d. Obyek dan Daya Tarik Wisata, meliputi informasi tentang obyek daya tarik
wisata, frekuensi kunjungan ke obyek daya tarik wisata, tempat menginap, obyek daya
tarik wisata lain yang sudah/akan dikunjungi, moda transportasi yang digunakan, dan
kesan pesan tentang obyek daya tarik wisata.
Sampel wawancara adalah wisatawan atau pengunjung Batu Karas, baik wisatawan
nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Jumlah responden yang
diwawancara sebanyak 21 orang, dengan proporsi wisnus berbanding wisman 1 : 1,6.
Kuesioner diisi oleh responden sendiri, dengan pengawasan surveyor. Teknik pengisian
seperti ini dilakukan untuk memastikan agar seluruh pertanyaan dijawab oleh responden.
Lokasi survei yang dipilih adalah lokasi yang memiliki tingkat potensi pasar yang tinggi,
dengan mempertimbangkan konektivitasnya dengan rute bus wisata serta tempat perhentian
utama yang direncanakan.
Survei yang dilakukan selama + 1 (satu) minggu ini memiliki kendala-kendala dalam hal
perubahan lokasi survei, kelengkapan informasi yang didapat, serta persepsi responden
tentang kawasan wisata Batu Karas seperti disampaikan berikut ini:
a. Kelengkapan informasi
III - 27
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Kendala yang kedua adalah tidak lengkapnya informasi yang diberikan. Beberapa
responden, terutama pengunjung/wisatawan mancanegara tidak berkenan untuk mengisi
beberapa pertanyaan tertentu yang mereka anggap tidak penting. Hal ini akan
berdampak pada pengolahan data terutama untuk analisis data statistik deskriptif yang
akan dilakukan.
Sebagian besar wisman yang datang ke Batu Karas berada dalam kelompok umur 26-35
tahun dengan persentase sebesar 75%, sedangkan sebagian besar wisnus berada dalam
kelompok umur 18-25 tahun dengan presentase sebesar 53,8%. Kelompok umur kedua
terbesar yaitu 31-40 tahun dengan presentase wisman dan wisnus sebesar 13%. Jumlah
wisman dan wisnus menurut kelompok umur, dijelaskan dalam Gambar 3.2 di bawah ini.
Gambar 3.2 Jumlah Wisman dan Wisnus Batu Karas Menurut Kelompok Umur
Karakteristik wisman dan wisnus dalam hal jenis kelamin sangat berbeda. Persentase
wisman laki-laki dan perempuan adalah sama besar, yaitu masing-masing 50%. Sedangkan
III - 28
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
pada wisnus laki-laki sebesar 84% dan perempuan 16% seperti dipaparkan pada Gambar
3.3.
Gambar 3.3 Jumlah Wisman dan Wisnus Batu Karas Menurut Jenis Kelamin
Dalam hal status, sebagian besar wisatawan adalah belum menikah, baik bagi wisman (75%)
maupun wisnus (76,9%). Jumlah wisman dan wisnus menurut status seperti digambarkan
dalam Gambar 3.4 berikut ini.
Gambar 3.4 Jumlah Wisman dan Wisnus Batu Karas Menurut Status
Adapun tempat tinggal atau tempat asal wisman antara lain Indonesia, Australia, Inggris,
dan Belgia. Jumlah wisman terbanyak berasal dari Australia (37%), kemudian Inggris dan
Belgia (25%) dan diikuti oleh negara lainnya. Bagi wisnus, tempat asalnya antara lain
Bandung, Pangandaran, Cimerak, Cijulang, dan Ciamis. Wisnus sebagian besar berasal dari
Bandung (40%) dan Pangandaran (23%), dan Cimerak (23%) dan daerah-daerah lain.
III - 29
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Persentase jumlah wisman dan wisnus menurut tempat tinggalnya dijelaskan dalam Gambar
3.5 dan 3.6 berikut.
III - 30
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pola perjalanan atau kunjungan wisatawan ke Batu
Karas akan digambarkan melalui persentase tujuan utama dalam perjalanan, tujuan setelah
dari Batu Karas, moda transportasi yang digunakan, frekuensi kunjungan ke Batu Karas,
lama kunjungan di Batu Karas, motivasi kunjungan, teman perjalanan, dan perencanaan
perjalanan.
Tujuan utama pengunjung atau wisatawan ke Batu Karas dapat dilihat dari dua sisi yaitu
tujuan kunjungan wisman dan wisnus. Seluruh wisman dan wisnus yang mengisi kuesioner
memiliki tujuan utama ke Batu Karas.
Pada wisman, gerbang masuk ke pangandaran yang dilalui antara lain melalui Jakarta
(25%), Bandung (25%), Yogyakarta (25%), dan Garut (25%) seperti dijelaskan pada
Gambar 3.8.
III - 31
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Dalam hal frekuensi kunjungan, sebagian besar wisman (75%) merupakan kunjungan
pertama kali ke Batu Karas, berbeda halnya dengan wisnus yang sebagian besar telah
mengunjungi Batu Karas lebih dari 10 kali (77,1%). Pada tujuan perjalanan selanjutnya,
sebagian besar wisman menuju ke Yogyakarta (38%) seperti ditunjukkan pada Tabel 3.12
dan 3.13 di bawah ini.
Moda transportasi yang digunakan oleh wisman adalah beragam namun pada wisnus
kendaraan yang banyak dipakai adalah mobil pribadi (62,9%). Lebih lanjut dijelaskan pada
Tabel 3.14 di bawah ini.
Lama kunjungan wisman di Batu Karas sebagian besar tinggal lebih dari 2 (dua) minggu
sampai 1 (satu) bulan, sedangkan sebagian besar wisnus tidak lebih dari 5 hari, seperti
ditunjukkan dalam Tabel 3.14 di bawah ini.
Motivasi kunjungan yang dimiliki oleh wisman maupun wisnus yang datang ke Batu Karas
sebagian besar adalah untuk surfing dan diikuti dengan rekreasi/berenang. Berikut
penjelasan lebih rinci disajikan dalam Tabel 3.15 di bawah ini.
Tabel 3.15 Motivasi Kunjungan Wisatawan di Batu Karas
Motivasi Kunjungan %
Wisman Wisnus
Berenang 21 53,8
Berselancar 43 38,4
Mencari petualangan baru 29 0
Menemui teman/kolega 7 0
Kerja/urusan bisnis 0 0
Riset 0 0
Lainnya 0 7,6
Teman perjalanan wisman sebagian besar adalah dengan merupakan pasangan (75%)
berbeda dengan wisnus yang sebagian besar teman perjalanan merupakan keluarga/teman.
Penjelasan lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 3.16 di bawah ini.
Perencanaan perjalanan wisman sebagian besar merupakan perjalanan individual (88%) yaitu
mengatur sendiri dan sebagian lainnya berdasarkan rencana perusahaan (13%), sedangkan
wisnus melakukan perencanaan perjalanan secara sendiri-sendiri. Berikut penjelasan lebih
lanjut disajikan dalam Tabel 3.17.
Tabel 3.17 Perencanaan Perjalanan Wisatawan di Batu Karas
Perencanaan Perjalanan %
Wisman Wisnus
Sendiri 88 100
Biro Perjalanan 0 0
Keluarga 0 0
Perusahaan 13 0
Sumber informasi mengenai Batu Karas yang diperoleh oleh wisman sebagian besar
diperoleh dari teman (44%), sedangkan wisnus memperoleh informasi sebagian besar dari
teman (76,9%). Begitu juga halnya dengan informasi mengenai akomodasi, sebagian
wisman memperolehnya dari internet (44%) dan wisnus memperolehnya dari teman
(76,9%). Sedangkan sumber informasi mengenai obyek daya tarik wisata yang ada di Batu
Karas, wisman sebagian besar memperoleh informasi dari teman (44,4%) dan begitu juga
halnya wisnus yang sebagian besar memperoleh informasi dari teman (76,9%) Penjelasan
lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 3.18 dan 3.19 dan 3.20 di bawah ini.
Tabel 3.18 Sumber Informasi Wisatawan mengenai Batu Karas
Sumber Informasi %
Wisman Wisnus
Biro perjalanan 11 0
Teman 44 76,9
Brosur 0 0
Internet 22 0
Lain-lain 11 0
Tidak memiliki informasi 11 0
III - 34
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Tabel 3.20 Sumber Informasi Wisatawan mengenai Obyek Daya Tarik Wisata yang Dikunjungi
Sumber Informasi %
Wisman Wisnus
Biro perjalanan 0 0
Teman 33 76,9
Brosur 0 0
Internet 44 0
Lain-lain 11 0
Tidak memiliki informasi 11 0
Bagian ini membahas mengenai hal-hal yang mengenai akomodasi yang ada di Batu Karas
dan berkenaan dengan wisatawan yang datang ke akomodasi. Hal-hal tersebut meliputi
frekuensi kunjungan wisatawan ke akomodasi, lama tinggal di akomodasi, moda
transportasi yang digunakan untuk mengunjungi tempat wisata, dan khusus pada wisman
diberikan tambahan yaitu aksesibilitas dari hotel ke pusat kota, obyek wisata dan restoran.
Selain itu diajukan opini mengenai akomodasi. Penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan
melalui Tabel 3.21, 3.22, 3.23, 3.24, dan 3.25 di bawah ini.
III - 35
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
III - 36
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Bagian ini menjelaskan hal mengenai obyek daya tarik wisata Batu Karas dan tanggapan
wisatawan mengenai obyek daya tarik wisata Batu Karas. Hal-hal tersebut meliputi
frekuensi ke obyek daya tarik wisata, tempat peristirahatan, obyek daya tarik wisata yang
sudah atau akan dikunjungi, moda transportasi yang digunakan untuk mengunjungi obyek
daya tarik wisata, serta kesan pesan mengenai obyek daya tarik wisata. Hal tambahan yang
ditanyakan pada wisman yaitu aksesibilitas obyek daya tarik wisata ke pusat kota,
akomodasi dan restoran.
Tabel 3.26 Aksesibilitas dari Obyek Daya Tarik Wisata (ditanyakan pada
wisman)
Menuju %
Jauh Dekat
Pusat kota 0 100
Akomodasi 0 100
Restoran 0 100
III - 37
Laporan Akhir
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN BATU KARAS
KABUPATEN CIAMIS
Moda Transport %
Wisman Wisnus
Mobil Sewa 17 0
Mobil Pribadi 0 62,9
Bus 67 0
Taksi 0 0
Sepeda motor 0 23,1
Lainnya 17 0
III - 38