Anda di halaman 1dari 46

SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR LANSKAP II

TAMAN PASIF DI KOTA MEDAN


(TAMAN AHMAD YANI MEDAN)

OLEH:

MUTIA RUSLY (1714310102)


RUTH NOVITA SARI (1714310056)
SADARMAN KRISTIAN WARUWU (1714310076)
WIRDATUL AKMAL (1714310070)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2019
1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
1.1. Sejarah Kota Medan
Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli
dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa
sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka.
Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei
Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera. Pada mulanya
yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya
terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu
merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan
lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga
akhirnya kurang popular.

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli
Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli
yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah
diantara kedua sungai tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli
terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat
dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900
yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis
tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat
inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu
(sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang
berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli
Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni :


Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-
bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan
Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000
pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba
dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-
pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada
tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli
yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus
berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan
perekonomian di Sumatera Utara.

Menurut legenda, di zaman dahulu kala pernah hidup seorang Putri


yang sangat cantik di Kesultanan Deli lama kira-kira 10 Km dari Kampung
Medan yakni di Deli Tua sekarang dan karena kecantikannya putrid itu diberi
nama Putri Hijau. Kecantikan Putri ini tersohor kemana-mana mulai dari Aceh
sampai ke ujung Utara Pulau Jawa.

Sultan Aceh jatuh cinta pada Putri itu dan melamarnya untuk dijadikan
permaisurinya. Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh saudara kedua laki-laki
Putri Hijau. Sultan aceh sangat marah karena penolakan itu dianggapnya
sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara
Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli.

Menurut legenda tersebut, dengan menggunakan kekuatan gaib,


seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan
seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki
tentara Aceh hingga akhir hayatnya.KesultananDeli lama mengalami
kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa Putra Mahkota yang
menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian, bagian belakangnya terlontar
ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km
dari Kabanjahe.

Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang
dimuat kedalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai
di Ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya
sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan
padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur dan permohonan tuan Putri
dikabulkan. Tetapi baru saja uapacara dimulai tiba-tiba berhembuslah angin
ribut yang maha dahsyat disusul gelombang-gelombang yang sangat tinggi.
Dari dalam laut muncullah abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga
itu dan dengan menggunakan rahangnya yang besar itu diambilnya peti tempat
adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut.

Legenda ini samapai sekarang masih terkenal di kalangan masyarakat


Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia.Di Deli Tua
masih terdapat reruntuhan Benteng dan Puri yang berasal dari zaman Putri
Hijau, sedang sisa meriam penjelmaan abang Putri Hijau itu dapat dilihat di
halaman Istana Maimun Medan.

1.2. Sejarah Taman Ahmad Yani Medan


Taman Ahmad Yani Medan, terletak di jalan protokol jalan sudirman
dan jalan Imam Bonjol. Taman ini diresmikan pada tanggal 26 Nopember
2008 oleh walikota Medan Drs.H. Afifuddin Lubis, M.Si dan Dirut PT.Telkom
, Rinaldi Firmansyah. Taman yang sejuk ini, disebut Taman Ahmad Yani
karena memang ditengah taman tersebut terdapat Patung pahlawan Jenderal
Ahmad Yani. Taman ini memiliki Luas sekitar 2 hektar, yang memiliki banyak
pohon tua nan besar yang sangat rimbun. Saya sendiri baru dua kali ke Taman
Ahmad Yani ini. Taman Ahmad Yani tepat berada di depan Kampus STT
Harapan dan di depan RS. Elizabeth.
Taman ini menjadi taman kota semenjak keberadaan Monumen
Ahmad Yani dan pada akhirnya dipugar serta resmi menjadi taman kota. Oleh
karena itu, Taman Ahmad Yani menjadi salah satu situs sejarah Kota Medan.
Monumen Ahmad Yani setinggi 11 meter yang berdiri gagah di
persimpangan Jalan Sudirman dan Imam Bonjol Medan, terlihat sedikit unik.
Hal ini tampak dari wajah pejuang revolusi itu yang menoleh ke kiri,
sedangkan tangan kanannya menunjuk kea rah kanan.

Ki Heru menceritakan bahwa monumen itu dikerjakan pada tahun


1965 dan baru selesai pada 1968. Beliau mengatakan keterlambatan
penyelesaian patung karena persoalan yang tidak diprediksi dari awal.
“Masalah hanya terletak pada pembiayaan saat pengerjaan. Awalnya saya
diminta oleh pihak panitia gabungan unsur tentara, polisi, pemerintahan dan
pihak swasta. Saat itu dana yang saya ajukan sebesar 65 juta rupiah. Tapi,
biaya itu tak juga keluar. Akhirnya saya membangun dengan dana pribadi”
ungkapnya. Beliau mengakui bahwa ia tetap melakukan proses pengerjaan,
bahkan beliau menggaji tiga orang sebagai tenaga tambahan. Pembiayaan ini
beliau dapatkan dari hasil menjual beberapa lukisannya.

“Biaya itu merupakan biaya cetakan yang saya kerjakan di rumah saya
sendiri, selama empat bulan. Jadi, ya selama empat bulan itu saya menggaji
tukang saya dengan upah 30 rupiah,” ujarnya.

Selama proses pengerjaan ini Ki Heru tidak kunjung diam, beliau tetap
mendesak agar biaya pembuatan monumen itu segera keluar. Namun, tidak
habis akal Ki Heru menggelar konfrensi pers untuk mengungkap hal itu ke
publik. Yang mana Ki Heru tahu pada saat itu Presiden Soekarno memiliki
agenda kunjungan ke Kota Medan.

“Waktu itu saya sempat memanggil wartawan untuk memberitakan


persoalan ini. Tapi entah dari mana pihak panitia tahu kalau saya memanggil
para wartawan, enggak tahu dari mana.”

Akhirnya, keesokan harinya dana itu cair 62 juta rupiah. Itu pun saya
dengar kabar, pihak panitia tahu akan agenda kedatangan Presiden ke Medan,
sehingga mereka kelagapan,” lugasnya sambil tertawa geli. Beliau sempat
melakukan kunjungan ke Istana Negara dan bertemu Presiden Soekarno dan
Ki Heru menawarkan dua pilihan yakni, Monumen Ahmad Yani dan Relief
yang bercerita tentang G 30 S/PKI. Tapi Soekarno memilih Monumen Ahmad
Yani. Ki Heru menjelaskan kembali bahwa relief yang ia tawarkan menurut
Soekarno, kurang kuat. Jadi, akhirnya Presiden Soekarno memilih Monumen
Ahmad Yani.

Terkait makna dari detail monument itu, Ki Heru tidak menampilkan


ada hubungannya dengan kondisi politik saat itu. Beliau mengungkapkan
bahwa wajah Ahmad Yani yang menoleh ke kiri dan tangan kanan yang
menunjuk kea rah kanan atas adalah Ahmad Yani menyerukan kepada kaum
kiri atau garis keras yakni, kaum komunis (PKI) untuk berpindah haluan yaitu
ke kaum religi atau partai Islam.

Berikut beberapa tugu/monumen hasil karya Ki Heru :

 Tahun 1989, tugu di Taman Makam Pahlawan Medan

 Tahun 1983, tugu dan patung Raja Hutagalung di perbatasan Tarutung


dan Sibolga

 Tahun 1980, tugu Marga Silima setinggi 17 meter di Berastagi; Patung


Bumi Angus di depan Taman Makam Pahlawan di Pangkalan
Berandan, setinggi 9 meter; Tugu Garis Demarkis di perbatasan
Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan.

 Tahun 1985, Tugu Medan Area di dalam Lapangan Merdeka Medan.

 Tahun 1967, Patung Letda Sujono di Bandar Betsi Simalungung

 Tahun 1970, Patung Raja Purba di Pangkalan Purba Tongging

 Tahun 1975, Patung Pahlawan Tak Dikenal di Binjai; Tugu Raja Sonak
Malela serta reliefnya di Balige.

Selain itu, Ki Heru juga menjadi pembuat sejumlah relief di sejumlah


hotel di Medan. Maha karyanya ini yang menghantarkan Ki Heru
berhubungan akrab dengan pimpinan daerah Sumatera Utara. “Saya juga
pernah melukis Rudolph M Pardede, Gubernur Sumatera Utara sebelum
Syamsul Arifin dan juga melukis almarhum H T Rizal Nurdin,” cetusnya.

Ki Heru juga sangat kecewa atas kondisi bentuk asli dari monumen
tersebut. Beliau sangat terkejut bahwa patung karyanya diberi warna
sehingga menghilangkan bentuk asli dari monument itu pada awalnya
yakni, abu-abu batu. “Makanya saya sangat bangga dengan kalian anak-
anak muda yang mau peduli dan tergerak untuk melakukan aksi penolakan
ini dengan menyelimuti patung tersebut dengan kain putih. Yang mana
bermaksud membuatnya kembali suci seperti warna kain yang putih. Saya
juga sangat tersanjung bisa diundang ke acara ini dan diberi kesempatan
untuk berbagi kisah ini. Semoga apa yang kita lakukan hari ini membawa
perubahan yakni, mengembalikan warna asli dari patung tersebut,”
tegasnya mengakhiri pembicaraan pada sore itu.

Taman Ahmad Yani yang terletak di inti Kota Medan, tepatnya di Jalan
Jendral Sudirman ini merupakan salah satu taman terbesar di Kota Medan.
Saat ini taman ini juga mendapat predikat sebagai Taman Digital, sebab
sekeliling taman ini terdapat jaringan Wi-Fi yang bebas digunakan oleh
para pengunjung. Taman ini menjadi Taman Digital semenjak diresmikan
oleh Bapak Pj. Walikota Medan, Drs. Afifuddin Lubis M.Si.

2. EXISTING SITE
2.1. LUAS TAMAN
2.2. HARD MATERIAL
Sebuah taman tentunya terdiri dari beberapa material agar dapat
membuat taman tersebut menjadi taman yang sempurna, salah satunya hard
material atau material keras. Dari hasil tinjauan langsung ke Taman Ahmad
yani, disana terdapat beberapa material keras, yang akan paparkan sebagai
berikut:
1. BATU PENANDA

Batu penanda taman, pada batu ini jelas tertuliskan nama dari
taman tersebut yaitu “Taman Ahmad Yani” dan bertuliskan “Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan” yang artinya batu ini
adalah tanda bahwasanya taman ini dibawah perhatian Dinas
Pertamanan Kota medan. Batu ini terbuat dari semen yang dihias
dengan keramik, serta dengan sedikit ukiran ukiran tulisan.

2. KURSI TAMAN

Kursi taman di Taman Ahmad yani ini terbuat dari beberapa


potongan besi yang disatukan dengan las,dan diberikan finishing
cat berwarna hitam. Bentuknya yang didesain seperti pada gambar
dapat membuat para pengunjung yang duduk disini nyaman.

3. BANGKU TAMAN
Bangku pada taman ini terbuat dari semen dengan tinggi
setengah meter dari tanah, bangku ini dihiasi dengan bak tanaaman
pada sitiap sisi kanan dan kiri bangku tersebut. Kurangnya
perhatian pada bangku taman tersebut membuat bangku ini terlihat
kusam, dikarenakan cat yang mulai mengelupas dan warna yang
telah bercampur lumpur.

4. TONG SAMPAH

Tong sampah pad ataman ini dibedakan dengan beberapa jenis


sampah, yaitu sampah logam, sampah plastik,dan sampah organik
atau sampah yang dapat terurai. Tong sampah ini dibuat agar taman
ini bebas dari sampah yang berserakan.
5. LAMPU TAMAN

Berikut adalah gambaran dari 2 jenis lampu penerang jalan


pada Taman Ahmad Yani, lampu ini memiliki tinggi sekitar 5m.
dan ada pada setiap ujung jalan atau persimpangan jalan Taman
Ahmad Yani.

6. ALAT OLAHRAGA

Taman Ahmad Yani ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas


olahraga yang dapat digunakan untuk setiap para pengunjung
taman yang ingin berolahraga. Kondisi alat olahraga disini masih
rapih dan bagus.

7. PERMAINAN ANAK

Pada Taman Ahmad Yani juga terdapat beberapa permainan


anak anak, seperti ayunan, seluncuran, serta tangga melingkar.
Sehingga para orang tua yang membawa anaknya ke Taman ini
tidak bosan karena adanya permainan tersebut, tetapi tetap harus
dibawah pengawasan orang tua.

8. PATUNG
Patung monumen Ahmad Yani pada taman ini merupakan
patung yang memiliki tinggi sekitar 11 meter, keberadaan
Monumen Ahmad Yani ini pada akhirnya dipugar serta resmi
menjadi taman kota. Oleh karena itu, Taman Ahmad Yani menjadi
salah satu situs sejarah Kota Medan.

9. AMFITEATER

Amfiteater pada taman Ahmad Yani ini merupakan salah satu


bagian hard material yang paling menarik, pasalnya amfiteater
pada taman ini masih selalu digunakan oleh beberapa komunitas
untuk berkumpul dan sharing Bersama. Pada umumnya sang
pembicara utama pada komunitas itu berdiri diatas amfiteater pada
gambar diatas.
Gambar ini merupakan bagian dari amfiteater yang digunakan
bagi para audience yang ingin mendengarkan pembicara suatu
komunitas yang sedang berbicara. Bangku audience disusun
menjadi empat tingkatan dengan kondisi sedikit melengkung.

10. BAK TANAMAN

Gambar diatas merupakan kondisi dari bak tanaman yang ada


pada Taman Ahmad Yani. Bak tanaman yang diberikan seikit
finishing dengan cat dan masih berwarna terang, adalah bak
tanaman yang berada dibagian depan taman tersebut, sedangkan
bak tanaman yang berlumuran lumpur kering,adalah bak tanaman
yang berada pada belakang taman.

11. PEDESTRIAN
Berikut adalah gambaran dari pedestrian pada Taman Ahmad
Yani yang berada diantara area tanah yang penuh ditumbuhi oleh
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.

12. PAGAR TAMAN

Berikut adalah gambaran dari pagar bagian belakang Taman


Ahmad Yani yang tertutup. Pagar pada taman ini merupakan bagian
dari hard material.
2.3. SOFT MATERIAL
Selain terdiri dari hard material atau material keras, sebuah taman juga terbuat
dari soft material atau material lunak, seperti tanah serta beberapa tumbuhan.
Dari hasil tinjauan langsuk ke taman tersebut, Berikut adalah tanaman
tanaman yang ada pada taman Ahmad Yani ;
1. Pohon Besar
Pada taman Ahmad yani terdapat banyak pohon pohon besar yang dapat
menambah nilai kesejukan taman ini. Meski pun terdiri dari jenis jenis
yang sama, tetapi penempatannya yang teratur, dan jumlahnya yang lebih
dari satu, membuat taman ini berkesan rindang. Berikut adalah beberapa
pohon besar yang ada pada taman Ahmad Yani tersebut;

 Mangga ( Mangifera Indica)


Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40
m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar
10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat;
dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk
kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m.

 Sukun (Artocarpus Altilis)

Pohon sukun umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai


30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya.
Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang
rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar
papan (banir) yang rendah dan memanjang
 Rambutan (Nephellium Lappaceum)

Pohon berdaun hijau sepanjang tahun, menyukai suhu tropika


hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai
8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun
majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat
telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras
lokal.

 Pule (Alstonia Scholaris)


Pohon pulai atau pule dapat mencapai tiggi 40 m. Daunnya
hijau mengkilap dengan bagian bawah daun berwarna lebih pucat.
Daunnya menjari dengan jumlah tiga sampai sepuluh daun dan petiole
sepanjang 3 cm. Bunganya mekar di bulan Oktober dan memiliki
aroma yang harum. Biji dari pulai berbentuk oblong dan berambut.
 Kapas (Gossypium)

Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa


Sanskerta karpasa) adalah serat halus yang menyelubungi biji
beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas),
tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika.
Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu
dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk
tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun
kainnya).

