Anda di halaman 1dari 18

MULTIDIMENSIONALITAS PKN

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Konsep Dasar PKN
Dosen Pengampu: Prasetyawan Aji Sugiharto, S.Pd.., M.Pd.

Oleh:

Dhea Ayuni Mulia


B.2019006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BATANG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Civic Knowledge, Civic Skills, Civic
Dispotion, Skema Komponen dan Sasaran Pembentukan Warga Negara” tanpa
halangan suatu apapun.
Sholawat serta salam kita haturkan pada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Yang kita tunggu-tunggu syafaatnya di yaumil qiyamah,
aamiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
PKN dengan judul ”Civic Knowledge, Civic Skills, Civic Dispotion, Skema
Komponen dan Sasaran Pembentukan Warga Negara” yang diampu oleh Bapak
Prasetyawan Aji Sugiharto, S.Pd., M.Pd.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran serta kritik yang membangun sangat berarti bagi kami untuk menjadi lebih
baik lagi kedepannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Batang, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Civic Knowledge.........................................Error! Bookmark not defined.
B. Civic Skill.....................................................................................................6
C. Civic Dispotion………………………………………………………….…9
D. Skema Komponen dan Sasaran Pembentukan Warga Negara…………...10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Simpulan......................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu realita sehari-hari, di suatu ruang kelas, ketika proses pembelajaran
PKn berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar peserta didik belum
belajar. Selama proses pembelajaran ada sebagian guru yang belum
memberdayakan seluruh potensinya sehingga sebagian besar peserta didik
belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk
mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa peserta didik belum belajar sampai
pada tingkat pemahaman. Peserta didik baru mampu mempelajari (baca:
menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya
pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya
secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Jika merujuk kepada tujuan PKn, maka guru dituntut untuk menerapkan
strategi pembelajaran yang mampu memberikan pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), sikap kewarganegaraan (civic
dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) secara
terintegrasi. Lulusan yang diperlukan tidak sekedar mampu mengingat dan
memahami informasi tetapi juga yang mampu menerapkannya secara
kontekstual melalui beragam kompetensi. Di era pembangunan yang berbasis
ekonomi dan globalisasi sekarang ini diperlukan warganegara yang cerdas dan
baik (smart and good citizenship), yang mampu memberdayakan dirinya untuk
menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta
melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan
keputusan.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dalam konteks kurikulum
persekolahan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis. Hal
ini dikarenakan salah satu tugas dan peran PKn adalah menggariskan
komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa (national
and character building). Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses
1
2

pembelajaran di sekolah harus dapat membantu siswa dalam mengembangkan


potensi serta kompetensi yang dimilikinya, baik potensi kognitif, afektif,
maupun prilaku dalam menghadapi lingkungan hidupnya, baik fisik maupun
lingkungan sosial dimana mereka hidup.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat
dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Civic Knowledge?
2. Apa yang dimaksud dengan Civic Skill?
3. Apa yang dimaksud dengan Civic Dispotion?
4. Bagaimana Skema Komponen dan Sasaran Pembentukan Warga
Negara?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis dapat dibuat
tujuan masalah makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Civic Knowledge..
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Civic Skill.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Civic Dispotion
4. Mengetahui skema komponen dan sasaran pembentukan warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Civic Knowledge
1. Pengertian
Civil knowledge atau Pengetahuan Kewarganegaraan berkaitan dengan
kandungan atu isi apa saja yang seharusnya diketahui oleh warga negara.
National Center for leaning and citizenship (NCLC) menyatakan, civil
knowledga berisikan item pernyataan yang berkaitan dengan sejarah dan
pengetahuan kontemporer, seperti pemahaman tentang struktur dan
mekanisme pemerintahan konstitusional dan prinsip-prinsip yang
melandasinya.
Civic knowledge adalah materi substansi atau pengetahuan yang
berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh
warga negara. Civic knowledge berkaitan dengan materi substansi yang
seharusnya diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara. Aspek dari civic knowledge ini
menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari
berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral
Komponen pengetahuan kewarganegaraan ini diwujudkan dalam bentuk
lima pertanyaan penting yang secara terus menerus harus diajukan sebagai
sumber belajar PKn (Branson, 1998:9).
Lima pertanyaan yang dimaksud :
a. Apa kehidupan kewarganegaraan, politik, dan pemerintahan?
b. Apa dasar-dasar sistem politik?
c. Bagaimana pemerintahan yang dibentuk oleh konstitusi
mengejawantahkan tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip
demokrasi?
d. Bagaimana hubungan antara suatu negara dengan negara-negara
lain dan posisinya dalam masalah-masalah internasional?

