Anda di halaman 1dari 14

Tugas Matakuliah Fisika Bumi

Seismisitas dan Mekanisme Gempa Bumi

Disusun Oleh:

Nama : Alfina Taurida Alaydrus


NIM : 260108
Jurusan : S2-Ilmu Fisika

SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
BIODATA

Nama : Alfina Taurida Alaydrus, S.Pd


NIM : 260108
TTL : Mataram, 5 Mei 1984
Asal : Mataram NTB
BAB V
SEISMISITAS DAN MEKANISME GEMPA BUMI

A. Seismisitas Bumi.

Seismisitas (aktivitas yang berhubungan dengan gempa) kita memaknai geografi

gempa khususnya kekuatan (atau energinya) dan penyebarannya diseluruh permukaan bumi

serta di dalam bumi. Gempa bumi merupakan gejala alam yang sangat dikenal di Indonesia

karena sering terjadi di dalam wilayah negara ini. Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran

yang bersifat alamiah, terletak pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Oleh

manusia, gempa ini dapat dirasakan atau hanya dapat diamati dengan alat tertentu saja. Selain

disebabkan oleh gempa, getaran dipermukaan bumi juga disebabkan oleh gejala lain yang

sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Gempabumi

adalah pergeseran tiba-tiba akibat patahnya lapisan tanah di bawah permukaan bumi.

Seketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang

ini menjalar menjauhi fokus pusat terjadinya gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika

gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak, tergantung

pada kekuatan sumber, jarak episenter, dan kedalaman fokus, disamping itu juga mutu

bangunan dan mutu tanah dimana bangunan itu berdiri. Gempabumi dapat terjadi dimanapun

di bumi ini, tetapi umumnya gempabumi terjadi di sekitar batas lempeng tektonik yang

disekitarnya terdapat banyak sesar / patahan aktif. Titik tertentu di sepanjang sesar yang

merupakan sumber dan tempat dimulainya gempa disebut fokus atau hyposenter dan titik di

permukaan bumi yang tepat di atasnya disebut episenter.

B. Gempa Bumi
Gempabumi adalah pergeseran tiba-tiba akibat patahnya lapisan tanah di bawah
permukaan bumi. Seketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang
seismik. Gelombang ini menjalar menjauhi fokus pusat terjadinya gempa ke segala arah di
dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau
tidak, tergantung pada kekuatan sumber, jarak episenter, dan kedalaman fokus, disamping itu
juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangunan itu berdiri.
Lapisan litosfir bumi terdiri atas lempeng-lempeng tektonik yang kaku dan terapung di
atas batuan yang relatif tidak kaku. Daerah pertemuan dua lempeng atau lebih kita sebut
sebagai plate margin atau batas lempeng. Di sekitar daerah tersebut, biasanya terdapat banyak
sesar aktif yang berpotensi sebagai sumber gempabumi. Ada pula gejala alam yang disebut
sebagai liquafaction, yaitu peristiwa berubahnya lapisan sedimen lepas (pasir) menjadi
bersifat seperti fluida karena adanya getaran yang mengenai endapan tersebut.
Ada lima penyebab terjadinya gempa yang tiga merupakan penyebab utama
sedangkan yang dua merupakan penyebab gempa yang sangat jarang terjadi.
1) Gempa tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran-
pergeseran kerak bumi, atau dengan kata lain yang bertalian dengan peristiwa-
peristiwa tektonisme. Dari sekian banyak peristiwa tektonik yang paling banyak
menghasilkan gempa adalah tektonik yang dapat mengakibatkan dislokasi /
displacement atau yang kita kenal dengan nama patahan ( dis = terpisah, locus =
tempat ).
Pergeseran kerak bumi di sepanjang bidang patahan menimbulkan goncangan
yang kemudian merambat ke segala arah melalui materi-materi penyusun bumi. Bila
merambat melalui permukaan bumi, goncangannya akan membinasakan semua yang
tidak tahan menahan goncangan tersebut. Di beberapa tempat goncangan yang begitu
hebatnya menghasilkan jurang dalam dan lebar.
Ada tiga macam pergeseran lempeng tektonik yaitu
 Divergensi :Lempeng-lempeng saling menjauhi. Areanya disebut daerah
divergensi. Pada daerah ini magma panas menembus diantara dua lempeng dan
membentuk batuan baru yang akan menyebabkan terbentuknya punggung
samudra.
 Konvergensi :Lempeng-lempeng saling bertemu yang akan menyebabkan
terbentuknya pegunungan, contohnya terbentuknya pegunungan Himalaya. Atau
jika pertemuan kedua lempeng terjadi didasar laut , lempeng dasar laut akan
menyusup ke bawah lempeng benua.

