Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kesatuan yang penuh dengan keragaman.


Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa,
agama dan kepercayaan, dll. Namun Indonesia mampu mepersatukan berbagai
keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” ,
yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan.

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada


di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk,
selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan
jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar di pulau- pulau di
Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan,
hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-
kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses


asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya
agama-agama besar di Indonesia juga ikut mendukung perkembangan kebudayaan
Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan
bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keaneragaman budaya
atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya
kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks
peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan

1
keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan Negara lainnya.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika


berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam
atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya, secara harfiah, jika diartikan
menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi
masih satu jua. Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan
Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M.

Hal ini menunjukkan persatuan dan kesatuan yang terjadi diwilayah


Indonesia, dengan keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari bermacam-
macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak membuat
Indonesia menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa
dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

B. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kutipan yang diambil dari
Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang ditulis atau dikarang pada tahun ke-
14 Masehi atau lebih tepatnya pada zaman Kerajaan Majapahit yang notabene
menganut kepercayaan Hindu. Empu Tantular adalah seorang penganut Budha
pada masa Majapahit, tapi itu tidak membuat hidupnya menjadi tidak aman atau
tidak tentram. Sebaliknya, Empu Tantular menjalani suatu kehidupan yang aman
dan tentram di bawah kepercayaan Hindu yang dianut oleh kerajaan. Dalam kitab
tersebut, Empu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan
Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa
agama Buddha dan Siwa (Hindu) adalah zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai
kebenaran Jina(Buddha) dan Siwa yaitu tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua,
artinya tak ada dharma yang mendua).

3
Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi saat dimulainya suatu
proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Ir.Soekarno bersama dengan
Muhammad Yamin, dan I Gusti Bagus Sugriwa membuat diskusi kelompok kecil
di sela-sela sidang BPUPKI perihal dalam mempersiapkan kesiapan-kesiapan untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Sesudah beberapa tahun kemudian, ketika para tokoh bangsa yang


sudah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia berembuk untuk merancang
lambang Negara, maka timbullah ide untuk memasukkan semoyan Bhinneka
Tunggal Ika ke dalam lambang tersebut. Maka jadilah, pada lambang burung
garuda, pada kaki burung tersebut, terdapat tulisan Bhinneka Tunggal Ika.

Secara resmi, lambang burung Garuda beserta tulisan Bhinneka Tunggal Ika
tersebut dipakai pada saat Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang
dipimpin oleh wakil presiden saat itu, yaitu Mohd.Hatta pada tanggal 11 Februari
1950. Lambang ini disahkan yang berdasarkan usulan dari Sultan Hamid 2 dan
Muh.Yamin. sebenarnya, banyak sekali yang mengusulkan rancangan lambang dari
tokoh-tokoh saat itu, tetapi yang terpilih yaitu rancangan yang dibuat oleh Sultan
Hamid beserta Muh.Yamin.

Sebenarnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika lebih bermanifestasi kepada


keadaan kepercayaan atau agama pada masa itu. Empu Tantular dalam kitabnya,
menceritakan kata-kata itu untuk menggambarkan keadaan damai yang dirasakan
meskipun terdapat perbedaan kepercayaan. tapi, oleh para tokoh bangsa, semboyan
ini diberikan penafsiran baru untuk memenuhi permintaan kondisi akan zaman
tersebut. Indonesia yang beraneka ragam tetapi bersatu padu, dianggap sesuai
dengan makna semboyan tersebut.

Para Founding Fathers yang kebanyakan beragama Islam pada saat itu,
terlihat sangat toleran terhadap usulan semboyan yang diusulkan oleh Muh.Yamin.
watak inilah yang menjadi cerminan rakyat Indonesia yang sangat toleran terhadap
keanekaragaman yang ada. Rakyat Indonesia sudah mengenal aneka ragam suku

4
bangsa, ras, kepercayaan jauh sebelum agama-agama datang dan masuk ke
Indonesia.

C. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Bangsa Indonesai sudah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal
ini tidak pernah menampilkan perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman
yang ada dipakai untuk membentuk suatu Negara yang besar. Keberagaman yang
terjadi baik itu di dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa,
menjadikan Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat.
Sejarah mencatat bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung dalam berbagai
macam suku turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan
mengambil peran masing-masing.

Para tokoh bangsa yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan


Indonesia sudah menyadari tantangan yang harus dihadapi oleh karena
kemajemukan yang ada di dalam bangsa ini. Keberagaman menjadi sebuah realitas
yang tidak bisa dihindari di dalam negeri ini. Pemikiran dan tindakan yang
diperbuat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa
cita-cita bangsa akan terwujud dengan keanekaragaman itu. Ke-bhinneka-an adalah
sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa Indonesia, sedangkan ke-
Tunggal-Ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Semboyan inilah yang menjadi
jembatan emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta
menunjukkan kebesarannya di mata dunia.

Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan yang dijadikan


dasar Negara Indonesia. Oleh sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan
sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa
Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan
dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kita dapat saling menghargai dengan masyarakat tanpa
saling memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka

5
ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka
pantaslah Indonesia akan hancur dan terpecah belah.

D. Pentingnya kebhinnekaan

Kebhinekaan harusnya kita pahami sebagai sebuah kekuatan pemersatu


bangsa yang keberadaannya tidak bias dipungkiri. Kebhinekaan juga harus
dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan
kekuatans piritualitas. Kekuatan spiritualita sdisini maksudnya adalah bahwa
masyarakat melihat perbedaan itu sebagai sebuah keragaman yang mempersatukan,
menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan bukan sebagai ancaman atau
gangguan. Semua budaya, agama & suku yang ada tetap pada bentuknya masing-
masing, yang mempersatukan adalah rasa nasionalisme kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki ratusan budaya, adat istiadat, kebiasaan.

Kebhinekaan adalah tonggak pemersatu bangsa yang harus dipandang


dengan kebanggaan, kebanggaan karena kita bias terlepas dari paham
primordialisme sempit yang menanggap ras, adat, agama lain lebih rendah/buruk
disbanding milik diri pribadi. Pengkotak-kotakan elemen masyarakat ini adalah
buah dari era penjajahan colonial Belanda yang menggunakan taktik perang
“devide et impera”. Pemerintah colonial Belanda menggunakan taktik tersebut
untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar lebih mudah
ditaklukan secara satu persatu. Ibarat sapulidi, jika lidi-lidi kecil di satukan jadi
sapu lidi besar kita akan sulit mematahkannya, namun jika lidi tersebut di pisahkan
satu persatu maka akan lebih gampang mematahkannya.

Sikap & pandangan primodiarlis sempit akan membawa Indonesia pada


kehancuran & disintegrasi bangsa. Konflik horisontal (antarmasyarakat) sering
terjadi karena hal-hal sepele & remeh, sampai membawa-bawa masalah ke SARA.
Miris & memprihatinkan bagi sebuah Negara sebesar Indonesia yang telah merdeka
70 tahun lalu ini masih selalu mengkotak-kotakan elemen masyarakat sampai ke
hal-hal terkecil. Akibat kurangnya pemahaman tersebut, dalam hidup

6
bermasyarakat masih banyak rakyat Indonesia tergagap-gagap menghadapi
perbedaan. Masyarakat yang gagal paham ini belum hidup dalam pluralism sejati
dimana dalam masyarakat yang plural/multikultur, kita tidak perlu lagi
mempertanyakan agama, suku atau bahasa.

Bhineka Tunggal Ika tidak bias dianggap hanya sekedar semboyan, melainkan
di hayati, di simpan pad asanubari setiap warga negara Indonesia untuk menjaga
persatuan & kesatuan negara. Pada prinsipnya semboyan bangsa Indonesia
memiliki makna yang sangat penting yaitu toleransi dan kesatuan. Pertama,
Toleransi dapat mencairkan perbedaan menjadi persatuan sehingga tidak ada
perpecahan atau konflik. Kedua, Kesatuan merupakan hal yang harus dilakukan
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dari berbagai macam ras, suku, dan
agama.

E. Kebhinekaan di Indonesia

1. Kebhinekaan Mata Pencaharian

Indonesia merupakan Negara kepulauan dan memiliki ikon di dalam yang


berbeda-beda, Keanekaragaman mata pencaharian ini bisa disebabkan letak
geografis dan ketinggian setiap daerah yang berbeda-beda seperti dataran
tinggi/pegunungan maupun dataran rendah/pantai sehingga masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam di
sekitarnya. Kondisi alam juga mengakibatkan perbedaan mata pencaharian ada
yang sebagai petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-lain

Dari sekian banyak jenis pekerjaan di Indonesia masyarakat Indonesia


sebagian besar bemata pencaharian sebagai petani oleh sebab itu Indonesia dijuluki
sebagai Negara agraris karena hasil pangan yan g melimpah seperti beras, rempah
dan umbi-umbian.Mata pencaharian yang di dominasi sebagai petani tidak
menjamin kemakmuran bagi para petani sebab meski hasil beras di Indonesia

7
melimpah masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi beras impor karena
kurangnya rasa cinta kita terhadap barang lokal. sehingga kebinekaan mata
pencaharian tersebut dapat menjalin persatuan karena satu sama lain saling
membutuhkan

2. Kebhinekaan ras

Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat


persilangan jalur perdagangan. Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia
mengakibatkan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama, kesenian maupun
budaya. Keberagaman Ras Beberapa ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai
pengertian ras, namun secara umum ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar
manusia yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Manusia yang satu memiliki
perbedaan ras dengan manusia laian karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti
warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk
badan,bentuk dan warna mata, dan ciri fisil yang lain.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh
kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia,
letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Ras di Indonesia terdiri dari Papua
Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua, dengan ciri fisik rambut keriting, bibir
tebal dan kulit hitam. Ras Weddoid dengan jumlah yang relative sedikit, seperti
orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik,
perawakan kecil, kulit sawo matang dan rambut berombak. Selain itu pada Ras
Malayan Mongoloid berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di
Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan ciri-ciri rambut ikal atau lurus, muka agak
bulat, kulit putih sampai sawo matang. Kebhinekaan tersebut tidak mengurangi
persatuan dan kesatuan karena tiap ras saling menghormati dan tidak menganggap
rasnya paling ungul.

3. Kebhinekaan Suku Bangsa

8
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dipisahkan oleh perairan.
Pulau-pulau terisolasi dan tidak saling berhubungan. Akibatnya setiap
pulau/wilayah memiliki keunikan tersendiri baik dari segi budaya, adat istiadat,
kesenian, maupun bahasa. Adanya kebhinekaan tersebut menjadikan Indonesia
sangat kaya. Walaupun berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan. Terbukti dengan menempatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi
dan persatuan

4. Kebhinekaan Agama

Keberagaman ini antara lain dipengaruhi oleh letak geogarfis dijalur


perdagangan internasional. Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan
diperlukan oleh bangsa lain, maka para pedagang asing datang ke Indonesia. Selain
melakukan kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan
kepercayaan yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa oleh
bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia, kemudian menyusul
para pedagang Gurajat menyebarkan ajaran Islam. Kedatangan bangsa Eropa
membawa ajaran agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina
menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa
Indonesia karena sebelumnya masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti
animisme dan dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima
budaya lain.
Masuknya kaum pendatang baik yang berniat untuk berdagang maupun
menjajah membawa misi penyebaran agama yang mengakibatkan kebinekaan
agama di Indonesia. Ada agama Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha
dan Konghucu serta aliran kepercayaan. Kebhinekaan agama sangat rentan akan
konflik, tetapi dengan semangat persatuan dan semboyan bhineka tunggal ika
konflik tersebut dapat dikurangi dengan cara saling toleransi antar umat beragama.
Setiap agama tidak mengajarkan untuk menganggap agamanya yang paling benar
tetapi saling menghormati dan menghargai perbedaan sehingga dapat hidup rukun
saling berdampingan dan tolong menolong di masyarakat.

9
5. Kebhinekaan Budaya

Budaya adalah keseluruhan system gagasan tindakan dan hasil karya


manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan miliki diri manusia
dengan cara belajar. Budaya memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga
perilaku SDM kearah yang lebih baik. Masuknya kaum pendatang juga
mengakibatkan kebhinekaan budaya di Indonesia sehingga budaya tradisional
berubah menjadi budaya yang modern tanpa menghilangkan budayaasli Indonesia
sendiri seperti budaya sopan santun, kekeluargaan dan gotong royong. Budaya
tradisional dan modern hidup berdampingan di masyarakat tanpa saling
merendahkan satu sama lain
Fischer menyatakan bahwa pembentukan kebudayaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut:
 Lingkungan Geografis

 Induk Bangsa

 Kontak Antar Bangsa dengan Berbagai Kebudayaan

Adapun 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman


budaya Indonesia sebagai berikut:
a. Latar Belakang Historis
Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan).
Sebelum tiba di Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap
dalam jangka waktu yang lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi.
Selama bermukim di tempat-tempat tersebut, mereka melakukan adaptasi
dengan lingkungannya. Mereka mengembangkan pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan-keterampilan khusus sebelum melakukan
perjalanan. Dengan perbedaan pengalaman dan pengetahuan telah
menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang
beranekaragam di Indonesia

10
b. Perbedaan Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai
suku bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan
: Pola kegiatan ekonomi, Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya:
nelayan, pertanian, kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan
mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan
lingkungan geografis mereka tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.

c. Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar


Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu
ketika orang-orang India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa.
Bangsa tersebut datang membawa kebudayaan yang beranekaragam.
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling
cepat megalami perubahan. Karena dengan semakin banyaknya sarana dan
prasaranatransportasi, hubungan antar kelompok semakin intensif dan
semakin sering mereka melakukan pembauran

Secara sosiologis, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang


memiliki keanekaragaman budaya. Menurut Naskun, adanya keanekaragaman
budaya tersebut membuat masyarakat multikultural memiliki karakteristik umum
sbb :
1. Adanya sub-sub kebudayaan yang bersifat saling terpisah.
2. Kurang berkembangnya sistem nilai bersama atau konsensus.
3. Berkembangnya sistem nilai masing-masing kelompok sosial yang dianut
secara relatif rigid dan murni.
4. Sering timbul konflik-konflik sosial atau kurangnya integrasi.
6. Kebhinnekaan Gender/jenis kelamin

11
Masyarakat Indonesia terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki sebanyak
119.630.913 dan perempuan sebanyak 118.010413 Jumlah penduduk ini dari tahun
ke tahun semakin meningkat, sehingga diprediksi penduduk Indonesia akan
bertambah pesat pada tahun-tahun berikutnya, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk Indonesia setiap tahun sekitar 1.49%. Suatu jumlah yang besar dan dapat
menimbulkan persoalan di kemudian hari. Oleh karena itu perlu upaya untuk
mengurangi pertumbuhan penduduk Indonesia.
Sering kali kita menjumpai seseorang memperlakukan orang lain secara berbeda
karena perbedaan jenis kelamin.
Misalkan saat tugas piket kelas, maka anak laki-laki mengangkat meja dan
perempuan menyapu. Kemudian yang menjadi sekretaris dan bendahara kelas
adalah anak perempuan. Keadaan inilah yang dinamakan gender, yang
dapat diartikan sebagai perilaku atau sikap yang disebabkan perbedaan jenis
kelamin. Perilaku dan sikap ini bukan karena jenis kelamin seseorang sehingga dia
menjadi ketua kelas. Namun disebabkan oleh pandangan atau pendapat dalam
masyarakat yang memberikan tugas-tugas tertentu berdasarkan jenis kelamin.
Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami, tidak
menunjukkan adanya tingkatan. Anggapan kuat bagi laki-laki dan lemah bagi
perempuan, adalah tidak benar. Masing-masing mempunyai peran dan tanggung
jawab yang saling membutuhkan dan melengkapi. Zaman dahulu kaum perempuan
tidak diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan
seringkali tugasnya dibatasi hanya sekitar rumah saja. Pekerjaan rumah yang itu-itu
saja, dianggap tidak banyak menuntut kreatifitas, kecerdasan dan wawasan yang
luas, sehingga perempuan dianggap lebih bodoh dan tidak terampil. Sekarang ini
perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk sekolah, mengembangkan
bakat dan kemampuannya. Banyak kaum wanita yang menduduki posisi penting
dalam jabatan public.

F. Manfaat Keberagaman

12
Tidak semua negara memiliki keberagaman seperti yang dimiliki oleh
negara Indonesia. Dengan demikian, keberagaman memberikan manfaat bagi
bangsa kita.
Beberapa manfaat keberagaman budaya, sebagai berikut :

a. Merawat dan mempertahankan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka


Tunggal Ika
b. Pembelaan terhadap Pemerintahan yang Konstitusional;
c. Penegakan hukum yang adil yang tidak tunduk padat tekanan apapun
d. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa
daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
e. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek
dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Indonesia yang mendapat julukan negara kepulauan ini kaya akan keunikan
dan keragaman setiap yang ada di dalamnya. Letak antar kota dan provinsi di
Indonesia tidak membuat Indonesia menjadi pecah antara satu sama lain..
Perbedaan letak geografis di setiap wilayah, membuat manusia yang tinggal di
wilayah tersebut juga berbeda dalam hal mata pencarian, berpakaian, membuat
rumah dan warna kulitnya. Berawal dari perdagangan antar negara lahirlah
beberapa agama dan kepercayaan di Indonesia. Seperti julukan yang di Indonesia
yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua.

Dalam menghadapi perbedaan di Indonesia, di perlukannya sikap toleransi


dan menghargai satu sama lain antar penduduk Indonesia. Jangan sampai adanya
sikap mengunggulkan ras atau etnis masing-masing. Membebaskan seseorang
untuk menentukan pilihannya sendiri juga merupakan menghargai orang tersebut. .
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan Negara lainnya.

14

Anda mungkin juga menyukai