3
4

e. Apa peran warga negara dalam demokrasi?


2. Kompetensi Civic Knowledge
Kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge)
mencakup bidang politik, hukum, dan moral.
Adapun unsur pengetahuan kewarganegaraan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Politik Hukum Moral
- Manusia sebagai - Rule of law - Pengertian nilai,
zoon politikon (Negara Hukum). norma, dan moral.
(makhluk sosial). - Konstitusi. - Hubungan antara
- Proses terbentuknya - Sistem hokum. nilai, norma dan
masyarakat politik. - Sumber hukum. moral.
- Proses terbentuknya - Subyek hukum, - Sumber-sumber
bangsa. obyek hukum, ajaran moral.
- Asal usul negara. peristiwa hukum, - Norma-norma
- Unsur-unsur negara, dan sanksi hukum. dalam masyarakat.
tujuan negara, dan - Pembidangan - Implementasi
bentuk-bentuk hukum. nilai-nilai moral
negara. - Proses hokum Pancasila.
- Kewarganegaraan. Peradilan.
- Lembaga politik.
- Model-model sistem
politik.
- Lembaga-lembaga
Negara.
- Demokrasi
Pancasila.
5

3. Pentingnya Civic Knowledge


Pentingnya komponen pengetahuan kewarganegaraan yaitu untuk
membekali peserta didik agar dapat menjadi warga negara yang demokratis
dengan menguasai sejumlah pengetahuan, antara lain :
a. Memahami tujuan pemerintahan dan prinsip-prinsip dasar konstitusi
pemerintahan Republik Indonesia.
b. Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintahan daerah dan
nasional serta bagaimana keterlibatan warganegara membentuk
kebijaksanaan publik.
c. Mengetahui hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-
negara dan bangsa lain serta masalah-masalah dunia dan/atau
internasional.
4. Civic Knowledge dalam Pkn Sekolah
Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006, secara tersirat
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) terjabar ke dalam dan
mencakup pengetahuan menenai 8 ruang lingkup kajian, yaitu Persatuan dan
Kesatuan Bangsa; norma; hukum; dan peraturan; Hak Asasi Manusia;
Kebutuhan Warga Negara; Konstitusi Negara; Kekuasaan dan Politik;
Pancasila; dan Globalisasi. Untuk menunjukkan mana-mana kajian yang
masuk dalam ranah pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), dapat
di identifikasi dari rumusan kompetensi dasar dari ruang lingkup tersebut.
Setiap kompetensi dasar memuat kata “kerja operasional” yang dapat
dikenalinya sebagai bagian dari apakah termasuk dalam ranah kognitif,
afektif, ataukah psikomotor.

B. Civic Skills
1. Pengertian
Civics skill atau kecakapan kewarganegaraan merupakan kecakapan
yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, yang dimaksudkan
agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena
dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan
6

berbangsa dan bernegara. Civic Skills mencakup intelectual skills


(keterampilan intelektual) dan participation skills (keterampilan partisipasi).
(Branson, 1999, pp. 8-20)
. Keterampilan intelektual yang terpenting bagi terbentuknya warga
negara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab antara lain
adalah keterampilan berpikir kritis.
Kecakapan-kecakapan intelektual kewarganegaraan sekalipun dapat
dibedakan namun satu sama lain tidak dapat dipisahkan dari kontennya.
Kecakapan berpikir kritis tentang isu politik tertentu, misalnya seseorang
harus memahami terlebih dahulu isu itu, sejarahnya, dan relevansinya di masa
kini, juga serangkaian alat intelektual atau pertimbangan tertentu yang
berkaitan dengan isu itu (Branson, 1998).
Civic Skill merupakan keterampilan yang dikembangkan dari
pengetahuan kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi
sesuatu yang bermakna karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi
masalah-masalah dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Kompetensi Civic Skills
Keterampilan intelektual penting bagi terbentuknya warga negara yang
berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab. Keterampilan itu antara
lain mengidentifikasi dan mendeskripsikan, menjelaskan dan menganalis,
mengevaluasi menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat
berkenaan dengan persoalan-persoalan public.
Adapun keterampilan kewarganegaraan sebagai berikut:
Intelektual Skills Participan Skills
- Mengidentifikasi dan - Berinteraksi dengan warga negara
menjelaskan fenomena atau lainnya untuk mendukung
peristiwa-peristiwa kehidupan kepentingan perseorangan dan
politik dan warga bersama .
- Menganalisa dan memaparkan - Memonitor peristiwa dan
fenomena atau peristiwaperistiwa masalah-masalah publik .
kehidupan politik dan warga - Mempengaruhi pembuatan
7

- Menilai, mengambil posisi, dan keputusankeputusan kebijakan


membela posisi atas kejadian dan tentang masalah-masalah public,
masalah publik . - Mengimplementasikan keputusan-
- Pembuatan keputusan tentang keputusan kebijakan tentang
masalah publik . masalah-masalah public.
- Berpikir secara kritis tentang
kondisi politik dan kehidupan
warga.
- Berpikir secara konstruktif
tentang bagaimana memperbaiki
kehidupan politik dan warga.

3. Pentingnya Civic Skill


Pentingnya komponen keterampilan kewarganegaraan yaitu untuk
membekali peserta didik agar dapat menjadi warga negara yang demokratis
dengan menguasai sejumlah kemampuan, antara lain :
a. Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses
pemecahan masalah dan inkuiri.
b. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu.
c. Menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi
tertentu.
d. Membela atau mempertahankan posisi dengan mengemukakan
argumen yang kritis, logis, dan rasional.
e. Memaparkan suatu informasi yang penting kepada khalayak umum.
f. Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan konsensus.
4. Civic Skills dalam PKn Sekolah
Keterampilan kewarganegaraan disebutkan meliputi keterampilan
berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta aktif
mewujudkan masyarakat madani (civil society), keterampilan memengaruhi
dan memonitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan keputusan
politik, keterampilan memecahkan masalah sosial, keterampilan mengadakan
8

koalisi, kerjasama, dan mengelola konflik. Yang dimaksudkan civic skills


dalam buku terbitan Diknas tersebut adalah participatory civic skills.
Sedangkan untuk keterampilan intelektual kewarganegaraan adalah
keterampilan intelektual yang rujukan materinya bersumber pada mata
pelajaran Kewarganegaraan. Diknas (2004) dalam Winarno (2012:161)

C. Civic Dispotion
1. Pengertian
Civic Disposition adalah watak atau karakter kewarganegaraan yang
merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Dimensi watak atau karakter dipandang sebagai “muara”
dari kedua dimensi lainnya yaitu visi, misi, dan tujuan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, karakteristik mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaran ditandai dengan penekanan dimensi watak, karakter, sikap
dan hal-hal lain yang bersifat afektif. Branson (1998:23) menegaskan bahwa
“civic disposition mengisyaratkan pada karakter publik mau pun privat yang
penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional”.
Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan,
berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan
dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-
organisasi civil society. Pengalaman-pengalaman demikian hendaknya
membangkitkan pemahaman bahwasanya demokrasi mensyaratkan adanya
pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari tiap individu. Karakter
privat seperti bertanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib.
Karakter publik juga tidak kalah penting, kepedulian sebagai warga Negara,
kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berfikir kritis, dan
kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan
karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan sukses.
Tujuan utama dari civic disposition adalah untuk menumbuhkan
karakter warga negara, baik karakter privat seperti; tanggungjawab moral,
9

disiplin diri, dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari
setiap individu, maupun karakter publik misalnya; kepedulian sebagai warga,
kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan
kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan kompromi (Branson, 1999, p.
23).
2. Kompetensi Civic Dispotion
Watak kewarganegaraan (civic disposition) menunjuk pada karakter
publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan
demokrasi konstitusional. Secara singkat karakter publik dan privat itu dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Menjadi anggota masyarakat yang independent.
b. Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang
ekonomi dan politik.
c. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu.
d. Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif
dan bijaksana.
e. Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara
sehat.
3. Pentingnya Civic Dispotions.
Pentingnya komponen karakter kewarganegaraan yaitu untuk
membekali peserta didik agar dapat menjadi warga negara yang demokratis
dengan menguasai sejumlah karakter, antara lain:
a. Memberdayakan dirinya sebagai warganegara yang independen,
aktif, kritis, dan bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara
efektif dan efisien dalam berbagai aktifitas masyarakat, politik dan
pemerintahan pada semua tingkatan (daerah dan nasional).
b. Memahami bagaimana warganegara melaksanakan peranan, hak,
dan tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat pada semua tingkatan (daerah dan nasional).
10

c. Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti,


demokrasi, hak asasi manusia, dan nasionalisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Civic Dispotion dalam PKn Sekolah.
Beradasarkan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 dalam Winarno
(2014:191) tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dapat diidentifikasi
sejumlah kompetensi kewarganegaraan dalam dimensi civic disposition.
Dalam dimensi karakter kewarganegaraan, peserta didik diharapkan untuk:
a. Menghargai makna nilai-nilai kejuangan bangsa.
b. Menghargai keputusan bersama.
c. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma kebiasaan, adat
istiadat, dan peraturan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Menghargai perbedaan dan kemerdekaan dalam mengemukakan
pendapat dengan bertanggung jawab.
e. Menunjukkan sikap positif terrhadap pelaksanaan kehidupan
demokrasi dan kedaulatan rakyat.

D. Skema Komponen dan Sasaran Pembentukan Warga Negara.


PKn sebagai bagian dari fungsi pendidikan nasional Indonesia juga
diharapkan mampu membentuk tidak hanya warga negara yang baik saja
tetapi juga warga negara yang cerdas, lengkapnya adalah warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Mendasarkan
pendapat William Galston (1989), John J Cogan (1998) dan Will Kymlika
(2001), pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah pendidikan untuk
membentuk seperangkat karakteristik sebagai warga negara_yang sejalan
dengan dan demi pandangan hidup komunitas politik yang
bersangkutan_bukan sekedar mempelajari fakta-fakta tentang pranata dan
prosedur kehidupan politik, tetapi juga mencakup pembelajaran serangkaian
11

disposisi, kebajikan, dan loyalitas. PKn adalah pendidikan untuk


me”warganegara”kan orang –orang di dalam suatu komunitas.
Kompetensi kewarganegaraan adalah seperangkat pengetahuan, nilai,
dan sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang
partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Margaret Stimman Branson (1999:8) menyatakan bahwa terdapat
tiga kompetensi kewarganegaraan utama Pendidikan Kewarganegaraan itu
adalah pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan
kewarganegaraan (civic skills), dan sikap kewarganegaraan (civic
dispotisition). Civic knowledge berkaitan dengan isi atau apa yang harus
warga negara ketahui. Civic skills merupakan keterampilan apa yang
seharusnya dimiliki oleh warga negara yang mencakup; keterampilan
intelektual dan keterampilan partisipasi. Sedangkan Civic disposition
berkaitan dengan karakter privat dan publik dari warga negara yang perlu
dipelihara dan tingkatan dalam demokrasi konstitusional. Ketiga kompetensi
pendidikan kewarganegaraan berkaitan erat dengan sasaran pembentukan
pribadi warga negara.
Dalam wacana kewarganegaraan, warga negara yang baik dan cerdas
(smart and good citizen), merupakan titik temu antara civic confidence, civic
competence dan civic commitment. Civic confidence merupakan irisan dari
civic knowledge dan civic dispositions, civic competence merupakan irisan
dari civic knowledge dan civic skill dan civic commitment merupakan irisan
dari civic dispositions dan civic skill. Warga negara yang memiliki civic
knowledge, civic dispositions dan civic skill adalah warga negara yang
confidence, competence dan commitment yang selanjutnya disebut sebagai
smart and good citizen
Warga negara yang memiliki pengetahuan dan sikap kewarganegaraan
akan menjadi warga negara yang percaya diri (civic confidence), warga
negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan akan
menjadi warga negara yang mampu (civic competence), warga negara yang
memiliki sikap dan keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga
12

negara yang komitmen (civic commitment), dan pada akhirnya warga negara
yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan akan
menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizenship).
(Winarno, 2014:26-27)
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Civic knowledge adalah materi substansi atau pengetahuan yang
berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh
warga negara. Civic Knowledge berkaitan dengan misi atau apa yang
seharusnya warga negara ketahui.
Civic skill atau kecakapan kewarganegaraan merupakan kecakapan yang
dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, yang dimaksudkan agar
pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat
dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan
bernegara. Civic Skills mencakup intelectual skills (keterampilan intelektual)
dan participation skills (keterampilan partisipasi)
Civic Disposition adalah watak atau karakter kewarganegaraan yang
merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan
kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang
telah dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan
organisasi-organisasi civil society
Warga negara yang baik dan cerdas (smart and good citizen), merupakan
titik temu antara civic confidence, civic competence dan civic commitment.
Civic confidence merupakan irisan dari civic knowledge dan civic
dispositions, civic competence merupakan irisan dari civic knowledge dan
civic skill dan civic commitment merupakan irisan dari civic dispositions dan
civic skill. Warga negara yang memiliki civic knowledge, civic dispositions
dan civic skill adalah warga negara yang confidence, competence dan
commitment yang selanjutnya disebut sebagai smart and good citizen

13
14

B. Saran
Sebagai bagian dari negara demokrasi kita harus menjadi warga negara
yang demokratis. Untuk menjadi warga negara yang demokratis kita
memerlukan sejumlah kompetensi. Kompetensi yang perlu kita kembangkan
yaitu pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan, dan
karakter kewarganegaraan. Untuk itu kita harus sungguh-sungguh dalam
belajar terutama materi Pendidikan Kewarganegaraan. Karena PKn
sesungguhnya mengandung kompetesi yang kita perlukan untuk menjadi
warga negara demokratis.
15

DAFTAR PUSTAKA

Branson, M. S., (1998). Center for Civic Education, Washinton DC: The
Communitarian Network.
Branson, M.S. (1999). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE.
Cogan, J & Derricott, Ray. (Eds). 1998. Citizenship Education For 21 st Century;
Setting the Contex. London: Kogan Page
Will Kymlicka. 2001. Politics in the Vernacular: Nationalism, Multiculturalism,
and Citizenship. Oxford: Oxford University Press.
Winarno. 2011. Pembelajaran PKn : Isi, Strategi dan Penilaian. Solo. Tidak
diterbitkan
Winataputra, U. S. dan Budimansyah, D. 2007. Civic Education. Bandung :
Program Studi PKn SPs UPI

Anda mungkin juga menyukai