Anda di halaman 1dari 25

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KEWARGANEGARAAN


Dosen Pengampu Lilik Puja Rahayu, SH, MSi

Disusun Oleh
Desy Aprilia Zaini ( NIM. 19037140014)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta keruniaNYA semata sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disuruh untuk memenuhi mata kuliah
KEWARGANEGARAAN yang menjadi salah satu mata kuliah yang wajib di
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat disesuaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada.
1. Ibu Yuana Dwi Agustin SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi
DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
2. Ibu Lilik Puja Rahayu, SH, MSi sebagai dosen pengampu mata kuliah
KEWARGANEGARAAN.
3. Semua pihak yang telah membantu mengerjakan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sangat membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 20 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Pengertian budaya..................................................................................
2.2 Pengaruh kebudayaan terhadap kemajuan bangsa Indonesia.................
2.3 Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan di Indonesia.....
2.4 Bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini.....................
2.5 Lunturnya budaya di Indonesia..............................................................
2.6 Cara Melestarikan budaya Indonesia......................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Era globalisasi saat ini, teknologi terus berkembang memacu peradaban
manusia yang semakin terus berubah. Tidak hanya perkembangan dari bidang
teknologi tetapi juga berkembang dari bidang budaya. Oleh sebab itu budaya asing
dapat ditemui dengan mudah, terutama budaya barat yang tidak sesuai dengan adat
budaya timur seperti Indonesia. Budaya asing dapat menambah edukasi bagi bangsa
Indonesia, terutama dibidang Ilmu Pengetahuan. Namun budaya asing tidak selalu
berdampak positif, kerena dengan adanya budaya asing, budaya kita sendiri mulai
diabaikan.
Kebudayaan itu sangat penting, karena bangsa yang besar adalah bangsa
yang berbudaya. Contohnya Jepang, walaupun Jepang negara maju dan terkenal
dangan teknologinya, masyarakat Jepang tetap menjungjung kebudayaannya yang
merupakan warisan leluhurnya. Berbanding terbalik dengan masyarakat Indonesia
terutama yang berdomisili di kota-kota besar,cara berpakaian, cara bicara, bahkan
sifat, sudah lebih bergaya asing.
Apalagi kini masyarakat kota sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk
istirahat, dan bangun pagi untuk berkerja lagi. Dan bila ada waktu luang,
masyarakat modern lebih sibuk didepan komputer hanya untuk bermain di dunia
maya seperti bermain facebook, twitter, atau bermain game online. Masyarakat
sekarang lebih bangga memiliki banyak teman di dunia maya ketimbang memiliki
banyak teman di dunia nyata. Bahkan bertegur sapa dengan tetanggapun sudah
jarang. Kegiatan tersebut dilakukan terus berulang-ulang tanpa henti, sehingga
tanpa disadari budaya kita yaitu beramah-tamah dan saling menyapa mulai pudar.
Gotong-royong yang dulu dibanggakan kini mulai diabaikan. Kebaya dan batik kini
mulai berganti dengan dress ataupun kain distro yang tidak ada dalam sejarah kita,
dengan alasan kebaya dan batik sudah kuno dan ketinggalan zaman.
Sangat disayangkan bila melihat Indonesia yang merupakan negara
majemuk dengan multiculture terbesar didunia, mengabaikan kebudayaannya
sendiri. Padahal banyak negara lain yang mulai “meniru” kebudayaan kita, seperti
negera Malaysia yang mengakui budaya kita adalah budaya bangsanya. Apakah
kita akan tetap membiarkan hal tersebut terus terjadi, seharusnya kita malu. Kita
seharusnya bisa mempertahankan, menghidupkan, mengembangkan, memelihara,
dan mempopulerkan kebudayaaan kebudayaan kita sendiri.
Jika dibiarkan budaya kita sendiri akan luntur. Jika luntur, maka Negara
Indonesia yang dikenal sebagai Negara terhormat dan berbudaya hanya tinggal
sejarah. Dari itu kita harus mampu mempertahan budaya kita. Jangan sampai kita
lebih PD dan lebih merasa gaul jika kita menggunakan budaya asing. Kita harus
pandai memilih budaya apa yang kita gunakan, budaya yang harus sesuai dengan
norma dan adat bangsa Indonesia. Jangan sampai budaya yang kita gunakan
melanggar norma, terutama norma agama yang berhubungan langsung dengan sang
maha pencipta.
Kita sebagai warga Negara yang mencintai tanah kelahirannya, sepatutnya
kita dapat menjaga apa yang telah leluhur kita berikan yaitu berupa “Kebudayaan”.
Salah jika kita mencemooh apa yang telah nenek moyang berikan kepada kita. Dan
merupakan sebuah keanehan jika ada warga Negara jika lebih membanggakan
kebudayaan lain, dan membiarkan kebudayaannya hilang dicuri tetangga.
Marilah jaga kebudayaan dan warisan leluhur kita yang beragam ini.
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya menjadi penonton kebudayaan kita sendiri,
tapi ikut berperan dalam melestarikan kebudayaan itu sendiri. Karena jika tidak kita
siapa penyambung kebudayaan ini ke generasi selanjutnya?. jika kebudayaan kita
luntur, maka anak cucu kita kelak, hanya akan menjadi penikmat dan penonton
kebudayaan asing di masa yang akan datang. Jangan sampai “Penyesalan datangnya
di akhir” itu benar-benar terjadi. Oleh karena itu kami membuat karya makalah
yang berjudul “Melestarikan budaya lokal di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud budaya?
2. Pengaruh kebudayaan terhadap kemajuan bangsa Indonesia?
3. Bagaimanakah pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini?
5. Lunturnya budaya di Indonesia?
6. Cara melestarikan budaya Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran
betapa pentingnya melestarikan budaya lokal terhadap kemajuan bangsa, sekaligus
mengingatkan karena melihat betapa kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya melestarikan budaya Indonesia yang beragam ini, dan betapa mudahnya
generasi muda saat ini yang dengan mudahnya dapat dipengaruhi oleh budaya asing
yang tidak sesuai dengan adat budaya timur.
1.Dapat Memahami yang dimaksud budaya?
2.Dapat Memahami pengaruh kebudayaan terhadap kemajuan bangsa
Indonesia?
3.Dapat Memahami pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan di
Indonesia?
4.Dapat Memahami perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini?
5.Dapat Memahami lunturnya budaya di Indonesia?
6.Dapat Memahami cara melestarikan budaya Indonesia?