 Transformasi :Lempeng-lempeng saling bergeser satu sama lain. Areanya


disebut daerah transformasi dimana dua lempeng bertemu yang arah gerakannya
berbalikan. Contoh Tipe ini adalah San Andreas Fault, dimana separuh wilayah
Kalifornia berada di lempeng Pasifik dan sebagian agi berada di lempeng Amerika
Utara
Gempa tektonik merupakan gempa yang paling dahsyat, meluas dan banyak
merusak serta paling sering terjadi. Sekitar 93 % dari semua gempa yang tercatat di
seluruh dunia tergolong gempa tektonik. Contoh dari gempa tektonik adalah gempa
Aceh, gempa Pangandaran dan gempa Yogyakarta.
2) Gempa vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi karena aktivitas vulkanisme
baik sebelum, sedang atau sesudah letusan. Magma yang keluar lewat pipa-pipa
gunung api bergeser dengan batuan penyusun tubuh gunung api, getarannya
diteruskan ke mana-mana lewat materi yang menyusun kerak bumi. Itulah sebabnya
sebelum terjadi letusan gunung api terasa adanya gempa bumi terlebih dahulu dan
karena itu pulalah maka aktivitas vulkanisme dapat diramalkan sebagai salah satu
gejala dari aktivitas gunung api. Demikian juga ketika terjadi letusan materi-materi
besar kecil berupa gas, cair, maupun padat dihempaskan keluar, sedang getarannya
akan merambat di dalam batuan ke segala arah, menimbulkan gempa bumi di daerah
sekitarnya.Umumnya gempa bumi vulkanis tidak begitu hebat, dan daerahnya terbatas
sekitar 7 % dari seluruh gempa yang tercatat di seluruh dunia,
3) Gempa terban / runtuhan
Gempa terban adalah gempa yang disebabkan oleh adanya runtuhan, termasuk
di dalamnya adalah Rock fall / longsor, atap gua bawah tanah runtuh ( biasanya di
daerah kapur ), ataupun runtuhan di dalam lubang tambang. Goncangannya tidak
begitu hebat dan daerahnya sangat terbatas hanya radius sekitar 1 hingga 2 Km.
Karena itu dalam pembagian presentase gempa bumi yang tercatat di seluruh dunia,
gempa semacam ini dianggap kecil, sehingga dianggap tidak ada. Akan tetapi tidak
berarti bahwa gempa ini tidak pernah terjadi.
4) Gempa buatan (seismisitas tereduksi)
Yang dimaksud dengan gempa buatan adalah getaran bumi yang terjadi karena
adanya aktivitas manusia di kulit bumi menyebabkan getaran yang cukup berarti.
Peledakan batuan, dalam proses pembuatan jalan tembus pegunungan batu dengan
menggunakan bahan peledak, batu kokoh akan hancur. Bersamaan dengan itu pula
terjadi goncangan di sekitarnya. Demikian pula saat terjadi pemancangan paku bumi
dalam pembuatan tiang pancang beton, akan menimbulkan goncangan yang cukup
jelas. Daerah yang dipengaruhi oleh getaran buatan ini hanya sejitar 1 hingga 100 m,
sedangkan daerah yang lebih jauh lagi pada umumnya tidak merasakan getaran.
5) Karena injeksi dan penumpukan massa.
Gempa yang disebabkan karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam
bumi contohnya adalah pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di
Rocky Mountain Arsenal. Sedangkan yang disebabkan penumpukan massa air adalah
gempa yang terjadi Dam Karibia di Zambia, Afrika
Dimanakah gempa bumi terjadi ?
Gempabumi dapat terjadi dimanapun di bumi ini, tetapi umumnya gempa bumi terjadi di
sekitar batas lempeng tektonik yang disekitarnya terdapat banyak sesar / patahan aktif.
Titik tertentu di sepanjang sesar yang merupakan sumber dan tempat dimulainya gempa
disebut fokus atau hyposenter dan titik di permukaan bumi yang tepat di atasnya disebut
episenter.
 Episenter adalah titik di permukaan bumi tepat di atas fokus atau sumber gempa,
dinyatakan dalam lintang dan bujur.

 Titik tertentu di sepanjang sesar yang merupakan sumber dan tempat dimulainya
gempa disebut fokus atau hyposenter. Hyposenter=parameter sumber gempa bumi
yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan kedalaman
sumber)

Pusat gempa di dalam bumi bukanlah merupakan suatu titik melainkan lebih
cenderung berupa garis atau daerah, yaitu sepanjang patahan dimana terjadi pergeseran
kerak bumi. Pusat gempa dikenal dengan nama hiposentrum. Tempat di permukaan bumi
yang tegak lurus di atas hiposentrum disebut episentrum ( Yunani: Hypo = di bawah; Epi
= di atas ). Untuk menentukan letak suatu episentrum gempa,diperlukan catatan gempa
bumi dari minimal 3 stasiun pencatat gempa bumi. Jarak stasiun ke episentrum dapat
dihitung dengan menggunakan hukuim Laska sebagai berikut :
σ = [ ( S – P ) – r ] megameter
Keterangan
σ = Delta, menujukan jarak episentrum
S = saat tibanya gelombang s pada seismograf
P = saat tibanya gelombang p pada seismograf
r = 1 menit, 1 megameter = 1000 meter
Dari masing-masing stasiun di buat lingkaran dengan jari-jari jaraknya ke
pusat gempa. Titik potong ke tiga lingkaran itu merupakan episentrum. Cara lain yaitu
menggunakan 3 stasiun yang mencatat getaran gempa pada saat yang bersamaan. Stasiun-
stasiun itu dihubungkan dengan garis lurus, dan selanjutnya dari titik tengah garis-garis
tersebut dibuat garis tegak lurus, titik potongnya merupakan episentrum.
Mekanisme untuk mengidentifikasi sifat asal gempa sehingga dapat diketahui
gempa tersebut disebabkan oleh sesar normal, sesar naik ataukah sesar mendatar disebut
mekanisma fokus gempa. Contohnya adalah gempa Jogja yang estela dilakukan analisa
disebabkan oleh sesar tegak dengan pergesaran mendatar.

II
I
TARIKAN TEKANAN

TEKANAN TARIKAN

III
IV

Bagaimana menghitung kedalaman hiposenter?


Kedalaman hiposenter dapat dilihat melalui perbandingan antara amplitudo gelombang S
dengan gelombng P, atau perbandingan antara amplitudo gelombang permukaan yang
ditimbulkannya dengan amplitudo gelombang P. Mengukur beda waktu tiba antara fase
gelombang P dengan fase gelombang pP.Dengan menggunakan fungsi/bentuk gelombang
yang diterima dibeberapa stasiun.Parameter sumber, parameter medium penjalaran, parameter
penerima gelombang.
Intensitas gempa
 Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi mencatat / merekam , dan
menggambarnya dalam bentuk seismogram.

 Gelombang seismik, atau getaran, yang terjadi selama gempabumi terjadi, tergambar
sebagai garis bergelombang seismogram.

 Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismologist


menggunakan skala Richter untuk menggambarkan kekuatan magnitudo / energi
sumber gempabumi, dan skala Mercalli untuk menunjukkan kekuatan intensitas
gempabumi atau pengaruh / akibat gempabumi terhadap tanah, gedung dan manusia.

Di bawah permukaan bumi terdapat lapisan batu molten panas yang dikenali sebagai

mantel,kepingan-kepingan dan serpihan bumi terapung-apung di atas lapisan ini batu yang

cair seperti kapal terapung-apung di lautan.Apabila kepingan kerak bumi dan lapisan tektonik

bertembung maka berlaku gegaran. Apabila lapisan ini bertolak-tolakan antara satu sama lain

dan melarikan diri atau tergelincir dari arah bertentangan maka inilah yang dikatakan gempa

bumi. Berdasarkan kedalaman fokus, gempa bumi dapat dibedakan atas :

1. gempa dangkal dengan kedalaman 0 – 70 km.

2. gempa menengah dengan kedalaman 70 – 300 km.

3. gempa dalam dengan kedalaman > 300 km.

Gempa bumi biasanya terjadi berupa rangkaian yang terdiri atas beberapa getaran

dari beberapa fokus gempa. Jika ditinjau dari besarnya energi yang dilepaskan, biasanya

gempa bumi yang terbesar akan didahului oleh gempa bumi lain di dekatnya. Gempa bumi

yang terjadi lebih dahulu ini disebut gempa awal (foreschock). Gempa bumi ini kemudian

disusul oleh gempa utama (mainschock) dan dilanjutkan dengan sejumlah gempa susulan
(afterschock). Energi terbesar dilepaskan pada waktu terjadi gempa utama. Dari bencana

yang diakibatkan oleh gempa, orang dapat membuat skala, yang disebut intensitas. Skala

intensitas menggambarkan besarnya kerusakan yang diderita oleh suatu lokasi yang

diakibatkan oleh getaran gempa. Dikenal berbagai macam skala intensitas, antara lain skala

MMI (Modified Mercalli Intensity) yang banyak digunakan di Indonesia, dan skala Japan

Meteorological Agency (JMA) yang digunakan di Jepang.

SKALA KEKUATAN GEMPABUMI MODIFIED MERCALLY INTENSITY


MMI (KUALITATIF) à PGA (KUANTITATIF)
INTENSITAS dan KETERANGANnya:

I. Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV. Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, diluar oleh beberapa orang
terbangun, gerabah pecah, jendela/pintu gemerincing dan dinding berbunyi.
V. Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah
pecah, jendela dan sbb pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan lain-lain
barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk kebanyakan semua terkejut dan lari keluar,
plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII. Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan
dan kontruksi yang baik sedangkan pada bangunan dengan kontruksi kurang baik terjadi
retak-retak kemudian cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII. Kerusakan ringan pada bangunan dengan kontruksi yang kuat. Retak-retak pada
bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari pabrik-
pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX. Kerusakan pada bangunan yang kuat rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus banyak
retak-retak pada bangunan yang kuat. Rumah tampak agak berpindah dari
pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X. Bangunan dari kayu yang kuat rusak; rangka-rangka rumah lepas dari pondamennya;
tanah terbelah; rel melengkung; tanah longsor ditiap-tiap sungai dan ditanah-tanah yang
curam.
XI. Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali; tanah terbelah; rel melengkung
sekali.
XII. Hancur sama sekali. Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi
gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
C. Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang menjalar di dalam bumi.
Gelombang elastik yang menjalar di dalam medium seperti gelombang suara, berdasrakan
sifat-sifatnya yang dikategorikan juga sebagai gelombang seismik. Gelombang seismik dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan.
Rekaman getaran atau seismogram adalah bentuk bermacam-macam gelombang

yang memiliki berbagai periode. Gelombang yang datang paling awal ialah gelombang

kompresi (P) , disusul oleh gelombang shear (S). Kedua gelombang tersebut disebut

gelombang badan karena menjalar di dalam bahan. Gelombang P atau gelombang primer atau

gelombang longitudinal menjalar searah dengan arah penjalarannya yang dapat menjalar

dalam segala medium, sedang gelombang S atau gelombang sekunder atau gelombang

transversal yang hanya menjalar dalam medium padat yang dalam penjalarannya tegak lurus

dengan arah rambatannya


Gelombang permukaan yang banyak dikenal ialah gelombang R (Rayleigh), yaitu gelombang

yang menjalar dipermukaan benda padat, pada bidang vertikal, dan menjalar searah dengan

arah penjalarannya (gambar 5.13). Makin ke dalam, gelombang ini akan menurun

amplitudonya secara ekaponensial. Jenis gelombang permukaan yang lain ialah yang

penjalarannya ditunjukkan pada gambar 5.13. Selain kedua gelombang tersebut dikenal juga

gelombang tabung, yaitu gelombang yang menjalar pada batas antara dua jenis benda. Yang

lain lagi ialah yang menjalar hanya dipermukaan saja.


Sifat getaran bumi tergantung pada jenis gelombangnya. Kerusakan yang

diakibatkan oleh getaran gempa juga sangat berhubungan dengan jenis gelombang yang

mempengaruhi struktur bangunan. Gaya yang disebabkan oleh getaran gempa ditulis

sebagai :

d2x
F = m.a = m
dt2

Dimana : m = massa yang terkena gaya F.

a = Percepatan.

Dalam gerak harmoni sederhana :

( 2πt )
x = x0 cos
T

Jadi :

( 4π2t )
F = -m
T2

Dari persamaan tersebut jelaslah bahwa jika periode (T) kecil (atau a besar), maka F

menjadi besar. Kerusakan yang terjadi tergantung pada F dan lamanya getaran (t), serta

sejumlah getaran.

Anda mungkin juga menyukai