Disusun oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020/2021
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah hubungan etika
dengan moral, norma dan nilai. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hubungan etika dengan moral, norma dan
nilai. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian penyakit katup aorta ............................................................3
2.2 penyakit stenosis aorta ...........................................................................3
2.3 penyakit regurgitasi aorta.......................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
Operasi katup jantung merupakan jenis operasi jantung kedua paling umum,
sekitar 20% sampai 35% dari seluruh prosedur bedah jantung, dengan mortalitas di rumah
sakit sebesar 4% sampai 8%. Meskipun beberapa studi telah menyelidiki
potensi prediktor mortalitas jangka pendek setelah operasi katup jantung, namun
melalui penelitian ini peneliti juga ingin mendiskribsikan bahwa terdapat beberapa
model risiko khusus pada operasi jantung ganti katup yang memberikan semua
informasi yang diperlukan untuk digunakan di lembaga-lembaga kesehatan.
Sebagian masyarakat masih menganggap bedah jantung sebagai prosedur yang
menyeramkan karena kurangnya informasi yang didapat masyarakat mengenai
bedah jantung. Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, memang risiko
mortalitas pada operasi bedah jantung khususnya ganti katup jantung lebih tinggi
dibandingkan dengan operasi bedah lainnya. Namun dengan perkembangan ilmu
dan kemajuan teknologi saat ini, operasi bedah jantung telah mencapai angka
keberhasilan yang tinggi.
Intensitas operasi jantung di Indonesia saat ini cenderung meningkat. Data dari
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta menunjukkan bahwa
pelayanan bedah jantung di Indonesia juga telah mengalami kemajuan pesat. Selain
di bidang diagnostik, di bidang teknik operasinya juga mengalami kemajuan
signifikan. Operasi jantung meliputi, kelainan bawaan, operasi aorta, operasi pintas
koroner maupun operasi katup jantung. Untuk itu, RS Harapan Kita pada tanggal 7
Maret 2012 mendatangkan Profesor Davids Adams, pakar jantung dari Mitral
Foundation New York, Amerika Serikat. Profesor yang ahli dalam mereparasi
katup jantung yang bocor. Dari hasil pembelajaran dengan Prof. Adams,
keberhasilan reparasi jantung di Harapan Kita sudah mencapai 80Sebuah penelitian
pernah dilakukan oleh Retno dengan mendapatkan data 191
pasien operasi bedah jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama periode 1
Januari 2011- 31 Januari 2013 dengan angka keberhasilan 86,4% atau sebanyak 165
pasien dapat hidup sedangkan 26 orang sisanya meninggal. Distribusi operasi bedah
jantung berdasarkan jenis operasi pada periode tersebut yang terbanyak adalah
operasi jantung ganti katup sejumlah 114 operasi dengan rincian: 4 Aortic Valve
Replacement (AVR), 52 Mitral Valve Replacement (MVR), 22 Double Valve
Replacement (DVR) dan 36 Closure.
1.2 Tujuan
adapun tujuan makalah ini yaitu agar mahasiswa lebih memahami tentang penyakit
katub jantung
Penyakit katup aorta merupakan kondisi dimana yang terdapat diantara bilik pompa
utama jantung, yakni ventrikel kiri dan pembuluh darah utama pada tubuh, yakni aorta,
tidak berfungsi dengan sempurna. Penyakit katup aorta sudah dapat terjadi pada saat lahir
atau dapat juga terjadi akibat penyebab lainnya.
Pada kondisi ini, bagian flap yang terdapat pada katup aorta dapat mengalami penebalan
dan menjadi kaku, atau menyatu. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan dari celah
katup aorta. Katup yang mengalami penyempitan tersebut tidak dapat membuka secara
penuh, yang menyebabkan penurunan atau hambatan aliran darah dari jantung ke aorta
dan seluruh bagian tubuh lainnya.
Stenosis katub Aorta adalah suatu kelainan pada organ daerah jantung. Kelainan yang
disebutkan berupa adanya penyempitan pada katup jantung yang menghambat aliran
darah di jantung. Penyakit ini akan menimbulkan gejala bila masalah pada jantung
semakin berat sehingga aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta menjadi
terhambat.Penyakit ini juga sering disebut silent killer karena banyak dari kondisi
stenosis tidak menimbulkan gejala di awal kemunculannya.
Stenosis katub aorta adalah penyempitan katup jantung, yang mungkin disebabkan oleh
degenerasi dan endapan kalsium atau penyakit katup jantung bawaan, seperti katup aorta
bikuspidalis. Jantung memberikan suplai darah beroksigen ke seluruh tubuh melalui
katup aorta.
Penyebab lain yang berhubungan dengan munculnya stenosis aorta antara lain:
Demam rematik
Demam rematik pada masa anak-anak menghambat kinerja dan munculnya luka pada
jaringan katup mitral sehingga menimbulkan stenosis di katup aorta.
Penumpukan kalsium
Penumpukan kalsium di katup aorta disebabkan oleh proses penuaan. Kondisi ini
menyebabkan katup menjadi kaku dan tidak dapat memompa darah dengan baik.
2. Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan penyakit stenosis aorta
antara lain:
1. Faktor usia.Penyakit stenosis aorta sering ditemukan pada usia sekitar 65 hingga 75
tahun
2. Tekanan darah tinggi.Tekanan darah tinggi mengganggu sirkluasi darah sehingga
beresiko meningkatkan stenosis aorta
3. Kolesterol. Kolesterol tinggi menimbulkan peningkatan pada pembuluh darah yang
beresiko menimbulkan penggumpalan darah.
4. Gaya Hidup.Gaya hidup yang buruk seperti merokok menimbulkan resiko kerusakan
jaringan di sel-sel paru dan jantung.
Penderita dengan stenosis aorta biasanya tidak menimbulkan gejala di kondisi awal. Pada
kasus kongenital, gejala mulai dirasakan pada usia dewasa. Sedangkan pada pengaruh
gaya hidup dan kesehatan yang buruk, gejala dapat muncul pada usia tua. Gejala stenosis
aorta terdiri dari
1. Nyeri dada. Nyeri dada dirasakan seperti pada penyakit angina yaitu rasa nyeri
seperti tertusuk atau tertekan yang dapat menjalar ke leher dan lengan kiri.
2. Napas pendek. Napas pendek disebabkan penghambatan aliran darah di jantung yang
membawa oksigen
3. Takikardia. Hambatan aliran darah akibat penyempitan katup jantung menyebabkan
otot jantung berkontraksi untuk memompa darah melewati lubang yang sempit
sehingga detak jantung menjadi lebih cepat.
4. Sesak Napas. TImbul sesak napas yang meningkat pada saat melakukan aktivtas berat
5. Hilang kesadaran. Aliran darah yang tidak lancar dapat memicu hilangnya kesadaran
sementara atau syncope.
6. Komplikasi pada Stenosis Aorta
Komplikasi utama yang terjadi pada stenosis aorta jangka panjang adalah gagal
jantung pada usia lanjut. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada bayi
dan anak-anak adalah gagal tumbuh hingga kegagalan jantung di usia dewasa.
Diagnosis pada stenosis aorta ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik
dimulai dengan menanyakan keluhan dan memeriksa denyut nadi, tekanan darah, dan
memeriksa suara jantung melalui stetoskop. RIwayat kesehatan juga penting diperiksa
untuk melihata adanya kaitan penyakit.
5. Penanganan pada Stenosis Aorta
Pada kasus berat dimana terjadi penyempitan pada katup jantung yang menghambat
aliran darah dari jantung diperlukan operasi berupa pemasangan katup pengganti atau
valve replacement. Teknik penanganan seperti ini dipilih karena pada usia tua fungsi
pada beberapa organ yang telah rusak tidak dapat berfungsi maksimal walaupun hanya
sebatas diobati saja
Pada usia anak-anak dapat dilakukan ballon valvuloplasty. Teknik ini sedikit berbeda
yaitu dengan memasang kateter yang dimasukkan ke dalam katup lalu digelembungkan
untuk membuka lubang katup yang sempit.
Regurgitasi aorta adalah kelainan katup aorta yang ditandai dengan katup yang tak bisa
menutup dengan rapat. Katup aorta merupakan salah satu dari empat katup di jantung.
Katup ini membatasi bilik jantung kiri dan pembuluh darah aorta yang akan
memompakan darah ke seluruh tubuh.
Berdasarkan waktu terjadinya, regurgitasi aorta terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Regurgitasi aorta akut: kelainan katup aorta terjadi mendadak, mengakibatkan gejala
yang berat seperti sesak napas yang hebat dan nyeri dada. Kondisi ini biasanya
membutuhkan penanganan berupa tindakan operasi.
b. Regurgitasi aorta kronis: kelainan katup aorta terjadi perlahan-lahan dan ada
kemungkinan tidak menimbulkan gejala apa pun.
Pada kondisi ini, katup aorta tidak dapat menutup dengan sempurna, yang menyebabkan
aliran balik darah ke ventrikel kiri.
Penanganan dari kondisi ini bergantung dari tipe dan derajat keparahan dari penyakit
katup aorta. Pada sebagian kasus, dapat dibutuhkan pembedahan untuk memperbaiki atau
mengganti katup aorta.
Penyakit katup aorta dapat disebabkan oleh defek jantung yang telah ada sejak lahir.
Selain itu dapat juga disebabkan oleh kondisi lainnya, termasuk perubahan jantung yang
terkait dengan usia, infeksi, tekanan darah tinggi, atau cedera pada jantung.
3. Gejala regurgitasi aorta
Gejala yang mengiringi regurgitasi aorta akut dan kronis pun berbeda. Regurgitasi aorta
akut ditandai dengan sesak napas yang berat dan mendadak, serta dapat disertai nyeri
dada yang hebat yang terasa seperti disayat-sayat. Gejala-gejala tersebut muncul tiba-tiba
dalam hitungan jam atau hari.
Regurgitasi aorta kronis umumnya tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Bila
kelainan katupnya cukup berat, lama kelamaan akan timbul gejala seperti:
1. dada berdebar-debar
2. detak jantung teraba lebih kencang dari biasanya
3. sesak napas
4. nyeri dada
5. bahkan bisa terjadi kejadian meninggal mendadak.
5. Diagnosis
Diagnosis dari penyakit katup jantung dapat ditentukan berdasarkan wawancara medis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tertentu. Dokter dapat menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung dan menentukan apabila terdapat murmur
jantung yang dapat mengindikasikan adanya kelainan pada katup jantung.
1. Ekokardiogram
Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan pencitraan jantung
dalam bentuk video. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi bilik
jantung, katup aorta, dan aliran darah melalui jantung.
2. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan ini menggunakan elektroda yang diletakkan pada kulit untuk mengevaluasi
aktivitas listrik dari jantung. Pemeriksaan EKG dapat mendeteksi adanya pembesaran
bilik jantung, penyakit jantung, atau irama jantung yang abnormal.
3. Sinar X dada
Pemeriksaan sinar X dada dapat membantu dokter menentukan adanya pembesaran
jantung, yang dapat mengindikasikan terdapatnya penyakit katup aorta jenis tertentu.
Selain itu, juga dapat dilihat adanya pembesaran pembuluh darah aorta atau penumpukan
kalsium pada katup aorta. Tak hanya itu, pemeriksaan sinar X dada juga dapat membantu
dokter untuk mengevaluasi kondisi dari paru-paru.
6. Pencegahan
Karena penyakit katup aorta sering kali merupakan kondisi bawaan, belum diketahui
adanya cara yang efektif secara sepenuhnya dalam mencegah terjadinya kondisi ini.
Namun, beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit katup
aorta adalah riwayat infeksi jantung sebelumnya, penyakit ginjal kronis, dan riwayat
radiasi pada dada
7. Penanganan/ Pengobatan
Penanganan dari penyakit katup aorta bergantung dari derajat keparahan kondisi yang
dialami, terdapatnya tanda dan gejala yang dialami, serta kondisi yang memburuk. Pada
orang yang tidak mengalami gejala atau mengalami gejala yang ringan, dokter dapat
memantau kondisi dengan menyarankan individu tersebut untuk melakukan kontrol
secara rutin. Pada sebagian besar kasus, dapat dibutuhkan tindakan operatif untuk
memperbaiki atau mengganti katup aorta yang tidak berfungsi dengan sempurna. Pilihan
pembedahan yang dapat dilakukan adalah:
BAB III
PENUTUP
31. kesimpulan
Katup merupakan pintu yang mengalirkan darah di dalam jantung antara atrium dan
ventriket serta antara ventrikel aorta/arteri pulmonalis. Pergerakan membawa dan
menutupnya pasif tergantung pada tekanan dari atrium dan ventrikel jantung.
3.2 saran
Adapun saran pada penulisan makalah diharapkan bagi semua mahasiswa yang
membaca makalah ini mendapat manfaat sebagai penambahan ilmu dalam proses
perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.klinik-multihirudo.com/2010/10/penyakit-klep-katup-jantung.html
http://merliie-freincrive.blogspot.com/2010/02/penyakit-klep-jantung-penyakit-klep.html