1. Danau Toba
Danau Toba adalah danau alami berukuran besar yang berada di kaldera gunung berapi
super. Danau ini memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mil), dan
kedalaman 505 meter (1657 ft). Danau ini terletak di tengah Pulau Sumatera bagian utara
dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2953 ft). Danau ini adalah danau terbesar di
Indonesia dan danau vulkanik terbesar di dunia. Begitu luasnya Danau Toba hingga
terbentang di tujuh kabupaten yang ada di Sumatera Utara yakni Tapanuli Utara, Humbang
Hasundutan, Samosir, Simalungun, Karo, Toba Samosir dan Dairi. Danau ini begitu indah
hingga Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
ingin membuat danau ini dan kawasanya seperti Monaco of Asia.
2. Istana Maimoon
Istana Maimun dibangun oleh Kesultanan Deli pada masa kepemimpinan Sultan Mahmud Al
Rasyid pada 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana pada 29 Agustus 2017
resmi terpilih menjadi ikon Kota Medan. Ikon tersebut didesain penuh warna untuk
menunjukkan Kota Medan merupakan kota multietnis. Istana ini terletak di Jalan Brigadir
Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun yang didesain oleh
arsitek Italia. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 meter persegi dan mempunyai 30
ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu bangunan induk,
bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana ini menghadap ke utara dan
pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Masjid Raya Medan. Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena
usianya yang tua, namun juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan
kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia.
Gedung Kantor Pos Medan di Jalan Pos No. 1 Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara ini menjadi titik nol kilometer Kota Medan. Gedung
yang menghadap ke arah Inna Dharma Deli Hotel ini masih digunakan dan bentuk bangunan
masih bertahan dari segi fungsi dan bentuk bangunan. Sejarah keberadaaan gedung ini cukup
panjang. Dibangun pada 1909 dan selesai pada tahun 1911 yang dirancang oleh arsitek Ir.
Simon Snuyf dari Burgelijke Openbare Werken (BOW) atau Jawatan Pekerjaan Umum
Pemerintah Hindia Belanda. Gedung ini memiliki gaya arsitektur transisi, yang ditandai
dengan adanya menara (tower) berbentuk segi enam di bagian depan, dan terdapat
lengkungan yang dihiasi oleh sejumlah kaca patri untuk mempengaruhi kualitas pencahayaan
di dalam gedung tersebut. Selain itu, atap pada bangunan ini terdiri atas dua jenis, yaitu atap
lokal dengan bentuk segi enam yang menyatu dengan tower dan dilengkapi dengan dormer,
dan atap dengan jenis gevel pada atap yang menghadap ke sisi lain. Kedua jenis atap ini
mengadopsi ciri arsitektural kolonial yang berakulturasi dengan unsur lokal. Bangunan yang
memiliki luas 1.200 meter persegi dengan lebar 20 meter dan panjang 60 meter serta tinggi
mencapai 20 meter ini, telah ditetapkan sebagai sebagai bangunan cagar budaya (BCB)
berdasarkan UU Cagar Budaya Nomor 10 Tahun 2010 dan Peraturan Daerah (Perda) Kota
Medan Nomor 2 Tahun 2012. 6. Lapangan Merdeka
Selain spesies gajah purba dan harimau sumatera, burung beo nias adalah bukti keunikan
provinsi sumut jika ditelusuri dari segi flora dan fauna. Satwa tersebut tersebar dibeberapa
titik daerah. Namun kondisinya semakin langka bahkan hamper mendekati kepunahan.
Mengungkit tentang Kota Medan dan embel-embelnya, kurang afdol rasanya jika tak membicarakan
tentang betor alias becak motor. Pasalnya, betor merupakan kendaraan khas Medan, Sumatera Utara
yang sudah ada sejak tahun 1960-an dan masih bertahan sampai detik ini. Meski dulunya bentuk
betor tidak seperti yang sekarang ini.
Seperti namanya, becak motor Medan menggunakan becak dan sepeda motor sebagai tenaga
penggerak. Ciri khasnya adalah tempat duduk penumpangnya berada di sisi kiri pengemudi. Sebagai
transportasi umum, Pemerintah Kota Medan mengatur jenis motor yang boleh dipakai sebagai
penarik becak. Selain itu, diatur juga tentang jalur-jalur khusus di wilayah Kota Medan yang boleh
dan tidak boleh dilalui becak motor
a. Tari Tor-tor
Tari khas Batak adalah Tari Tor-tor. Tarian Tor-tor Batak dipentaskan dalam ritual adat
(upacara kematian, panen, penyembuhan), festival budaya hingga pesta. Kegunaan dan
fungsi berbeda, ada beberapa tari seperti Tor-tor Pangurason, Sipitu Cawan/Tujuh Cawan,
Tunggal Panaluan serta banyak lagi. Biasanya tari khas Sumatera Utara ini diiringi
instrumen musik Gondang, dan penarinya mengenakan pakaian adat Batak kain Ulos.
b. Gondang
Musik khas Batak disebut Gondang. Alunan instrumen musik Batak ini perannya sangat
penting pada umumnya untuk mengiringi berbagai acara upacara adat dan kesenian seperti
tarian. Alat musik Batak tradisional terdiri dari gendang, gong, seruling dan lainnya. Suara
instrumen alat musiknya memang sangat khas dan unik. Keindahan musik tradisional khas
Batak ini penuh filosofi dan estetika.
d. Sigale-gale
Patung Sigale-gale di desa adat Tomok Pulau Samosir. Pertunjukkan Tari Sigale-gale ini
biasanya iringannya musik Gondang. Boneka Sigale-gale merupakan sebuah patung kayu
sebagai simbol pengganti anak raja yang telah tiada. Menurut legenda, pada jaman dahulu
pagelaran Sigale-gale dipersembahkan buat Raja Rahat. Fungsinya untuk mengobati rasa
sedih raja, karena kehilangan putranya Pangeran Manggalae yang telah gugur.