Anda di halaman 1dari 49

MENGENAL TSUNAMI

DAN UPAYA MITIGASINYA

TSUNAMI RESEARCH GROUP – ITB

Dr. Eng. Hamzah Latief


Haris Sunendar S.Si., M.T
Aditya Ryadi S.Si., M.T
Dodi Julkarnaen S.Si
Garis Besar Pembahasan

No Topik Bahasan Tujuan Pembahasan


I BUMI Mengenal dan mengetahui bumi serta
karakteristiknya
II PERGERAKAN LEMPENG/LAPISAN Mengenal dan mengetahui sistem
BUMI pergerakan relatif kulit bumi (benua)
III GEMPA BUMI Mengenal dan mengetahui sistem
kesetimbangan alam sebagai konsekuensi
pergerakan lempeng bumi
IV TSUNAMI Mengenal pembangkitan, karakteristik,
serta dampak Tsunami
V MITIGASI Mengetahui upaya yang dapat dilakukan
dalam rangka mengurangi dampak dari
bencana alam Tsunami
VI TINDAKAN PERLINDUNGAN Mengetahui tindakan-tindakan yang dapat
TERHADAP BENCANA ALAM dilakukan dalam melindungi diri dari
TSUNAMI ancaman bahaya Tsunami
I. BUMI

Bentuk Bumi: ellipsoid


Radius equator = 6,378 km;
Radius kutub = 6,356 km;
Keliling bumi = 40,000 km.
KOMPOSISI LAUTAN DAN DARATAN

Sebagian besar permukaan bumi diliputi oleh lautan (kurang lebih


70%), dan dibagian bumi bagian selatan hampir 85% ditutupi oleh
lautan
PERMUKAAN DASAR LAUT

Seperti halnya daratan, Morfologi dasar laut juga terlihat


sama, terdapat gunung, lembah, gunung merapi, dll.
LAPISAN DALAM BUMI

• Bagian bumi tempat kita hidup dikenal


sebagai lapisan kulit / crust
• Kulit bumi merupakan bagian dari lapisan
bumi yang merupakan lapisan batuan keras
• Ketebalan lapisan kulit bumi bervariasi
antara 5 – 60 km, rata-rata ketebalan kulit
bumi sekitar 33 km.
• Komposisi pembentuk lapisan inti luar
‘bersifat’ cair (liquid), sedangkan inti dalam
diperkirakan tersusun dari komponen zat
cair.
II. PERGERAKAN LEMPENG BUMI

• Alfred Wegener seorang ilmuan


jerman (1912), mengemukakan
sebuah teori yang menyebutkan
bahwa lempeng benua itu bergerak.
• Secara global, benua yang ada saat
ini pada jaman purba merupakan
satu kesatuan benua yang besar
dengan nama “Pangea”.
• Benua Pangea terpecah karena
adanya pemanasan global sehingga
jigsaw dari benua tersebut tampak
seperti saat ini
PALUNG (TRENCH) DAN
PUNGGUNG GUNUNG LAUT (MID-OCEAN RIDGE
• 1940 ditemukan peralatan yang dapat menggambarkan dasar laut
• Dari hasil penggambaran dasar laut diketahui terdapat bagian yang sangat dalam,
memanjang dengan lebar yang relatif sempit, bentukan dasar laut ini dinamakan
“Palung / trench”
• Pada dasar laut terdapat gunung bawah laut yang sangat besar yang dinamakan
sebagai “Punggung Gunung Dasar Laut” (Mid-Atlantic Ridge), dengan bentuk yang
memanjang (65.000 km) dan puncang gunung yang relatif sempit.
PENJALARAN LEMPENG DASAR LAUT (1)

• Pada tahun 1962 para peneliti berpendapat bahwa pembetukan lempeng kulit bumi
terbentuk pada Ocean Ridge
• Para peneliti tersebut menemukan rekahan/celah pada tengah-tengah gunung ocean
ridge ini dimana lempeng dasar laut ini menjalar
• Magma (lelehan material pada lapisan mantel) muncul dari rekahan ridge yang
selanjutnya mengeras dan membentuk lempengan baru dan menggumpal. Seiring
dengan keluarnya magma dan lempeng baru, maka lempeng lama terdorong pada dua
sisi ridge.
• Pembentukan lempeng baru pada ridge berdasarkan penelitian para ahli berkisar
sekitar 2-20 cm per tahun di seluruh sistem lempeng bumi.
PENJALARAN LEMPENG DASAR LAUT (2)
DI PERBATASAN LEMPENG

Spreading Bondaries
Yang dimaksud dengan batas penjalaran disini
adalah ridge tempat pembentukan lempeng dan
penjalaran lempeng berawal

Colliding Bondaries
Area dimana dua lempeng saling
bertumbukan. Dimana tepi lempeng yang satu
akan masuk ke lapisan mantel dibawah
lempeng lainnya. Area ini disebut juga sebagai
area konvergen atau subduksi

Sliding Bondaries
Area dimana dua lempeng saling bergesekan
yang disebabkan karena adanya retakan pada
lapisan kulit bumi. Area gesekan ini juga dikenal
sebagai area translasi atau transform
III. GEMPA BUMI

• Fault / sesar adalah patahnya lapisan kulit bumi (berupa batuan


yang keras) yang disebabkan oleh pergerakan lapisan, sehingga
menimbulkan tekanan pada suatu area dan melewati
kemampuan elastisitasnya.
• Ketika lapisan kulit bumi ini patah, maka akan melepaskan
energi dan menyebabkan goncangan/getaran, hal ini dikenal
sebagai gempa bumi (Earthquake)
• Titik pusat dimana lapisan kulit / lempeng ini patah maka
dikenal sebagai titik hipocentrum, yaitu sebagai pusat gempa
dimana pusat energi dilepaskan.
• Sedangkan titik pusat gempa di permukaan bumi tepat diatas
hipocentrum dikenal sebagai epicentrum
SEISMISITAS DI INDONESIA

(Hall,1997)

Posisi Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama, hal ini menyebabkan
aktivitas gempa di Indonesia sangat tinggi
GEMPA DI INDONESIA

(Triyoso, 2002)

Posisi Indonesia yang rawan gempa dapat dilihat pada sebaran hipocentre yang hampir
merata diseluruh kawasan Indonesia, terutama di kawasan perairan.
Hipocentre di Indonesia di dominasi oleh hipocentre yang relatif dangkal
IV. TSUNAMI

• Tsunami dalam bahasa Jepang 


Harbor wave
• Pada awalnya Tsunami dikenal sebagai
Seismic Tidal Waves (Gelombang Seismik
pasang surut)
• 1946  Tsunami menjadi kata resmi di
dunia
• Beberapa hal yang dapat membangkitkan
Tsunami: Seismik (gempa bumi) serta
aktivitas non-Seismik (gunung merapi,
longsoran, hantaman comet dari luar
Latief,2005
angkasa, dan lain sebagainya)
Indonesia (1600-2005)
TSUNAMI ADALAH …

• Tsunami merupakan gelombang panjang yang dibentuk di


tengah lautan, dengan panjang gelombang yang sangat
panjang dan tinggi gelombang yang tidak terlalu besar
• Penjalaran gelombang tsunami tergantung pada respon
topografi bawah laut yang dilewatinya
• Pada perairan dangkal tinggi gelombang meninggi dan
kecepatannya menurun
• Kecepatan gelombang = 800km/h (deep waters)
= 200km/h (shallow waters)
= 25km/h (on the land)
• Tekanan tsunami = 8 ton/m2
KARAKTERISTIK FISIK TSUNAMI
FENOMENA ALAMIAH KEJADIAN SEBELUM
TSUNAMI

• Gempa Bumi (untuk lokasi yang dekat dengan sumber


Tsunami / Near Field Tsunami)
• Terlihat dinding gelombang menjalar ke arah pantai
• Surut muka air laut yang tidak biasa
• Getaran muka air laut yang tidak biasa
• Terdengar suara yang tidak biasa (drum band,
helikopter, boom)
• Observasi visual (garis gelombang warna putih)
• Tercium bau garam yang menyengat
• Kabut / fog (akibat interaksi air laut dan udara)
A. PEMBANGKITAN TSUNAMI AKIBAT GEMPA
BUMI

Fault / Sesar

Sesar Reverse,
berpotensi Tsunami

Sesar Normal, Sesar Geser,


berpotensi Tsunami tidak berpotensi
Tsunami
Proses Subduksi
PEMBENTUKAN TSUNAMI
Animation source: AOKI
B. PEMBANGKITAN TSUNAMI AKIBAT LETUSAN
GUNUNG MERAPI

TSUNAMI KRAKATAU
(1883)

Model source: Hamzah Latief & Aditya – Tsunami Research Group


C. PEMBANGKITAN TSUNAMI AKIBAT LONGSORAN /
JATUHAN

Slide and Slump (Skinner & www.geology.sdsu.edu, 1994)

Piroclastic Flow (Soufrière Hills – Montserrat) (Source: (www.geology.liverpool.ac.uk)


D. PEMBANGKITAN TSUNAMI AKIBAT HANTAMAN
BENDA LUAR ANGKASA (COMET)

Claudio Elidoro,2002 

F. Imamura, TEL-DCRC, 1998


TSUNAMI DI INDONESIA

During 1600-2005,
At least 110 tsunami events
in Indonesia

Modified from Latief et.al, 2000


Simulasi Tsunami Selat Makassar

The 1818 Bali Tsunami The 1820 Bima Tsunami The 1969 Mandar Tsunami The 1996 Toli-ToliTsunami

Distributions of Tsunamis Energy in Makassar Strait

Model source: Hamzah Latief & Haris


Simulasi Tsunami Flores

Year Mon Day Hour Min Sec Lat Lon Depth mb Ms Mw Mt I m Hmax N D F C V WS TR BR Source
1967 4 11 5 9 13.9 -3.47 119.07 19 5.5 1.5 2 N 13 T 3 IND WWT Makassar Strait.Indonesia
1969 2 23 0 37 4.6 -3.18 118.8 60 6.9 1.5 0 4 2N T 4 IND SGK Makassar Strait.Indonesia
Aditya & Latief, 2004
Simulasi Tsunami Pesisir Selatan Jawa Timur

Model source: Hamzah Latief & Haris


Simulasi Tsunami Toli-Toli

Latief, Hadi and Suci,2001


Simulasi Tsunami Biak

Tsunami Source 10 mnt

30 mnt

Maximum Elevation

60 mnt

Latief&Haris, 2003
Simulasi Tsunami Banggai (2000)

Latief, Aditya, Haris, 2003


Simulasi Tsunami Aceh (2004)

Latief, Aditya, Haris, (2006)


Simulasi Tsunami Aceh (2004)
CALANG

MEULABOH
Simulasi Tsunami Pangandaran (2006)

Latief, Aditya, Haris, (2006)


Tinggi Tsunami disepanjang pantai
Sebelum

Sesudah
V. MITGASI

A. Structural Measures
 Hard Protection : Artificial protection (seawall andbreakwater) 
Expensive
 Soft Protection : Vegetation or Greenbelt

SEAWALL in Japan

Hutan Pantai di Jepang Hutan Pantai di Pancer


B. non-Structural Measures (1)

Tsunami Risk Map (ie, the 1992 Flores Tsunami


above)
Tsunami Database & GIS
Real Time Observation
Early Warning System  concept
Land-use plan, building code, etc
Education (community respond, awareness,
evacuation, etc.)
B. non-Structural Measures (2)

Vulnerability map

Hazard map

Tsunami Risk Map


B. non-Structural Measures (3)
VI. TINDAKAN PERLINDUNGAN TEHADAP
BENCANA (TSUNAMI)

Langkah persiapan darurat adalah kesiapan dari suatu


komunitas untuk memaksimalkan serta
mengefisiensikan prioritas kesigapan pada saat periode
respon bencana

Pada kasus bencana alam Tsunami, korban yang


banyak jatuh disebabkan ketidaktahuan akan apa yang
harus dilakukan dan harus kemana untuk
menyelamatkan diri dan keluarga
Mendeteksi Tsunami dengan indra manusia

TOUCH / MERASAKAN
 Gempa bumi lokal yang kuat dapat menyebabkan Tsunami
 Guncangan berkali-kali, segera meninggalkan dataran rendah sekitar pantai dan
menuju ke daratan tinggi

SIGHT / PANDANGAN
 Sebelum Tsunami mencapai pantai, air akan surut hingga karang dan dasar laut
disekitar pantai akan terlihat
 Apabila melihat fenomena tersebut segera bergerak menyelamatkan diri

SOUND / PENDENGARAN
 Ketika gelombang Tsunami bergerak menuju pantai, gesekan gelombang dengan
dasar laut akan memberikan respon yang tidak normal berupa suara yang sangat
keras, bisa terdengar seperti suara kereta, pesawat, bom, dll (tergantung morfologi
laut yang dilewati)
Tsunami Preapardness

 Mengetahui perihal Tsunami. Hal ini dapat membantu dalam menghadapi Tsunami
 Saling berbagi pengetahuan dengan lingkungan disekitar
 Mengenal area dimana kita berada, bekerja, bermain atau berwisata khususnya untuk area
penyelamatan, rute penyelamatan, infrastruktut penting, dll
 Apabila tinggal di wilayah rawan Tsunami dan ketika terjadi bencana maka yang harus
dilakukan adalah:
 Menyelamatkan keluarga untuk segera meninggalkan rumah
 Berlari dengan tertib, tetap tenang ke area evakuasi atau ketempat yang dapat
dipergunakan untuk evakuasi (gedung tinggi, tower, dll)
 Ikuti anjuran dan arahan dari petugas tanggap darurat lokal yang ada atau pihak
berwenang yang bertugas
 Apabila kita sedang berada di wilayah pantai dan merasakan gempa bumi, maka:
 secepatnya lari ke tempat yang lebih tinggi, jangan menunggu sampai ada peringatan.
 Jauhi area sekitar sungai.
 Apabila sedang berada di sekolah dan terjadi Tsunami maka segera menyelamatkan diri dan
mengikuti arahan dari guru atau kepala sekolah
 Gedung-gedung tinggi yang berkontruksi kuat (beton) dapat dipergunakan sebagai
tempat evakuasi (lantai 3 keatas) apabila tidak sempat melarikan diri ke Area Penyelamatan
Langkah Pengamatan yang harus dilakukan ketika berada di
tengah laut (Nelayan)

 Jangan kembali ke daratan apabila mengetahui ada isu Tsunami di tengah lautan
 Tsunami dapat menyebabkan perubahan muka air laut yang sangat cepat dan arus
yang berbahaya yang semakin besar di daratan. Nelayan (orang-orang yang
berada di atas kapal) termasuk kelompok yang mempunyai resiko bahaya tinggi.
 Kapal akan lebih aman apabila berada pada area perairan dengan kedalaman lebih
dari 400 m dibandingkan di dekat daratan. Pantai terus radio komunikasi dengan
daratan sampai keadaan aman.
 Jangan mengambil resiko memaksakan kapal berlayar ke perairan dalam apabila
terlalu dekat dengan gelombang datang Tsunami.
 Tetap berkomunikasi dengan daratan (pelabuhan) untuk meyakinkan kondisi
aktual di daratan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai