5PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA WADUK
JATIGEDE
Berdasakan analisis yang telah dilakukan – fisik dan non-fisik serta makro
maupun mikro, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kawasan Wisata
Waduk Jatigede layak untuk dikembangkan. Hal ini diantaranya didukung oleh
faktor kebijakan, keterkaitan kawasan wisata dengan wilayah sekitarnya, potensi
yang dimiliki sebagai suatu daya tarik, hubungan kawasan studi dengan kawasan
wisata lain, dan sebagainya. Untuk itu sebagai tindak lanjut, diperlukan suatu
konsep dan strategi bagi pengembangan kawasan Wisata Waduk Jatigede
tersebut. Konsep dan strategi tersebut diuraikan lebih detail melalui berbagai
pembahasan pada bab ini.
Hasil analisis pada bab IV merupakan dasar untuk menetapkan konsep
dasar maupun konsep perencanaan dan strategi pengembangan sebagai suatu
pemodelan dan perumusan bentuk obyek wisata Waduk Jatigede. Strategi yang
dihasilkan digunakan sebagai pedoman bagi perencanaan yang akan digunakan
dalam pengembangan obyek wisata Waduk Jatigede selanjutnya.
B. Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan merupakan konsep dalam pengembangan
Kawasan Obyek Wisata Waduk Jatigede yang lebih bersifat makro yang lebih ke
arah pemodelan Kawasan obyek Wisata Waduk Jatigede yaitu konsep bentuk
atau citra wisata yang akan dikembangkan, tata ruang, sistem sirkulasinya serta
penentuan pengembangan fisik bangunan dan lingkungan.
1. Konsep Bentuk Pariwisata Waduk Jatigede
Bentuk pariwata yang akan dikembangkan diwilayah perencanaan adalah
bentuk pariwisata waduk dan alam, yaitu suatu kegiatan wisata dengan
tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam,
tumbuhan, hutan, menikmati wisata air di area waduk. Untuk konsep
bentuk kegiatan disesuaikan dengan karakteristik wisatawan, yang ditinjau
dari umur serta motivasi kedatangan wisatawan ke obyek wisata Waduk
Jatigede. Dengan demikian dapat dibentuk suatu pengembangan yang
sesuai dengan permintaan.
2. Konsep Pola Tata Ruang Kawasan Obyek Wisata Waduk Jatigede
Pengaturan ruang mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kawasan wisata yang sebagian besar berada di ruang
terbuka. Dan yang perlu dipertimbangkan dalam mengatur ruang tersebut
menjadi lingkungan binaan yang dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan
manusia pada suatu bentuk atau pola ruang yang sesuai dengan kondisi
fisik dan potensi kawasan. Kriteria atau pertimbangan dalam mengarahkan
pada pengelompokan ruang kegiatan di masing-masing obyek wisata
didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut:
o Pengelompokkan fungsi kegiatan. Pengembangan areal kegiatan
akan dibagi menjadi 3 zona yaitu zona publik, zona semi publik dan
zona private yang terdiri dari 5 zona pengelompokan kegiatan
o Penyesuaian terhadap kondisi masing-masing kawasan
o Mengoptimalkan fungsi, kegiatan dan fasilitas yang sudah ada di
ruang tersebut dengan dasar Obyek wisata Waduk Jatigede akan
dikembangkan menjadi obyek wisata untuk pangsa pasar wisatawan
lokal.
o Mengembangan potensi-potensi obyek wisata yang belum tergali
untuk mendukung kegiatan wisata yang sudah ada
faktor SWOT ini akan menentukan kriteria strategi yang sesuai dengan kondisi
obyek saat ini. Berikut ini beberapa strategi pengembangan secara umum pada
tabel 5.1 dan penilaian faktor internal dan eksternal pada obyek wisata Waduk
Jatigede dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3, dibawah berikut ini:
Tabel 5.1 Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk Jatigede dalam Matrik SWOT
STRENGTH (POTENSI) WEAKNESS (KELEMAHAN)
Jenis obyek wisata yang berbasis pada Nature Topografi yang relatif berlereng (> 30%) dengan tingkat
View yang bagus, Suhu dan iklim yang dingin dan sejuk karena erosi yang tinggi
Internal lokasinya berupa pegunungan dan perbukitan Kondisi dan jumlah fasilitas tidak memadai
Memiliki areal yang luas yang belum dikembangkan Daya tarik obyek rendah (tidak memiliki keistimewaan)
Adanya rencana relokasi situs yang tergenang di alokasikan di Keterbatasan jenis atraksi dan pengemasan atraksi kurang
Kecamatan Cisitu menarik
Tapak pada obyek memiliki kualitas kelas lahan yang baik Pengemasan produk yang kurang menarik
Potensi pengunjung segala umur Penataan Ruang dan fasilitas belum terencana
Kelembagaan sudah terkoordinasi dengan baik
Eksternal
OPPORTUNITY (PELUANG)
Kebijaksanaan Pemerintah yang mendukung pengembangan Pengembangan obyek yang dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas Perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan utilitas yang ada
pariwisata yang didukung dengan areal yang cukup luas bisa dikembangkan Pengembangan dan pembangunan fasilitas dan utilitas
Tingkat aksesibilitas yang tinggi (Tingkat pencapaian yang relatif Pemberdayaan masyarakat lokal dalam mendukung kegiatan wisata sesuai dengan kebutuhan
mudah) (penyediaan angkutan, pengelolaan warung-warung di dalam dan di Peningkatan atraksi lain seperti memancing, potensi olah
Lokasi yang dekat dengan Kota-kota Besar (Bandung dan Cirebon) luar obye) raga air, wisata keluarga, dll.
Motif wisatawan adalah motif budaya dan motif interpersonal Kerjasama antara obyek dengan pihak luar terutama penyedia Kerjasama dengan masyarakat setempat untuk kegiatan
Ketersediaan fasilitas angkutan umum prasarana dan sarana di luar obyek (hotel, villa, tempat hiburan dsb) pengelolaan produk perkebunan dan pembuatan kerajinan
Hasil produksi perkebunan Desa di sekitar Waduk Jatigede cukup khas obyek Waduk Jatigede
besar
SDM usia kerja yang cukup besar
Sarana prasarana wisata sekitar obyek tersedia cukup banyak
Obyek wisata Waduk Jatigede berpeluang sebagai Obyek wisata
pasaran lokal
THREATHEN (ANCAMAN)
Sistem perencanaan pariwisata yang top-down Penetapan obyek wisata Di Waduk Jatigede sebagai wisata Mengatur penataaan fasilitas dan utilitas dengan
Ketatnya persaingan dengan obyek wisata lain, khususnya yang air buatan yang berorientasi pada alam. tetap berorientasi pada kondisi yang alamiah
sejenis (Jatiluhur, Cirata, Saguling) Pemberdayaan masyarakat lokal dalam penyediaan
Belum ada kegiatan pengelolaan dari dinas terkait transportasi dari pemberhentian akhir angkutan menuju ke Obyek
Publikasi dan promosi masih kurang Wisata Di Waduk Jatigede dengan memanfaatkan moda sepeda motor
Kualitas SDM pendukung wisata dan pemahaman wisata rendah (ojek) dengan koordinasi yang baik antara tukang ojek dengan pihak
Peningkatan keinginan wisatawan untuk memilih obyek wisata yang pengelola obyek.
lebih baik Pengadaan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
Prasarana penunjang transportasi kurang memadai SDM dan sadar wisata pada masyarakat
Pihak pengelola obyek sebagai pemberi masukan bagi
pengelola pusat sehingga kebutuhan obyek bisa terpenuhi
Meng-intensifkan kegiatan publikasi dan promosi
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 5.2
IFAS(Internal Strategic Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor Keterangan Bobot Rating Bobot x
Strategi Internal Rating
KEKUATAN
A. Kondisi Obyek
Jenis Obyek Jenis obyek wisata yang berbasis pada Nature 1 4 4
Tabel 5.3
EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor Keterangan Bobot Rating Bobot x
Strategi Rating
Eksternal
Peluang Kebijaksanaan Pemerintah yang mendukung 1 3 3
pengembangan pariwisata
Tingkat aksesibilitas yang tinggi (Pencapaian 1 4 4
yang relatif mudah )
x = Potensi + Masalah
= 2,85 + (- 2,88)
= -0,03
y = Peluang + ancaman
= 2,3 + (-2,2)
= 1,1
Dari hasil penilaian di atas terlihat bahwa obyek wisata Waduk Jatigede
terletak pada posisi kuadran II yang berarti obyek dalam keadaan Stabil
(Stability), sedangkan secara lebih rinci obyek berada pada ruang C sehingga
strategi yang digunakan adalah Agresif Maintenance Strategy. Dengan posisi
tersebut berarti obyek mempunyai kesempatan meskipun potensinya hampir
sama dengan masalah yang dimiliki sedangkan peluangnya juga hampir sama
besar dengan ancaman yang ada.
Obyek wisata Waduk Jatigede adalah obyek wisata air dan perbukitan/
pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Tampomas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kegiatan wisata atas
dasar potensi yang dimilikinya, adalah sebagai berikut :
Karakteristik waduk dengan faktor :
o Pemandangan alam
o Iklim/suhu
o Fungsi waduk
o Perikanan
o Olahraga Air
Karakteristik pegunungan dengan faktor :
o Pemandangan alam
o Iklim/suhu
o Angin
o Flora dan fauna pegunungan
Karakteristik hutan dengan faktor :
o Fungsi hutan
o Jenis tanaman
Karakteristik masyarakat dengan faktor :
o Hasil pertanian/perkebunan
o Adat istiadat masyarakat
Faktor-faktor lain yang berpengaruh, meliputi :
o Ketersediaan lahan untuk dikembangkan
o Penyebaran fasilitas di dalam obyek wisata Waduk Jatigede
o Keterlibatan pihak yang berwenang
Tabel 5.5
Kegiatan yang dapat dikembangkan dari tiap-tiap faktor yang berpengaruh atas
dasar penelaahan terhadap potensi obyek wisata Waduk Jatigede
Faktor yang Penelaahan terhadap potensi obyek wisata Kegiatan yang dapat
berpengaruh Waduk Jatigede dikembangkan
Topografi/Kemiringan Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki kemiringan menikmati
lereng lereng antara 0-5%, 5-15%, 15-40% dan >40% pemandangan alam
sehingga untuk areal dengan : Gedung pertemuan/
Kemiringan 0-5% dapat dikembangkan serbaguna
kegiatan lintas alam, berkemah, menikmati Cottage
pemandangan alam, piknik keluarga dan olahraga Kolam renang
di air/permainan Wahana permainan
Kemiringan 5-15% dapat dikembangkan Memancing
untuk kegiatan lintas alam, berkemah dan joging Lintas alam
Kemiringan 15-40% dapat dikembangkan
kegiatan mendaki gunung
Kemiringan > 40% tidak dikembangkan
untuk kegiatan wisata kecuali untuk mendaki
gunung karena batas maksimum dapat dibuat
jalan setapak adalah kemiringan 45%
Erosi Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki areal yang Penelitian ilmiah
dapat tererosi, yaitu areal dengan kemiringan >40%
serta hanya ditumbuhi tanaman rumput. Dengan
kondisi ini areal hanya dapat dikembangkan untuk
kegiatan penelitian ilmiah
Bentang Alam Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki bentang Berkemah
alam yang bervariasi, yaitu perairan, dataran dan Menikmati
pegunungan sehingga untuk dataran dapat pemandangan alam
dikembangkan kegiatan cottage, gedung pertemuan, Piknik keluarga
wahana rekreasi,berkemah, menikmati Olahraga/permainan
pemandangan alam, piknik keluarga, olah raga air dan darat
darat/permainan dan air, dan kegiatan lintas alam. Lintas alam
Pegunungan dapat dikembangkan kegiatan lintas Mendaki gunung
alam, menikmati pemandangan alam dan mendaki
Tour waduk Jatigede
gunung.
Vegetasi Vegetasi yang ada di sekeliling obyek wisata Waduk Hutan lindung
Jatigede adalah : Penelitian ilmiah
Pohon-pohon yang berfungsi sebagai Berkemah
tanaman pelindung (hutan lindung/penyangga), Pembibitan
sehingga bisa dikembangkan sebagai kawasan
penelitian
Tanaman rumput, semak dan perdu yang
sesuai untuk pengembangan kegiatan berkemah
Tanaman hias/olahan (bunga-bungaan
dsb)
Hutan pinus yang sesuai untuk penelitian
Pemandangan Alam Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki panorama Menikmati
yang indah, sebagai daerah yang berbukit-bukit dan pemandangan alam
berwarna hijau. Jenis pemandangannya bersifat Piknik keluarga
terbatas karena tertutup oleh perbukitan sehingga (kolam renang, tempat
wisatawan tidak dapat meihat pemandangan secara bermain anak)
bebas. Dengan kondisi ini kegiatan menikmati Berkemah
pemandangan alam dan piknik keluarga sangat Gedung Pertemuan
tepat untuk dikembangkan dan sebaguna
memancing
Tour mengelilingi
waduk
perikanan
Fungsi hutan Fungsi hutan yang ada pada obyek wisata Waduk Penelitian ilmiah
Jatigede merupakan hutan olahan dan hutan Menikmati
lindung. Dengan demikian hutan tersebut berfungsi pemandangan alam
untuk melindungi tata air dan tanah dari erosi. Tetapi Lintas alam
karena hutan tersebut berbatasan langsung dengan Mendaki gunung
kawasan obyek wisata Waduk Jatigede, maka hutan Pembibitam
tersebut dapat dikembangkan sebagai hutan wisata.
Kegiatan wisata yang dikembangkan, diharapkan
tidak mengganggu fungsi utama hutan sebagai
hutan lindung. Kegiatan yang tidak bertentangan
dengan fungsi hutan tersebut adalah kegiatan
penelitian ilmiah, menikmati pemandangan, lintas
alam dan mendaki gunung yang sudah disediakan
jalan setapaknya.
Budaya masyarakat Budaya masyarakat berupa upacara adat maupun
pertunjukan kesenian khas tidak ada.
Budaya masyarakat sekitar yang berupa kehidupan
masyarakat pedesaan, kegiatan bercocok tanam
dan jenis bangunan rumah yang berupa kayu dapat
menunjang kegiatan wisata. Bangunan yang ada
dan kegiatan bercocok tanam dapat dijadikan daya
tarik wisata
Hasil kerajinan Hasil kerajinan masyarakat berupa barang-barang
masyarakat kerajinan belum ada, sehingga kegiatan berbelanja
souvenir/cinderamata oleh wisatawan yang
berkunjung ke obyek wisata ini tidak ada.
Hasil pertanian dan Hasil pertanian masyarakat Desa Waduk Jatigede Belanja buah-
perkebunan dan sekitar obyek Waduk Jatigede yang dapat buahan dan sayur-sayuran
menimbulkan kegiatan ekonomi adalah sayur-
sayuran dan buah-buahan, karena Desa di sekitar
Waduk Jatigede dan sekitarnya merupakan
penghasil sayuran dan buah-buahan yang potensial.
Ketersediaan lahan Lahan yang dapat dikembangkan di obyek wisata Berkemah
untuk dikembangkan Waduk Jatigede adalah lahan dengan kemiringan Cottage
(Kawasan Desa lereng 0-5% dan 5-15%, dan vegetasi dominan Gedung pertemuan
Cijeunjing dan adalah semak dan rumput sehingga sangat dan serbaguna
Kawasan Desa Cisitu mendukung untuk pengembangan kegiatan Kolam renang
Mekar dan Desa Cisitu) menikmati pemandangan alam, piknik keluarga, Restaurant/kafe
olahraga/permainan darat dan air, penelitian ilmiah, Menikmati
berkemah, gedung pertemuan dan serbaguna, pemandangan alam
panggung hiburan, menginap, lintas alam serta
Piknik keluarga
belanja sayuran dan buah-buahan.
Olahraga/permainan
darat dan air
Lintas alam
Mendaki gunung
Ketersediaan fasilitas di Jalan setapak, untuk kegiatan lintas alam, Kegiatan wisata yang ada di
dalam obyek wisata mendaki gunung dan berkemah di sekeliling dalam obyek wisata adalah :
Waduk Jatigede waduk. Berkemah
Pemandangan ke arah perbukitan dan Menikmati
pegunungan (G. Tilu, G. Sangiangpeteuy, G. pemandangan alam
Padang, dll) Lintas alam dan
Potensi wisata air dengan perahu Berkemah (G. Suriang)
dayungmenuju pulau-pulau ditengah genangan Tour Wisata/ Piknik
(G. Suriang sebagian puncaknya tidak tergenang, keluarga mengelilingi waduk
dapat dijadikan pula sebagai tempat berkemah Jatigede dengan
Potensi olahraga/permainan air (canoe, menggunakan kapal pesiar
jetsky, dll) dan jetsky
Olah raga air
dengan canoe dan jetsky.
Arah pemandangan Arah pemandangan dikawasan Obyek wisata Waduk Menikmati
Jatigede ini mempunyai pemandangan berupa pemandangan alam
pegunungan, hutan atau serta tanah pertanian Penginapan/peristira
sayur-sayuran dan buahan-buahan hatan
Gedung pertemuan
Wahana permainan
Kolam renang
Sumber : Hasil analisis
Tabel 5.6.
Kegiatan Wisata Yang Dapat Dikembangkan Berdasarkan Kelompok Fungsi
Subyek Fungsi Kondisi Eksisting Pengembangan Jenis
Kegiatan
Pengelola Kegiatan wisatawan - Pelayanan informasi - Pelayanan administrasi
- Pelayanan keamanan - Pelayanan informasi
- Pelayanan - Pelayanan keamanan
peribadatan - Pelayanan peribadatan
- Pelayanan tempat - Pelayanan tempat tinggal
tinggal pengelola pengelola
- Pelayanan - Pelayanan pembersihan
pembersihan badan badan
- Pelayanan air bersih - Pelayanan air bersih
- Pelayanan parkir - Pelayanan parkir
- Pelayanan - Pelayanan pemeliharaan
pemeliharaan
PETA 6.1
PETA ARAHAN ZONA TAHUN 2012
GAMBAR 6.2
PETA ARAHAN STRUKTUR TATA RUANG
GAMBAR 6.3
PETA ARAHAN KEGIATAN PADA MASING-MASING
ZONA
Tabel 5.8.
Fasilitas Wisata Yang Dibutuhkan Bagi Kegiatan Wisata Yang Dikembangkan
Fungsi Jenis Kegiatan Wisata Fasilitas Yang Fasilitas
Dibutuhkan prioritas
Kegiatan - Pelayanan administrasi - Pintu gerbang, - Pusat
wisatawan - Pelayanan informasi transportasi informasi
- Pelayanan keamanan - Areal parkir - Playground
- Pelayanan peribadatan - Kantor pengelola - Panggung
- Pelayanan tempat - Pusat informasi terbuka
tinggal pengelola - Musholla - Jalur lintas
- Pelayanan air bersih - Pos Keamanan alam
- Pelayanan parkir - Panggung terbuka - Shelter/gaze
Kegiatan - Pelayanan pemeliharaan - Toilet/WC bo
Penunjang - Pelayanan makan dan - Warung/kantin - Wisma/cotta
minum - Kios cinderamata ge
- Pelayanan belanja - Wisma/cottage
Kegiatan sayur-sayuran dan buah-buahan - Jalur lintas alam
rekreasi - Pelayanan menginap - Shelter/gazebo
- Lintas alam - Jalan setapak
- Mendaki gunung - Areal perkemahan
- Berkemah - Menara pandang
- Menikmati - Lokasi penelitian/
pemandangan Playground/tempat bermain
- Penelitian ilmiah - Ruang ganti
- Memancing - Tempat penyewaan
- Berenang baju renang, bola volley dan
- Pengobatan alat pancing
- Olahraga/permainan di
darat dan air
- Menyaksikan
pertunjukan
Sumber : Hasil analisis dan rencana
Tabel 5.9.
Standar Kebutuhan Fasilitas Wisata Di Obyek Wisata Waduk Jatigede
No Ruang Kapasitas Standar Kebutuhan ruang
Luasan Ruang per-unit
1 Pintu Gerbang 1 jalur masuk Lebar 1 jalur = 4m2 -
1 jalur keluar
2 Loket karcis masuk 3 orang 1 orang = 4 m
3 Pos jaga 2 orang 1 orang = 2,25 m2 2 x 2,25 = 4,5 m2
4 Playground 500 1,75 m2 per-orang = 500 x 1,75 m2
= 875 m2
5 Area parkir kendaraan
mobil 60 % pengunjung 1 mobil = 12 m2 = kapasitas x 12 m2
1 mobil = 4,5 orang
bus 40 % pengunjung 1 bus = 24 m2 = kapasitas x 24 m2
1 bus = 50 orang
Sepeda 25 % pengunjung 1 sepeda motor = 1,5 m2 kapasitas x 1,5 m2
motor 1 motor = 2 orang
6 Pusat informasi 5 % pengunjung 2-2,75 m2 per-orang = 2,75 x 101
= 230 m2
7 Kantor pengelola 10 orang 2 m2 per-orang = 10 x 2 m2
= 20 m2
8 Mushalla 20 orang 0,96 m2 per-orang = 20 x 0,96 m2
= 19,2 m2
9 Toilet 8 orang (4 pa + 4 pi) WC = 1,40 m2 per-orang WC = 4 x 1,40 m2
Urinal = 0,8 m2 per-orang = 5,6 m2
urinal = 4 x 0,8 m2
= 3,2 m2
total = 8,8 m2/unit
10 Kios souvenir/stan 20 orang 0,96 m2 per-orang = 20 x 0,96 m2
makanan/minuman = 19,2 m2
11 gazebo 10 orang 0,96 m2 per-orang = 10 x 0,96 m2
= 9,6 m2
12 Menara 2 orang 2 m2 per-orang = 2 x 2 m2
pengawas/pandang = 4 m2
13 Ruang ganti 10 orang (5 pi + 5 pa) 1,75 m2 per-orang = 10 x 1,75
= 17,5 m2
14 Ruang locker - 0,15 m2 per-orang
15 Ruang/pancuran bilas - 1,35 m2 per-orang
16 cottage - 57,6 m2 per-cottage
17 penginapan - I unit = 12 m2
18 Ruang penjaga - 4 m2
cottage
19 Jalan setapak 2 1,6 m2 per-orang 3,2 m2
20 Panggung terbuka 500 0,65 m2 per-orang 320 m2
21 Kran air bersih 200 orang/ kran - -
22 Lapangan bola volley 20 orang - 60 m2
Sumber : Data standar arsitektural
Fasilitas pelengkap
Fasilitas pelengkap difungsikan untuk mendukung kegiatan di
dalam Zona II (cottage) yang meliputi gerbang, cottage, gedung
Fasilitas pelengkap
Fasilitas pelengkap difungsikan untuk mendukung Zona hutan
penyangga dan kegiatan di dalamnya. Fasilitas pelengkap pada
Zona VI meliputi pos keamanan, loket masuk dan jaringan jalan.
Tabel 5.10.
Arahan Persebaran Fasilitas yang dibutuhkan pada masing-masing Zona sampai dengan tahun 2012
KELOMPOK PEGEMBANGAN
NO JENIS KEGIATAN LUASAN STANDAR unit VOLUME
FUNGSI JENIS FASILITAS
t n
NPV ( Rt - C t )(DF)
t 0
Atau
t n
CFt
NPV
t n
CF1 CF2 CFn t 0 (1 i )
t
Keterangan :
yang diterima pada tahun pertama pelaksanaan proyek. Dan sebaliknya jika
investasi awal yang dikeluarkan sangat tinggi sementara penerimaan pada
tahun pertama jauh lebih rendah, maka nilai NPV yang diperoleh akan menjadi
lebih rendah.
Analisis keputusan dalam NPV digunakan untuk mengetahui apakah
rencana suatu investasi layak secara finansial atau tidak. Jika nilai NPV positif
(>0), maka investasi yang dilakukan layak (feasible) atau dapat memberikan
keuntungan melebihi kebutuhan untuk pembayaran kembali pinjaman modal
investasi. Dan sebaliknya jika NPV negatif (<0).
2. Komponen Pendapatan
Komponen pendapatan kawasan wisata waduk jatigede diperoleh
melalui pendapatan pelayanan cottage, wisma dan penginapan , parkir
kawasan wisata , penyewaan warung dan penjualan tiket masuk.
Dengan asumsi bahwa total pengunjung kawasan wisata pada tahun
2012 adalah sebanyak 131.582 orang, maka rincian pendapatan yang
diperoleh pada tahun pertama (tahun 2013) perencanaan adalah
sebesar Rp 1.298.287.063,80
Tabel 5.12
Pendapatan Kawasan Wisata Waduk Jatigede Tahun 2013
Komponen Pendapatan Jumlah
Penginapan
a. Cottage 48.490.000,00
b. Wisma 21.800.000,00
Parkir
a. Parkir motor 1.800.000,00
yang berdampak positif atau penting yaitu pada saat kegiatan pembangunan
fasilitas, sehingga masyarakat akan mendapat kesempatan sbagai buruh
bangunan dan kesempatan kerja pada saat pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas/utilitas.
Dampak pengembangan dalam kesempatan berusaha dapat berakibat
negatif atau berdampak sangat penting bila masyarakat dengan inisiatif sendiri
memanfaatkan keadaan/situasi setempat, dengan mengandalkan modal,
ketrampilan yang terbatas membuka usaha baru baik di dalam kawasan
maupun diuar. Dampaknya negatif karena sifatnya tidak tahan lama dan tidak
teratur sehingga mengganggu estetika lingkungan obyek. Disisi lain dapat
berakibat positif atau berdampak sangat penting, bila terjadi kerjasama antara
pengelola dengan masyarakat yaitu dengan menyediakan sarana (fasilitas)
untuk menampung dan memasarkan usaha masyarakat setempat dan
dialokasikan secara teratur dan terencana dengan kegiatan lainnya.