• Pada tahun 1962 para peneliti berpendapat bahwa pembetukan lempeng kulit bumi
terbentuk pada Ocean Ridge
• Para peneliti tersebut menemukan rekahan/celah pada tengah-tengah gunung ocean
ridge ini dimana lempeng dasar laut ini menjalar
• Magma (lelehan material pada lapisan mantel) muncul dari rekahan ridge yang
selanjutnya mengeras dan membentuk lempengan baru dan menggumpal. Seiring
dengan keluarnya magma dan lempeng baru, maka lempeng lama terdorong pada dua
sisi ridge.
• Pembentukan lempeng baru pada ridge berdasarkan penelitian para ahli berkisar
sekitar 2-20 cm per tahun di seluruh sistem lempeng bumi.
PENJALARAN LEMPENG DASAR LAUT (2)
DI PERBATASAN LEMPENG
Spreading Bondaries
Yang dimaksud dengan batas penjalaran disini
adalah ridge tempat pembentukan lempeng dan
penjalaran lempeng berawal
Colliding Bondaries
Area dimana dua lempeng saling
bertumbukan. Dimana tepi lempeng yang satu
akan masuk ke lapisan mantel dibawah
lempeng lainnya. Area ini disebut juga sebagai
area konvergen atau subduksi
Sliding Bondaries
Area dimana dua lempeng saling bergesekan
yang disebabkan karena adanya retakan pada
lapisan kulit bumi. Area gesekan ini juga dikenal
sebagai area translasi atau transform
III. GEMPA BUMI
(Hall,1997)
Posisi Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama, hal ini menyebabkan
aktivitas gempa di Indonesia sangat tinggi
GEMPA DI INDONESIA
(Triyoso, 2002)
Posisi Indonesia yang rawan gempa dapat dilihat pada sebaran hipocentre yang hampir
merata diseluruh kawasan Indonesia, terutama di kawasan perairan.
Hipocentre di Indonesia di dominasi oleh hipocentre yang relatif dangkal
IV. TSUNAMI
Fault / Sesar
Sesar Reverse,
berpotensi Tsunami
TSUNAMI KRAKATAU
(1883)
Claudio Elidoro,2002
During 1600-2005,
At least 110 tsunami events
in Indonesia
The 1818 Bali Tsunami The 1820 Bima Tsunami The 1969 Mandar Tsunami The 1996 Toli-ToliTsunami
Year Mon Day Hour Min Sec Lat Lon Depth mb Ms Mw Mt I m Hmax N D F C V WS TR BR Source
1967 4 11 5 9 13.9 -3.47 119.07 19 5.5 1.5 2 N 13 T 3 IND WWT Makassar Strait.Indonesia
1969 2 23 0 37 4.6 -3.18 118.8 60 6.9 1.5 0 4 2N T 4 IND SGK Makassar Strait.Indonesia
Aditya & Latief, 2004
Simulasi Tsunami Pesisir Selatan Jawa Timur
30 mnt
Maximum Elevation
60 mnt
Latief&Haris, 2003
Simulasi Tsunami Banggai (2000)
MEULABOH
Simulasi Tsunami Pangandaran (2006)
Sesudah
V. MITGASI
A. Structural Measures
Hard Protection : Artificial protection (seawall andbreakwater)
Expensive
Soft Protection : Vegetation or Greenbelt
SEAWALL in Japan
Vulnerability map
Hazard map
TOUCH / MERASAKAN
Gempa bumi lokal yang kuat dapat menyebabkan Tsunami
Guncangan berkali-kali, segera meninggalkan dataran rendah sekitar pantai dan
menuju ke daratan tinggi
SIGHT / PANDANGAN
Sebelum Tsunami mencapai pantai, air akan surut hingga karang dan dasar laut
disekitar pantai akan terlihat
Apabila melihat fenomena tersebut segera bergerak menyelamatkan diri
SOUND / PENDENGARAN
Ketika gelombang Tsunami bergerak menuju pantai, gesekan gelombang dengan
dasar laut akan memberikan respon yang tidak normal berupa suara yang sangat
keras, bisa terdengar seperti suara kereta, pesawat, bom, dll (tergantung morfologi
laut yang dilewati)
Tsunami Preapardness
Mengetahui perihal Tsunami. Hal ini dapat membantu dalam menghadapi Tsunami
Saling berbagi pengetahuan dengan lingkungan disekitar
Mengenal area dimana kita berada, bekerja, bermain atau berwisata khususnya untuk area
penyelamatan, rute penyelamatan, infrastruktut penting, dll
Apabila tinggal di wilayah rawan Tsunami dan ketika terjadi bencana maka yang harus
dilakukan adalah:
Menyelamatkan keluarga untuk segera meninggalkan rumah
Berlari dengan tertib, tetap tenang ke area evakuasi atau ketempat yang dapat
dipergunakan untuk evakuasi (gedung tinggi, tower, dll)
Ikuti anjuran dan arahan dari petugas tanggap darurat lokal yang ada atau pihak
berwenang yang bertugas
Apabila kita sedang berada di wilayah pantai dan merasakan gempa bumi, maka:
secepatnya lari ke tempat yang lebih tinggi, jangan menunggu sampai ada peringatan.
Jauhi area sekitar sungai.
Apabila sedang berada di sekolah dan terjadi Tsunami maka segera menyelamatkan diri dan
mengikuti arahan dari guru atau kepala sekolah
Gedung-gedung tinggi yang berkontruksi kuat (beton) dapat dipergunakan sebagai
tempat evakuasi (lantai 3 keatas) apabila tidak sempat melarikan diri ke Area Penyelamatan
Langkah Pengamatan yang harus dilakukan ketika berada di
tengah laut (Nelayan)
Jangan kembali ke daratan apabila mengetahui ada isu Tsunami di tengah lautan
Tsunami dapat menyebabkan perubahan muka air laut yang sangat cepat dan arus
yang berbahaya yang semakin besar di daratan. Nelayan (orang-orang yang
berada di atas kapal) termasuk kelompok yang mempunyai resiko bahaya tinggi.
Kapal akan lebih aman apabila berada pada area perairan dengan kedalaman lebih
dari 400 m dibandingkan di dekat daratan. Pantai terus radio komunikasi dengan
daratan sampai keadaan aman.
Jangan mengambil resiko memaksakan kapal berlayar ke perairan dalam apabila
terlalu dekat dengan gelombang datang Tsunami.
Tetap berkomunikasi dengan daratan (pelabuhan) untuk meyakinkan kondisi
aktual di daratan
TERIMA KASIH