Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

MATA KULIAH :
LANDASAN PENDIDIKAN

Diusulkan Oleh:
Farhan Sidik
200500122170

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Saya juga berterima kasih kepada
Ibu Dosen yang telah memberikan bimbingannya. Makalah ini membahas tentang “Permasalah
Pendidikan di Indonesia ”.
Saya sadar makalah ini masih banyak kekurangannya baik dari segi isi maupun
penulisannya. Jadi saya sangat berharap kritik dan sarannya agar pembuatan makalah berikutnya
jadi lebih sempurna. Dan saya harap makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
wawasan.

Dumai, 8 Juni 2021

Farhan Sidik

i
Ke
DAFTAR ISI
s
i
BAB I : PENDAHULUAN
m
A. Latar belakang ........................................................................................................... 1 p
B. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 2 u
l
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
a
n
BAB II : PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah-masalah pendidikan di Indonesia khususnya di Riau ..............

B. Analisis kritis masalah-masalah pendidikan yang sedang viral di Indonesia ..........

BAB III : PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap
kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati
peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level
14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya
para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya
tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan
para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para
siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan
sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang
baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab
pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang
sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada
pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah
lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum
dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan
hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal
lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat
memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para
guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi
tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka
beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat
39 dari 42 negara berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada
diperingkat 14 dari 14 negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam
mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.

1
B. Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan yang ada
di Indonesia. Oleh karena itu Penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah
ini.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indoensia yang dillihat
dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.
2. Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan
serta wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini sehingga kita
dapat mencari solusinya secara bersama agar pendidikan di masa yang akan dapat meningkat
baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah-masalah aktual pendidikan di Indonesia khususnya di
Riau

Keadaan pendidikan Indonesia khususnya di Riau Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA Riau
78 persen, sedangkan nasional 82 persen. Artinya, ada 22 persen tamatan SMP yang tidak
melanjutkan pendidikan ke SMA. Pihaknya belum tahu kenapa ini bisa terjadi.Banyak para
siswa putus sekolah rata” diakibtkan kurangnya dana untuk membayar keberlangsungan
siswa/siswi selama sekolah. banyak daerah di Riau yang masih kekurangan guru yang
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Padahal sejatinya dalam catatan Dinas
Pendidikan Provinsi Riau, Guru PNS di Riau sudah jauh memadai. Dituturkannya, hal ini
terjadi karena banyak guru PNS yang tidak mau pindah ke daerah dan hanya menetap pada
satu sekolah atau lokasi yang sama seperti di pusat kota."Ini salah satu masalah di Riau, mau
tidak mau akan kita lakukan pemetaan secepatnya.kasus tersebut juga berdampak pada
penambahan guru honorer, yang mengakibatkan banyak guru yang digaji tidak sesuai dengan
kinerja dan kemampuannya.Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini, lanjutnya, perlu
Eselon 3 di Dinas Pendikan yang membidangi mutu pendidikan. Saat ini dari empat bdang
yang ada, tidak ada yang menangani mutu pendidikan ini. Sehingga program yang dibuat tidak
ada yang fokus untuk perbaikan mutu pendidikan.
Selain masalah mutu pendidikan, Dewan Pendidikan Riau juga menyampaikan tindak lanjut
dari Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR). Seperti disampaikan Anggota Dewan
Pendidikan Provinsi Riau, DR Junaidi, bahwa sampai sekarang belum berhasil memperoleh
persetujuan Mendikbud untuk Mulok BMR sebagai pelajaran yang diakui agar bisa diangkat
guru Mulok BMR dan dapat sertifikasi.

Pedoman guru dan bahan ajar anak-anak juga terkendala karena kerjasama Dinas Pendidikan
dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) tidak berjalan mulus terutama soal biaya
pencetakan.

Menanggapi persoalan pendidikan ini, Gubernur Riau Syamsuar berterima kasih atas masukan
Dewan Pendidikan Riau. Masukan ini sangat bermanfaat untuk perbaikan ke depan.

Syamsuar juga banyak menerima masukan lain yang perlu diperbaiki antara lain pungutan yang
melibatkan komite, kordinasi dengan kabupaten/kota menyangkut wewenang, dan perhatian
terhadap anak-anak berprestasi tapi tidak memiliki biaya yang cukup.

Pada pertemuan itu Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Zulkarnain Noerdin SH MH,
mengatakan bahwa selama tiga tahun ini pihaknya telah mengkaji sejumlah persoalan
pendidikan di Riau. Baik itu pelayanan pendidikan secara umum, maupun kendala-kendala
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

3
Kajian itu juga telah didiskusikan dengan pemangku kepentingan dan telah disampaikan kepada
gubernur melalui Dinas Pendidikan.

‘’Sayang belum semuanya menjadi kebijakan,’’ ujar dosen Universitas Lancang Kuning ini.

B. Analisis kritis masalah-masalah pendidikan yang sedang viral di Indonesia

Permasalahan masalah pendidikan di indonesia ialah kurangnya infrastruktur yang memadai


untuk menunjang mengajar.Seperti di daerah pedalaman. Indonesia semakin hari kualitasnya
makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia
Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru,
kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru
dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah
memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik
kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya
memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang
nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir
anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik
membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan
pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi, pendidikan tidak
mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak
memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan
tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia
terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari
badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati peringkat
terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris
ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk
kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di
dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14 negara
berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam
mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.

4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Factor-faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya
sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan
guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan
kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar
dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang
menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah
manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis
terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat
untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai