Disusun Oleh:
SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
BIODATA
A. Seismisitas Bumi.
gempa khususnya kekuatan (atau energinya) dan penyebarannya diseluruh permukaan bumi
serta di dalam bumi. Gempa bumi merupakan gejala alam yang sangat dikenal di Indonesia
karena sering terjadi di dalam wilayah negara ini. Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran
yang bersifat alamiah, terletak pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Oleh
manusia, gempa ini dapat dirasakan atau hanya dapat diamati dengan alat tertentu saja. Selain
disebabkan oleh gempa, getaran dipermukaan bumi juga disebabkan oleh gejala lain yang
sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Gempabumi
adalah pergeseran tiba-tiba akibat patahnya lapisan tanah di bawah permukaan bumi.
Seketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang
ini menjalar menjauhi fokus pusat terjadinya gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika
gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak, tergantung
pada kekuatan sumber, jarak episenter, dan kedalaman fokus, disamping itu juga mutu
bangunan dan mutu tanah dimana bangunan itu berdiri. Gempabumi dapat terjadi dimanapun
di bumi ini, tetapi umumnya gempabumi terjadi di sekitar batas lempeng tektonik yang
disekitarnya terdapat banyak sesar / patahan aktif. Titik tertentu di sepanjang sesar yang
merupakan sumber dan tempat dimulainya gempa disebut fokus atau hyposenter dan titik di
B. Gempa Bumi
Gempabumi adalah pergeseran tiba-tiba akibat patahnya lapisan tanah di bawah
permukaan bumi. Seketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang
seismik. Gelombang ini menjalar menjauhi fokus pusat terjadinya gempa ke segala arah di
dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau
tidak, tergantung pada kekuatan sumber, jarak episenter, dan kedalaman fokus, disamping itu
juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangunan itu berdiri.
Lapisan litosfir bumi terdiri atas lempeng-lempeng tektonik yang kaku dan terapung di
atas batuan yang relatif tidak kaku. Daerah pertemuan dua lempeng atau lebih kita sebut
sebagai plate margin atau batas lempeng. Di sekitar daerah tersebut, biasanya terdapat banyak
sesar aktif yang berpotensi sebagai sumber gempabumi. Ada pula gejala alam yang disebut
sebagai liquafaction, yaitu peristiwa berubahnya lapisan sedimen lepas (pasir) menjadi
bersifat seperti fluida karena adanya getaran yang mengenai endapan tersebut.
Ada lima penyebab terjadinya gempa yang tiga merupakan penyebab utama
sedangkan yang dua merupakan penyebab gempa yang sangat jarang terjadi.
1) Gempa tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran-
pergeseran kerak bumi, atau dengan kata lain yang bertalian dengan peristiwa-
peristiwa tektonisme. Dari sekian banyak peristiwa tektonik yang paling banyak
menghasilkan gempa adalah tektonik yang dapat mengakibatkan dislokasi /
displacement atau yang kita kenal dengan nama patahan ( dis = terpisah, locus =
tempat ).
Pergeseran kerak bumi di sepanjang bidang patahan menimbulkan goncangan
yang kemudian merambat ke segala arah melalui materi-materi penyusun bumi. Bila
merambat melalui permukaan bumi, goncangannya akan membinasakan semua yang
tidak tahan menahan goncangan tersebut. Di beberapa tempat goncangan yang begitu
hebatnya menghasilkan jurang dalam dan lebar.
Ada tiga macam pergeseran lempeng tektonik yaitu
Divergensi :Lempeng-lempeng saling menjauhi. Areanya disebut daerah
divergensi. Pada daerah ini magma panas menembus diantara dua lempeng dan
membentuk batuan baru yang akan menyebabkan terbentuknya punggung
samudra.
Konvergensi :Lempeng-lempeng saling bertemu yang akan menyebabkan
terbentuknya pegunungan, contohnya terbentuknya pegunungan Himalaya. Atau
jika pertemuan kedua lempeng terjadi didasar laut , lempeng dasar laut akan
menyusup ke bawah lempeng benua.
Titik tertentu di sepanjang sesar yang merupakan sumber dan tempat dimulainya
gempa disebut fokus atau hyposenter. Hyposenter=parameter sumber gempa bumi
yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan kedalaman
sumber)
Pusat gempa di dalam bumi bukanlah merupakan suatu titik melainkan lebih
cenderung berupa garis atau daerah, yaitu sepanjang patahan dimana terjadi pergeseran
kerak bumi. Pusat gempa dikenal dengan nama hiposentrum. Tempat di permukaan bumi
yang tegak lurus di atas hiposentrum disebut episentrum ( Yunani: Hypo = di bawah; Epi
= di atas ). Untuk menentukan letak suatu episentrum gempa,diperlukan catatan gempa
bumi dari minimal 3 stasiun pencatat gempa bumi. Jarak stasiun ke episentrum dapat
dihitung dengan menggunakan hukuim Laska sebagai berikut :
σ = [ ( S – P ) – r ] megameter
Keterangan
σ = Delta, menujukan jarak episentrum
S = saat tibanya gelombang s pada seismograf
P = saat tibanya gelombang p pada seismograf
r = 1 menit, 1 megameter = 1000 meter
Dari masing-masing stasiun di buat lingkaran dengan jari-jari jaraknya ke
pusat gempa. Titik potong ke tiga lingkaran itu merupakan episentrum. Cara lain yaitu
menggunakan 3 stasiun yang mencatat getaran gempa pada saat yang bersamaan. Stasiun-
stasiun itu dihubungkan dengan garis lurus, dan selanjutnya dari titik tengah garis-garis
tersebut dibuat garis tegak lurus, titik potongnya merupakan episentrum.
