung Jawab

B. Riwayat penyakit.
1. Keluhan utama: Nyeri abdomen
2. Riwayat penyakit sekarang :
Adanya riwayat infeksi streptokokus beta hemolitik
3. Riwayat penyakit dahulu :
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan
seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah  dan diare. Badan panas hanya sutu
hari pertama sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga ada yang menderita glomerulonefritis sebelumnya

C. Pola fungsi kesehatan

a.         Pola nutrisi  dan metabolik:


Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban
sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan
seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun.
Adanya mual , muntah dan  anoreksia  menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi
karena uremia.
b.        Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi urin  : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi  dan terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguria sampai anuria, proteinuri, hematuria.
c.         Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan  dan tekanan darah mutlak selama 2  minggu dan mobilisasi 
duduk dimulai  bila tekanan ddarah sudah normaal selama 1 minggu.  Adanya
edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu
napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak,
frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi   dapat  menyebabkan  pemmbesaran
jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah) , anemia dan hipertensi yang
juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang  menetap dapat 
menyebabkan gagal jantung.   Hipertensi ensefalopati  merupakan gejala serebrum
karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah,  dan kejang-
kejang. GNA munculnya tiba-tiba  orang tua tidak mengetahui penyebab dan 
penanganan penyakit ini.
d.        Pola  tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.
keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
e.         Kognitif & perseptual :
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar  dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena
inumnitas yang  menurun.
f.         Persepsi diri :
Klien  cemas  dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan  perawatan
yang  lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula
g.        Hubungan peran :
Anak  tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh  dan lingkungan
perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.
h.        Nilai keyakinan :
Klien berdoa memohon kesembuhan  sebelum tidur.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas/istirahat
-       Gejala: kelemahan/malaise
-       Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus otot
2. Sirkulasi
-       Tanda: hipertensi, pucat,edema
3. Eliminasi
-       Gejala: perubahan pola berkemih (oliguri)
-       Tanda: Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
4. Makanan/cairan
-       Gejala: (edema), anoreksia, mual, muntah
-       Tanda: penurunan keluaran urine
5. Pernafasan
-       Gejala: nafas pendek
-       Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman (pernafasan kusmaul)
6. Nyeri/kenyamanan
-       Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala
-       Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah

E. Pemeriksaan Diagnostik
Pada laboratorium didapatkan:
- Hb menurun ( 8-11 )
- Ureum dan serum kreatinin meningkat.
( Ureum : Laki-laki = 8,84-24,7 mmol/24jam atau 1-2,8 mg/24jam, wanita = 7,9-14,1
mmol/24jam atau 0,9-1,6 mg/24jam, Sedangkan Serum kreatinin : Laki-laki = 55-123
mikromol/L atau 0,6-1,4 mg/dl, wanita = 44-106 mikromol/L atau 0,5-1,2 mg/dl ).
- Elektrolit serum (natrium meningkat, normalnya 1100 g)
-  Urinalisis (BJ. Urine meningkat : 1,015-1,025 , albumin , Eritrosit , leukosit )
-  Pada rontgen: IVP abnormalitas pada sistem penampungan (Ductus koligentes)
-  Pemeriksaan darah
LED meningkat.
Kadar HB menurun.
Albumin serum menurun (++).
Ureum & kreatinin meningkat.
Titer anti streptolisin meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Ketidakseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet kurang
3. Kerusakan integritas kulit b.d nutrisi tidak adekuat

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan

1. Nyeri akut Tujuan : setelah dilakukan 1. lakukan pengkajian nyeri


(12.1.00132) pemberian asuhan komprehensif yang meliputi
keperawatan selama 24 jam lokasi, karakteristik,
diharapkan nyeri berkurang onset/durasi, frekuensi dan
Kriteria hasil : kualitas, intensitas serta apa
1. mengenali kapan nyeri yang mengurangi nyeri dan
terjdi faktor yang memicu
2. mendapatkan informasi 2. eksplorasi pengetahuan dan
mengenai kontrol nyeri kepercayaan mengenai nyeri
3. menggambarkan nyeri 3. monitor nyeri menggunakan
4. menggunakan tindakan alat pengukur yang valid sesuai
pencegahan nyeri usia dan kemampuan
berkomunukasi
4. tanyakan pasien terkait
dengan tingkat nyeri yang tetap
nyaman dan fungsi, yang usaha
untuk menjaga nyeri pada level
yang lebih rendah dari pada
nyeri yang teridentifikasi

2. Ketidak Tujuan : setelah dilakukan 1. tentukan status gizi pasien


seimbangan tindakan keperawatan selama dan kemampuan pasien untuk
nutrisi kurang 2x24 jam nutrisi terpenuhi memenuhi kebutuhan gizi
dari kebuthan Kriteria hasil : 2. tentukan apa yang menjadi
tubuh 1. Asupan gizi prefensi makanan bagi pasien
( 12.1.00002) 2. Asupan makanan 3. anjurkan pasien mengenai
3. Asupan cairan modifikasi diet (misalnya:NPO,
4.Energi cairan bening, cairan penuh,
lembut, atau diet sesuai
kebutuhan
4. anjurkan pasien untuk
memantau kalori dan asupan
makanan

3. Kerusakan Tujuan : setelah dilakukan 1. jangan menggunakan alas


integritas kulit asuhan keperawatan kasur yang bertekstur kasar
(11.2.00046) diharapkan integritas kulit 2. bersihkan dengan sabun
baik antibakteri dengan tepat
Kriteria hasil : 3. sapu kulit dengan bubuk obat
1. suhu kulit dengan tepat
2. sensasi 4. bersihkan plester yang lengket
3. elastisitas dan kotoran-kotoran kecil
4. ketebalan 5. berikan sokongan pada area
5. tekstur edema (misalnya, bantal
dibawah lengan)

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan
dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria.
Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan
mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang mula-mula
digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui merupakan
kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya
menimbulkan beberapa bentuk glomerulonefritis.
Gejala-gejala umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit adalh rasa lelah,
anoreksia dan kadang demam,sakit kepala, mual, muntah. Gambaran yang  paling sering
ditemukan adalah :hematuria, oliguria,edema,hipertensi.
Tujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis adalah untuk
Meminimalkan kerusakan pada glomerulus, Meminimalkan metabolisme pada ginjal,
Meningkatkan fungsi ginjal. Tidak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi
penyembuhan kelainan glomerulus. Pemberian pinisilin untuk membrantas semua sisa
infeksi,tirah baring selama stadium akut, diet bebas bila terjadi edema atau gejala gagal
jantung danantihipertensi kalau perlu,sementara kortikosteroid tidak mempunyai efek
pada glomerulofritis akut pasca infeksi strepkokus.

2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis menyarankan kepada para pembaca khususnya teman-teman
mahasiswa agar mencari reverensi lain selain dari makalah ini, dan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat kami jadikan pedoman
dalam membuat makalah yang berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/95146210/ASKEP-Glomerulonefritis
https://www.academia.edu/37797222/MAKALAH_ASUHAN_KEPERAWATAN_GLOMERULONE
FRITIS

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai