Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN AKHIR

5PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA WADUK
JATIGEDE

Berdasakan analisis yang telah dilakukan – fisik dan non-fisik serta makro
maupun mikro, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kawasan Wisata
Waduk Jatigede layak untuk dikembangkan. Hal ini diantaranya didukung oleh
faktor kebijakan, keterkaitan kawasan wisata dengan wilayah sekitarnya, potensi
yang dimiliki sebagai suatu daya tarik, hubungan kawasan studi dengan kawasan
wisata lain, dan sebagainya. Untuk itu sebagai tindak lanjut, diperlukan suatu
konsep dan strategi bagi pengembangan kawasan Wisata Waduk Jatigede
tersebut. Konsep dan strategi tersebut diuraikan lebih detail melalui berbagai
pembahasan pada bab ini.
Hasil analisis pada bab IV merupakan dasar untuk menetapkan konsep
dasar maupun konsep perencanaan dan strategi pengembangan sebagai suatu
pemodelan dan perumusan bentuk obyek wisata Waduk Jatigede. Strategi yang
dihasilkan digunakan sebagai pedoman bagi perencanaan yang akan digunakan
dalam pengembangan obyek wisata Waduk Jatigede selanjutnya.

5.1. Konsep Pengembangan Obyek Wisata Di Waduk Jatigede


A. Konsep Dasar Perencanaan
Sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten Sumedang, yaitu :
“Terwujudnya Kabupaten Sumedang sebagai Daerah Agribisnis dan Pariwisata
yang didukung oleh masyarakat Beriman dan Bertaqwa, yang Maju dan mandiri,
Sehat, Sehat. Demikratis, Berwawasan Lingkungan serta Menjunjung Tinggi
Hukum” maka konsep dasar pengembangan kawasan Wisata Waduk Jatigede
mengacu pada peningkatan potensi sektor pariwisata dengan didukung oleh
potensi sektor pertanian.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-1


LAPORAN AKHIR

Penetapan konsep dasar ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam


perencanaan proses selanjutanya, yang penetapan konsep dasar ini didasarkan
atas analisa yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu :
 Penciptaan suasana alami
Penciptaan kesan alami dicapai antara lain dengan mempertimbangkan
potensi lingkungan sekitar yang dominan atau menonjol seperti bukit,
hutan, perkebunan sehingga mampu menghasilkan suatu rencana yang
selaras dengan lingkungan. Disamping itu perlu pula mempertimbangkan
fungsi kawasan sebagai hutan lindung sehingga perencanaan yang ada
tidak kontras dengan suasana alamiah atau lingkungan setempat
sehingga tidak banyak mengubah lingkungan alamiah sebagai potensi
utama wisata. Atau dengan kata lain pengembangan yang ada
mendukung fungsi kawasan sebagai kawasan hutan lindung terbatas.
 Menciptakan suasana rekreatif
Penciptaan suasana rekreatif dimaksudkan untuk mendukung aktivitas
pariwisata yang bertujuan untuk memberikan suasana kesenangan,
kegembiraan dan dapat mendukung pemulihan terhadap fisik maupun
psikologis manusia. Suasana rekreatif selain dapat dibentuk dari aktivitas-
aktivitas yang disediakan juga melalui elemen-elemen perencanaan
seperti penataan tapak, penataan sirkulasi dll.
 Integrasi berbagai macam fungsi
Karena suatu kawasan pariwisata pada umumnya terdiri dari berbagai
macam fungsi yang beragam dengan masing-masing karakteristiknya,
maka rencana yang diusulkan harus dapat memadukan aktivitas-aktivitas
dan fungsi-fungsi yang ada supaya saling mendukung dengan tetap
mempertimbangkan supaya tidak saling mengganggu.

B. Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan merupakan konsep dalam pengembangan
Kawasan Obyek Wisata Waduk Jatigede yang lebih bersifat makro yang lebih ke
arah pemodelan Kawasan obyek Wisata Waduk Jatigede yaitu konsep bentuk

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-2


LAPORAN AKHIR

atau citra wisata yang akan dikembangkan, tata ruang, sistem sirkulasinya serta
penentuan pengembangan fisik bangunan dan lingkungan.
1. Konsep Bentuk Pariwisata Waduk Jatigede
Bentuk pariwata yang akan dikembangkan diwilayah perencanaan adalah
bentuk pariwisata waduk dan alam, yaitu suatu kegiatan wisata dengan
tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam,
tumbuhan, hutan, menikmati wisata air di area waduk. Untuk konsep
bentuk kegiatan disesuaikan dengan karakteristik wisatawan, yang ditinjau
dari umur serta motivasi kedatangan wisatawan ke obyek wisata Waduk
Jatigede. Dengan demikian dapat dibentuk suatu pengembangan yang
sesuai dengan permintaan.
2. Konsep Pola Tata Ruang Kawasan Obyek Wisata Waduk Jatigede
Pengaturan ruang mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kawasan wisata yang sebagian besar berada di ruang
terbuka. Dan yang perlu dipertimbangkan dalam mengatur ruang tersebut
menjadi lingkungan binaan yang dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan
manusia pada suatu bentuk atau pola ruang yang sesuai dengan kondisi
fisik dan potensi kawasan. Kriteria atau pertimbangan dalam mengarahkan
pada pengelompokan ruang kegiatan di masing-masing obyek wisata
didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut:
o Pengelompokkan fungsi kegiatan. Pengembangan areal kegiatan
akan dibagi menjadi 3 zona yaitu zona publik, zona semi publik dan
zona private yang terdiri dari 5 zona pengelompokan kegiatan
o Penyesuaian terhadap kondisi masing-masing kawasan
o Mengoptimalkan fungsi, kegiatan dan fasilitas yang sudah ada di
ruang tersebut dengan dasar Obyek wisata Waduk Jatigede akan
dikembangkan menjadi obyek wisata untuk pangsa pasar wisatawan
lokal.
o Mengembangan potensi-potensi obyek wisata yang belum tergali
untuk mendukung kegiatan wisata yang sudah ada

Berdasarkan sistem pengelompokan kegiatan yang dapat diterapkan


pada kawasan Obyek Wisata Waduk Jatigede adalah Pola

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-3


LAPORAN AKHIR

pengelompokan tersebar karena didasarkan atas pertimbangan bahwa


wisata Waduk Jatigede ini dimodel sebagai wisata alam sekaligus wisata
budaya sehingga bila diterapkan pola terpusat maka akan terjadi
konsentarsi aktivitas kegiatan yang saling bertentangan seperti misalnya
pada olah raga air dengan piknik. Pengertian tersebar disini menyangkut
eksistensi masing-masing fungsi kegiatan yang lebih ditonjolkan dengan
tujuan memperoleh manfaat antara lain:
o Kemudahan pengelolaan
o Kemudahan dalam penyesuaian dengan kebutuhan suasana yang
dituntut oleh masing-masing kegiatan
o Kemudahan dan pemanfaatan potensi fisik yang ada.
3. Konsep Pola Sirkulasi
Dalam pengembangan sistem sirkulasi, agar dapat dihasilkan pola
pencapaian yang menyeluruh ke fungsi kegiatan dan fasilitas kegiatan di
dalam kawasan obyek wisata, maka seluruh permasalahan sirkulasi perlu
ditelaah melalui pendekatan kriteria pengembangan yang dikaji secara
mendalam. Kriteria pengembangan yang perlu dituntut dalam pemilihan
sistem sirkulasi adalah sebagai berikut :
o Sistem sirkulasi pejalan kaki/pengunjung digunakan sebagai
pedoman utama dalam penentuan tata letak kegiatan dan fasilitas di
kawasan Penentuan pola sirkulasi didasarkan pada proses kegiatan
pengunjung dalam menggunakan fasilitas-fasilitas kegiatan.
o Sirkulasi yang terjadi harus dapat mengikuti keadaan alam yang ada
agar dapat menyatu dengan alam, bergerak bebas dan menghindari
perjalanan yang menimbulkan rasa lelah dan bosan.
o Sistem jaringan, lebar dan klasifikasi jalan menyesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan wisata yang akan dikembangkan
o Pemilihan atau penempatan area parkir diupayakan mudah ditempuh
dari segala ruas/sirkulasi kendaraan.
o Dalam penataan sirkulasi diterapkan 2 konsep pengaturan yaitu
Pemisahan sirkulasi dan penggabungan sirkulasi.
Berdasarkan pola sirkulasi yang ada maka dapat dilakukan
pengembangan sistem sirkulasi yang dapat diterapkan di kawasan obyek

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-4


LAPORAN AKHIR

wisata dengan tetap mempertimbangkan manfaat dan kendala dari setiap


sistem yang akan dikembangkan.

Sistem sirkulasi pengunjung


Sirkulasi pejalan kaki akan membentuk pertalian yang penting dalam
hubungannya dengan aktivitas tapak kawasan maka banyak faktor yang
perlu diperhatikan antara lain :
 Pengunjung umumnya mengikuti petunjuk jalan, pengembangan
sistem sirkulasi pengunjung diusahakan dapat memberikan
pencapaian visual kebangunan serta sekuen sepanjang jalan
sehingga pengunjung lebih lama mengambil rute tersebut karena
adanya kesan lingkungan yang menyenangkan
 Dalam sistem sirkulasi pengunjung, lebar jalan tergantung dari
kapasitasnya dan fungsi kegiatan. Pada umumnya untuk memberikan
kenyamanan dan kelancaran sistem sirkulasi pengunjung, lebar jalan
antara 1-4 meter.
 Adapun sistem hubungan sistem sirkulasi hubungan sistem sirkulasi
dengan ruang dan pencapaian ruang akan tergantung dari jenis
kegiatan yang ada dalam masing-masing kelompok kegiatan dan
faktor-faktor estetika lingkungan agar dapat mewujudkan kesan yang
ingin dicapai dari masing-masing kegiatan.
Sistem perparkiran
Dalam menentukan pemilihan alokasi parkir kendaraan akan dipengaruhi
oleh kondisi tapak kawasan seperti topografi, visual lingkungan, fungsi
kegiatan yang akan dilayani, jenis kendaraan dan faktor lainnya. Areal
parkir di kawasan studi diterapkan area parkir yang dipusatkan dipintu
masuk. Keuntungan dari sistem ini adalah :
 Kegiatan sirkulasi pengunjung dapat berjalan dengan baik dan aman
menuju ke lokasi kegiatan wisata
 Kerusakan-kerusakan potensi alam akan dapat dikurangi

 Kegiatan wisata akan lebih terarah


4. Konsep pengembangan fisik bangunan dan lingkungan binaan

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-5


LAPORAN AKHIR

Konsep bangunan berkaitan dengan penentuan bentuk dan tampilan,


pemilihan struktur dan bahan serta pemilihan utilitas dan desiain kerangka
bangunan. Secara garis besar pemilihan bentuk dan tampilan harus
disesuaikan dengan kondisi alam yang ada. Bangunan atau fasilitas yang
akan dikembangkan dalam kawasan wisata soptimal mungkin diupayakan
menampakkan kesan menyatu dengan alam. Dengan memperhatikan
tampilan bangunan akan memberikan dampak penggunaan fasilitas-
fasilitas tersebut akan lebih optimal. Untuk mendapatkan tampilan-
tampilan bangunan yang mengacu pada konsep bangunan wisata alam,
maka perlu diperhatikan kriteria-kriteria penentuan fisik bangunan sebagai
berikut:
o Pembangunan fasilitas/ kawasan terbangun harus memperhatikan
kemampuan dan fungsi lahan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
tentang fungsi wisata hutan lindung maka massa bangunan memiliki
KDB 20 %. Hal ini untuk mencegah kerusakan tanah dan tapak
sebagai hutan lindung/kawasan penyangga
o Kesesuaian bahan bangunan dan keserasiannya dengan kondisi
alam dan lingkungan sekitarnya. Penggunaan bahan kayu dapat
memberikan kesan alami pada bangunan, mempermudah perawatan,
sebagai unsur interior yang menarik dan untuk mengurangi beban
pada lahan. Konstruksi pada bangunan selain untuk mengantisipasi
faktor kelembaban yang tinggi juga untuk mempertahankan kontur
tapak yang ada. Pemakaian bentuk atap yang memiliki tritisan
dengan kemiringan yang sesuai diharapkan dapat mengantisipasi
faktor curah hujan yang tinggi pada obyek.
o Menampilkan estetika visual lingkungan sehingga menciptakan kesan
kokoh, aman, teduh dan nyaman.
Dalam pengembangan fasilitas-fasilitas wisata yang mengacu pada
konsep bangunan wisata alam tidak akan mengalami hambatan sebab
pemanfaatan bahan alamiah diperkirakan akan mudah penyediaannya.

5.2. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Di Waduk Jatigede


Dalam menetapkan strategi pengembangan, faktor-faktor dalam analisis
SWOT diberi penilaian berdasarkan bobot dan rating. Hasil total penilaian faktor-

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-6


LAPORAN AKHIR

faktor SWOT ini akan menentukan kriteria strategi yang sesuai dengan kondisi
obyek saat ini. Berikut ini beberapa strategi pengembangan secara umum pada
tabel 5.1 dan penilaian faktor internal dan eksternal pada obyek wisata Waduk
Jatigede dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3, dibawah berikut ini:

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-7


LAPORAN AKHIR

Tabel 5.1 Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk Jatigede dalam Matrik SWOT
STRENGTH (POTENSI) WEAKNESS (KELEMAHAN)
 Jenis obyek wisata yang berbasis pada Nature  Topografi yang relatif berlereng (> 30%) dengan tingkat
 View yang bagus, Suhu dan iklim yang dingin dan sejuk karena erosi yang tinggi
Internal lokasinya berupa pegunungan dan perbukitan  Kondisi dan jumlah fasilitas tidak memadai
 Memiliki areal yang luas yang belum dikembangkan  Daya tarik obyek rendah (tidak memiliki keistimewaan)
 Adanya rencana relokasi situs yang tergenang di alokasikan di  Keterbatasan jenis atraksi dan pengemasan atraksi kurang
Kecamatan Cisitu menarik
 Tapak pada obyek memiliki kualitas kelas lahan yang baik  Pengemasan produk yang kurang menarik
 Potensi pengunjung segala umur  Penataan Ruang dan fasilitas belum terencana
 Kelembagaan sudah terkoordinasi dengan baik
Eksternal

OPPORTUNITY (PELUANG)
 Kebijaksanaan Pemerintah yang mendukung pengembangan  Pengembangan obyek yang dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas  Perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan utilitas yang ada
pariwisata yang didukung dengan areal yang cukup luas bisa dikembangkan  Pengembangan dan pembangunan fasilitas dan utilitas
 Tingkat aksesibilitas yang tinggi (Tingkat pencapaian yang relatif  Pemberdayaan masyarakat lokal dalam mendukung kegiatan wisata sesuai dengan kebutuhan
mudah) (penyediaan angkutan, pengelolaan warung-warung di dalam dan di  Peningkatan atraksi lain seperti memancing, potensi olah
 Lokasi yang dekat dengan Kota-kota Besar (Bandung dan Cirebon) luar obye) raga air, wisata keluarga, dll.
 Motif wisatawan adalah motif budaya dan motif interpersonal  Kerjasama antara obyek dengan pihak luar terutama penyedia  Kerjasama dengan masyarakat setempat untuk kegiatan
 Ketersediaan fasilitas angkutan umum prasarana dan sarana di luar obyek (hotel, villa, tempat hiburan dsb) pengelolaan produk perkebunan dan pembuatan kerajinan
 Hasil produksi perkebunan Desa di sekitar Waduk Jatigede cukup khas obyek Waduk Jatigede
besar
 SDM usia kerja yang cukup besar
 Sarana prasarana wisata sekitar obyek tersedia cukup banyak
 Obyek wisata Waduk Jatigede berpeluang sebagai Obyek wisata
pasaran lokal
THREATHEN (ANCAMAN)
 Sistem perencanaan pariwisata yang top-down  Penetapan obyek wisata Di Waduk Jatigede sebagai wisata  Mengatur penataaan fasilitas dan utilitas dengan
 Ketatnya persaingan dengan obyek wisata lain, khususnya yang air buatan yang berorientasi pada alam. tetap berorientasi pada kondisi yang alamiah
sejenis (Jatiluhur, Cirata, Saguling)  Pemberdayaan masyarakat lokal dalam penyediaan
 Belum ada kegiatan pengelolaan dari dinas terkait transportasi dari pemberhentian akhir angkutan menuju ke Obyek
 Publikasi dan promosi masih kurang Wisata Di Waduk Jatigede dengan memanfaatkan moda sepeda motor
 Kualitas SDM pendukung wisata dan pemahaman wisata rendah (ojek) dengan koordinasi yang baik antara tukang ojek dengan pihak
 Peningkatan keinginan wisatawan untuk memilih obyek wisata yang pengelola obyek.
lebih baik  Pengadaan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
 Prasarana penunjang transportasi kurang memadai SDM dan sadar wisata pada masyarakat
 Pihak pengelola obyek sebagai pemberi masukan bagi
pengelola pusat sehingga kebutuhan obyek bisa terpenuhi
 Meng-intensifkan kegiatan publikasi dan promosi
Sumber : Hasil Analisis

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-9


LAPORAN AKHIR

Tabel 5.2
IFAS(Internal Strategic Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor Keterangan Bobot Rating Bobot x
Strategi Internal Rating
KEKUATAN
A. Kondisi Obyek
 Jenis Obyek  Jenis obyek wisata yang berbasis pada Nature 1 4 4

 Adanya rencana relokasi situs eks genangan


1 3 3
waduk Jatigede di Kecamatan Cisitu
 View yang bagus, Suhu dan iklim yang dingin dan 1 4 4
sejuk karena lokasinya berupa pegunungan
 Tapak  Kualitas kelas lahan yang baik 0,8 3 2,4
 Jenis Obyek di dalam kawasan wisata yang 0,8 3 2,4
beragam
B. Pasar  Potensi pengunjung segala umur 0,7 2 1,4
C. Pengelolaan/  Kelembagaan antara Pengelola dengan 0,8 3 2,4
kelembagaan masyarakat sudah terkoordinasi dengan baik
 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata 0,7 3 2,1
cukup besar
KELEMAHAN
A. Kondisi Obyek
 Obyek Wisata  Daya tarik obyek rendah 1 3 3
 Keterbatasan jenis atraksi 0,9 4 3,6
 Tapak  Topografi yang relatif berlereng (sedang-curam) 0,8 3 2,4
dengan tingkat erosi yang tinggi
 Fungsi Hutan sebagai hutan lindung dan hutan 0,9 4 3,6
penyangga
 Potensi  Pengemasan produk yang kurang menarik 0,8 2 1,6
pertanian dan
perkebunan
B. Infrastruktur  Kondisi dan jumlah fasilitas yang kurang memadai 1 4 4

 Penataan Ruang dan fasilitas belum terencana


0,9 4 3,6

C. Kelembagaan  Koordinasi antara pihak pengelola obyek dengan 1 4 4


PT Perhutani Pusat kurang terpadu
 Tidak adanya pengelolaan obyek lebih
0,9 3 2,7
lanjut/pembangunan yang stagnan selama 50 tahun
Sumber : Hasil Analisis

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-8


LAPORAN AKHIR

Tabel 5.3
EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor Keterangan Bobot Rating Bobot x
Strategi Rating
Eksternal
Peluang  Kebijaksanaan Pemerintah yang mendukung 1 3 3
pengembangan pariwisata
 Tingkat aksesibilitas yang tinggi (Pencapaian 1 4 4
yang relatif mudah )

 Merupakan obyek wisata andalan Kabupaten


0,8 3 2,4
Sumedang
 Lokasi yang dekat dengan Kota-kota Besar 0,9 3 2,7

 Sebagian besar Motif Wisatawan adalah motif 0,9 4 2,7


Budaya dan motif fisik
 Ketersediaan fasilitas angkutan umum 0,9 3 2,7

 Hasil produksi perkebunan untuk mendukung 0,8 4 3,2


wisata yang cukup besar
 Sumber Daya Manusia usia kerja yang cukup 0,8 2 1,6
besar
 Sarana prasarana wisata yang terdapat di 0,6 3 1,8
sekitar obyek cukup banyak
 obyek wisata Waduk Jatigede berpeluang
0,7 3 2,1
berkembang sebagai obyek wisata pasaran lokal
Ancaman
 Ketatnya persaingan dengan obyek wisata lain
0,9 2 1,8
khususnya yang sejenis (Jatiluhur, Cirata, dan
Saguling)
 Publikasi dan promosi masih kurang sehingga 0,8 3 2,4
obyek wisata belum begitu dikenal masyarakt
 Kualitas SDM rendah 0,7 3 2,1

 Peningkatan keinginan wisatawan untuk 0,7 2 1,4


memilih obyek wisata yang lebih baik
 Jaringan jalan dan prasarana penunjang 0,8 2 1,6
transportasi kurang memadai
Sumber : Hasil Analisis

x = Potensi + Masalah
= 2,85 + (- 2,88)
= -0,03
y = Peluang + ancaman
= 2,3 + (-2,2)
= 1,1
Dari hasil penilaian di atas terlihat bahwa obyek wisata Waduk Jatigede
terletak pada posisi kuadran II yang berarti obyek dalam keadaan Stabil
(Stability), sedangkan secara lebih rinci obyek berada pada ruang C sehingga
strategi yang digunakan adalah Agresif Maintenance Strategy. Dengan posisi
tersebut berarti obyek mempunyai kesempatan meskipun potensinya hampir
sama dengan masalah yang dimiliki sedangkan peluangnya juga hampir sama
besar dengan ancaman yang ada.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-9


LAPORAN AKHIR

Dengan posisi obyek pada kwadran Stability pada ruang C, maka :


 Strategi yang diambil dalam pengembangan adalah berupa strategi
pengelolaan obyek secara aktif dan agresif
 Obyek wisata Waduk Jatigede menghadapi peluang pasar yang besar,
tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Dengan demikian, perlu adanya tindakan untuk meminimalkan
permasalahan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik,
misalnya dengan menawarkan produk-produk baru
 Target pertumbuhan harus dikejar, dengan melihat kondisi lokasi dan
fungsi lokasi. Dengan demikian dapat disesuaikan dengan kemampuan
atau karakteristik obyek wisata yang akan dikembangkan.

Berdasarkan penilaian SWOT di atas, strategi pembenahan obyek


secara internal merupakan prioritas utama. Hal ini didasarkan pada jenis
strategi yang termasuk dalam kuadran II yang mengkhususkan pada
pengelolaan yang aktif dan agresif. Dengan demikian, para pelaku wisata
terutama pengelola Waduk Jatigede nantinya harus melaksanakan tindakan-
tindakan aktif sehingga target pertumbuhan dapat dikejar.