Mekanisme untuk mengidentifikasi sifat asal gempa sehingga dapat diketahui
gempa tersebut disebabkan oleh sesar normal, sesar naik ataukah sesar mendatar disebut
mekanisma fokus gempa. Contohnya adalah gempa Jogja yang estela dilakukan analisa
disebabkan oleh sesar tegak dengan pergesaran mendatar.
II
I
TARIKAN TEKANAN
TEKANAN TARIKAN
III
IV
Gelombang seismik, atau getaran, yang terjadi selama gempabumi terjadi, tergambar
sebagai garis bergelombang seismogram.
Di bawah permukaan bumi terdapat lapisan batu molten panas yang dikenali sebagai
mantel,kepingan-kepingan dan serpihan bumi terapung-apung di atas lapisan ini batu yang
cair seperti kapal terapung-apung di lautan.Apabila kepingan kerak bumi dan lapisan tektonik
bertembung maka berlaku gegaran. Apabila lapisan ini bertolak-tolakan antara satu sama lain
dan melarikan diri atau tergelincir dari arah bertentangan maka inilah yang dikatakan gempa
Gempa bumi biasanya terjadi berupa rangkaian yang terdiri atas beberapa getaran
dari beberapa fokus gempa. Jika ditinjau dari besarnya energi yang dilepaskan, biasanya
gempa bumi yang terbesar akan didahului oleh gempa bumi lain di dekatnya. Gempa bumi
yang terjadi lebih dahulu ini disebut gempa awal (foreschock). Gempa bumi ini kemudian
disusul oleh gempa utama (mainschock) dan dilanjutkan dengan sejumlah gempa susulan
(afterschock). Energi terbesar dilepaskan pada waktu terjadi gempa utama. Dari bencana
yang diakibatkan oleh gempa, orang dapat membuat skala, yang disebut intensitas. Skala
intensitas menggambarkan besarnya kerusakan yang diderita oleh suatu lokasi yang
diakibatkan oleh getaran gempa. Dikenal berbagai macam skala intensitas, antara lain skala
MMI (Modified Mercalli Intensity) yang banyak digunakan di Indonesia, dan skala Japan
I. Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV. Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, diluar oleh beberapa orang
terbangun, gerabah pecah, jendela/pintu gemerincing dan dinding berbunyi.
V. Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah
pecah, jendela dan sbb pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan lain-lain
barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk kebanyakan semua terkejut dan lari keluar,
plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII. Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan
dan kontruksi yang baik sedangkan pada bangunan dengan kontruksi kurang baik terjadi
retak-retak kemudian cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII. Kerusakan ringan pada bangunan dengan kontruksi yang kuat. Retak-retak pada
bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari pabrik-
pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX. Kerusakan pada bangunan yang kuat rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus banyak
retak-retak pada bangunan yang kuat. Rumah tampak agak berpindah dari
pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X. Bangunan dari kayu yang kuat rusak; rangka-rangka rumah lepas dari pondamennya;
tanah terbelah; rel melengkung; tanah longsor ditiap-tiap sungai dan ditanah-tanah yang
curam.
XI. Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali; tanah terbelah; rel melengkung
sekali.
XII. Hancur sama sekali. Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi
gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
C. Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang menjalar di dalam bumi.
Gelombang elastik yang menjalar di dalam medium seperti gelombang suara, berdasrakan
sifat-sifatnya yang dikategorikan juga sebagai gelombang seismik. Gelombang seismik dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan.
Rekaman getaran atau seismogram adalah bentuk bermacam-macam gelombang
yang memiliki berbagai periode. Gelombang yang datang paling awal ialah gelombang
kompresi (P) , disusul oleh gelombang shear (S). Kedua gelombang tersebut disebut
gelombang badan karena menjalar di dalam bahan. Gelombang P atau gelombang primer atau
gelombang longitudinal menjalar searah dengan arah penjalarannya yang dapat menjalar
dalam segala medium, sedang gelombang S atau gelombang sekunder atau gelombang
transversal yang hanya menjalar dalam medium padat yang dalam penjalarannya tegak lurus
yang menjalar dipermukaan benda padat, pada bidang vertikal, dan menjalar searah dengan
arah penjalarannya (gambar 5.13). Makin ke dalam, gelombang ini akan menurun
amplitudonya secara ekaponensial. Jenis gelombang permukaan yang lain ialah yang
penjalarannya ditunjukkan pada gambar 5.13. Selain kedua gelombang tersebut dikenal juga
gelombang tabung, yaitu gelombang yang menjalar pada batas antara dua jenis benda. Yang
diakibatkan oleh getaran gempa juga sangat berhubungan dengan jenis gelombang yang
mempengaruhi struktur bangunan. Gaya yang disebabkan oleh getaran gempa ditulis
sebagai :
d2x
F = m.a = m
dt2
a = Percepatan.
( 2πt )
x = x0 cos
T
Jadi :
( 4π2t )
F = -m
T2
Dari persamaan tersebut jelaslah bahwa jika periode (T) kecil (atau a besar), maka F
menjadi besar. Kerusakan yang terjadi tergantung pada F dan lamanya getaran (t), serta
sejumlah getaran.