Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Remaja merupakan masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa, banyak
perubahan yang akan dialami seorang anak pada masa ini yang menimbulkan dampak, baik
positif maupun negatif. Salah satunya adalah pada perkembangan emosinya. Emosi adalah
suatu perasaan yang mendorong seseorang untuk merespon atau bertingkah laku, baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting
dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti
meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. Pembelajaran tidak
selalu disukai oleh para remaja, sehingga banyak tujuan pembelajaran yang tidak tercapai. Ini
dilatar belakangi oleh kurangnya pemahaman dari orang tua akan perkembangan emosi dan
jiwa remaja. Sebab, dalam usia remaja perubahan emosi dan psikologis sangat pesat sekali.
Ada berbagai macam emosi yang sangat mempengaruhi Remaja seperti perasaan sayang,
marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa. Pada
usia remaja sang anak sudah mulai mengenal lawan jenis, sehingga emosi yang lain dalam
dirinya pun muncul. Di masa inilah peran sahabat sangat penting dalam kehidupan remaja,
terkhusus bagian perkembangan emosinya karena dalam persahabatan remaja mulai belajar
untuk mengerti dirinya sendiri, belajar bekerja sama dengan orang lain dan belajar tingkah
laku tingkah laku lain yang membantunya dalam kehidupan selanjutnya. Sahabat juga lah
yang banyak membantu remaja dalam mengontrol emosinya, menenangkannya ketika dia
marah, membuatnya tertawa, mendengarkan masalahnya dan sebagainya. Remaja juga akan
lebih sering menghabiskan waktu bersama sahabat sahabatnya oleh karenanya peran sahabat
sangat penting dalam perkembangan emosi nya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita ketahui bahwa peran sangat penting untuk
kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan emosi remaja. Oleh karena itu terdapat
rumusah masalah yang kita ambil, yaitu :

1. Apa itu Emosi dan Perkembangan Emosi Remaja


2. Bagaimana ciri-ciri emosi pada remaja
3. Apa pengertian Sahabat bagi remaja
4. Bagaimana Peran Sahabat dalam Perkembangan Emosi Remaja

1
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang emosi remaja dan perkembangannya
2. Menambah pengetahuan tentang ciri-ciri emosi pada remaja
3. Menambah pengetahuan tentang arti Sahabat bagi Remaja
4. Memberi pengetahuan tentang peran sahabat dalam mengembangkan emosi remaja

2
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Perkembangan Emosi

Setiap orang selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh tiap-tiap orang akan berbeda satu dengan
yang lainnya dan tingkat perkembangan ini akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan umur
dari tiap orang. Dengan bertambahnya usia seseorang, manusia selalu tumbuh dan
berkembang yang akan menuju kematangan fisik dan psikis atau Dewasa

Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa.
Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik,
sosial, dan emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja adalah perkembangan
emosi.

emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga
diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku
gembira,bahagia,sedih,berani,takut,marah,haru dan sejenisnya.

Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan, dan surut dalam waktu yang singkat.
Banyak para ahli yang telah mengemukakan tentang pengertian emosi diantaranya:
Hathersall , merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan
pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.

Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah
atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.

menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari
susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf
bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat
mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi. Jadi emosi adalah
pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi adalah
pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.

Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling): misalnya pengalaman-


pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah, takut, bahagia, sedih dan jijik.
Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi tingkah laku dan respon-respon fisiologis.

Berasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah)


misalnya : perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti
ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi
ruangan dan tempat dimana individu itu berada.

3
b. Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis
misalnya : sakit, meriang dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak
dirasakan karena faktor kesehatan.

c. Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis


misalnya : cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih
banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang lain.

2. Karakterisitik Perkembangan Emosi Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa.
Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik,
sosial, dan emosi. Pada masa ini dipercaya merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja
sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya.

Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan


psikologis. Emosi yang tinggi dapat terjadi dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti
bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas,
membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-
menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan
mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi pada masa remaja
sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat penyaluran atau penanganan
yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.

Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang
secara normal dialami adalah : cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan
lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang
membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu
terhadap ungkapan emosi mereka.

Menurut Biehler (1972) emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun
dan usia 15-18 tahun.

1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun


a) Lebih banyak murung dan tidak dapat ditebak
b) Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
c) Mudah marah
d) Bersikap tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
e) Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif

2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun


a)Pemberontakan remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa
kanak-kanak menuju dewasa
b) Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
c)Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

Menurut Luella Cole terdapat tiga jenis emosi, yaitu :


1. Emosi marah

4
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam
kehidupan remaja . penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka
direndahkan, dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang
menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih mengerutu,
mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.

2.Emosi takut

Jenis emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang seorang
anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi
pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-anak dan
orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari persoalan
kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti seperti
rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri
dari rasa takut adalah keberanian menghadapi rasa takut tersebut.

3. Emosi cinta / kasih sayang

Jenis emosi ketiga yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi cinta/kasih sayang,
emosi ini telah ada sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Faktor ini penting dalam
kehidupan remaja adalah untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan
cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan
kemampuan untuk memberinya. Walaupun remaja bergerak ke dunia pergaulan yang lebih
luas, dalam dirinya masih terdapat sifat kekanak-kanakanya. Remaja membutuhkan kasih
sayang di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka alami pada tahun-tahun
sebelumnya. Karena alasan inilah sikap menentang mereka, menyalahkan mereka secara
langsung, mengolok-olok mereka pada waktu pertama kali karena mencukur kumisnya,
adanya perhatian terhadap lawan jenisnya, merupakan tindakan yang kurang bijaksana.
Pada masa remaja rasa cinta mulai diarahkan kepada lawan jenis. Menurut Cole
kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis berlangsung lebih lama.
Keadaan ini terlihat pada sikap kasih sayang terhadap sesama wanita seperti kepada kakak,
adik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional.


Bertambahnya pengetahuan dari lingkungan serta sekolah dan pemanfaatan media massa
berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini. Beberapa faktor yang
mempengaruhui perkembangan emosi pada masa remaja, antara lain:

a. Perubahan jasmani atau fisik

Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan
keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi emosi
remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya
menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini
menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah
dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.

5
b. Keadaan anak

Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri anak akan
sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan berdampak lebih jauh pada
kepribadian anak. Misalnya: rendah diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari
lingkunganya.

c. Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman

Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang yang biasanya pula memiliki
tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada
masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk
melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan
masalah adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan
dikalangan remaja juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada
kekhawatiran dari pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka
melarang anaknya pacaran.

d. Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah

Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk
kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri
bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.

e. Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.

1) Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.


2) Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3) Aspirasi yang tidak realistis.

f. Faktor belajar

Pengalaman belajar anak akan menentukan reaksi potensial mana yang mereka gunakan
untuk marah. Pengalaman belajar yang menunjang perkembangan emosi

6
3. Pengertian Sahabat Bagi remaja

sahabat adalah hubungan yang mendalam antara dua orang atau lebih yang saling

mendukung, membantu, memotivasi dalam keadaan apapun. Persahabatan sendiri

berkembang dari masa anak-anak sampai masa remaja. Pada masa anak, cepatnya

memperoleh teman menjadi patokan di dalam persahabatan karena berdasarkan kebutuhan

saja yaitu hanya sekedar teman bermain, sedangkan pada masa remaja lebih mengutamakan

kualitas dalam persahabatan sehingga persahabatannya lebih mendalam. Persahabatan pada

masa awal remaja merupakan salah satu pegangan saat dewasa. Karakteristik yang dipilih

seseorang menjadi teman atau sahabat adalah riang, kooperatif, baik hati, jujur, murah hati,

lembut dan sportif. Douvan dan Adelson mengatakan bahwa persahabatan pada masa remaja

dapat menjadi lebih mendalam karena pusat perhatian sudah beralih pada orang yang dapat

mengerti dirinya, dapat memberikan dukungan emosional, peka, setia dan dapat dipercaya.

Secara umum persahabatan pada remaja lebih mendalam dan mengalami perkembangan.

Berawal dari rasa tertarik akan aktivitas bermain meningkat kepada rasa tertarik akan

kepribadian sahabatnya, dan remaja menyadari bahwa sahabatnya itu unik. Dalam suatu

hubungan persahabatan dapat saling mengenal satu sama lain. Secara lebih dekat, saling

memahami perbedaan masing-masing pihak dan juga berbagi rasa. Melalui hubungan

persahabatan maka Remaja akan mampu memahami nilai-nilai yang berbeda yang dianut

orang lain, karena nilai yang berbeda menjadi dasar timbulnya perilaku yang berbeda pula

Remaja yang dapat memahami dan merasakan permasalahan yang sedang menimpa

sahabatnya memiliki sikap dapat menghargai terhadap kebutuhan interpersonal yang

berarti bahwa remaja itu mampu memberikan kekuatan dan dorongan untuk temannya

sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Menghargai

kebutuhan antar sahabat sangat diperlukan dalam hubungan persahabatan karena sikap

7
seperti ini membuat remaja yakin dan percaya bahwa sahabatnya dapat menghargai dan

mendukung remaja tersebut.

4. Peran Sahabat Membantu Perkembangan Emosi Remaja

1. Sebagai kawan

Disinilah sahabat mempunyai peran peting, pada usia ini biasanya seorang remaja lebih
sering menghabiskan waktunya dengan sahabat sahabatnya, saling bergaul, tempat
bermain, saling bercerita dan lain lain. Sehingga remaja yang dulunya sendirian dapat
menghabiskan waktu dengan temannya sehingga emosinya pun mulai berkembang

2. Sebagai pendorong

Pada tahap ini peran sahabat sudah semakin mendalam, bukan hanya sebagai teman
bermain tapi sebagai pendorong satu sama lain. Disini remaja mendapat perhatian khusus
dari sahabatnya lebih banyak daripada orangtuanya.

3. Tempat berbagi kesedihan

Disini peran sahabat sangat berpengaruh pada perkembangan emosi remaja karena dalam
kadaan seperti ini remaja tidak merasakan kesepian saat dia sedih dia punya seseorang
untuk berbagi masalah sehingga emosi seperti marah, kecewa dapat dikendalikan
perlahan lahan

4. Tempat berbagi kesenangan

Sahabat ada dalam keadaan apapun senang dan sedih, bagaimanapun bahagianya remaja
itu , ia akan lebih bahagia jika ada sahabat yang ikut bahagia bersamanya, sehingga emosi
bahagianya menjadi lebih luas tidak hanya untuk kebahagiaanya sendiri tetapi kebahgiaan
bersama

5. Tempat mencurahkan isi hati

Banyak masalah yang tersimpan dalam hati dan tidak dapat dikeluarkan kalau remaja
tidak punya sahabat, disaat orang tuanya sibuk bekerja dan remaja tidak mempunyai
seorang yang dapat dipercayainya untuk mengeluarkan masalahnya maka disinilah
perkembangan emosi remaja dapat menjadi buruk. Tetapi jika ia memiliki sahabat yang
dapat dipercayanya remaja dapat mengeluarkan masalahnya kepada sahabatnya dan
saling berbagi solusi

6. Tempat menahan egois untuk kebaikan bersama

Disinilah perkembangan remaja yang awalnya saat anak anak ingin menang sendiri mulai
berubah, remaja mulai mempertimbangkan sahabat sahabatnya. Sering kali dalam

8
hubungan persahabatan itu terjadi konflik akibat ego masing masing namun mulai
merubah untuk kepentingan bersama. Perkembangan emosi remaja terus ditempah seiring
dengan semakin dalamnya hubungan persahabatan itu sendiri

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas, kecewa
dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber tingkah laku
menyimpang. Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu
dihindari. Disinilah peran sahabat sangat penting dalam mengembangkan emosi remaja.
emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Sahabat memiliki peran
penting dalam mengembangkan emosi remaja yaitu Sebagai kawan , sebagai pendorong, tempat
berbagi kesedihan, tempat berbagi kesenangan, tempat mencurahkan isi hati, Tempat
menahan egois untuk kebaikan bersama. Sahabat membantu ramaja dalam mengendalikan
emosi nya dan membantunya untuk memikirkan orang lain.

B. Saran
Melalui penulisan makalah ini, penulis berharap orang tua, guru, masyarakat maupun
pemerintahan dapat mengupayakan lebih giat lagi untuk memperhatikan perkembangan
emosi remaja pada berbagai aspek khususnya dalam sahabat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Elida Prayitno, Erlamsyah. 2002. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Remaja. Padang :
UNP Press

Frijda, N, H. 1986 .The emotion. Cambridge: Cambridge University Press

Mudjiran dkk. 2007. Perkembangan peserta didik bahan pembelajaran untuk tenaga
kependidikan sekolah menengah. Padang :UNP press

Sarwono, Sarlito Wirawan, 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Gramedia

Sitti Hartinah. 2009. Pengembangan Peserta Didik. Tegal : Refika Aditama

11

Anda mungkin juga menyukai