 Akasia (Acaciae)
Akasia adalah genus dari semak-semak dan pohon yang
termasuk dalam subfamili Mimosoideae dari familia Fabaceae,
pertama kali diidentifikasi di Afrika oleh ahli botani Swedia Carl
Linnaeus tahun 1773. Banyak spesies Akasia non-Australia yang
cenderung berduri, sedangkan mayoritas Akasia Australia tidak.
 Kepundung (Baccaurea)

Menteng, kepundung, atau (ke)mundung (terutama Baccaurea


racemosa (Reinw.) Muell. Arg.; juga B. javanica dan B. dulcis) adalah
pohon penghasil buah dengan nama sama yang dapat dimakan. Sekilas
buah menteng mirip dengan buah duku namun tajuk pohonnya
berbeda. Rasa buahnya biasanya masam (kecut) meskipun ada pula
yang manis.
 Mattoa (Pometia Pinnata)

Matoa adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar


dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata
maksimum 100 cm. Umumnya berbuah sekali dalam setahun.
Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4
bulan kemudian.
2. Pohon sedang
 Cemara lilin (Casuarina junghuhniana)

Cemara Lilin ini tak jarang memiliki banyak peminat dan


sebagian besar para pecinta cemara Lilin memanfaatkan sebagai
penghias pohon natal.Setelah diteliti ternyata Akar Cemara LiLin
merupakan akar tunggang, disebabkan Karena tumbuhan cemara ini
termasuk tumbuhan dikotil sekaligus Gymnospermae.
 Palem putri (Vetchia Merili)

Palem Putri adalah palem kecil yang menyerupai versi kecil


dari Roystonea regia atau palem raja. Palem ini memiliki batang
tunggal berwarna abu-abu dengan bentuk ramping namun sedikit
bengkak dibagian dasar batang. Palem putri memiliki daun yang
rapih yang jumlahnya mencapai belasan. Di Indonesia pohon
palem puteri ini memiliki lebar tajuk mencapai 2m bahakan lebih
dengan lebar setiap daun mencapai 1m.
 Glodokan tiang (polyalthia longifolia)

Glodokan Tiang umumnya ditanam karena efektivitasnya


dalam mengurangi polusi suara. Ini menunjukkan pertumbuhan
piramidal simetris dengan cabang-cabang terjumbai menangis
merayap dan daun lanset sempit panjang dengan margin
bergelombang.
 Kelapa hijau (Cocos Nucifera)

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga


Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Arti kata kelapa (atau
coconut, dalam bahasa Inggris) dapat merujuk pada keseluruhan
pohon kelapa, biji, atau buah, yang secara botani adalah pohon
berbuah, bukan pohon kacang-kacangan. Istilah ini berasal dari
kata Portugis dan Spanyol abad ke-16, coco yang berarti "kepala"
atau "tengkorak" setelah tiga lekukan pada tempurung kelapa yang
menyerupai fitur wajah.
 Bunga kertas (Bougenvillea)

Bunga kertas atau bugenvil adalah tanaman hias populer.


Bentuknya berupa pohon kecil yang sukar tumbuh tegak.
Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna
cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya.
3. Perdu
 pucuk merah (Oleina Syzygium)

Pucuk merah (Syzygium oleana) adalah sejenis tanaman perdu


yang tak sepopuler anthurium atau sejenisnya. Bentuk daunnya pun
tidak sevariatif tanaman hias populer tadi. Warnanya hijau muda,
bentuknya kecil agak memanjang, dengan batang yang kecil,
bentuknya hampir sama seperti tanaman perdu pada umumnya, namun
saat ini sudah menjadi trend tanaman hias.
 pisang hias (Heliconia, sp)

Heliconia atau bunga pisang-pisangan adalah jenis tanaman


hias khas tropis, sering disebut sebagai pisang hias, termasuk golongan
Musaceae yang mirip dengan keluarga Strelitzia berasal dari Amerika
Latin, tetapi Heliconia memiliki tiga buah atau lebih seludang sedang
Strelitza hanya dua buah.
 palem merah ( Cyrtostachys Lakka Becc.)

Palem merah (Cyrtostachys lakka Becc.) adalah tanaman hias


populer yang biasa dijumpai di pekarangan rumah. Nama merah
diambil dari warna pelepah daunnya yang merah pekat menyala.
 Hanjuang merah (Cordyline)

Hanjuang atau andong merupakan sekelompok tumbuhan


monokotil berbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman
hias. Marga Cordyline memiliki sekitar 15 jenis.
4. Tanman rendah
 Melati putih (Jasminum Sambac)

Melati putih merupakan tanaman bunga hias berupa perdu


berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari
semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae).
Terdiri dari sekitar 200 spesies tumbuhan asli daerah beriklim tropis
dan hangat dari Eurasia, Australasia dan Oseania, melati secara luas
dibudidayakan untuk aroma khas bunganya yang harum
 Miana ( Coleus Atropurpureus)

Miana, iler atau Coleus atropurpureus adalah tanaman semak


dengan tinggi dapat mencapai 1,5 m. Daunnya berkhasiat sebagai obat
wasir, obat bisul, obat demam nifas, obat radang telinga dan obat haid
tidak teratur. Tanaman ini memiliki nama lain, yaitu Sigresing, Adong-
adong, Jawek Kotok, Iler, Ati-ati dan Serewung
 Brokoli kuning ( Euodia Suaveolens)
Brokoli kuning merupakan jenis tanaman semak yang biasanya
dijadikan batas area tanam di sebuah taman atau halaman
rumah.Daunnya mayoritas berwarna kuning atau hijau.Tumbuhan
ini hanya bisa tumbuh maksimal mencapai 60 cm dengan diameter
tajuk mencapai 40 cm.Batangnya lunak dan memiliki jenis akar
serabut.
 Dracaena (Dracaena, sp)

Dracaena adalah genus tumbuh-tumbuhan yang terderi lebih


dari 120 spesies tanaman. Tumbuhan ini banyak macamnya,
misalnya Dracaena Reflexa alias Song of India yang umum
dijadikan daun potong. Dracaena Tricolor untuk tanaman lanskap.

 Pandan kuning ( Pandanus Pygmaeus)

Pohon Pandan Afrika | Pohon Pandan Kuning Pohon pandan


afrika/pandan kuning, memiliki keindahan tersendiri apabila
dijadikan tanaman semak untuk taman dengan dau berwarna
kuning bergaris hijau.