1.4 Manfaat Penulis


Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin sehingga dapat memenuhi tugas pancasila yang diberikan dan sebagai
sarana media pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-
orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar"
di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif"
di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya
yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
A. Pengertian Kebudayaan
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Edward Burnett Tylor kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. Pengertian Kebudayaan Indonesia
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum
Indonesia merdeka pada tahun 1945.
C. Pengertian Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas


nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998,
yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta,
karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional
dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional
merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi
Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada
paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih
dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi
nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku
bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa
bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak
kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa
bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.
Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran
dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang
mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait
dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang
baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan
daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan
bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-
puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional
sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang
memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional
terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami
persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan
unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

2.2 Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kemajuan Bangsa Indonesia


Budaya sangat penting untuk kemajuan bangsa, karena selain agama,
budaya juga dapat mempengaruhi arah dan tujuan hidup. Indonesia memiliki
keberagaman budaya yang sangat kompleks. Keberagaman budaya bukanlah suatu
pembeda yang dapat menjadi perpecahan, melainkan untuk dijadikan sarana agar
dapat saling mengenal antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Perubahan
dan perkembangan budaya di suatu masyarakat, tidak terlepas dari perkembangan
pola pikir masyarakat itu sendiri.
Di belahan dunia mana pun, kebudayaan menjadi kunci untuk kemajuan
bangsa. Budaya suatu bangsa selalu berubah dan bersifat dinamis, tergantung dari
pengelolaan masyarakat dan bangsa itu sendiri.
Sebagai contoh, China yang semula mengusung budaya tertutup dan
kolektivisme sehingga masyarakatnya sulit maju dan berkembang. Namun,
perubahan secara struktural disertai perubahan kebudayaan yang mengarah pada
penghargaan kreativitas individu dan kepemilikan pribadi, masyarakat China bisa
berkembang. Beberapa negara yang kebudayaannya berubah secara dinamis,
diantaranya Singapura dan Korea yang mengusung kerja keras dan disiplin tinggi
sehingga masyarakatnya berkembang dengan pesat.
Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, dalam diskusi
“Penyerbukan Silang Antarbudaya: Sebagai Strategi Kebudayaan” yang
diselenggarakan oleh Yayasan Nasional Building (Nabil) pada hari Kamis (2/8) di
Jakarta, mengatakan, “Indonesia memiliki potensi untuk berkembang pesat dengan
penyerbukan pernikahan silang antarbudaya.” Model penyerbukan silang
antarbudaya sudah terbukti efektif pada masa lalu, seperti perpaduan antara
kebudayaan Hindu, China, dan Islam, yang kemudian melahirkan kebudayaan baru
yang penuh toleransi dan memutuskan setiap persoalan melalui musyawarah.
Indonesia pada masa lalu pun bisa maju karena mengutamakan potensi
maritim. “Jika Indonesia kini makin terpuruk, hal itu disebabkan potensi maritim
dan penyerbukan silang antarbudaya diabaikan. Masing-masing kelompok merasa
paling hebat,” kata Yudi.
Pendiri Yayasan Nabil, Eddie Lembong, mengatakan, “Jika ingin maju
Indonesia harus mengoptimalkan potensi maritim serta mengoptimalkan
kebudayaan-kebudayaan Nusantara yang sangat beragam.”
Keberagaman ini harus kita lihat sebagai sisi positif sekaligus keuntungan
yang dimiliki bangsa Indonesia. Misalnya, perbedaan budaya di Indonesia yang
beraneka ragam membuat masyarakat di dunia internasional tertarik untuk
berkunjung ke Indonesia. Banyak turis asing yang datang bukan hanya sekadar
liburan atau rekreasi semata, tetapi lebih dari itu untuk mengenal budaya negara
kita yang pada akhirnya akan menambah devisa melalui pariwisata, bertambahnya
lapangan kerja seperti pemandu wisata sangat dibutuhkan turis asing, pembangunan
hotel dan penginapan yang menyerap karyawan sekaligus menambah pendapatan
negara dari sektor pajak, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar melalui
penjualan aksesori dan atribut budaya daerahnya, serta berbagai keuntungan lain
yang bisa didapat oleh masyarakat dan negara Indonesia.
Lain halnya jika masyarakat menganggap perbedaan budaya sebagai suatu
ancaman, maka perbedaan itulah yang akan mengahancurkan bangsa tersebut.
Sebagai contoh, perang antarsuku di Papua yang hingga saat ini masih sering
