“GEMPA BUMI”
Disusun oleh:
CANTIKA V. LAURIE
325180137
• Gempa dalam, yaitu gempa dengan hiposentrum berada lebih dari 300 km
dari permukaan bumi dan getarannya terasa sampai permukaan bumi.
Pernah terjadi di laut jawa, laut sulawesi, dan laut flores.
• Gempa menengah, yaitu gempa dengan hiposentrum berada antara 100-300
km dari permukaan bumi dan kerusakan tidak terlalu besar. Terjadi di
Sepanjang pulau Sumatera Bagian Barat, pulau Jawa bagian selatan,
sepanjang teluk Tomini, Laut Maluku, dan Kepulauan Nusa Tenggara.
• Gempa dangkal, yaitu gempa dengan hiposentrum kurang dari 100 km dari
permukaan bumi, sehingga menimbulkan kerusakan yang besar. Terjadi di
Pulau Bali, Pulau Flores, Yokyakarta, dan Jawa Tengah.
d. Berdasarkan jarak episentrum
Jarak episentrum adalah jarak yang ada antara hiposentrumnya dan tempat di
mana gelombang seismik merambat selama kejadian. Diklasifikasikan menjadi:
e. Berdasarkan waktunya
Gempa bumi diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan waktu terjadinya
yaitu:
• Gempa bumi utama (main shock) , yaitu gempa bumi yang terjadi pada
goncangan awal akibat deformasi yang di akibatkan oleh adanya
interaksi antar lempeng.
• Gempa bumi susulan (after shock), yaitu gempa bumi yang terjadi
setelah datangnya gempa bumi utama. Susulan berarti yang kedua,
ketiga, dan seterusnya. Berlaku di kawasan gempa.
• Gempa bumi swarm , yaitu gempa yang terjadi di zona labil seperti
batuan kapur dengan magnitudo kecil sekitar 2-3 SR.
2. GELOMBANG SEISMIK
Secara fisika gelombang gempa dianggap merambat layaknya gelombang air,
yang merambat dari sumbernya kemudian ke segala arah dalam runtutan.
Pergeseran vertikal yang disebabkan oleh gelombang disebut amplitudo, jarak antar
gelombang yang berurutan disebut panjang gelombang, waktu yang membentang
antara dua gelombang disebut sebagai perioda, dan jumlah gelombang yang
melintasi suatu titik pengamatan dalam satu detik disebut sebagai frekuensi.
Peristiwa gempa bumi melepaskan energinya dalam gelombang seismik,
sebagian besar merambat melalui seluruh tubuh planet (disebut gelombang badan)
dan sebagian lainnya merambat hanya di dekat permukaan saja (dinamakan
gelombang permukaan)
2.1. GELOMBANG BADAN
Gelombang badan atau body wave adalah gelombang yang merambat melalui
bagian dalam bumi. Gelombang badan tiba sebelum gelombang permukaan
Gelombang ini memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada gelombang
permukaan.
a. Gelombang Primer (P-waves)
Gelombang primer yang bersifat longitudinal merupakan gelombang yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran
ini berasal dari hiposentrum atau pusat gempa.
2. Menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Pada peta, ketiga
tempat itu dihubungkan kemudian ditarik garis sumbu pada garis yang
menghubungkan tempat – tempat pencatatan.
Contoh kasus :
Pada suatu daerah terjadi suatu gempa. Berdasarkan tiga buah stasiun yaitu stasiun
A, B, dan C pencatat gempa, tercatat getaran gempa sebagai berikut ini :
Stasiun A
Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.28’.25’’
Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.30’.40’’
Stasiun B
Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.30’.15’’
Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.33’.45’’
Stasiun C
Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.32’.15’’
Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.36’.15’’
Untuk menentukan episentral dari masing – masing stasiun, caranya adalah sebagai
berikut :
Delta A = {(2.30’.40’’ – 2.28’.25’’) – 1’} 1.000 km
= {2’.15’’ – 1’} 1.000 km
= {1’.15’’) 1.000 km karena 1 menit = 60 detik, maka 1’.15’’ ditulis 75/60
= 75/60 x 1.000 km
= 1.250 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercacat dari stasiun A berjarak 1.250 km.
Delta B = {(2.33’.45’’ – 2.30’.15’’) – 1’} 1.000 km
= {3’.30’’ – 1’} 1.000 km
= {2’.30’’} 1.000 km
= 150/60 x 1.000 km
=2500 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km.
Delta C = {(2.36’.15’’ – 1.32’.15’’) – 1’} 1.000 km
= {4’ – 1’} 1.000 km
= {3’} 1.000 km
= 180/60 x 1.000 km
= 3.000 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercatat di stasiun C berjarak 3.000 km.
Dari ketiga episentral diatas, kita dapat memperoleh episentrumnya.
Episentrum diperoleh dari perpotongan ketiga lingkaran dengan radius (jari – jari)
yang berupa jarak episentral dari masing - masing stasiun diatas. Agar hasil dari
perhitungan episentrum tersebut lebih akurat, maka ada baiknya jika anda
membuatnya dengan skala tertentu. Misalkan saja kita peroleh gambar dan letak
episentrum seperti berikut ini
Dari Gambar tersebut dapat diketahui dimana letak episentrum dari gempa tersebut.
Dalam gambar tersebut letak episentrumnya berada pada daerah yang ditandai
dengan bintang kuning.
4. BESARAN GEMPA
Pada 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis Richter
(1900–1985) bersama dengan Geophysics lain bernama Beno Gutenberg
(1889–1960) mengembangkan skala yang pada prinsipnya dapat
membandingkan semua seismogram sehingga mendapatkan gambaran tremors
kekuatan yang serupa.
Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap
langkah menunjukkan kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari sebelumnya. 5
Skala Richter menunjukkan benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari 4 Skala
Richter dan 100 kali lebih kuat dari 3 Skala Richter. Perhitungan ini sering
disebut sebagai Skala Richter terbuka, karena tidak beroperasi tanpa batas atas.
Ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut:
5. INTENSITAS GEMPA
Selama beberapa puluh detik ketika terjadi gempa bumi besar, kita
merasakan tubuh kita terguncang keras dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini
berbeda-beda tergantung pada jarak lokasi kita terhadap sumber gempa bumi.
Skala kualitatif yang banyak dipakai untuk mengukur intensitas gempa bumi
berdasarkan apa yang dirasakan adalah skala Mercalli termodifikasi, yang
terbagi dalam 12 tingkatan, sebagai berikut:
I. Tidak terasa
II. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
III. Getaran dirasakan seperti ada kendaraan berat melintas.
IV. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak
dinding rumah, benda tergantung bergoyang
V. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda
kecil di atas rak mampu jatuh.
VI. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
VII. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat
berjalan/berdiri.
VIII. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
IX. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan parah.
X. Jembatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor, rel kereta api
bengkok.
XI. Rel kereta api rusak, bendungan dan tanggul hancur, seluruh
bangunan hampir hancur dan terjadi longsor besar.
XII. Seluruh bangunan hancur lebur, batu dan barang-barang
terlempar ke udara, tanah bergerak seperti gelombang, aliran
sungai dapat berubah, pasir dan lumpur bergeser secara
horizontal, air dapat terlempar dari danau, diikuti dengan suara
gemuruh yang besar, terjadi longsor skala besar, kebakaran,
banjir, tsunami di daerah pantai, dan aktivitas gunung berapi
6. SEISMOGRAF
Seismograf ini sering disebut juga dengan sebutan seismometer.
Seismometer yang berasal dari bahasa Yunani yaitu seismos gempa bumi.
Dan metero yaitu mengukur. Sebuah seismograf bisa mencatat gempa
berbentuk vertikal dan juga gempa yang berbentuk horizontal. Saat terjadi
gempa, getaran yang terekam merupakan gelombang primer, karena
kecepatan rambatnya yang paling tinggi, setelah itu diikuti oleh rekaman
gelombang sekunder yang mempunyai kecepatan rambat lebih rendah dari
gelombang primer.
Berdasarkan cara pembacaan data, sesmograf terdiri atas 2 yaitu seperti dibawah
ini :
Sesar merupakan zona rekahan pada struktur batuan bumi yang telah
mengalami pergeseran. Jika dalam 10.000 tahun terakhir sesar itu pernah
bergerak, maka ia tergolong sebagai sesar aktif dan bisa menjadi sumber
gempa bumi dangkal. Keberadaan sesar dapat dikenali dari bentukan lahan
seperti pegunungan karst, canyon, lereng dan juga gumuk pasir.
Sampai saat ini BMKG telah memetakan sekitar 200 sesar aktif yang
tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Namun menurut Dr. Daryono,
masih banyak pula yang belum terpetakan. Mengingat kekayaan struktur
geologis tersebut, menjadi wajar jika di Indonesia ada 10 gempa yang terjadi
setiap harinya.
Abott, P.L. (2004) Natural Disasters, 4th ed., McGraw Hill Higher Education,
Boston
4 Faktor Umum Penyebab Gempa Bumi (detik.com)
Analisis Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei 2006 - Kompasiana.com
Apa yang dimaksud dengan Episentrum | (definisi dan penjelasan)
ApaYangDimaksud.com
A Title for a Well-Formatted Full Paper Title Case Arial 14pt Bold (Style Title)
(researchgate.net)
Gempa bumi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini Deretan Gempa & Tsunami Besar di Indonesia (cnbcindonesia.com)
Ini Penyebab Utama Gempa di Indonesia - kbr.id
Macam-Macam Gelombang Gempa dan Karakteristiknya - Klik Geografi
Melihat Kembali Penyebab Tsunami Aceh 2004 (ibnurusydy.com)
Pengertian Gempa Bumi dan Gelombang Seismik Terlengkap - Memora
Pengertian Gempa Bumi - Penyebab, Proses Terjadinya, Dampak, Jenis
(ahlipengertian.com)
Penyebab Gempa Palu dan Donggala 28 September yang Memicu Tsunami -
Tirto.ID