3. LINGKUNGAN
Taman Ahmad yani yang terkletak di JL.Imam Bonjol, J A T I , kecamatan
Medan maimun. Selain itu, jika dilihat dari denah google maps taman ini dihimpit
oleh JL. Slamet Riyadi, dan JL.H.Misbah Medan. Letak taman ini berada diantara
ketiga jalan tersebut, pada lingkungan sekitar taman ini terdapat RS.Santa
Elisabethyang berada tepat di JL.H.Misbah dan berjarak 250m dari taman, kemudian
terdapat juga HKBP Sudirman yang berada di JL.Imam Bonjol berjarak 300m dari
taman, kemudian berjarak 190m keKantor Pos Medan Polonia di JL. Jendral
Sudirman, 500m Sekolah Menengah Atas Immanueldi JL. Slamet
Riyadiberjarak.Dan terakhir Hotel LePolonia di JL.Jendral Sudirman yang berjarak
300m dari taman tersebut. Selain itu, taman Ahmad Yani ini juga berjarak 900m dari
Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara yang terletak di JL.Jendral Sudirman.
Berikut gambaran taman Ahmad Yani dan sekitarnya dari google maps:
3.1. BANGUNAN BERSEJARAH
Taman Ahmad Yani merupakan taman yang memiliki sejarah namun
tidak hanya taman tersebut saja, di sekitar taman Ahmad yani, juga terdapat
satu bangunan yang memiliki sejarah penting pada kemerdekaan Indonesia
yaitu Rumah Sakit Santa Elisabeth, yang berjarak 250m dari taman Ahmad
yani.

Rumah Sakit Santa Elishabet berdiri pada November tahun 1930.


Berawal dari para komunitas Biara,Melihat penderitaan yang disebabkan
kolonialisasi Belanda, membuat seorang uskup dari negeri kincir angin itu
mendirikan sebuah komunitas untuk solidaritas kemanusiaan korban perang.

Dialah Mgr Henricus Van Beek. Van Beek mendirikan sebuah


Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) yang fokus menolong orang-
orang korban perang. FSE didirikan tepatnya pada 1880, yang beranggotakan
para suster.

Seperti tercatat dalam buku Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth,


pada tahun 1925 Kongregasi suster-suster ini memulai karyanya ke Indonesia,
termasuk di Medan. Mula-mula para korban perang ini ditampung di sebuah
bangunan yang sederhana. Tenaga medisnya para suster langsung yang
sebelumnya telah dibekali ilmu perawatan.

Hari demi hari para korban perang pun semakin bertambah. Selain
“penampungan” yang tak lagi cukup luas, tenaga medis dirasa kurang. Alhasil
para suster ini berinisiatif untuk memperluas serta menambah ruangan.
Pengumpulan dana mulai dilakukan. Sedikit demi sedikit fasilitas
mulai dibangun. Hal itu terjadi di awal-awal tahun 1929. Lebih dari setahun
kemudian, tepatnya November 1930, sebuah rumah sakit sederhana pun
berdiri di kota ini.

Namun karena banyaknya pasien dan keterbatasan fasilitas, pelayanan


dirasa tidak memadai. Maka mereka bersepakat untuk mendirikan sebuah
rumah sakit. Sehingga pada tanggal 11 Februari 1929 diadakan peletakan batu
pertama. Lebih dari setahun, tepatnya tanggal 19 November 1930, rumah sakit
“kecil-kecilan” itupun diresmikan.

Pada zaman pendudukan Jepang, rumah sakit mengalami pasang surut


yang sangat menyedihkan. Akhirnya, terpaksa suster-suster mengosongkan
dan menyerahkan rumah sakit kepada tentara Jepang untuk dijadikan markas
tentara.

Suster-suster tercerai-berai, ada yang ditawan di kamp tahanan dan sebagian


mengungsi ke Jalan Gajah Madah Medan dan Berastagi.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, suster-suster dibebaskan dari kamp


tahanan dan dikembalikan ke Medan. Akan tetapi suster-suster tidak dapat
kembali ke rumah sakit, sebab rumah sakit telah dikuasai oleh tentara Inggris
dan kemudian diambil alih oleh Badan Kesehatan Pemerintah Belanda, yang
disebut Dienst van Volks Gezondhied (DVG).DVG menyerahkan rumah sakit
Santa Elisabeth kembali kepada suster-suster atas kesepakatan Dr Tengku
Mansur dengan Dr Steen sebagai pemimpin DVG.

Tanggal 23 Desember 1966, untuk pertama kalinya dibentuk struktur


kepemimpinan dan adanya pemisahan yang jelas antara kepemimpinan rumah
sakit dengan kepemimpinan kongregasi (biara).

Kemudian diangkat badan pengurus yayasan dengan nama "Yayasan


Kongregasi Eksploitasi Rumah Sakit Santa Elisabeth" untuk mengelola rumah
sakit dan diangkat badan direksi sebagai pengelola harian.Tanggal 25
November 1977. anggaran dasar yayasan diperbaharui, dan tahun 1979 nama
yayasan diubah menjadi Yayasan Santa Elisabeth sampai sekarang.

3.2. SARANA IBADAH


Sarana ibadah terdekat yang berada di sekitar taman Ahmad yani
Medan yaitu HKBP Sudirman, HKBP ini berjarak 300m dari taman Ahmad
Yani Medan.

Dahulu, Gereja HKBP ini dijadikan sebagai tempat tinggal bagi


petinggi-petinggi Belanda, yang pada masa itu dijadikan sebagai daerah elite.
Ada larangan khusus untuk memasuki daerah pusat kota ini pada masa
Belanda hanya orang-orang yang bertempat tinggal disitu yang boleh
memasuki daerah ini. Setelah Belanda tidak berkuasa lagi daerah ini masih
memiliki keunikan dan yang akhirnya dijadikan sebagai daerah sentral kota
yang berpengaruh di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Lokasi HKBP Sudirman saat itu tidak terlepas dari dukungan,
Mr.Jaidin Purba yang merupakan Walikota Medan yang mendukung
pembangunan gedung gereja HKBP Sudirman di pusat kota tepatnya Jl.
H.Misbah. Hal ini dapat dikaitkan dari sifat orang Batak yang ingin selalu
menjadi yang terdepan, sehingga dalam peletakan tempat ibadah saja mereka
menginginkan tempat yang dapat dilihat oleh semua masyarakat.
Karena letaknya yang berada di pusat kota Medan, Gereja HKBP
Sudirman ini menjadi salah satu ikon kota Medan. Hal lain yang membuat
HKBP Sudirman menjadi berbeda dengan HKBP kebanyakan di Medan
karena rumah-rumah jemaatnya tidak berada di sekitar gereja HKBP
Sudirman, melainkan yang terdapat disekeliling HKBP Sudirman tersebut
adalah instansi pemerintahan seperti Yayasan Pendidikan Harapan, Yayasan
Pendidikan Immanuel dan rumah sakit St. Elisabet.

3.3. PEMUKIMAN WARGA


Lingkungan sekitar taman Ahmad yani dikelilingi oleh beberapa
bangunan bangunan penting, seperti sekolah, rumah sakit, kantor pos, bahkan
polsek. Untuk pemukiman warga memiliki jarak yang cukup jauh jika
ditempuh dengan berjalan kaki, beberapa rumah yang berjarak dengan taman
ini juga masih bersifat bangunan lama, yang dirawat. Contohnya rumah putih
yang berjarak sekitar 200m dari taman tersebut, tepat didepan LePolonia
Hotel, terdapat rumah peninggalan belanda yang minimalis tetapi didesain
lebih modern. Dengan taman halaman rumah yang rindang.

3.4. SEKOLAH HARAPAN 1 MEDAN

Pada tahun 1969 SMA Harapan didirikan dengan tujuan utama


menampung lulusan SMP Harapan. Pada saat didirikannya itu, jumlah pelajar
hanya sebanyak 31 orang dengan guru sebanyak 9 orang. Untuk memimpin
sekolah tersebut diserahkan kepada Abdullah Siagian. Ternyata Abdullah
Siagian tidak mengecewakan kepercayaan yang diberikan kepadanya, ia yang
telah bertugas di Yaspendhar sejak tahun 1967 itu berhasil membawa anak
didiknya dalam menimba ilmu pengetahuan dengan diterimanya sebagian
besar lulusan SMA Harapan di perguruan tinggi negeri. Untuk meringankan
tugas yang dibebankan kepadanya itu pengurus Yaspendhar mengangkat Drs.
Mansyur Zainuddin sebagai wakil Kepala Sekolah.

Namun kerena faktor usia, Abdullah Siagian (lahir 8-9-1913) ditarik


dari jabatannya oleh Pengurus Yaspendhar terhitung Agustus 1981 digantikan
oleh M. Tanjung / Ketua Harian II sebagai Pjs. Kepala SMA dan Drs. Mohd.
Hady sebagai Wakil Kepala. Disamping itu dibentuk pula tim yang membantu
penyelenggaraan pendidikan sehingga berjalan dengan baik dan lancar.

Awal Januari 1972, pengurus mengalihkan kepemimpinan SMA ini


kepada Munir Naamin, SH dengan wakilnya Drs. Mansyur Zainuddin sampai
tahun 1973. Pada tahun 1974 dipegang kembali oleh pengurus dengan H. M.
Tanjung sebagai Kepala Sekolah dengan para pembantu I, II dan II masing-
masing Drs. Mansyur Zainuddin, M. Hasan Harahap sergai Siti Deliar.

Selanjutnya pada tahun 1975 diadakan perubahan formasi kembali


dengan jabatan Kepala SMA Harapan dipegang oleh Drs. Mansyur Zainuddin
dengan pembantu khusus I dan II masing-masing M. Hasan Harahap serta Siti
Deliar. Jabatan pembantu khusus ini dihapuskan pula mulai tahun 1976.
Sebagai pembantu Kepala SMA Harapan ditetapkan oleh Pengurus petugas
bidang Pada September 1981 Supangat Tahir mengundurkan diri dari
jabatannya karena banyaknya tugas-tugas yang harus dilaksanakannya sebagai
pegawai negeri.

Untuk mengisi kekosongan jabatan Pembantu Bidang kurikulum,


Pengurus mengangkat Drs. A. Hady Lubis pada tahun 1979. Kemudian pada
tahun 1981 diadakan perubahan kembali dengan personalia pembantu bidang
kurikulum tetap ditangan Drs. A. Hady Lubis, pembantu bidang kesiswaan
Anwar Daimin dan bidang kepustakaan Siti Deliar. Pada bulan Juli 1983,
Anwar Daimin digantikan oleh M. Nasir Tomaisaq.

Juli 1985 kepemimpinan SMA diubah lagi dengan menempatkan


beberapa orang pembantu Kepala Sekolah masing-masing M. Hasan Harahap,
Abdul Wahid dan M. Ruddin Harahap dibawah pemimpin Kepala Sekolah
Drs. Nasrun Mustapha. Kemudian terhitung mulai bulan September 1987 para
wakil Kepala Sekolah ini dirobah menjadi M. Nasir Tomaisaq, Wahid Lubis
dan Drs. Emmy Way sebagai PKS I, II dan III.

Program utama yang menjadi pegangan pemimpin SMA adalah


bagaimana memperoleh pelajar yang berkwalitas, sehingga dapat meneruskan
pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi. Untuk kegiatan-kegiatan lain
lainnya bayak yang harus dikorbankan dan sebaliknya diadakan penambahan
belajar pada sore hari. Usaha itu berhasil dicapai oleh SMA Harapan dengan
cukup memuaskan dan banyak lulusannya memasuki perguruan tinggi negeri.
Pada tahun 1993 Drs. Nasrun Mustapha dimutasikan manjadi
Koordinator Perpustakaan semua sekolah dan Perguruan Tinggi Yaspendhar
sesuai dengan Keahlian yang dimilikinya. Ia digantikan oleh Drs. Amron A.
Siregar sebagai pejabat sementara yang kemudian didefenisikan setelah
keluarnya SK Depdikbud pada tahun 1994 sebagai Kepala SMA Harapan.
Para wakilnya juga diangkat tenaga-tenaga yang potensial masing-masing Drs.
M. Nasir Tomaisaq, Agus Supriadi, SH serta Drs. Sofyan Alwi masing-masing
sebagai Wakil Kepala Sekolah I, II dan III. Akhirnya Drs. Amron A. Siregar
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala SMA Harapan yang
kemudian pada tanggal 18 Agustus 1999 Pengurus menunjuk Sdr. Drs. Sofyan
Alwi sebagai Pelaksana Ka. SMA Harapan 1. Penggantian pemimpin ini
disusul dengan perubahan pembantu-pembantu kepala sekolah masing-
masing, Drs. Mujio, Agus Supriyadi, SH serta Drs. Hermanto.

Dengan mereka ini terasa sekali perkembangan kemajuan SMA


Harapan. SMA Harapan seperti SMP Harapan 1 dan SMP Harapan 2 tetap
mempertahankan statusnya sebagai SMA dipersamakan sebagaimana tahun-
tahun sebelumnya.

4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1. KOTA
Kota merupakan salah satu lingkungan hidup dan tempat bermukimnya warga
kota, serta tempat melakukan segala aktivitas mereka baik yang aktif, maupun pasif.
Menurut Budihardjo (1993), kota dapat dipandang dari paham biologisme
atau suatu jaringan organisme utuh yang terdirti atas dua subsistem yaitu city’ s hard
ware atau jasmani kota dan city’ s soft ware atau rohani kota.
Ketidakseimbangan yang terjadi pada satu sistem akan mempengaruhi sistem
yang lain. Oleh sebab itu dalam penataan letak (tata ruang) perkotaan harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang memperhatikan aspek kesehatan dan
keindahan. Sehingga penyediaan taman kota perlu untuk dimasukkan kedalam bagian
dari fasilitas publik dalam rangaka memberikan ruang terbuka hijau yang memberikan
sejumlah manfaat seperti menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan
lingkungan, menurunkan polusi, dan mewujudkan keserasian lingkungan.
4.2. RUANG TERBUKA HIJAU
Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal
permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi
perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, pengamanan jaringan
prasarana, dan budidaya pertanian. Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di
tengah-tengah ekosistem perkotaan, selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer,
menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau di tengah-tengah
ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lanskap kota
(Hakim, 2007).
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau adalah
ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk kawasan
maupun dalam bentuk area memanjang (jalur) dimana di dalam penggunaannya lebih
bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan.
Grey dan Deneke (1987) mengemukakan bahwa ruang terbuka hijau meliputi
vegetasi sepanjang jalan, danau, empang, sungai, vegetasi hijau sepanjang sungai,
padang penggembalaan, taman-taman, lahan-lahan terbuka, taman pada kawasan-
kawasan fungsional.

Menurut Purwanto (2007), Ruang Terbuka Hijau berdasarkan tipenya


dibedakan menjadi:
1. Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) yaitu ruang atau kawasan yang lebih luas,
baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana
penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, didominasi oleh tanaman yang
tumbuh secara alami atau tanaman budidaya.
2. Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas,
baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana
penggunaannya lebih bersifat terbuka untuk umum, dengan permukaan tanah di
dominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman.

RTH berfungsi ekologis yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota


secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan
berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk perlindungan
sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat
hidupan liar.
RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, dan arsitektural) merupakan RTH
pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut,
sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya,
seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota (Makalah Lokakarya
Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan).

Fungsi RTH kota berdasarkan Inmendagri no.14/1998 yaitu sebagai:


1. Areal perlindungan berlangsungnya fungsi ekosistem dan penyangga kehidupan
2. Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan
lingkungan
3. Sarana rekreasi
4. Pengaman lingkungan hidup perkotaan terhadap berbagai macam pencemaran
baik darat, perairan maupun udara
5. Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk
membentuk kesadaran lingkungan
6. Tempat perlindungan plasma nutfah
7. Sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro
8. Pengatur tata air

4.3. TAMAN
Menurut Laurie (1987), taman adalah wajah dan karakter lahan atau tapak dari
bagian muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik
yang bersifat alami maupun buatan manusia yang merupakan bagian atau total
lingkungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya, sejauh mata memandang
sejauh segenap indra kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat
membayangkan.
Dari batasan tersebut dapat diambil beberapa pengertian berikut :
1. Taman merupakan wajah dan karakter tapak yang berarti menikmati taman
mencakup dua hal, yaitu penampilan visual dalam arti apa yang bisa dilihat dan
penampakan karakter dalam arti apa yang tersirat dari taman tersebut. Mungkin dari
alur ceritanya, gambar yang terpahat, nilai yang terkandung dari taman tersebut, dan
sebagainya sejauh indra kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat
membayangkan.
2. Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami, elemen artifisial atau
buatan manusia bahkan mahluk hidup yang ada di dalamnya, termasuk manusianya.
Menurut Laurie (1987) secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang
lahan berpagar yang digunakan untuk mendapat kesenangan, kegembiraan,
kenyamanan bagi penggunanya.

4.4. TAMAN KOTA


Taman kota merupakan suatu kawasan ruang terbuka hijau di wilayah
perkotaan, lengkap dengan segala fasilitasnya untuk kebutuhan masyarakat kota
sebagai tempat rekreasi secara aktif maupun pasif. Secara estetika, keberadaan taman
kota mampu memberikan efek visual dan psikologis yang indah dalam totalitas ruang
kota. Selain itu kota juga memiliki peranan penting sebagai paru-paru kota,
pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, serta habitat berbagai flora dan
fauna.
Penataan taman kota di suatu kawasan tidak asal jadi, tetapi tujuan penyebaran
tamannya harus jelas dan stategis. Seperti penempatan lokasi, luas taman,
kelengkapan sarana dan prasarana, keamanan dan kenyamanan harus sesuai dengan
kebutuhan standar kota. Apabila luas taman kota dan jumlah taman seimbang, dapat
memberikan citra kota yang asri dan berwawasan lingkungan.
Menurut Arifin et al (2008), taman kota yang merupakan suatu taman umum
ini adalah bagian dari fasilitas umum yang dibangun untuk mendukung kepentingan
masyarakat disekitarnya.

5. ANALISA DAN KESIMPULAN


5.1. ANALISA
 ANALISA TOPOGRAFI
Dari hasil tinjauan langsung ke taman Ahmad Yani tersebut,
taman itu jelas memiliki kontur pada beerapa bagian, tepatnya pada
area sebelah kanan tepat dibagian depan sekolah Harapan, pada bagian
tersebut kontur tanah mengalami kenaikan dan sedikit bergelombang.
 ANALISA LINGKUNGAN

Taman Ahmad Yani dikelilingi oleh beberapa lingkungan,


contohnya lingkungan Rumah sakit, lingkungan Sekolah, lingkungan
ibadah dan bebrapa lingkungan fasilitas umum seperti kantor pos dan
polsek.
Berdasarkan hasil Analisa bangunan yang berdiri lebih awal
dilingkungan tersebut adalah rumah sakit Santa Elisabeth, bangunan
itu berdiri pada tahun 1930, dan kemudian terciptalah sebuah taman
Ahmad yani yang berdiri pada tahun 1968. Di perkirakan taman
Ahmad yani ini selain sebagai Ikon di Jl.Jendral Sudirman, juga
merupakan RTH bagi para pasien di daerah Rumah sakit tersebut,
sehingga para pasien yang ingin menghirup udara segar saat itu lebih
memilih taman ini yang terletak tepat disebrang rumah sakit yang
konon katanya berdiri sejak jaman Belanda tersebut.

Selain itu, terdapat gereja dan sekolah yang berada di sekitar


taman tersebut. Sekolah harapan medan berdiri pada tahun 1969 tepat
setelah diresmikannya taman Ahmad yani tersebut, mungkin pada
jaman tersebut para pelajar yang bersekolah di sekolah tersebut akan
sangat menikmati fasilitas yang ada pada taman tersebut, tetapi untuk
jaman sekarang taman ini mungkin kurang diminati oleh para kaum
milenials tersebut, karena mayoritas dari mereka adalah anak anak
dengan perekonomian keatasa, dan tentunya para remaja sekarang
dominan bermain ke mall, keimbang harus berbagi cerita dan
berkumpul Bersama di taman tersebut.

 ANALISA KEBISINGAN

Kebisingan pada daerah Taman Ahmad yani ini dominan


berasal darijalan kota, namun kebisingan diluar taman tersebut dapat
dicegah dikarenakan adanya pohon pohon besar yang mengurangi
polusi suara dan udara untuk masuk ke dalam taman ini.

 ANALISA AKSESIBILITAS

Untuk akses masuk ke taman ini sekarang hanya gerbang pintu


Barat yang dibuka, yaitu yang berada pada jalan Selamet Riyadi, untuk
itu akses yang dapet lewatin yaitu dari jl Jendral Sudirman lalu masuk
ke jalan Selamet Riyadi.
Kemudian dari arah jl.Imam bonjol juga dapat di akses lalu
belok kiri ke jalan Jendral Sudirman dan masuk ke jalan Selamet
Riyadi.

 ANALISA IKLIM
Dari hasil BMKG Sumatera Utara khususnya Medan Kota
Umumnya berawan – hujan ringan. Berpotensi hujan sedang – lebat ,
ini berlaku dua bulan kedepan terhitung dari tanggal 19 November
2019. Arah angin pada taman tersebut berasal dari arah Barat Daya ,
dan curah hujan yang diketahui dari hasil BMKG memiliki curah hujan
dengan kelembapan hamper 90 persen
5.2. KESIMPULAN
Berdasarkan dari literatur yang kami dapat dan kami tuliskan, serta hasil survey yang
kami lakukan langsung di taman Kota Medan, Ruang Terbuka Hijau seperti taman
kota memiliki peran penting bagi kehidupan manusia yang tinggal di bumi ini, berikut
kesimpulan fungsi taman tersebut:
1. Berfungsi secara sosial yaitu fasilitas untuk umum dengan fungsi rekreasi,
pendidikan dan olahraga. Dan menjalin komunikasi antar warga kota.
2. Berfungsi secara fisik yaitu sebagai paru-paru kota, melindungi sistem air,
peredam bunyi, pemenuhan kebutuhan visual, menahan perkembangan lahan
terbangun/sebagai penyangga, melindungi warga kota dari polusi udara
3. Berfungsi sebagai estetika yaitu pengikat antar elemen gedung dalam kota,
pemberi ciri dalam membentuk wajah kota dan unsur dalam penataan
arsitektur perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai