Anda di halaman 1dari 22

TEORI GEMPA

Nama Kelompok

1.I GEDE ARYA WISTARA (1661121089)

2.I GEDE MADE ADITYA PRADNYANA

3.I MADE WINDHUYURISTANA

4.I WAYAN WIRA KUSUMA JAYA

5.DEDY SULAIMAN RAJAB

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
2017
GEMPA BUMI

A. Pengertian
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak
bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari
pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan
kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan
sampai ke permukaan bumi.

B. Karakteristik
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
 Lokasi kejadian tertentu
 Akibatnya dapat menimbulkan bencana
 Berpotensi terulang lagi
 Belum dapat diprediksi
 Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

C. Tipe Gempa Bumi


Tipe-tipe gempa bumi dapat digolongkan menjadi:
1. Gempa bumi vulkanik (Gunung Api). Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan
yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut
hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik. Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan
antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke
seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan
kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa.
Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan,
dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi
juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan
lainnya.
E. Terjadinya Gempa Bumi

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa


lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi
yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka
lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang
memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung
berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan
kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental
Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir,
merupakan batuan yang relatif dingin dan
bagian paling atas berada pada kondisi padat
dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan
yang jauh lebih panas yang disebut mantel.
Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga
senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga
dapat bergerak sesuai dengan proses
pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik
yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut
bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng
tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling
menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu
sesar, keduanya dapat bergerak saling
menjauhi, saling mendekati atau saling
bergeser. Umumnya, gerakan ini
berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-
kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi
pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada
lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga
terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
F. Jalur Gempa Bumi Dunia

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur


pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng
Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah
utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik
bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga
apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan
berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh,
Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu
jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan
upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk
mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami. Mengingat terdapat
selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu
tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System/
Ina-TEWS).
G. Alat ukur gempa bumi
Seismometer adalah alat untuk mengukur getaran tanah, untuk mencari sumber
gempa, kedalaman gempa, serta kekuatan dari gempa tersebut. Seismometer
adalah alat yang sangat sensitif terhadap gerakan naik turun permukaan bumi.
setiap gerakan dalam bumi mampu menggetarkan bumi.

H. Cara Kerja Seismometer


Seismometer adalah alat untuk mengukur getaran bumi. getaran bumi memiliki
dua macam bentuk, yaitu getaran vertikal dan getaran horizontal. Setiap getaran
memiliki karakter yang berbeda, oleh karena itu alat yang di pakai juga berbeda.
Terdapat dua macam seismometer, yaitu seismometer untuk mengukur getaran
vertikal dan seismometer untuk mengukur getaran horizontal. Pada
seismometer sederhana, dalam mengkur menggunakan bantuan pendulum.
Setiap pendulum di pasang dengan cara yang berbeda tergantung pada getaran
gempa tersebut.

I. Pengukuran gempa bumi


Pada tahun 1935, ahli seismologi Amerika, Charles F. Richter (1900 – 1985)
mengembangkan sistem pengukuran kekutan gempa. Setiap angka pada skala
Richter menggambarkan 10 kali peningkatan gerakan tanah yang tercatat oleh
seimograf. Jadi pada gempa bumi dengan kekuatan 7, tanah bergerak 100 kali
lebih banyak dari pada gempa berkekuatan 5 pada skala Richter.

KEKUATAN KETERANGAN RATA-RATA INTENSITAS DEKAT EPISENTRUM

0 – 1,9 - 700.000 Tercatat, tapi tidak terasa

2 – 2,9 - 300.000 Tercatat, tapi tidak terasa

3 – 3,9 KECIL 40.000 Dirasakan oleh sedikit orang

4 – 4,9 RINGAN 6.200 Dirasakan oleh banyak orang

5 – 5,9 SEDANG 800 Agak merusak

6 – 6,9 KUAT 120 Merusak

7 – 7,9 BESAR 18 Sangat merusak

1 dalam
8 – 8,9 DAHSYAT Menghancurkan
10 – 20 tahun
J. Secara Umum Penyebab Kerusakan Pada Bangunan Akibat Gempa
1. Beragam kondisi iklim dan topografi
2. Rendahnya kualitas bahan bangunan yang dipakai.
3. Rendahnya kualitas pelaksanaan pembangunan.
4. Kurangnya pengetahuan teknik serta keterampilan
didalampelaksanaanpembangunan.
5. Keterbatasan biaya pelaksanaan pembangunan.

K. Secara teknis penyebab kerusakan pada bangunan akibat gempa


• Struktur dinding pemikul.

• Struktur rangka pemikul yang terdiri dari struktur rangka sederhana dengan
dinding pengisi untuk menahan
beban lateral secara bersama-sama, dan struktur rangka balok dan kolom kaku
untuk menahan beban latera
L. KATEGORI KERUSAKAN
1. Kerusakan ringan non struktur
– Retak halus (lebar celah < 0.075 cm) pada plesteran.
– Serpihan plesteran berjatuhan.
– Mencakup luas yang terbatas.

2. Kerusakan ringan struktur


– Retak kecil (lebar celah 0.075 – 6 cm) pada dinding.
–Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban,
kolom, cerobong miring dan runtuh.
–Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian.
– layak fungsi/huni

3. Kerusakan struktur tingkat sedang


–Retak besar (lebar celah > 0,6 cm) pada dinding.
–Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban,
kolom; cerobong miring; dan runtuh .
–Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian.
–Laik fungsi/huni

4. Kerusakan struktur tingkat berat


– Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh.
– Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat .
– Kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan.
– Tidak laik fungsi/huni.
5. Kerusakan Total.
– Bangunan roboh seluruhnya ( > 65%)
– Sebagian besar komponen utama struktur rusak.
– Tidak laik fungsi/ huni .

M. Jenis perbaikan

1. Perbaikan Arsitektur (repair)

• Tujuannya adalah mengembalikan bentuk arsitektur bangunan agar semua


perlengkapan/peralatan dapat berfungsi kembali. Tindakan-tindakan yang
termasuk jenis ini :

• →Menambal retak-retak pada tembok, plesteran, dll.

• →Memperbaiki pintu-pintu, jendela-jendela, mengganti kaca, dll.

• →Memperbaiki kabel-kabel listrik.

• →Memperbaiki pipa-pipa air, pipa gas, saluran pembuangan.

• →Membangun kembali dinding-dinding pemisah, cerobong, pagar.

• →Memplester kembali dinding-dinding.

• →Mengatur kembali genteng-genteng.

• →Mengecat ulang, dll

2. Restorasi (restoration)

• Tujuannya untuk melakukan perbaikan pada elemen- elemen struktur penahan


beban.Tindakan-tindakan yang termasuk jenis ini :

• →Menginjeksikan air semen atau bahan-bahan epoxy (bila ada) ke dalam retak-
retak kecil yang terjadi pada dinding pemikul beban, balok, maupun kolom.
Retak kecil adalah retak yang mempunyai lebar celah antara 0,075 cm dan 0,6
cm.

• →Penambahan jaringan tulangan pada dinding pemikul, balok, maupun kolom


yang mengalami retak besar kemudian diplester kembali. Retak besar adalah
retak yang mempunyai lebar celah lebih besar dari 0,6 cm.

• →Membongkar bagian-bagian dinding yang terbelah dan menggantikannya


dengan dinding baru dengan spesi yang lebih kuat dan dijangkar pada portal.
3. Perkuatan (Strengthening)

Tujuannya meningkatkan kekuatan struktur dibandingkan dengan kekuatan semula.


Tindakan-tindakan yang termasuk jenis ini :

• Menambah daya tahan terhadap beban lateral dengan jalan menambah dinding,
menambah kolom, dll .

• Menjadikan bangunan sebagai satu kesatuan dengan jalan mengikat semua


unsur penahan beban satu dengan lainnya.

• Menghilangkan sumber-sumber kelemahan atau yang dapat menyebabkan


terjadinya konsentrasi tegangan di bagian-bagian tertentu :

• a. Penyebaran letak kolom yang tidak simetris. b. Penyebaran letak dinding yang
tidak simetris.

• c. Beda kekakuan yang menyolok antara lantai yang satu dengan yang lainnya.

• d. Bukaan-bukaan yang berlebihan.

• Menghindarkan terjadinya kehancuran getas dengan cara

N. Teknik Restorasi
1.Restorasi pada dinding
Pengisian bagian yang retak (tidak dalam) dengan adukan semen.

2. Restorasi pada dinding


Jaringan kawat ayam pada bagian yang retak (dalam).
3.Restorasi pada kolom
Kolom yang mengalami retak sedang, bagian yang rusak dibobok dan
dibersihkan, setelah itu dicor kembali

4. Restorasi pada kolom


Kolom yang mengalami retak berat sehingga berdasarkan pengamatan
diragukan kekuatannya, bagian yang rusak dibobok dan dibersihkan, bila perlu
ditambahkan tulangan dan sengkang baru kemudian dicor kembali
O. Tabel Jenis Kerusakan

No Jenis Kerusakan Tindakan yang perlu dilakukan

1 Kerusakan ringan non struktur Perbaikan (repair) secara arsitektur tanpa


mengosongkan bangunan.

2 Kerusakan ringan struktur Perbaikan (repair) secara arsitektur agar


daya tahan bangunan dapat terpelihara
tanpa mengosongkan bangunan

3 Kerusakan struktur tingkat Restorasi bagian struktur dan perkuatan


sedang
(strengthening) untuk menahan beban
gempa. Perbaikan (repair) secara arsitektur.

Bangunan dikosongkan dan dapat dihuni


kembali setelah restorasi.

4 Kerusakan struktur tingkat berat Bangunan harus dikosongkan dan


dirobohkan atau dilakukan restorasi dan
perkuatan secara menyeluruh sebelum
bangunan di huni kembali.

5 Kerusakan total Merubuhkan bangunan, membersihkan


lokasi, dan membangun kembali.

P. Penanggulangan gempa secara umum

. Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa:

• Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.

• Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil
terhadap guncangan.

• Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik
saat tidak digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti
kebakaran dan gangguan sanitasi.
• Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat
guncangan dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik.

B. Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:

• Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan tidak panic,
gunakan pintu dan tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift
atau elevator, jangan berlindung di bawah jembatan, jalan laying, ataupun
benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh,
dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa
susulan selang beberapa lama.

• Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah
pohon atau di tempat dekat tiang/gardu listrik, dan jika getaran gempa kuat,
ambillah posisi duduk daripada berdiri.

• Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan dan segera


menepi, jangan memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau
persimpangan jalan, dan jangan segera melanjutkan perjalanan sebelum
dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama.

C. Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa:

• Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau
mengalami luka-lukaa.

• Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai
pertolongan pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.

• Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi


pemerintah.

• Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda


darurat di halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.

• Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah Anda, jika terdapat puing-puing
segera dibersihkan.
Q. Penanggulangan Gempa Secara Teknik Sipil

Berikut ini adalah contoh lebih lanjut peran teknik sipil dalam penanggulangan bencana
alam, baik akibat dinamika geologi (gempabumi, gunung api, dan tsunami),

1.Gempa Bumi

Gambar Proses desain bangunan tahan gempa menggunakan konsep


perencanaan tahan gempa
Gambar Percoban struktur tahan gempa menggunakan isolasi dasar dan kendali
struktur

2. Gunung Api
gambarBangunan Sabo untuk menahan dan mengarahkan aliran lahar dingin
(lahar hujan) pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar kawah gunung api
3.Tsunami

Gambar Dinding/bangunan penahan tsunami setinggi 15 m di Fudai Jepang yang


sudah meyelamatkan seluruh (3000) penduduk di sana dari terjangan tsunami
2011 yang lalu
Gambar Bangunan evakuasi sementara tsunami yang digunakan pada pesisir
datar pemukiman yang tidak mempunyai bangunan tahan tinggi tahan tsunami
dan jauh dari bukit atau gunung

R. Sejarah Besar Gempa Bumi Dunia


 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa
tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini
berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika) mengguncang Padang-
Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan
terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang
Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali,
berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya
karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala
Richter
 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul
05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada
skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala
Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga
kehilangan tempat tinggal.
 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia
Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang
tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari
220.000 jiwa.
 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran
6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan
menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan
2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter,
menyebabkan 2.400 korban tewas.
 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan
merenggut 17.000 nyawa.
 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171
nyawa.
 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada
skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan
merenggut 6.000 nyawa.
 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter
dan menewaskan 1.000 orang.
 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter
dan menewaskan 2.500 orang.
 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut
50.000 nyawa.
 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala
Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter
dan menyebabkan 25.000 kematian.
 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma
Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania,
Bukares (Bucureşti).
 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan
menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh.
 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada
ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan
memusnahkan seluruh kota Agadir.
 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan
menyebabkan 33.000 orang tewas.
 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter,
28.000 kematian.
 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan
menewaskan 50.000 orang.
 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan
merenggut sedikitnya 140.000 nyawa
S. Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang
dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada:
1. Di dalam rumah. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu
itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda.
Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-
benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk
mencegah terjadinya kebakaran.
2. Di sekolah. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas
atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari
jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat
gedung, tiang dan pohon.
3. Di luar rumah. Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya.
Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari
jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan
menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
4. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas
atau satpam.
5. Di dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam
lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat
keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi
manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
6. Di kereta api. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak
akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap
informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
7. Di dalam mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-
akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil
dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda
di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus
mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
8. Di gunung/pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung.
Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang
dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak,
cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera
saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah
sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah
memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar
anda.
10. Dengarkan informasi. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul
kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang
bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda
dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau
polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

T. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi


Untuk menghadapi bencana gempa bumi, maka diperlukan strategi yang tepat,
diantaranya:
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah
rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi
dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya

U. Daftar Pustaka
Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia, Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral. 2010.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg diakses pada Sabtu
malam, 24 September 2011
http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6 diakses pada Sabtu malam, 24
September 2011
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg diakses pada
Sabtu malam, 24 September 2011
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-indonesia/ diakses
pada Sabtu malam, 24 September 2011

Anda mungkin juga menyukai