Strategi pengembangan obyek dan daya tarik wisata di Waduk Jatigede


meliputi :
1. Pengembangan Fasilitas Wisata
Pengembangan fasilitas wisata dikaitkan dengan penyediaan fasilitas
pelengkap dan penunjang wisata yang disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan. Peningkatan kebutuhan fasilitas wisata adalah prioritas yang
utama karena tujuan utama adalah untuk mengembangkan obyek secara
aktif. Fasilitas adalah suatu daya tarik sehingga fasilitas menjadi satu
faktor penting yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Pengembangan
fasilitas disesuaikan dengan aktivitas yang ada dan karakteristik obyek
wisata Waduk Jatigede sebagai obyek wisata alam dan wana wisata air.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-10


LAPORAN AKHIR

2. Pemasaran/ Publikasi Dan Promosi


Berdasarkan pada kondisi obyek yang berada pada kuadran II, maka
kegiatan promosi sangat diprioritaskan karena promosi merupakan
media untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata
Waduk Jatigede. Target pertumbuhan bisa dikejar dengan metode
penggalakan kegiatan promosi dengan sebelumnya mengembangkan
obyek wisata. Kegiatan pemasaran/promosi yang dapat dilakukan antara
lain :
 Mengadakan promosi secara intensif baik secara langsung
(wisatawan) maupun tidak langsung (melalui perusahaan-
perusahaan biro perjalanan)
 Publikasi secara langsung (leaflet, brosur, pekan wisata, dan lain-
lain) dan tidak langsung (media massa)

3. Strategi pengembangan atraksi wisata


Menciptakan atraksi yang baik yang meliputi tiga faktor yaitu adanya
Something To See, Something To Do dan Something To Buy. Ketiga
faktor tersebut dikoordinasikan dengan cara :
 Mengkondisikan kegiatan dan objek yang merupakan atraksi
sehingga kedua hal tersebut mengandung ketiga unsur tersebut,
dengan melakukan suatu perencanaan program perjalanan
dengan pengaturan waktu di dalam obyek wisata sehingga
wisatawan berkesempatan melakukan 3 hal tersebut secara baik.
 Atraksi yang disesuaikan dengan jenis wisatawan di dalamnya
sehingga sesuai dengan permintaan dengan tetap memperhatikan
kesesuaian dengan kondisi obyek wisata.
Mempresentasikan atau menyajikan atraksi secara tepat kepada
wisatawan yaitu dengan cara mengatur perspektif ruang yaitu mengatur
posisi objek wisata dengan menyalurkan wisatawan ke suatu tempat
yang memberi kesempatan kepadanya untuk menikmati objek wisata
sebaik-baiknya. Mengembangkan objek wisata sebagai objek penangkap

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-11


LAPORAN AKHIR

wisatawan (tourist catcher) sekaligus penahan wisatawan yaitu dengan


memperpanjang waktu tinggal wisatawan.
Tabel 5.4
Strategi Pengembangan Atraksi Wisata
Faktor Jenis Lokasi Frekuensi
Something to See Atraksi Panggung Zona utama Setiap 1 bulan sekali (hari
Pertunjukan/Kesenian libur/hari besar)
Atraksi Perlombaan air Zona tertentu Setiap 3 bulan sekali (hari
libur/hari besar)
Melihat pemandangan alam Semua zona Dapat dilakukan setiap saat
(Pagi-siang)
Melihat waduk Semua zona Dapat dilakukan setiap saat
(pagi-siang)
Something to do Menikmati pemandangan Semua zona Dapat dilakukan setiap saat
alam (pagi-siang hari)
Kegiatan Olahraga Air Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(pagi-siang hari)
Kegiatan belanja buah- Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
buahan/sayur-sayuran, (pagi-sore hari)
makanan dan minuman
Kegiatan memancing Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(pagi-sore hari)
Kegiatan piknik Semua zona Dapat dilakukan setiap saat
keluarga/makan dan minum (pagi-sore)
Kegiatan berenang Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(pagi-malam)
Menunggang kuda Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(pagi-siang)
Menginap di wisma/cottage Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(terutama malam)
Berkemah Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(terutama liburan sekolah)
Lintas alam Semua zona Dapat dilakukan setiap saat
(terutama liburan sekolah
pada pagi-sore)
Something to buy Belanja souvenir Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
(pagi-sore)
Belanja buah-buahan dan Zona tertentu Dapat dilakukan setiap saat
sayur-sayuran (pagi-sore)
Sumber : Hasil Analisis

4. Strategi peran serta masyarakat dan pemerintah


 Menciptakan masyarakat sadar wisata yaitu sebagai masyarakat
yang mengetahui dan menyadari apa yang dikerjakan dan juga
masalah-masalah yang dihadapi untuk mengembangkan
pariwisata dan menanggapi keperluan wisatawan dengan ramah,
misalnya untuk menyediakan jasa wisatawan seperti warung,
parkir, souvenir, guide, ojek dan lain-lain.
 Keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan
alam dan hutan khususnya bagi masyarakat yang berkompeten
dalam kepariwisataan tersebut, sehingga gangguan terhadap
hutan dapat dihindarkan.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-12


LAPORAN AKHIR

 Pengembangan mempunyai nilai manfaat/memberdayakan


kegiatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
dengan menggunakan sumberdaya produksi yang tersedia dalam
wilayah tersebut.
Sedangkan peran serta pemerintah dapat dikonsep dalam berbagai
bentuk antara lain sebagai berikut:
 Penerapan konsep kerjasama pemerintah dan instansi yang terkait
(Dinas Pariwisata, DLLAJ, PT. Perhutani dll) dengan kegiatan
kepariwisataan untuk mendukung pengembangan kegiatan
 Melibatkan sektor informal dalam penyediaan pelayanan kawasan
wisata secara murah.

5.3. Arahan pengembangan daya tarik obyek wisata Waduk Jatigede


Arahanpengembangan kawasan Obyek Wisata Waduk Jatigede dimasa
yang akan datang meliputi arahanpengembangan kegiatan, arahanspasial tata
ruang (Zona, penyebaran sarana dan prasarana), dan arahanprogram wisata.

5.3.1. Arahan pengembangan kegiatan (Something to do)


1. Penilaian kegiatan wisata yang dapat dikembangkan
Kegiatan-kegiatan wisata yang dapat dikembangkan, ditentukan atas
dasar pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh obyek wisata Waduk
Jatigede. Untuk mendapatkan jensi-jenis kegiatan wisata yang dapat
dikembangkan atas dasar potensi tersebut, maka perlu dilakukan
beberapa tahapan, yaitu :
 Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kemungkinan pengembangan kegiatan wisata sesuai dengan
kondisi obyek wisata Waduk Jatigede
 Menentukan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan
di obyek wisata Waduk Jatigede, atas dasar penelaahan terhadap
karakteristik obyek dan faktor-faktor yang bersifat menghambat
atau mendukung pengembangan kegiatan wisata di obyek tersebut

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-13


LAPORAN AKHIR

Obyek wisata Waduk Jatigede adalah obyek wisata air dan perbukitan/
pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Tampomas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kegiatan wisata atas
dasar potensi yang dimilikinya, adalah sebagai berikut :
 Karakteristik waduk dengan faktor :
o Pemandangan alam
o Iklim/suhu
o Fungsi waduk
o Perikanan
o Olahraga Air
 Karakteristik pegunungan dengan faktor :
o Pemandangan alam
o Iklim/suhu
o Angin
o Flora dan fauna pegunungan
 Karakteristik hutan dengan faktor :
o Fungsi hutan
o Jenis tanaman
 Karakteristik masyarakat dengan faktor :
o Hasil pertanian/perkebunan
o Adat istiadat masyarakat
 Faktor-faktor lain yang berpengaruh, meliputi :
o Ketersediaan lahan untuk dikembangkan
o Penyebaran fasilitas di dalam obyek wisata Waduk Jatigede
o Keterlibatan pihak yang berwenang

Kegiatan-kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari tiap-tiap faktor


yang berpengaruh, atas dasar penelaahan terhadap karakteristik kondisi
obyek wisata Waduk Jatigede dapat diklasifikasikan seperti pada tabel
5.5.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-14


LAPORAN AKHIR

Tabel 5.5
Kegiatan yang dapat dikembangkan dari tiap-tiap faktor yang berpengaruh atas
dasar penelaahan terhadap potensi obyek wisata Waduk Jatigede
Faktor yang Penelaahan terhadap potensi obyek wisata Kegiatan yang dapat
berpengaruh Waduk Jatigede dikembangkan
Topografi/Kemiringan Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki kemiringan  menikmati
lereng lereng antara 0-5%, 5-15%, 15-40% dan >40% pemandangan alam
sehingga untuk areal dengan :  Gedung pertemuan/
 Kemiringan 0-5% dapat dikembangkan serbaguna
kegiatan lintas alam, berkemah, menikmati  Cottage
pemandangan alam, piknik keluarga dan olahraga  Kolam renang
di air/permainan  Wahana permainan
 Kemiringan 5-15% dapat dikembangkan  Memancing
untuk kegiatan lintas alam, berkemah dan joging  Lintas alam
 Kemiringan 15-40% dapat dikembangkan
kegiatan mendaki gunung
 Kemiringan > 40% tidak dikembangkan
untuk kegiatan wisata kecuali untuk mendaki
gunung karena batas maksimum dapat dibuat
jalan setapak adalah kemiringan 45%
Erosi Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki areal yang Penelitian ilmiah
dapat tererosi, yaitu areal dengan kemiringan >40%
serta hanya ditumbuhi tanaman rumput. Dengan
kondisi ini areal hanya dapat dikembangkan untuk
kegiatan penelitian ilmiah
Bentang Alam Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki bentang  Berkemah
alam yang bervariasi, yaitu perairan, dataran dan  Menikmati
pegunungan sehingga untuk dataran dapat pemandangan alam
dikembangkan kegiatan cottage, gedung pertemuan,  Piknik keluarga
wahana rekreasi,berkemah, menikmati  Olahraga/permainan
pemandangan alam, piknik keluarga, olah raga air dan darat
darat/permainan dan air, dan kegiatan lintas alam.  Lintas alam
Pegunungan dapat dikembangkan kegiatan lintas  Mendaki gunung
alam, menikmati pemandangan alam dan mendaki
 Tour waduk Jatigede
gunung.
Vegetasi Vegetasi yang ada di sekeliling obyek wisata Waduk  Hutan lindung
Jatigede adalah :  Penelitian ilmiah
 Pohon-pohon yang berfungsi sebagai  Berkemah
tanaman pelindung (hutan lindung/penyangga),  Pembibitan
sehingga bisa dikembangkan sebagai kawasan
penelitian
 Tanaman rumput, semak dan perdu yang
sesuai untuk pengembangan kegiatan berkemah
 Tanaman hias/olahan (bunga-bungaan
dsb)
 Hutan pinus yang sesuai untuk penelitian
Pemandangan Alam Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki panorama  Menikmati
yang indah, sebagai daerah yang berbukit-bukit dan pemandangan alam
berwarna hijau. Jenis pemandangannya bersifat  Piknik keluarga
terbatas karena tertutup oleh perbukitan sehingga (kolam renang, tempat
wisatawan tidak dapat meihat pemandangan secara bermain anak)
bebas. Dengan kondisi ini kegiatan menikmati  Berkemah
pemandangan alam dan piknik keluarga sangat  Gedung Pertemuan
tepat untuk dikembangkan dan sebaguna

Iklim Obyek wisata Waduk Jatigede memiliki iklim yang  Berkemah


menunjang sehingga pada obyek ini dapat  Menginap
dikembangkan kegiatan berkemah, menginap, piknik  Piknik keluarga
keluarga dan olahraga darat/permainan  Olahraga/permainan
air dan darat
Hidrologi  Air genangan di waduk jatigede  Kegiatan

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-15


LAPORAN AKHIR

memancing
 Tour mengelilingi
waduk
perikanan
Fungsi hutan Fungsi hutan yang ada pada obyek wisata Waduk  Penelitian ilmiah
Jatigede merupakan hutan olahan dan hutan  Menikmati
lindung. Dengan demikian hutan tersebut berfungsi pemandangan alam
untuk melindungi tata air dan tanah dari erosi. Tetapi  Lintas alam
karena hutan tersebut berbatasan langsung dengan  Mendaki gunung
kawasan obyek wisata Waduk Jatigede, maka hutan  Pembibitam
tersebut dapat dikembangkan sebagai hutan wisata.
Kegiatan wisata yang dikembangkan, diharapkan
tidak mengganggu fungsi utama hutan sebagai
hutan lindung. Kegiatan yang tidak bertentangan
dengan fungsi hutan tersebut adalah kegiatan
penelitian ilmiah, menikmati pemandangan, lintas
alam dan mendaki gunung yang sudah disediakan
jalan setapaknya.
Budaya masyarakat Budaya masyarakat berupa upacara adat maupun
pertunjukan kesenian khas tidak ada.
Budaya masyarakat sekitar yang berupa kehidupan
masyarakat pedesaan, kegiatan bercocok tanam
dan jenis bangunan rumah yang berupa kayu dapat
menunjang kegiatan wisata. Bangunan yang ada
dan kegiatan bercocok tanam dapat dijadikan daya
tarik wisata
Hasil kerajinan Hasil kerajinan masyarakat berupa barang-barang
masyarakat kerajinan belum ada, sehingga kegiatan berbelanja
souvenir/cinderamata oleh wisatawan yang
berkunjung ke obyek wisata ini tidak ada.
Hasil pertanian dan Hasil pertanian masyarakat Desa Waduk Jatigede  Belanja buah-
perkebunan dan sekitar obyek Waduk Jatigede yang dapat buahan dan sayur-sayuran
menimbulkan kegiatan ekonomi adalah sayur-
sayuran dan buah-buahan, karena Desa di sekitar
Waduk Jatigede dan sekitarnya merupakan
penghasil sayuran dan buah-buahan yang potensial.
Ketersediaan lahan Lahan yang dapat dikembangkan di obyek wisata  Berkemah
untuk dikembangkan Waduk Jatigede adalah lahan dengan kemiringan  Cottage
(Kawasan Desa lereng 0-5% dan 5-15%, dan vegetasi dominan  Gedung pertemuan
Cijeunjing dan adalah semak dan rumput sehingga sangat dan serbaguna
Kawasan Desa Cisitu mendukung untuk pengembangan kegiatan  Kolam renang
Mekar dan Desa Cisitu) menikmati pemandangan alam, piknik keluarga,  Restaurant/kafe
olahraga/permainan darat dan air, penelitian ilmiah,  Menikmati
berkemah, gedung pertemuan dan serbaguna, pemandangan alam
panggung hiburan, menginap, lintas alam serta
 Piknik keluarga
belanja sayuran dan buah-buahan.
 Olahraga/permainan
darat dan air
 Lintas alam
 Mendaki gunung
Ketersediaan fasilitas di  Jalan setapak, untuk kegiatan lintas alam, Kegiatan wisata yang ada di
dalam obyek wisata mendaki gunung dan berkemah di sekeliling dalam obyek wisata adalah :
Waduk Jatigede waduk.  Berkemah
 Pemandangan ke arah perbukitan dan  Menikmati
pegunungan (G. Tilu, G. Sangiangpeteuy, G. pemandangan alam
Padang, dll)  Lintas alam dan
 Potensi wisata air dengan perahu Berkemah (G. Suriang)
dayungmenuju pulau-pulau ditengah genangan  Tour Wisata/ Piknik
(G. Suriang sebagian puncaknya tidak tergenang, keluarga mengelilingi waduk
dapat dijadikan pula sebagai tempat berkemah Jatigede dengan
 Potensi olahraga/permainan air (canoe, menggunakan kapal pesiar
jetsky, dll) dan jetsky
 Olah raga air
dengan canoe dan jetsky.
Arah pemandangan Arah pemandangan dikawasan Obyek wisata Waduk  Menikmati
Jatigede ini mempunyai pemandangan berupa pemandangan alam
pegunungan, hutan atau serta tanah pertanian  Penginapan/peristira
sayur-sayuran dan buahan-buahan hatan
 Gedung pertemuan
 Wahana permainan
 Kolam renang
Sumber : Hasil analisis

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-16


LAPORAN AKHIR

2. Arahan pengembangan kegiatan wisata


Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kegiatan wisata tetap seperti kegiatan yang sudah ada namun ada
penambahan beberapa kegiatan baru. Pengembangan kegiatan tetap
dikelompokkan kedalam tiga aktivitas kegiatan, yaitu aktivitas kegiatan
harian, wisata alam dan aktivitas kegiatan khusus/bermalam.

 Aktivitas kegiatan wisata harian


Merupakan kegiatan yang sifatnya hanya rekreasi yang hanya dapat
dilakukan pada waktu siang hari di alam terbuka, dimana kegiatan
wisata bersifat umum dan bentuk kegiatannya dapat dilakukan
secara aktif maupun pasif. Adapun jenis kegiatan yang termasuk
dalam kegiatan ini adalah :
o Kegiatan santai/menikmati pemandangan
o Kegiatan bermain anak-anak (play ground)/ wahana permainan
o Kegiatan Olahraga Air (canoe, jetsky, dll)
o Kegiatan belanja buah-buahan/sayur-sayuran, makanan dan
minuman
o Kegiatan piknik keluarga/makan dan minum
o Kegiatan memancing
o Kegiatan menonton pertunjukan
o Kegiatan Tour wisata mengelilingi Waduk Jatigede
 Aktivitas kegiatan wisata alam
Merupakan kegiatan yang bersifat aktif di alam terbuka dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada baik dalam
keadaan alami maupun setelah mengalami usaha binaan. Jenis
kegiatan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
o Kegiatan berkemah
o Kegiatan bina Cinta alam yaitu menikmati pemandangan
hutan/flora

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-17


LAPORAN AKHIR

o Kegiatan lintas alam yang lebih diarahkan pada kegiatan


menikmati pemandangan alam dengan cara berjalan-jalan dan
mendaki gunung.
o Kegiatan penelitian/pembibitan dengan memanfaatkan hutan
pinus sebagai areal penelitian
 Aktivitas kegiatan wisata khusus
Merupakan kegiatan rekreasi dengan sasaran pada wisatawan yang
berniat untuk tinggal lebih lama di kawasan obyek wisata dan bentuk
kegiatannya bersifat pasif maupun aktif. Adapun jenis kegiatan wisata yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah kegiatan bermalam atau
menginap
 Aktivitas kegiatan pengelolaan dan penunjang wisata
Aktivitas kegiatan ini berkaitan dengan pengelolaan dan penunjang
kawasan wisata secara menyeluruh yang dilakukan oleh pihak
pengeloa. Kegiatan pengelolaan adalah segala kegiatan yang
menjadi tugas dan tanggung jawab pihak pengelola agar
pelaksanaan kegiatan wisata dapat berjalan lancar dan sesuai
dengan fungsinya. Kegiatan pengelolaan yang perlu dikembangkan
dan ditingkatkan di kawasan perencanaan dapat dijelaskan menurut
fungsi pelayanannya adalah sebagai berikut :
o Pelayanan administrasi, kegiatan ini dilakukan untuk melayani
administrasi pengelolaan obyek wisata Waduk Jatigede
(kelengkapan data)
o Pelayanan pemeliharaan, kegiatan ini adalah melayani
pemeliharaan terhadap segala fasilitas pariwisata yang ada di
obyek wisata Waduk Jatigede (wisma, cottage, fasilitas Zona
wisata)
o Pelayanan keamanan, kegiatan ini meliputi pelayanan
terhadap keamanan wisatawan dan keamanan terhadap
fasilitas-fasilitas yang ada
o Pelayanan informasi, kegiatan ini wisatawan yang
membutuhkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan wisata yang ada

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-18


LAPORAN AKHIR

o Pelayanan parkir, kegiatan ini melayani wisatawan atau bukan


wisatawan yang datang membawa kendaraan
o Pelayanan makan dan minum, kegiatan ini melayani
wisatawan yang ingin menikmati makan dan minum
o Pelayanan tempat tinggal pengelola, kegiatan ini melayani
tempat tinggal seluruh karyawan
o Pelayanan peribadatan, kegiatan ini melayani wisatawan dan
pengelola yang melakukan ibadah
o Pelayanan pembersihan badan, kegiatan ini melayani
wisatawan dan pengelola yang akan membersihkan badan
o Pelayanan air bersih, kegiatan ini melayani wisatawan dan
pengelola yang membutuhkan air bersih
Kegiatan-kegiatan wisata dapat dikelompokkan ke dalam 3
kelompok fungsi yaitu :
o Kegiatan rekreasi ialah kegiatan yang merupakan tujuan
utama dari kegiatan wisata, dan dalam pelaksanaannya
membutuhkan kegiatan penunjang dan kegiatan pelayanan
o Kegiatan penunjang yaitu kegiatan yang menunjang kegiatan-
kegiatan rekreasi
o Kegiatan pelayanan yaitu kegiatan yang melayani kegiatan-
kegiatan lainnya

Tabel 5.6.
Kegiatan Wisata Yang Dapat Dikembangkan Berdasarkan Kelompok Fungsi
Subyek Fungsi Kondisi Eksisting Pengembangan Jenis
Kegiatan
Pengelola Kegiatan wisatawan - Pelayanan informasi - Pelayanan administrasi
- Pelayanan keamanan - Pelayanan informasi
- Pelayanan - Pelayanan keamanan
peribadatan - Pelayanan peribadatan
- Pelayanan tempat - Pelayanan tempat tinggal
tinggal pengelola pengelola
- Pelayanan - Pelayanan pembersihan
pembersihan badan badan
- Pelayanan air bersih - Pelayanan air bersih
- Pelayanan parkir - Pelayanan parkir
- Pelayanan - Pelayanan pemeliharaan
pemeliharaan

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-19


LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penunjang - Pelayanan makan - Pelayanan makan dan


dan minum minum
- Pelayanan belanja - Pelayanan belanja sayur-
sayur-sayuran dan buah- sayuran dan buah-buahan
buahan - Pelayanan menginap
- Pelayanan menginap - Pelayanan dermaga kapal
- Pelayanan tour
wisata waduk
Wisatawan Kegiatan rekreasi - Lintas alam - Lintas alam
- Mendaki gunung - Mendaki gunung
- Berkemah - Berkemah
- Menikmati - Menikmati pemandangan
pemandangan - Piknik keluarga
- Berenang - Penelitian ilmiah
- Olah raga air - Memancing
- Rekreasi (tour - Menyaksikan pertunjukan
mengelilingi Waduk Jatigede) - Berenang
- Wahana Permainan - Olahraga air
- Rekreasi/permainan air
Sumber : Hasil analisis dan rencana

3. Arahan tata ruang


Arahan Tata Ruang pada obyek wisata Waduk Jatigede meliputi arahan
penggunaan lahan sebagai ruang kegiatan dan fasilitas penunjang pada
obyek Waduk Jatigede. Arahanini ditujukan untuk mengalokasikan
kegiatan-kegiatan wisata yang dilengkapi oleh fasilitas penunjang
kegiatan wisata tersebut atau dengan kata lain persebaran fasilitasnya
pada tapak. Arahan ini meliputi arahan penzoningan dan arahan struktur
tata ruang
 Arahan Zona
Penentuan Zona pengembangan kawasan ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penentuan karakter yang akan ditonjolkan dan
prioritas pengembangan masing-masing fungsi wisata. Berdasarkan
fungsinya, arahan pengembangan ruang kegiatan wisata yang ada
dalam obyek wisata dibagi menjadi 3 kategori Zona, yaitu :
o Zona Publik, yaitu Zona yang pengembangan ruang dengan kegiatan
wisata bersifat aktif dan pasif yang diperuntukkan bagi semua
pengunjung dengan persyaratan kegiatan rekreasi bersangkutan tidak
memerlukan tingkat privasi yang tinggi. Lahan pada Zona ini sanggup
menerima adanya aktivitas. Kawasan ini dipilih sebagai Zona publik
karena letaknya di luar area genangan air Waduk Jatigede.
o Zona Semi publik, merupakan pengembangan ruang dimana
bentuk kegiatan wisata lebih bersifat kegiatan pasif dimana jenis
kegiatan ini hanya dapat dilakukan dan diperuntukkan pada

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-20


LAPORAN AKHIR

kelompok wisatawan tertentu dengan tingkat kepentingan yang


sedang. Misalnya penggunaan kantor pengelola dan lain-lain.
o Zona Privat, merupakan pengembangan ruang untuk kegiatan
pengelolaan dan pelayanan khusus yang hanya boleh ditangani
bagi pengelola obyek wisata. Untuk memberikan ketenangan,
kenyamanan dan keamanan fasilitas ini memerlukan tingkat
kepentingan yang tinggi misalnya fasilitas pengoperasian waduk,
wisma dan rumah karyawan dll.

Berdasarkan kategori diatas maka obyek wisata Waduk Jatigede dapat


diperinci lebih detail lagi menjadi 5 Zona pengembangan ruang kegiatan
yang didasarkan pada karakteristik spesifikasi kegiatan yang ada di
dalamnya, yang meliputi :
 Zona I (Zona Pelayanan BARAT) merupakan Zona
pengembangan pelayanan yaitu Zona yang berada di Kawasan di
Desa Cijeunjing, yang didalamnya terdapat fasilitas loket, area
parkir, cottage, restaurant/kafe, kolam renang, wahana
permainan, kios sayur-sayuran dan buah-buahan, musholla,
Toilet/WC umum, warung makanan/minuman, perumahan
karyawan dan tempat sampah. Zona ini sifatnya adalah publik.
 Zona II (Zona Pelayanan Timur) terletak di Kawasan di desa Situ
Mekar dan Desa Cisitu merupakan Zona pengembangan cottage
dan wisma yang dilengkapi dengan fasilitas cottage, wisma,
gedung pertemuan dan serbaguna, kolam renang, playground,
tempat parkir serta taman bunga. Zona ini sifatnya privat
 Zona III (Zona Waduk Wisata Air) merupakan Zona inti atau Zona
pengembangan wisata harian dengan jenis kegiatan menikmati
pemandangan, olah raga air dan piknik keluarga (tour mengelilingi
waduk). Zona ini dilengkapi dengan fasilitas dermaga kapal untuk
kegiatan rekreasi dan olah raga air dengan menggunakan kapal,
Ddermaga kapal, tempat duduk, tempat sampah, WC/toilet,
warung makanan dan minuman, gazebo dan shelter. Zona ini
sifatnya publik

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-21


LAPORAN AKHIR

 Zona IV (Zona sekitar Waduk) yaitu Zona yang fungsinya sebagai


kawasan yang dilindungi dan dikembangkan sebagai kawasan
perlindungan terhadap waduk. Dengan demikian pengembangan
wisata dilakukan secara terbatas karena dekat dengan garis
sempadan waduk. Pengembangan Zona ini diijinkan dengan jarak
+ 100 meter dari air pasang tertinggi genagan waduk. Zona ini
sifatnya semi publik
 Zona V (Zona Hutan Penyangga) merupakan Zona entrance
sebelah Utara dan hutan pinus sekitarnya dengan fasilitas
didalamnya hanya terdiri dari loket. Zona ini sifatnya privasi
karena kawasan hutannya dilindungi namun diijinkan untuk
kegiatan wisata yang sifatnya terbatas. Misalnya kegiatan
mendaki gunung dan lintas alam.

Arahan pembagian Zona untuk pengembangan kegiatan obyek wisata


Waduk Jatigede dapat dilihat pada tabel 6.8 dan gambar 6.1
Tabel 5.7. Arahan luas masing-masing Zona Tahun 2012
No Zona Luas (H)
1 I (Zona Pelayanan Barat ) 146
2 II (Zona Cottage/ Pelayanan Timur) 60
3 III (Zona Inti / Waduk Jatigede) 4.891,13
Total 5.097,13
Sumber : Hasil rencana

4. Arahan struktur tata ruang


Konsep sistem pusat pelayanan yang digunakan dalam perencanaan
Obyek Wisata Waduk Jatigede didasarkan atas pertimbangan
penyebaran fasilitas pelayanan disesuaikan dengan arahan penyebaran
kegiatan serta jumlah wisatawan yang akan dilayani. Pelayanan tersebar
untuk mencegah terjadinya konsentrasi pada suatu ruang tertentu.
Lokasi fasilitas pelayanan terdapat pada suatu tempat yang sentral serta
mudah untuk dijangkau.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-22


LAPORAN AKHIR

5. Arahan kegiatan yang dapat dikembangkan pada masing-masing


zona
Dengan mengacu pada pengembangan kegiatan wisata berdasarkan
kelompok fungsi di atas, maka arahan pengembangan kegiatan wisata
pada masing-masing Zona adalah :
 Zona I : Pada umumnya direncanakan untuk wisata harian yaitu
hanya untuk kegiatan rekreasi, wahana permainan, belanja
makanan dan minuman serta sayur-sayuran dan buah-buahan.
 Zona II : direncanakan untuk wisata khusus dengan jenis kegiatan
menginap pada cottage dan wisma, kegiatan pertemuan/rapat,
resepsi pernikahan, serta wisata harian dengan jenis kegiatan
menikmati pemandangan/rekreasi, olahraga air dan playground.
 Zona III : direncanakan untuk wisata harian dan khusus dengan
jenis kegiatan berupa piknik keluarga, wisata air, olahraga air, dan
menikmati pemandangan.
 Zona IV : direncanakan khusus sebagai kawasan perlindungan
terhadap mata air/sungai sehingga kegiatan yang ada sifatnya
yang memanfaatkan keberadaan waduk yaitu wisata harian
berupa kegiatan memancing, lintas alam dan wisata air.
 Zona V : direncanakan untuk wisata alam berupa kegiatan lintas
alam, mendaki gunung, pembibitan dan penelitian ilmiah.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-23


LAPORAN AKHIR

PETA 6.1
PETA ARAHAN ZONA TAHUN 2012

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-24


LAPORAN AKHIR

GAMBAR 6.2
PETA ARAHAN STRUKTUR TATA RUANG

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-25


LAPORAN AKHIR

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-26


LAPORAN AKHIR

GAMBAR 6.3
PETA ARAHAN KEGIATAN PADA MASING-MASING
ZONA

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-27


LAPORAN AKHIR

6. Arahan pengembangan atraksi berdasarkan jenis kegiatan


(Something To See)
Berdasarkan jenis kegiatan yang telah di bahas di atas, maka dapat
ditentukan jenis atraksi yang sesuai dengan kegiatan wisata yang ada.
Atraksi ini berupa sesuatu hal yang dapat dilihat dan dinikmati oleh
wisatawan sehingga wisatawan merasa senang dan tinggal lebih lama di
obyek wisata Waduk Jatigede. Sampai dengan tahun 2012 direncanakan
penambahan atraksi “Something To See” antara lain :
 Atraksi perlombaan air
Sampai dengan tahun 2012 direncanakan adanya kegiatan ini.
Kegiatan ini dapat dilakukan di Zona III karena pusat kegiatan ada
di Zona ini dan dapat dinikmati oleh pengunjung. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan terutama pada hari besar dan hari libur
sekolah. Atraksi ini dilaksanakan oleh masyarakat setempat
dengan dikoordinasi oleh pihak pengelola. Peluang pasar untuk
atraksi ini adalah wisatawan semua umur.
 Atraksi pertunjukan kesenian
Direncanakan atraksi pertunjukan kesenian dengan pemilihan
jenis hiburan untuk menghibur wisatawan yang tidak menimbulkan
kerusuhan, misalnya orkes atau disesuaikan dengan budaya
masyarakat. Untuk mendukung kegiatan ini perlu adanya
kerjasama antara pengelola dengan kepolisian serta masyarakat
setempat. Atraksi ini dialokasikan di Zona I karena adanya fasilitas
panggung terbuka. Atraksi ini dapat dilaksanakan sebulan sekali
terutama pada hari-hari besar atau hari libur. Peluang pasar untuk
atraksi ini adalah wisatawan semua umur.
 Atraksi lintas alam dengan menyediakan pemandu
Atraksi yang dapat ditawarkan adalah berjalan-jalan menikmati
pemandangan yang ada di sepanjang jalan menuju puncak
perbukitan. Kegiatan ini didukung dengan keberadaan pemandu
yang mengantarkan wisatawan ke lokasi sumber-sumber tersebut.
Jasa pemandu berasal dari masyarakat setempat atau petugas
perhutani. Atraksi ini dialokasikan di Zona III dengan perahu

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-28


LAPORAN AKHIR

dayung/mesin menuju pulau-pulau ditengah genangan (G.


Suriang yang bagian puncaknya tidak tergenang) dan V dengan
memanfaatkan jalan rintisan dan setapak yang ada. Peluang
pasar untuk atraksi ini terutama wisatawan remaja-dewasa

7. Sistem Hubungan (Linkage System) di dalam obyek wisata


Berdasarkan arahan pengembangan kegiatan dan arahan
pengembangan atraksi di atas maka dapat direncanakan suatu linkage
system di dalam obyek wisata Waduk Jatigede, yaitu berupa arahan
perjalanan wisatawan untuk menikmati obyek wisata secara maksimal.
Linkage system di dalam obyek wisata Waduk Jatigede dapat
direncanakan sebagai berikut :
 Pengunjung dari luar obyek wisata masuk ke dalam Zona I atau
areal pelayanan. Pada Zona ini wisatawan dapat membeli tiket
masuk dan mendapatkan pelayanan parkir bagi wisatawan yang
membawa kendaraan. Selain melalui Zona I, pengunjung juga
dapat masuk melalui Zona II yaitu melalui loket Barat. Dengan
demikian wisatawan dapat langsung masuk ke Zona III (Zona Inti)
dan pulang melalui jalan masuk. Kegiatan di Zona I dapat
dilakukan maksimal 30 menit.
 Pengunjung yang masuk dari Zona I (Pelayanan) wisatawan
dapat langsung menuju ke arah Zona II (Cottage) maupun Zona III
(Hutan Wisata Alam). Apabila wisatawan menuju ke Zona II, maka
wisatawan dapat melakukan kegiatan berjalan-jalan dan melihat
Pemadangan di Waduk Jatigede dengan cara duduk-duduk
digazebo/shelter yang telah disediakan. Waktu yang dibutuhkan
untuk menikmati waduk jatigede ini maksimal 1 jam. Sedangkan
wisatawan yang ingin bermalam, dapat langsung menuju ke
cottage/wisma yang telah disediakan. Wisatawan yang menginap
dapat menikmati atraksi pada Zona I dan III.
 Wisatawan yang masuk melalui Zona I maupun Zona III dan
langsung menuju ke Zona II, dapat menikmati suasana
pegunungan/hutan yang sejuk dan alami dengan kegiatan
berjalan-jalan, piknik keluarga (makan-makan diareal terbuka

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-29


LAPORAN AKHIR

dengan keluarga), berenang, menikmati wahana permainan


maupun berbelanja buah-buahan atau sayur-sayuran di zona I.
Selain itu atraksi yang dapat dilihat di Zona ini adalah panggung
pertunjukan, untuk menuju Zona II pengunjung menyebrang Zona
III dengan menggunakan perahu dayung atau motor. Untuk
wisatawan anak-anak dapat bermain di playground, menunggang
kuda dan berenang, sedangkan untuk pengunjung remaja-dewasa
dapat melakukan aktivitas berjalan-jalan, berenang dan
berbelanja. Waktu efektif yang dibutuhkan untuk melakukan
keseluruhan kegiatan di areal ini adalah maksimum 4-5 jam.
 Wisatawan yang mengadakan acara perkemahan, maka dari
pintu masuk di Zona I dapat langsung menuju ke Zona V yaitu di
areal perkemahan. Namun untuk wisatawan yang menginginkan
memancing, maka dapat melakukan kegiatan itu di Zona IV. Di
Zona tersebut telah disediakan gazebo-gazebo untuk memancing.
Waktu yang efektif untuk kegiatan ini adalah pada pagi-siang hari
sedangkan sore - malam hari sudah tidak diperbolehkan karena
berbahaya.

8. Arahan kebutuhan dan penataan fasilitas wisata


Berdasarkan analisis potensi dan masalah yang telah dibahas
sebelumnya, didapatkan kesimpulan mengenai permasalahan obyek
wisata Waduk Jatigede yang salah satunya adalah minimnya jumlah
fasilitas wisata yang ada di dalam obyek. Dengan demikian dalam
pengembangan obyek wisata Waduk Jatigede tetap ada upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan fasilitas dengan penambahan fasilitas
yang dibutuhkan. Dalam menentukan jenis fasilitas yang diperlukan pada
kawasan studi ini harus tetap mengacu pada jenis kegiatan dan atraksi
yang akan dikembangkan. Dengan demikian fasilitas wisata yang akan
dikembangkan dapat disusun berdasarkan fungsinya. Langkah-langkah
yang dilakukan untuk menentukan fasilitas wisata yang dibutuhkan :
 Menentukan kegiatan pada setiap Zona dan mencari jenis fasilitas
bagi setiap kegiatan berdasarkan Zona yang telah ditentukan yang
didasarkan pada proyeksi jumlah wisatawan. Perencanaan fasilitas

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-30


LAPORAN AKHIR

diproyeksikan sampai dengan tahun 2012 sehingga perkembangan


wisatawan yang digunakan sebagai dasar pertimbangan adalah
proyeksi jumlah wisatawan sampai tahun 2012
 Menentukan jumlah unit perfasilitas. Penentuan didasarkan atas
banyaknya jumlah wisatawan dan fasilitas eksisting yang telah ada.
Dalam menentukan jumlah fasilitas harus disesuaikan dengan daya
dukung lingkungan yang ada. Berdasarkan konsep pengembangan,
KDB untuk fasilitas adalah 20 %. Dengan demikian direncanakan
kebutuhan ruang terbangun dan terbuka adalah 20 : 80. Dengan
demikian tingkat kepadatan bangunan harus rendah terutama untuk
areal yang bertopografi tinggi. (Lihat tabel 6.12)

Tabel 5.8.
Fasilitas Wisata Yang Dibutuhkan Bagi Kegiatan Wisata Yang Dikembangkan
Fungsi Jenis Kegiatan Wisata Fasilitas Yang Fasilitas
Dibutuhkan prioritas
Kegiatan - Pelayanan administrasi - Pintu gerbang, - Pusat
wisatawan - Pelayanan informasi transportasi informasi
- Pelayanan keamanan - Areal parkir - Playground
- Pelayanan peribadatan - Kantor pengelola - Panggung
- Pelayanan tempat - Pusat informasi terbuka
tinggal pengelola - Musholla - Jalur lintas
- Pelayanan air bersih - Pos Keamanan alam
- Pelayanan parkir - Panggung terbuka - Shelter/gaze
Kegiatan - Pelayanan pemeliharaan - Toilet/WC bo
Penunjang - Pelayanan makan dan - Warung/kantin - Wisma/cotta
minum - Kios cinderamata ge
- Pelayanan belanja - Wisma/cottage
Kegiatan sayur-sayuran dan buah-buahan - Jalur lintas alam
rekreasi - Pelayanan menginap - Shelter/gazebo
- Lintas alam - Jalan setapak
- Mendaki gunung - Areal perkemahan
- Berkemah - Menara pandang
- Menikmati - Lokasi penelitian/
pemandangan Playground/tempat bermain
- Penelitian ilmiah - Ruang ganti
- Memancing - Tempat penyewaan
- Berenang baju renang, bola volley dan
- Pengobatan alat pancing
- Olahraga/permainan di
darat dan air
- Menyaksikan
pertunjukan
Sumber : Hasil analisis dan rencana

9. Arahan pengembangan fasilitas wisata


Setelah mengetahui proyeksi pertumbuhan wisatawan sampai dengan
10 tahun mendatang, maka dapat ditentukan pengembangan jumlah
fasilitas yang dibutuhkan dengan cara membandingkan kondisi fasilitas
eksisting dengan standar kebutuhan fasilitas yang ada. Setelah itu baru

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-31


LAPORAN AKHIR

dapat ditentukan jika fasilitas yang ada sudah mencukupi, berlebihan


atau kurang. Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah penambahan
fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. (Lihat tabel 6.14)

Tabel 5.9.
Standar Kebutuhan Fasilitas Wisata Di Obyek Wisata Waduk Jatigede
No Ruang Kapasitas Standar Kebutuhan ruang
Luasan Ruang per-unit
1 Pintu Gerbang 1 jalur masuk Lebar 1 jalur = 4m2 -
1 jalur keluar
2 Loket karcis masuk 3 orang 1 orang = 4 m
3 Pos jaga 2 orang 1 orang = 2,25 m2 2 x 2,25 = 4,5 m2
4 Playground 500 1,75 m2 per-orang = 500 x 1,75 m2
= 875 m2
5 Area parkir kendaraan
 mobil 60 % pengunjung 1 mobil = 12 m2 = kapasitas x 12 m2
1 mobil = 4,5 orang
 bus 40 % pengunjung 1 bus = 24 m2 = kapasitas x 24 m2
1 bus = 50 orang
 Sepeda 25 % pengunjung 1 sepeda motor = 1,5 m2 kapasitas x 1,5 m2
motor 1 motor = 2 orang
6 Pusat informasi 5 % pengunjung 2-2,75 m2 per-orang = 2,75 x 101
= 230 m2
7 Kantor pengelola 10 orang 2 m2 per-orang = 10 x 2 m2
= 20 m2
8 Mushalla 20 orang 0,96 m2 per-orang = 20 x 0,96 m2
= 19,2 m2
9 Toilet 8 orang (4 pa + 4 pi) WC = 1,40 m2 per-orang WC = 4 x 1,40 m2
Urinal = 0,8 m2 per-orang = 5,6 m2
urinal = 4 x 0,8 m2
= 3,2 m2
total = 8,8 m2/unit
10 Kios souvenir/stan 20 orang 0,96 m2 per-orang = 20 x 0,96 m2
makanan/minuman = 19,2 m2
11 gazebo 10 orang 0,96 m2 per-orang = 10 x 0,96 m2
= 9,6 m2
12 Menara 2 orang 2 m2 per-orang = 2 x 2 m2
pengawas/pandang = 4 m2
13 Ruang ganti 10 orang (5 pi + 5 pa) 1,75 m2 per-orang = 10 x 1,75
= 17,5 m2
14 Ruang locker - 0,15 m2 per-orang
15 Ruang/pancuran bilas - 1,35 m2 per-orang
16 cottage - 57,6 m2 per-cottage
17 penginapan - I unit = 12 m2
18 Ruang penjaga - 4 m2
cottage
19 Jalan setapak 2 1,6 m2 per-orang 3,2 m2
20 Panggung terbuka 500 0,65 m2 per-orang 320 m2
21 Kran air bersih 200 orang/ kran - -
22 Lapangan bola volley 20 orang - 60 m2
Sumber : Data standar arsitektural

Berdasarkan standar yang ada, dengan asumsi jumlah pengunjung pada


hari puncak (sabtu dan minggu) pada tahun 2012 sebanyak 21000
wisatawan, maka arahan pengembangan fasilitas pada masing-masing
Zona meliputi :
A. Zona I (Zona pelayanan)
Areal pelayanan jasa

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-32


LAPORAN AKHIR

Areal pelayanan jasa berfungsi sebagai areal penerima yang


didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang dimanfaatkan untuk
melayani kebutuhan wisatawan, yang meliputi pintu gerbang,
parkir, loket, kantor informasi, musholla, pos keamanan, WC umum
dan warung makanan/minuman. Fasilitas yang diprioritaskan
pengembangannya adalah kantor informasi karena fungsinya yang
sangat vital.
Pengembangan dan penataan fasilitas dalam areal pelayanan jasa
adalah sebagai berikut :
 Pembangunan pintu gerbang masuk. Direncanakan
pembagian pintu gerbang memadai 2 jalur yaitu jalur motor
dengan lebar 1 m dan jalur mobil dengan lebar 4 m.
 Direncanakan jumlah loket sebanyak 4 unit dengan luas @ 4
m2.
 direncanakan penambahan 4 pos keamanan seluas 9 m2 yang
berkapasitas 2 orang/unit. 1 unit loket diletakkan di dekat loket
pintu masuk dan 1 unit di dekat jembatan masuk ke Zona IV.
 direncanakan penambahan 2 unit kantor informasi pada Zona
ini seluas 230 m2 yang berkapasitas 110 pengunjung.
 Direncanakan fasilitas musholla 2 unit dengan luas 16 m2
pada
 Direncanakan penambahan 8 unit WC Umum dengan luas 8,8
m2 untuk kepentingan wisatawan yang non ibadah. Fasilitas
ini dialokasikan di dekat warung untuk mendukung kegiatan
berbelanja.
 Berdasarkan standar diperlukan luas areal sebesar 10.000 m2
untuk menampung jumlah mobil yang ada. Tempat parkir mobil
di dekat loket akan diberi batas sehingga sirkulasi pengunjung
tidak melewati kawasan tersebut.
 Direncanakan warung sebanyak 16 warung makanan dan
minuman serta 11 toko dengan luas @ 5 m2.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-33


LAPORAN AKHIR

 Direncanakan kios buah-buahan sebanyak 6 buah dengan


luas @ 4 m2. Berdasarkan standar untuk masing-masing kios
membutuhkan luas 19,2 m2.
 Direncanakan 1 kios pada Zona ini dengan luas berdasarkan
standar 19,2 m2.
 Direncanakan restoran dan kafe dengan luas 19.2 m2
sebanyak 6 buah.
 Direncanakan 2 gedung pertemuan dan serbaguna dengan
ukuran @ 24,6 X 24,6 m
 Direncanakan lokasi wahana permainan seluas 2,5 H untuk
kegiatan taman bermain, taman aktif, kegiatan permainan
untuk anak dan lapangan olah raga.
 Arena Panggung Terbuka merupakan sarana untuk arena
pementasan pertunjukan atraksi budaya daerah maupun
hiburan umum lainnya, dengan dilengkapi panggung terbuka,
r. penonton, r. ganti dan rias. Penyediaan r. penonton dijadikan
satu dengan penyediaan plaza utama karena tidak disediakan
tribun, diperkirakan arena panggung terbuka membutuhkan 0,
7 H.

Areal perumahan karyawan


Areal perumahan karyawan difungsikan sebagai areal privacy yaitu
sebagai tempat tinggal pengelola. Pada kondisi eksisting, terdapat
1 perumahan karyawan. Sampai dengan tahun 2012 tidak
direncanakan penambahan fasilitas perumahan karyawan pada
Zona ini namun perlu adanya peningkatan pemeliharaan dan
perbaikan. Fasilitas penunjang pada areal ini penggunaannya
bersamaan dengan fasilitas pada areal pelayanan jasa.

B. Zona II (Zona cottage)


Areal cottage
Fasilitas yang diprioritaskan pengembangannya adalah cottage
dan wisma. Area ini direncanakan akan menjadi area pusat

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-34


LAPORAN AKHIR

kegiatan bermalam pada wisma dan cottage yang dilengkapi


dengan fasilitas penunjang wisata seperti kantor pengelola, areal
parkir, ruang penjaga cottage, kantor administrasi dan playground.
Berdasarkan standar, luas cottage yang dibutuhkan adalah 56,7
m2. Sampai dengan tahun 2012 direncanakan 4 cottage dengan
kapasitas 2 wisatawan per-unit dan 1 wisma (5 kamar) dengan
kapasitas 2 wisatawan/kamar.
Sedangkan perencanaan fasilitas pelengkap cottage meliputi :
o Areal parkir untuk memberikan pelayanan parkir khusus untuk
wisatawan yang hendak bermalam menginap di wisma dan
cottage. Pada kondisi eksisting terdapat 1 tempat parkir mobil
dan motor yang digunakan oleh wisatawan yang menginap di
cottage/wisma dengan luas 100 m2. Tempat parkir ini hanya
memanfaatkan lahan di depan cottage. Sampai dengan tahun
2012 direncanakan penambahan cottage yang berarti
penambahan 1 tempat parkir mobil dan 1 tempat parkir motor
yang dialokasikan di samping bangunan cottage baru.
o Parkir mobil diasumsikan menampung + 10 mobil karena
pengunjung maks 50 orang dengan luas 120 m2, sedangkan
parkir motor diasumsikan dapat menampung + 22 motor
dengan luas areal 16,5 m2.
o Pembangunan 2 unit playground yang terletak pada cottage
dengan luas 9 m2. Berdasarkan standar 1 playground
mempunyai kapasitas 500 pengunjung, dengan dilengkapi :
o ~ panjatan : 3 m x 7,5 m sebanyak 2 buah
o ~ ayunan : 4,8 x 9,6 m sebanyak 4 buah
o ~ papan luncur : 3m x 7,5 m sebanyak 4 buah
o ~ gelas putar : sebanyak 2 buah

Fasilitas pelengkap
Fasilitas pelengkap difungsikan untuk mendukung kegiatan di
dalam Zona II (cottage) yang meliputi gerbang, cottage, gedung

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-35


LAPORAN AKHIR

pertemuan, musholla, kios makanan dan minuman, dan


gazebo/shelter.

C. Zona III (Zona Inti)


Pembangunan dermaga untuk kapal pesiar dan kapal tradisional di
sekeliling waduk, direncanakan 2 titik dermaga yaitu dari zona I
dan Zona II.
D. Zona IV (Zona Kawasan Sekitar Waduk)
Zona IV merupakan Zona perlindungan terhadap waduk karena
lokasi ini merupakan lokasi sempada waduk sehingga
pengembangannya harus dibatasi, fasilitas yang dikembangkan
harus berada 100 meter dari tepi sungai. Fasilitas yang akan
dikembangkan meliputi : area berkemah, area pemancingan, dan
fasilitas pelengkapnya.

E. Zona V (Zona hutan penyangga)


Area lintasan alam
 Area lintasan alam ini berupa jalur setapak pejalan
kaki yang melintasi daerah hutan-perbukitan di sekitar
kawasan perencanaan dengan lebar + 1 m.
 Di sepanjang lintasan ini disediakan fasilitas
beristirahat, berteduh dan/ atau menikmati pemandangan ke
waduk, berupa shelter/gazebo atau menara pandang. Untuk
shelter/gazebo disediakan pada jarak lintasan datar setiap +
300 m (standart jarak kelelahan pejalan) dan pada daerah
setelah tanjakan. Sedangkan untuk menara pandang, cukup
pada daerah-daerah yang paling potensial keleluasaan dan
keindahan pemandangan alam sekitarnya. Kebutuhan
jumlah dan besaran masing-masing fasilitas tersebut adalah:
4 gazebo/shelter @ 3 m2; dan 2 menara pandang @ 8 m2.

Area pembibitan tanaman dan penelitian

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-36


LAPORAN AKHIR

Fasilitas ini dibutuhkan untuk menunjang pelestarian tanaman


(khususnya, pinus) yang dikelola oleh Perhutani. Area pembibitan
bercampur menjadi satu dengan areal penelitian dengan
menggunakan lahan pembibitan yang telah ada sekarang, yang
terletak di dalam area hutan pinus sebelah Barat. Area pembibitan
ini terletak bersebelahan dengan area perkemahan. Oleh karena
itu di antara kedua area ini perlu diberi pembatas yang jelas, dapat
berupa jalan setapak, tanaman perdu, dan dilengkapi dengan
perletakan papan informasi/peringatan. Disamping itu, perlu pula
didukung oleh pengawasan yang ketat oleh pengelola, dan
keperdulian yang tinggi dari wisatawan yang berkemah terhadap
kelestarian lingkungan.

Fasilitas pelengkap
Fasilitas pelengkap difungsikan untuk mendukung Zona hutan
penyangga dan kegiatan di dalamnya. Fasilitas pelengkap pada
Zona VI meliputi pos keamanan, loket masuk dan jaringan jalan.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-37


LAPORAN AKHIR

Tabel 5.10.
Arahan Persebaran Fasilitas yang dibutuhkan pada masing-masing Zona sampai dengan tahun 2012

KELOMPOK PEGEMBANGAN
NO JENIS KEGIATAN LUASAN STANDAR unit VOLUME
FUNGSI JENIS FASILITAS

ZONA I 1 Pelayanan loket/karcis masuk - Pintu gerbang 4.00 m / jalur 2 8.00 m1


2 Pelayanan keamanan - Loket masuk 4.00 m2 / org 2 8.00 m2
- Pos penjagaan 4.50 m2 / unit 1 4.50 m2
3 Pelayanan informasi - Kantor pusat informasi 2.75 m2 / org 1 2.75 m2
4 Pelayanan peribadatan - Musholla 1 0.00 m2
5 Pelayanan tempat tinggal karyawan - Perumahan karyawan 19.20 m2 / unit 3 57.60 m2
6 Pelayanan air bersih - Kran air bersih 200.00 org / kran 1 1.00 kran
- Toilet/WC Umum 8.80 m2 / unit 1 8.80 m2
7 Pelayanan parkir - Tempat parkir 3,064.00 m2 1 3,064.00 m2
8 Pelayanan pemeliharaan - Wahana Permainan 2,500.00 m2 1 2,500.00 m2
9 Pelayanan makan dan minum - Gazebo 4.00 m2 16 64.00 m2
- Kolam Renag 2,000.00 m2 1 2,000.00 m2
- Sarana Bermain Anak 0.00 m2
Pelayanan belanja sayur-sayuran dan buah-
10 buahan - Cottage 0.00 m2
11 Wisata belanja makanan dan minuman Wisata harian - Warung makanan dan
19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
minuman
12 Wisata belanja buah-buahan dan sayur-sayuran - Kios buah-buahan 19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
13 Wisata belanja souvenir - Kios souvenir 19.20 m2 / unit 1 19.20 m2

ZONA II Pelayanan keamanan - Pos keamanan 4.5 m2 / unit 1 4.50 m2

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-38


LAPORAN AKHIR

Pelayanan parkir - Tempat parkir 4596 m2 1 4596 m2


Pelayanan pemeliharaan (kebersihan dan
perawatan) - Kantor pengelola 600 m2 1 600 m2
- Kran air bersih 200.00 org / kran 1 200.00 m2
- Toilet/WC Umum 8.80 m2 / unit 1 8.80 m2
Pelayanan cottage (makan, minum) - Kantor administrasi 20 m2 / unit 1 20.00 m2
Pelayanan air bersih - Tempat tinggal
19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
pengelola
Pelayanan administrasi - Musholla 96 m2 1 96.00 m2
- Pintu Gerbang 5 m1 1 5.00 m2
Pelayanan tempat tinggal pengelola - Ruang penjaga cottage 4 m2 1 4.00 m2
- Wisma 60.00 m2 / unit 1 60.00 m2
Menginap - Wisata khusus - cottage 56.70 m2 / unit 1 56.70 m2
Makan dan minum - Wisata khusus - Gazebo/shelter 9.60 m2 / unit 1 9.60 m2
Melihat pemandangan waduk dan sekitarnya - Wisata harian - Playground 875.00 m2 / unit 1 875.00 m2
- Wisata harian
- Warung
19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
makanan/minuman

ZONA Pelayanan Dermaga kapal untuk penyebrangan


dan tour keliling waduk - Pos keamanan 4.5 m2 / unit 1 4.50 m2
III
- Musholla 19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
- Toilet/WC umum 8.80 m2 / unit 1 8.80 m2
- Tempat parkir 1,532.00 m2 1 1,532.00 m2
- Pintu Gerbang 5 m1 1 5.00 m2
- Pusat informasi 440 m2 1 440.00 m2
- Loket masuk 2.75 m2 / org 1 2.75 m2
- Dermaga kapal 4.00 m2 / org 1 4.00 m2
Piknik keluarga - Wisata harian - Gazebo/shelter 9.60 m2 / unit 1 9.60 m2
Olahraga dan rekreasi air - Wisata harian - Lapangan volley
Menikmati pemandangan - Wisata harian - Playground 875.00 m2 / unit 1 875.00 m2

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-39


LAPORAN AKHIR

Memancing - Wisata harian -


Makan dan minum - Wisata harian - Panggung pertunjukan 325.00 m2 1 325.00 m2
Belanja souvenir - Wisata harian - Ruang ganti 19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
- Wisata harian
- Kios penyewaan alat-
19.20 m 2
/ unit 1 19.20 m2
alat wisata
- Warung makan/minum 19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
- Kios Buah-
19.20 m2 / unit 1 19.20 m2
buahan/sayur-sayuran
- Kios souvenir 19.20 m2 / unit 1 19.20 m2

IV Pelayanan Pemancingan - Kran air 200.00 org / kran 1 200.00 m2


Pelayanan keamanan - Pos keamanan 4.50 m2 / unit 1 4.50 m2
- Shelter/Gazebo 0.00 m2
Menikmati pemandangan alam - Wisata alam - Toilet/WC umum 8.80 m2 / unit 1 8.80 m2
memancing - Wisata harian - Gazebo/Shelter 0.00 m2

V Pelayanan keamanan - Pos keamanan 4.5 m2 / unit 1 4.50 m2


Pelayanan loket/karcis masuk - loket 4.00 m2 / org 1 4.00 m2
2
Menikmati pemandangan (jalan-jalan) - Wisata harian - Menara pandang 8.00 m2 / 1 8.00 m2
org
Lintas alam - Wisata alam - Gazebo/Shelter 9.60 m2 / unit 1 9.60 m2
Mendaki gunung - Wisata alam

Sumber : Hasil Analisis, 2007

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-40


LAPORAN AKHIR

5.4. Kriteria Kelayakan Investasi Menggunakan Net Present Value (NPV)


5.4.1 Analisis NPV
Kriteria kelayakan investasi merupakan suatu ukuran menyeluruh yang
digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek. Dengan
kata lain, kriteria invetasi merupakan alat ukur yang menentukan apakah proyek
layak atau tidak layak untuk dilaksanakan.
Kriteria yang digunakan dalam analisis finansial adalah : Net Present
Value (NPV), dan Internal Rate Of Return (IRR).Masing-masing kriteria analisis
finansial yang digunakan memiliki informasi yang berbeda-beda terkait dengan
analisis yang dilakukan namun secara umum memiliki kesamaan dalam
interpretasi
NPV merupakan selisih perhitungan antara nilai sekarang (present
value) terhadap pendapatan/keuntungan yang didapat pada periode tertentu
terhadap biaya yang dikeluarkan. Nilai NPV dapat memberikan kejelasan
apakah suatu rencana proyek dapat diimplementasikan lebih lanjut atau tidak.
Adapun cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

t n
NPV   ( Rt - C t )(DF)
t 0
Atau
t n
CFt
NPV  
t n
CF1 CF2 CFn t  0 (1  i )
t
Keterangan :

NPV   ke–tCF0  1  2  ...  n Rt = pendapatan


pada tahun
(1  i) tahun
C t =0 biaya pada
t
(1 ke-t
i) (1  i)
DF = discount factor
i = tingkat bunga bank yang berlaku
n = lamanya periode waktu
CF = Cash Flow (Revenue-Cost)
Dalam perhitungan NPV dipergunakan tingkat suku bunga berlaku atau
discount factor (DF). Dimana DF merupakan fungsi dari tingkat suku bunga
bank atau pinjaman modal investasi. Jika nilai discount factor atau tingkat suku
bunga bank tinggi atau meningkat, maka nilai NPV yang akan dihasilkan oleh
proyek akan menjadi rendah dan sebaliknya jika tingkat suku bunga bank
rendah maka proyek tersebut akan memberikan nilai NPV yang lebih tinggi.
Selain itu, besarnya investasi awal yang dilakukan dalam suatu proyek
juga dapat mempengaruhi nilai NPV. NPV akan tinggi jika investasi awal (initial
investment) yang dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek mempunyai nilai yang
lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan/penerimaan awal (initial revenue)

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-41


LAPORAN AKHIR

yang diterima pada tahun pertama pelaksanaan proyek. Dan sebaliknya jika
investasi awal yang dikeluarkan sangat tinggi sementara penerimaan pada
tahun pertama jauh lebih rendah, maka nilai NPV yang diperoleh akan menjadi
lebih rendah.
Analisis keputusan dalam NPV digunakan untuk mengetahui apakah
rencana suatu investasi layak secara finansial atau tidak. Jika nilai NPV positif
(>0), maka investasi yang dilakukan layak (feasible) atau dapat memberikan
keuntungan melebihi kebutuhan untuk pembayaran kembali pinjaman modal
investasi. Dan sebaliknya jika NPV negatif (<0).

5.4.2 Hasil Kelayakan Investasi Waduk Jatigede

Perhitungan kelayakan invetasi waduk Jatigede meliputi analisis


mengenai komponen biaya, komponen pendapatan dan hasil kelayakan.
1. Komponen Biaya
Komponen biaya yang diperlukan dalam investasi kawasan wisata
waduk jatigede pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1,8 milyar dengan
rincian pemakaian untuk pembangunan loket, prasarana air bersih,
perparkiran, biaya pemeliharaan, pelayanan sarana wisata seperti
tempat ibadah, keamanan, pusat informasi wisata, dan penyediaan
warung/toko-toko souvenir. Rincian biaya yang diperlukan dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 5.11 Rincian Biaya Investasi Waduk Jatigede Tahun 2012


Biaya Investasi Tahun 2012
Pelayanan loket/karcis masuk Rp 2,238,560.00
Pelayanan keamanan
a. Loket Masuk Rp 6,913,200.00
b. Pos Jaga Rp 7,777,350.00
Pelayanan informasi Rp 4,526,500.00
Pelayanan tempat tinggal karyawan Rp 31,603,200.00
Pelayanan air bersih Rp 35,000.00

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-42


LAPORAN AKHIR

Biaya Investasi Tahun 2012


Toilet/WC Rp 15,933,280.00
Pelayanan parkir Rp 1,664,303,520.00
Gazebo Rp 1,152,200.00
Kolam renang Rp 1,399,100.00
Sarana bermain anak Rp 740,700.00
Cottage Rp 1,349,720.00
Wisata belanja makanan dan minuman Rp 25,914,624.00
Wisata belanja buah-buahan dan sayur-
Rp 25,914,624.00
sayuran
Wisata belanja souvenir Rp 25,914,624.00
Biaya Operasional -
Biaya Pemeliharaan Rp 7,900,800.00
Biaya Administrasi dan Umum Rp 600,000.00

JUMLAH BIAYA 1,824,217,002.00


Sumber : Hasil Analisis, 2007

2. Komponen Pendapatan
Komponen pendapatan kawasan wisata waduk jatigede diperoleh
melalui pendapatan pelayanan cottage, wisma dan penginapan , parkir
kawasan wisata , penyewaan warung dan penjualan tiket masuk.
Dengan asumsi bahwa total pengunjung kawasan wisata pada tahun
2012 adalah sebanyak 131.582 orang, maka rincian pendapatan yang
diperoleh pada tahun pertama (tahun 2013) perencanaan adalah
sebesar Rp 1.298.287.063,80

Tabel 5.12
Pendapatan Kawasan Wisata Waduk Jatigede Tahun 2013
Komponen Pendapatan Jumlah
Penginapan
a. Cottage 48.490.000,00
b. Wisma 21.800.000,00
Parkir
a. Parkir motor 1.800.000,00

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-43


LAPORAN AKHIR

b. Parkir mobil 1.800.000,00


Sewa Warung 27.000.000,00
Tiket masuk 1.197.397.063,80
Total pendapatan 1.298.287.063,80
Sumber : Hasil Analisis, 2007

3. Hasil Perhitungan Kelayakan


Hasil perhitungan kelayakan investasi waduk Jatigede selama periode 5
tahun (2012-2017) menggunakan asumsi sebagai berikut :
 Besarnya tingkat inflasi tetap selama kurun waktu 5 tahun periode
perencanaan, yaitu sebesar 14% per tahun dengan menggunakan
acuan suku bunga bank komersial ( Bank Indonesia)
 Besarnya biaya administrasi dan umum, pemeliharaan dan
operasional adalah tetap dengan acuan kenaikan setiap 5 tahun
sekali
 Kenaikan jumlah pengunjung berdasarkan data tingkat pertumbuhan
pengunjung kawasan wisata Kabupaten Sumedang dalam RIPDA
Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan asumsi di atas diperoleh nilai NPV sebagai kriteria
kelayakan investasi dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut
Tabel 5.13
Nilai NPV Investasi Waduk Jatigede 2012-2017
Tahun Ke NPV
0 (1.824.217.002,00)
1 1.119.550.870,00
2 1.258.469.614,45
3 1.419.122.189,97
4 1.604.284.305,42
5 1.817.154.972,18

Sumber : Hasil Analisis, 2007


Berdasarkan kriteria kelayakan, nilai NPV yang diperoleh pada periode 1
hingga tahun ke 5 investasi adalah positif (NPV >0), hal ini berarti bahwa
investasi pembangunan kawasan wisata waduk Jatigede layak
dilanjutkan secara finansial.

Grafik NPV Investasi Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2017

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-44


LAPORAN AKHIR

Sumber : Hasil Analisis, 2007

Hasil perhitungan selama jangka 5 tahun perencanaan kawasan wisata


waduk Jatigede mengindikasikan bahwa investasi yang dilakukan pada tahap 5
tahun pertama hanya sebatas pada pembangunan sarana fisik kawasan wisata
seperti pembangunan kantor, fasilitas wisata seperti sarana peribadatan, pos
penjagaan, parkir kendaraan , gazebo, cottage dan penginapan serta stand-
stand penjualan makanan dan souvenir.
Kemudian dalam tahap pembangunan 5 tahun kedua diupayakan
investasi untuk sarana wisata seperti pemancingan , dermaga kapal kecil,dan
wisata pegunungan di sekitar kawasan waduk. Adapun biaya pembangunan
tahap 5 tahun kedua tersebut sebagian berasal dari keuntungan selama 5
tahun pertama.

5.5. Rencana pengembangan utilitas wisata


Pengembangan utilitas yang dilakukan di kawasan Obyek Wisata Waduk
Jatigede meliputi pengembangan kebutuhan air bersih, listrik, saluran
pematusan dan pembuangan sampah.
A. Arahan pengembangan jaringan air bersih
Pengembangan kebutuhan air bersihnya tetap memanfaatkan sumber air
dari dalam obyek sendiri karena kawasan wisata Waduk Jatigede sangat kaya
akan mata airnya, dan sistemnya menggunakan sistem perpipaan yang
dialirkan menuju ke Zona-Zona yang memiliki fasilitas yang membutuhkan air.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-45


LAPORAN AKHIR

Dalam pengembangannya sistem pendistribusian air bersih di obyek


wisata Waduk Jatigede diarahan melalui :
 Pipa induk, yaitu pipa yang menghubungkan langsung dengan sumber
air bersih, pada jaringan yang langsung membutuhkan kapasitas air
terbanyak, misalnya : Zona I (Kolam renang) dan Zona II
(cottage/wisma).
 Pipa distribusi, yaitu pipa pendistribusian yang menghubungkan pipa-
pipa untuk pelayanan, misalnya untuk toilet/WC Umum, yaitu pada Zona
I dan Zona IV (musholla dan wc umum), dan Zona V (areal
perkemahan).

B. Arahan pengembangan jaringan listrik


Jaringan yang akan dikembangkan pada obyek wisata Waduk Jatigede
adalah jaringan Listrik Tegangan Menengah dan Jaringan Listrik Tegangan
Rendah. Jaringan listrik Tegangan Rendah dialokasikan pada Zona I dan II
yaitu dekat dengan kegiatan cottage dan sepanjang jalan menuju ke obyek
wisata, Zona IV yaitu sepanjang jaringan jalan di pinggir kawasan wisata.
Lampu penerangan dibagi menjadi dua jenis yaitu lampu penerangan
jalan dan lampu taman. Fasilitas lampu dapat diarahan pengembangan kan
sebagai berikut :
 Lampu penerangan jalan didistribusikan setiap 50 meter diarahan
pengembangan kan terdapat 1 tiang listrik dan lampu penerangan
terutama pada Zona I (warung, tempat parkir dan pos keamanan), Zona
II (cottage/wisma) dan kawasan sempadan waduk (Zona IV).
 Lampu taman untuk playground di Zona I dan Zona II (cottage)
diarahan pengembangan kan dengan lampu sorot sebagai penerangan
untuk malam hari yang diletakkan pada setiap sudut.

C. Arahan pengembangan jaringan telepon


Kebutuhan akan telepon umum diperkirakan 1 unit telepon umum adalah
untuk melayani 250 pengunjung. Dengan demikian diarahan pengembangan
kan penambahan telepon umum sebanyak 8 unit yang akan dialokasikan
tersebar pada semua Zona terutama pada Zona I dan Zona II. Pada fasilitas

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-46


LAPORAN AKHIR

wisma, di bangunan pengelola diarahan pengembangan kan untuk disediakan


satu sambungan telepon, sedangkan untuk tiap kamar diarahan
pengembangan kan interkom untuk menghubungkan komunikasi antar
bangunan dan penyambungan interlokal.

D. Arahan pengembangan jaringan drainase


Jaringan drainase di obyek wisata Waduk Jatigede direncanakan tetap
menggunakan jaringan yang sudah ada yaitu sistem terbuka yang sifatnya
alami, yaitu dengan memanfaatkan kondisi topografi yang ada. Untuk
pengembangannya, jaringan drainase ini akan dikembangkan di sepanjang jalur
sirkulasi, pada semua Zona.

E. Arahan pengembangan persampahan


Sistem pembuangan sampah pada kondisi eksisting masih dapat
dipertahankan yaitu dengan sistem pengumpulan sampah dari masing-masing
Zona dan kemudian di timbun/dibakar secara manual, karena jenis sampah
pada obyek wisata sebagian besar adalah sampah alami yang berupa daun
dan rumput. Untuk menjamin sistem pengelolaan sampah dapat berjalan
dengan baik, maka direncanakan :
 Penyediaan bak-bak sampah pada kawasan wisata untuk menjaga
kebersihan, dengan radius antar bak adalah 50 meter.
 Pengambilan sampah-sampah dari bak-bak tersebut langsung
dikumpulkan ke TPA yang berupa lubang galian tanah. Sistem
pembuangan sampah terakhir yang dikembangkan di kawasan ini adalah
sistem pembakaran langsung yang sebelumnya dikumpulkan terlebih
dahulu di suatu tempat yang area pembakarannya di alokasikan di
Zona II tepatnya di sekitar fasilitas pengelola cottage/wisma.

F. Arahan pengembangan jaringan jalan


Arahan pengembangan jaringan jalan di dalam obyek meliputi kegiatan
pembangunan jalan baru serta perbaikan pada beberapa jaringan jalan antara
lain :

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-47


LAPORAN AKHIR

 Perkerasan/aspal pada Zona I dan II yaitu pada jalan mobil di depan


warung makanan dan minuman dan untuk mendukung pelayanan
parkirJaringan jalan tersebut direncanakan mempunyai lebar + 16 meter
dan terdiri dari dua jalan yaitu jalan masuk dan keluar.
 Untuk mendukung kegiatan berkemah dan memancing pada Zona V
perlu adanya pembangunan jalan setapak dengan lebar jalan yaitu 3,2 m
dengan kapasitas 2 orang.

5.5. Evaluasi dampak pengembangan obyek wisata Waduk Jatigede


Dalam evaluasi dampak yang diperkirakan akan ditimbulkan oleh adanya
pengembangan kawasan obyek wisata Waduk Jatigede, secara garis besar
meliputi komponen fisik (tanah, flora) dan non fisik (masyarakat yang terdiri dari
kesempatan kerja, tata nilai, keamanan dsb). Aspek penting dalam evaluasi
dampak pengembangan obyek wisata adalah untuk mengetahui lebih awal
kemungkinan yang terjadi pada komponen fisik dan non fisik di dalam obyek
wisata. Kegiatan-kegiatan pengembangan dapat menimbulkan dampak negatif
dan positif, antara lain :

A. Dampak terhadap komponen fisik


Kegiatan yang mempengaruhi keadaan tanah dan flora di area tapak
adalah kegiatan pembangunan fasilitas. Kegiatan ini dapat merubah bentuk
permukaan tanah pada saat pemadatan/penggalian tanah serta merusak flora
ketika dilakukan kegiatan pembukaan lahan untuk peletakan fasilitas. Dampak
pada tanah ini sifatnya negatif dan timbul secara langsung terutama karena
jenis tanah yang ada pada obyek wisata merupakan tanah yang mudah longsor,
tetapi juga dapat dikategorikan dampaknya tidak penting karena perubahan
pada tanah hanya terjadi sementara saja yaitu pada masa pembangunan itu
berlangsung. Kemungkinan akan timbulnya erosi cukup kecil karena kegiatan
dialokasikan pada lahan yang tidak memiliki erosi cukup tinggi dan penataan
ruang kegiatan yang sesuai dan memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar.

B. Dampak terhadap komponen non fisik


Dampak komponen fisik meliputi dampak kesempatan kerja/berusaha
dan keamanan. Kesempatan kerja dipengaruhi oleh penyerapan tenaga kerja

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-48


LAPORAN AKHIR

yang berdampak positif atau penting yaitu pada saat kegiatan pembangunan
fasilitas, sehingga masyarakat akan mendapat kesempatan sbagai buruh
bangunan dan kesempatan kerja pada saat pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas/utilitas.
Dampak pengembangan dalam kesempatan berusaha dapat berakibat
negatif atau berdampak sangat penting bila masyarakat dengan inisiatif sendiri
memanfaatkan keadaan/situasi setempat, dengan mengandalkan modal,
ketrampilan yang terbatas membuka usaha baru baik di dalam kawasan
maupun diuar. Dampaknya negatif karena sifatnya tidak tahan lama dan tidak
teratur sehingga mengganggu estetika lingkungan obyek. Disisi lain dapat
berakibat positif atau berdampak sangat penting, bila terjadi kerjasama antara
pengelola dengan masyarakat yaitu dengan menyediakan sarana (fasilitas)
untuk menampung dan memasarkan usaha masyarakat setempat dan
dialokasikan secara teratur dan terencana dengan kegiatan lainnya.

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-49


LAPORAN AKHIR

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-50


LAPORAN AKHIR

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-51


LAPORAN AKHIR

Feasibility Studi Kegiatan Pariwisata di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang 5-52

Anda mungkin juga menyukai