terjadi. Kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah, dan kerusuhan Ambon, Maluku, yang
disebabkan perbedaan suku dan agama, dan masih banyak lagi pengalaman buruk
lain dari sejarah bangsa Indonesia yang disebabkan oleh pandangan sempit
mengenai keberagaman.
Setiap manusia pasti memiliki sikap yang berbeda dalam menanggapi
perbedaan itu sendiri. Entah itu Anda atau saya, pasti memiliki perbedaan baik dari
segi budaya maupun pola pikir. 
2.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan di Indonesia
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia
global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru
yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut
pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia
atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil.
Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan
masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Dalam
perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang
kebudayaan,misalnya ,hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu
negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan
patriotisme,hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,kehilangan
kepercayaan diri, dan gaya hidup kebarat-baratan.
Selain itu saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari
berbagai produk pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak,
televisi, radio, dan terutama adalah peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari
luar negeri maupun yang diproduksi sendiri. Walaupun media pernografi bukan
barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang.
Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi”
karena sangat mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan harganya pun
murah. Dan  contoh lain misal kita berjalan-jalan di mall atau di tempat publik
sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim dan
mengumbar aurat. Dimana budaya itu sangat bertentangan dengan dengan norma
yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja
masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orang-
orang Indonesia.
Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat
perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu
melarang berbagai sepak terjang masyarakat yabg berperilaku yang tidak
semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyarankan
agar televisi tidak merayakan goyang erotis denga puser atau perut kelihatan.
Ternyata dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang tidak menayangkan artis
yang berpakaian minim.
Dari uraian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak
globalisasi kenyataannya sangat berpengaruh terhadap prilaku dan budaya
masyarakat Indonesia dimana fenomena pengglobalan  dunia harus disikapi dengan
arif dan positif  thinking karena globalisasi dan modernisasi sangat diperlukan dan
bermanfaat bagi kemajuan. Namun kita tidak boleh lengah dan terlena, karena era
keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh negatif yang akan
merusak budaya bangsa. Menolak globalisasi bukanlah pilihan tepat, karena itu
berarti menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi perlu
kecerdasan dalam menyaring efek globalisasi. Akses kemajuan teknologi
informatika dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai pelestari dan pengembang
nilai-nilai budaya lokal.Jati diri daerah harus terus tertanam dijiwa masyarskat
Indonesia, serta harus terus, meningkatkan nilai-nilai keagamaaan.
2.4 Perkembangan Kebudayaan Indonesia Saat Ini
1. Pada Masyarakat
Dari penjelasan yang telah dijelaskan, bahwa pengertian Kebudayaan
sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Penetrasi
kebudayaan pada zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan budaya Indonesia
sebelumnya, contohnya pada Budaya barat yang sekarang terus mengerus
kebudayaan asli Indonesia sendiri, misalnya hilangnya rasa hormat anak kepada
orangtuanya, budaya sungkeman sudah dilihat jarang, budaya berpacaran yang
berlebihan hingga berimbas kepada sex bebas. Ini semua merupakan kendala bagi
moral penerus bangsa yang nantinya merusak moral, hingga bangsa sendiri.
Semoga Negara tidak buta melihat fakta ini.
2. Pada Pemerintah.
Budaya yang berada pada pemerintah pasti tidak hilang dari budaya politik,
namun budaya politik yang sehatlah yang dapat merubah dari keterpurukan menuju
kesejahteraan masyarakatnya.
Pada tahun terdahulu, saat para Pahlawan dan pemuda berjuang mati-matian
demi memerdekakan Negara ini, kekuatan nasionalisme yang kuat mereka bisa
mewujudkan keinginan mereka, namun sekarang berbeda 180 derajat, Budaya
politik sudah tidak sehat, para pemegang kekuasaan hanya memikirkan perut
mereka sendiri yang hingga akhirnya rakyat yang menjadi korbanya, budaya
dipemerintahan sekarang hanyalah ucapan kosong para pejabat yang manis saat
awal pencalonan, namun pahit disaat menjabat bagi para rakyatnya.
Kelalaian demi kelalaian terjadi, kemiskinan meningkat, kisruh masyarakat
meruak, hingga nyawa rakyat tak tahan kuat untuk hidup alias meninggal dunia.
Kemana selama ini pemerintah, Indonesia melakukan rencana yang hanya bagus
diawal saja, namun terbengkalai diakhirnya hingga mungkin hilang biaya rencana
alias (Korupsi).
Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik
dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya
dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh
penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak
menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu
budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya
semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli
Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia,
masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern namun akhir-akhir
ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia,
buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan
masyarakat indonesia.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial
budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu
perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran
(unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata
kembali kehidupan mereka .
Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang
amat dahsyat sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan
reformasi itu berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan
teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari,
penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma
sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia
yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan
dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama
32 tahun yang lalu telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma
sosial disamping ketrampilan dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang
mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan
penanaman modal yang besar (intensive capital investment); Modal yang besar itu
harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan
keuntungan materi seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja
yang berketrampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar
keberhasilan (achievement orientation).
Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan
sosial di segenap sector kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan
berbagai reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dalam proses
perkembangan sosial budaya itu, biasanya hanya mereka yang mempunyai berbagai
keunggulan sosial-politik, ekonomi dan teknologi yang akan keluar sebagai
pemenang dalam persaingan bebas. Akibatnya mereka yang tidak siap akan
tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan memperlebar serta memperdalam
kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat menimbulkan kecemburuan sosial
yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam masyarakat majemuk dengan multi
kulturnya.
Keterbatasan lingkungan (environment scarcity) Penerapan teknologi maju
yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam
pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-
mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong pengusaha
untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan dhutan
secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin
pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi barang jadi
yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah
menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam
kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan
di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal
batas lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada
sumber daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang
ditopang dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan
dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom)
penduduk setempat.
Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini
pada gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial
dan nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan
penduduk perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara
menguntungkan. Apa yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata
sosial lama sehingga penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan
kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam
menata kehidupan pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan
sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota,
penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh
mereka yang tidak berhak.
Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang
berkepanjangan dan berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun
amuk.
Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik
dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya
dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh
penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak
menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu
budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya
semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli
Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia,
masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern namun akhir-akhir
ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia,
buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan
masyarakat indonesia.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial
budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu
perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran
(unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata
kembali kehidupan mereka .
Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian
tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke
internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim
oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:
1. Batik dari jawa oleh Adidas
2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda
9. Tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10. Lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia
13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri
kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk
masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya
indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak
muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap
akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.

2.5 Lunturnya Budaya Indonesia

Kebudayaan-kebudayaan bangsa sekarang sudah mulai luntur dari


masyarakat kita karena masyarakat kita khususnya para pemuda lebih condong
senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli kita sendiri. Sebagai
contoh para remaja putri atau pemudi kita lebih senang meniru memakai celana
pendek seperti remaja putri atau pemudi bule yang ternyata merupakan kebudayaan
barat yang mereka anggap dapat membuat mereka lebih cantik dari pada memakai
pakaian yang menutup anggota tubuh yang merupakan salah ciri khas kita sebagai
negara yang penuh sopan santun dan keramahannya. Remaja sekarang ini berbeda
jauh dengan remaja-remaja zaman dulu. Jika remaja dulu cenderung aktif, kreatif,
ulet dan mau berusaha sedangkan remaja sekarang ini sudah dimanjakan dengan
peralatan serba canggih dan makanan instan, dan kebanyakan tidak mau berusaha
dengan keras, sebagi generasi penerus hendaknya kita harus berusaha lebih keras .
Zaman yang serba ada ternyata mampu membuat seorang menjadi pemalas dan
lamban dalam berfikir serta bertindak.
Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai kebudayaan sangat tergantung
kepada kemampuan penalaran, skill, dan manajemen masyarakat khususnya kaum
muda sebagai generasi penerus. Sayang sekali sampai dengan saat ini, masyarakat
Indonesia mengalami krisis kebudayaan. hal ini disebabkan Kebudayaan asli
bangsa Indonesia dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan oleh
pihak-pihak yang berkompeten . Bahkan kebudayaan asli bangsa terkesan dibiarkan
mati merana digerilya oleh kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Watak-
watak negatif masyarakat Indonesia seperti munafik, feodal, malas, tidak suka
bertanggung jawab, suka gengsi dan prestis, dan tidak suka bisnis, harus
dihilangkan dan diganti dengan watak-watak yang baik. Semangat rakyat yang
senang bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, bermusyawarah
memutuskan cara penyelesaian masalah sudah sangat jarang terlihat. Nilai-nilai
kebudayaanpun sudah mulai hilang terlindas oleh kemajuan jaman . Dahulu, nilai
gotong royong sangat terasa sekali, jika ada tetangga yang melaksanakan hajatan.
Ketika petani mau menanam padi atau kedelai di ladang atau panenan, pasti tidak
bayar, upahnya hanya makan pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada
diantara mereka menanam atau memanen, maka warga yang lainnya ikut gotong
royong dan begitu sebaliknya, terjadi semacam barter tenaga. Sekarang keadaanya
telah bergeser, kalau mau bercocok tanam atau panenan sudah harus
memperhitungkan upah. Bahkan sekarang jika ada kentongan dipukul untuk
bergotong royong di rumah tetangga, banyak orang yang berfikir praktis, cukup
memberi uang dan tidak udah ikut gotong royong.
Itulah mengapa indonesia krisis Identitas nasional, padahal Negara
merupakan suatu gambaran komunitas politik dimana masyarakat menyatakan
dirinya sebagai bagian dari sebuah negara tersebut (Benedict Anderson,1991).
Sedangkan secara umum Identitas Nasional diartikan sebagai keanggotaan
seseorang dalam sebuah negara.
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal
sehingga menunjukkan suatu keunikan serta membedakannya dengan hal-hal lain.
Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi bersama.Jadi, Identitas Nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat
khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan
alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama,
politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan
konsep suatu bangsa mengenai dirinya sendiri. Indonesia merupakan negara yang
memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri dari berbagai macam suku dari
sabang sampai merauke dan pastinya memiliki keanekaragaman identitas nasional.
Basis dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas yang mengarah
kepada peran sosial dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu
yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut
kebudayaan) ,politically (identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran
sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, atapun sebagai
warga negara).
Menurut pendapat saya, identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus
dijaga agar bangsa tersebut tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi
bangsa yang kuat. Kita mungkin terkadang bingung  mengenai apa itu identitas
nasional bangsa indonesia, oleh karena itu topik identitas nasional yang kita pelajari
dalam pelajaran citizenship ini dapat membantu kita memahami arti dari identitas
nasional dan bagaimana kita bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Topik identitas nasional dapat menumbuhkan rasa nasionalisme
yang tinggi diantara warga negara indonesia jika setiap warga negara menyadari
dan mengimplementasikan nilai-nilai identitas nasional yang telah ada. Namun
dalam pengamatan saya, identitas nasional di negara ini mulai memudar.
Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa “satu indonesia” membuat identitas nasional
negara ini menjadi kacau atau disebut krisis identitas nasional. Salah satu definisi
nasionalisme yaitu menurut Arif Budiman nasionalisme adalah persatuan secara
kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah yang sama, bahasa yang sama
dan pengalaman yang sama. Sejarah mengenai nasionalisme di indonesia dimulai
dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 yang menjadi tonggak
berdirinya organisasi-organisasi pemuda pada saat itu.
Saat ini dapat kita lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas
nasional. Banyak penduduk indonesia telah melupakan unsur unsur kebudayan
yang merupakan basis dari identitas nasional suatu bangsa. Contohnya yaitu budaya
barat yang masuk ke indonesia melalui globalisasi telah banyak mengubah pola
hidup generasi muda saat ini, salah satunya yaitu melupakan kultur budaya bangsa
indonesia sendiri.

2.6 Cara Melestarikan Budaya Indonesia


Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan unsur kebudayaan
yang semua sebagaimana tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika yang artinya “
walaupun berbeda – beda tetap satu jua “
Kebudayaan lama atau yang sering disebut kebudayaan asli bangsa
indonesia dimana kebudayaan ini belum terjamah oleh kebudayaan asing
merupakan suatu harus  tetap kita pertahankan karena ini meryupakan suatu
kebanggaan atau kekayaan bangsa kita, oleh karena itu supay kebudayaan –
kebudayaan asli bangsa indonesia ini tetap ada marilah kita jaga bersama, adapun
cara memelihara kebudayaan asli bangsa indonesia adalah sebagai berikut :

A. Melalui Media Massa

Media massa mempunyai tugas dan kewajiban–selain menjadi sarana dan


prasarana komunikasi–untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan
peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya
dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya)–
dari yang kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang tidak
menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan – tanpa ada batasan
kurun waktu.
Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media massa, media massa dan
manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan dan saling
membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai kepentingan,
masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita dan
informasi untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri
maupun untuk kepentingan orang atau institusi lainnya; di lain pihak,
manusia membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-
kepentingan tertentu.
Televisi sebagai media publik mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu
dijelaskan lagi, kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan
unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga
unsur tersebut, juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini
bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan
kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio,
juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah
dengan aman dan nyaman, sedang televisi itu selain menyajikan film juga
programa yang lain seperti seni tradisional. Sesuai fungsinya, media massa
(termasuk televisi), selain menghibur, ada tiga fungsi lainnya yang cukup
penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi menjadi
empat fungsi media(tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat oleh
Wright). Keempat fungsi media tersebut adalah:
1. Pengawasan (Surveillance)
2. Korelasi (Correlation)
3. Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)
4. Hiburan (Entertainment)

B. Pementasan – Pementasan
Walau tidak mudah upaya-upaya pelestarian budaya kita harus tetap gencar
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pementasan-pementasan
seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau tempat umum
yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan
berjalan sukses apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah
dan adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk televisi. Maka cepat
atau lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah

C. Melibatkan peran pemerintah 


Mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung,
dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana
untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
Dan tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,
melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya
agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama
Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh
negara lain.
D. Menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal
Dengan adanya Sekolah Selenggarakan Mata Pelajaran Muatan dan
ekstrakurikuler wajib berbasis pelestarian seni budaya setempat, dapat
menimbulkan rasa cinta dan bangga memiliki kebudayaan tersebut, dengan
demikian para genarasi muda dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan
yang ada di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang
tidak ternilai harganya. Negara Indonesia disebut Negara maritim karena
dikelilingin oleh banyak pulau, budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka
ragam,budaya itulah yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan agar tidak punah
atuapun diclam oleh negara lain.
Indonesia Negara yang sangat kaya dan unik,negara Indonesa juga
beraneka ragam suku bangsanya. Tapi sangat disayangkan setelah banyak
pengakuan dari negara lain bahwa tari pendet,masakan padang,reog diponogoro
diclam oleh negara tetangga baru Indonesia merasa itu adalah budaya yang harus
dilestarikan. Negara tetangga menjadikan budaya kita sebagai aset pariwisata yang
sangat menguntungkan. Mangapa kita tidak melakukan itu? yang berdampak positif
bagi Negara kita, Baik dalam bertambahnya pendapatan Negara dan kita juga sudah
melestarikanbudayakitasendiri.
Saya sebagai generasi muda ingin sekali memberikan pencerahan bahwa
budaya itu perlu dilestarikan salah satunya adalah tidak malu belajar menari dari 30
propinsi yang ada diindonesia dan seandainya kita bisa kita harus mengajarkannya
kepada anak-anak yang masih dini karena mereka adalah salah satu generasi bangsa
yang akan memimpin negara kita tercinta ini.

3.2 Saran
Dari pengalaman sejarah kita harus banyak belajar dari keberhasilan
kehidupan budaya negara lain, antara lain dalam meningkatkan kedewasaan dalam
adat istiadat,tanggung jawab sebagai bangsa dan kesadaran untuk mematuhi aturan
main dalam kehidupan budaya. Kita harus terbiasa untuk mengakui budaya kita
sendiri agar orang lain dan kita siap belajar dari kegagalan untuk meraih sukses
dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai