“ LANDASAN SEJARAH ”
Kelompok 3 :
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami selaku kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah dalam tugas mata
kuliah ”Landasan Pendidikan”.
Shalawat beserta dalam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad
SAW, tanpa tuntunannya kita tidak akan berada dalam kecemerlangan seperti sekarang ini. Dalam
menyusun makalah Landasan Pendidikan dengan tema ”Landasan Sejarah” kami mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai manusia yang tidak luput dri salah dan lupa, kami selaku kelompok 3 mengucapkan
mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu pula, kami mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun dalam pengembangan tema tersebut.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ….............................................................................................................. 9
2. Saran ............................................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan
yang dapat didsari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi
yang mengandung kejadian-kejadian, model-model, konsep-konsep, teori-teori, praktek-
praktek, moral, cita-cita, bentuk, dan sebagainya. Informasi-informasi tersebut merupakan
warisan generasi muda dari generasi pendahulunya. Generasi muda banyak belajar hanya
menerima dan bertahan dalam kebudayaan ini, melainkan kebudayaan itu dijadikan
landasan dan bahan perbandingan untuk maju. Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh
manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu
pada masa lampau. Demikian juga dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum
menangani bidang itu, terlebih dahulu mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik
yang bersifat nasional maupun internasional.
Sejarah juga memberikan suatu landasan atau titik tolak terjadinya berbagai
peristiwa yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah sejarah
memberikan landasan bagi kaum pelajar atau praktisi kehidupan mengamati dan mengubah
dunia, baik pada masa sekarang, maupun untuk masa-masa yang akan datang. Selain itu
antara sejarah pendidikan dengan perkembangan pendidikan memiliki hubungan yang
sangat erat kaitannya, karena dengan kita mengetahui sejarah kita dapat mengetahui
keadaan yang lampau sehingga kita bisa bercermin dari keadaan itu serta memberi
penjelasan untuk masa sekarang dan memprediksi langkah-langkah selanjutnya untuk
masa yang akan datang agar tidak stagnan atau bahkan mengalami kemunduran.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata sejarah dari bahasa Inggris “HISTORY” yang sebenarnya kata HISTORY itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani ISTORIA yang berarti orang pandai. Sejarah/historis
adalah suatu keadaan atau kejadian pada masa lampau dimana adanya peristiwa yang
menjadi sebuah acuan untuk mengembangkan suatu kegiatan atau kebijakan pada saat ini.
Mempelajari sejarah sangatlah penting karena dengan mempelajari sejarah manusia
memperoleh banyak informasi dan manfaat sehingga menjadi lebih arif dan bijaksana
dalam menentukan sebuah kebijakan.Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala
macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh
dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik,
moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya (Pidarta, 2007: 109).
Sedangkan pendidikan adalah sebuah proses yang arif dan terencana dan
berkesinambungan guna mendorong atau memotivasi peserta didik dalam
mengembangkan potensi anak. Pendidikan juga sebagai usaha sadar yang sistematis selalu
bertolak dari sejumlah landasan.dalam hal ini landasan histori pendidikan di
indonesia akan memberikan arah atau kebijakan terhadap pembentukan manusia di
indonesia.
Landasan historis memberikan peranan yang penting karena dari sebuah landasan
historis atau sejarah bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Menurut Pidharta ,
(2007 : 109) sejarah/historis adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian
atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-
informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita,
bentuk dan sebagainya.
3
Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju,
pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa yang
lampau (Pidarta, 2007: 110). Demikian juga halnya dengan bidang pendidikan. Sejarah
pendidikan merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.
Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Pada abad 3
(pemerintahan Jawa Dwipa) telah diperkenalkan huruf jawa dengan mencontoh huruf India
Selatan. Demikian Pula pada abad 5, Pendeta Budha memperkenalkan ajarannya yang
mengandung unsur pendidikan. Berdirinya candi Borobudur bisa dianggap sebagai tolak
ukur tingginya ilmu arsitektur (abad 8) oleh Raja Sailendra Samaratungga. Dicatat pula
candi Prambanan (candi Hindu) yang dibangun pada masa pemerintahan raja Sanjaya abad
9. Namun demikian, dalam perjalanannya sejarah bangsa Indonesia selalu disertai perang
saudara, keinginan satu kerajaan menguasai kerajaan lainnya demi memperluas daerah
kekuasaannya. Hal ini tentunya mempengaruhi perkembangan pendidikan pada masa itu
yang menyebabkan tersendatnya dari perluasan dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena
itu, perkembangan pendidikan pada masa ini dianggap tidaklah signifikan, karena tidak
memiliki konsep yang khusus dan memiliki peran yang penting dalam khasanah
kependidikan di Indonesia.
Dalam era 1816 VOC hancur disertai komandi dikuasai terhadap para petinggi Jendral
negara Inggris. Mereka wajib mengawali aturan pengetahuan terhadap asas awal,
disebabkan pengetahuan dalam era VOC berkesudahan terhadap kehancuran keseluruhan.
Konsep-konsep liberalisme alur Ufklarung ataupun Enlightemen, yang mana berkata yakni
pengetahuan ialah perlengkapan agar meraih peningkatan perekonomian ataupun sosial,
cukup berdampak terhadap mereka. Disebabkan tersebut, sistem pendidikan melakukan
pergantian krusial terhadap terinputnya konsep-konsep cemerlang tersebut yang mana
dimaksudkan menumbuhkan keahlian intelegensinya, value-value rasional ataupun sosial.
Pada mula sistem tersebut boleh dilakukan terhadap balita-balit Belanda kurang lebih era
abad ke-19.
4
Melewati era 1848 diterbitkannya ketetapan kebijakan yangmana menentukan
bahwasannya pemerintahan lambay terhadap menjalankan tugas kewajiban yangmana
lebih luas terhadap pengetahuan balita-balita Indonesia terhadap akhir perselisihan dalam
parlementer kolonial ataupun menunjukkan sifat liberalisme yangmana cukup
membenefitkan masyarakat tanah air.
Dalam era 1899 keluar semacam surat dari Van Deventer bertuliskan Hutang harga diri
terhadap magzine De Gids. Mereka menyarankan supaya eksekutif dominan meningkatkan
kebahagiaan masyarakat tanah air. Mimik tersebut selanjutnya diketahui yaitu Politis Etika
ataupun bermaksud menumbuhkan kebahagiaan masyarakat melewati irigrasi,
transmigrasion, reformasi, penumbuhan, perwalian yang dimana keseluruhan tersebut
membutuhkan peran krusial pengetahuan. Selain daripada itu, Van Deventer pun
menumbuhkan pembelajaran language kolonial. Pendapat dia, orang-orang yangmana
mendominasi Belanda sesuai kultur lebih hebat ataupun bisa membentuk pensuport
terhadap yang selanjutnya.
Orde Baru diawali sesudah penghancuran G-30S dalam era 1965 ataupun dimark terhadap
usaha mengerjakan UUD 1945 secara pure ataupun konsekuen. Halauan pelaksanaan
pengetahuan dinilai dalam penyelewenganpenyelewengan yangmana dikerjakan era
proklamasi yakni terhadap menentukan pemahaman agamais membuat sistem
pembelajaran dalam sekolah dasar hingga terhadap universitas.
Setelah era kemerdekaan, pengetahuan ialah upaya sadar terhadap menumbuhkan karakter
ataupun keahlian didalam tempat didik ataupun diluar tempat didik ataupun berjalan
5
sepanjang hayat ataupun dikerjakan didalam kelompok keluarga, tempat didik ataupun
masyarakat (Ibid.: 422, 433). Pengetahuan dalam era membuat terdapatnya penghayai
ataupun kesetiaan Pancasila secara menyeluruh dalam orang banyak, tak cuma didalam
tempat didik dalam mata pembelajaran dalam tiap jalur pengetahuan.
Dalam lain hal itu, ditumbuhkan ketetapan link ataupun match dalam konsep pengetahuan.
Model keterikatan ataupun kesepadanan tersebut ditetapkan cara operasional terhadap
menumbuhkan relevansi pengetahuan terhadap keperluan market (Pidarta, 2008:137-138).
Model-model pengetahuan bisa dikerjakan supaya meraih target pengetahuan yangmana
dimaui. Aturan pengetahuan ialah sistem pusat agar berpoin terhadap pusat eksekutif.
Akan tetapi, didalam bentuk pengetahuan dalam era tersebut sudah mempunyai bermacam
perbedaan. Buchori berkata dalam (2008: 138-139) mengatakan bermacam perbedaan,
yakni (1) perbedaan okupasionalis (jarak pengetahuan ataupun pekerjaan), (2) perbedaan
akademis (pemahaman yangmana diraih dalam tempat didik tak berdampak terhadap
kegiatan aktivitas), (3) perbedaan prinsipal (pengetahuan cukup sering menitikberatkan
terhadap pemahaman klasikal ataupun humaniora yangmana tak berdampak dalam
kesuksesan inteligen ataupun iptek), ataupun (4) perbedaan tak permanen (perbedaan
terhadap pengetahuan yangmana dipunyai terhadap pengetahuan masa sekarang).
Akan tetapi, kesuksesan perakitan yangmana mendominasi terhadap era tersebut ialah (1)
kemauan beragama ataupun kemauan menumbuhkan cukup erat, (2) kesatuan ataupun
persatuan negara tetap dalam kontrol, penumbuhan perekonomian negara dapat
bertumbuh.
Selama Orde Baru berlangsung, rezim yang berkuasa sangat leluasa melakukan hal-hal
yang mereka inginkan tanpa ada yang berani melakukan pertentangan dan perlawanan,
rezim ini juga memiliki motor politik yang sangat kuat yaitu partai Golkar yang merupakan
partai terbesar saat itu. Hampir tidak ada kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan
sesuatu, termasuk kebebasan untuk berbicara dan menyaampaikan pendapatnya.
Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa bebas bagaikan burung yang
baru lepas dari sangkarnya yang telah membelenggunya selama bertahun-tahun. Masa
Reformasi ini pada awalnya lebih banyak bersifat mengejar kebebasan tanpa program yang
jelas. Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin terpuruk, pengangguran bertambah
banyak, demikian juga halnya dengan penduduk miskin. Korupsi semakin hebat dan
semakin sulit diberantas. Namun demikian, dalam bidang pendidikan ada perubahan-
perubahan dengan munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah
6
system pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itu kesejahteraan tenaga
kependidikan perlahanlahan meningkat. Hal ini memicu peningkatan kualitas profesional
mereka.
Pendidikan dimasa lampau telah mewariskan kita suatu peradaban yang memiliki
nilai-nilai luhur yang dapat dipertahankan, diajarkan dan digunakan oleh generasi penerus
dalam kehidupan mereka di masa sekarang. Dengan mewariskan dan menggunakan karya
dan pengalaman masa lampau, pendidikan menjadi pengawal, perantara, dan pemelihara
peradaban. Dengan demikian, pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui
eksistensinya dan bukan merupakan “harta karun” yang tersia-siakan.
Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan
yang kita miliki sekarang adalah hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam
sejarah pengalaman bangsa kita pada masa yang telah lalu (Nasution, 2008: v).
Pembahasan tentang landasan sejarah di atas memberi implikasi konsep-konsep
pendidikan sebagai berikut:
7
1. Tujuan Pendidikan
2. Proses Pendidikan
3. Kebudayaan Nasional
Pendidikan harus juga memajukan kebudayaan nasional. Emil Salim dalam Pidarta (2008:
149) mengatakan bahwa kebudayaan nasional merupakan puncak-puncak budaya daerah
dan menjadi identitas bangsa Indonesia agar tidak ditelan oleh budaya global.
4. Inovasi-inovasi Pendidikan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan historis kependidikan di
Indonesia, kita dapat menyimpulkan bahwa masa-masa tersebut memiliki wawasan yang
tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka samasama menginginkan pendidikan
bertujuan mengembangkan individu peserta didik, dalam arti memberi kesempatan kepada
mereka untuk mengembangkan potensi mereka secara alami dan seperti ada adanya, tidak
perlu diarahkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Sementara itu, pendidikan pada
dasarnya hanya memberi bantuan dan layanan dengan menyiapkan segala sesuatunya.
Sejarah juga menunjukkan betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan
dengan perjuangan mengusir penjajah.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/landasan-historis-pendidikan-indonesia.html
http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2008/11/30/landasan-historis-pendidikan-di-indonesia/
10