Anda di halaman 1dari 24

Pengertian Gempa Bumi

Pengertian Gempa Bumi – Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang sering
melanda planet yang kita tempati. Dan merupakan salah satu bencana alam yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada lingkungan. Juga dapat membahayakan kehidupan makhluk
hidup yang tinggal di dalamnya.

Negara kita Indonesia adalah salah satu Negara yang sering mengalami bencana yang satu
ini. Karena Negara kita mempunyai banyak gunung berapi dan berada pada Siklum Pasifik
yang sangat berpotensi terjadi gempa Bumi setiap saat. Oleh karena itu kita harus faham
tentang bencana ini agar kita bisa terhindar dari bencana ini.

Gempa Bumi: Pengertian Gempa Bumi,


Jenis, Penyebab, & Dampak Gempa Bumi
Advertisement

Pengertian Gempa Bumi - Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan
permukaan bumi. Gerakan tersebut menyebabkan suatu kerusakan baik pada gedung, jembatan, jalan
perumahan hingga pada perubahan permukaan tanah, bahkan sampai melibatkan hilangnya nyawa
manusia.

Permukaan bumi memiliki bentuk dari lapisan yang bebatuan paling luar yang disebut dengan keak
bumi. Kerak bumi tersebut memiliki bentuk dari nikel dan juga besi dengan bagian padat di tengahnya.
Ketebalan dari kerak bumi tersebut dapat mencapai 70 km.

Umumnya gempa bumi berasal dari kerak bumi yang notabene tidaklah jauh dari bawah tanah. Kerak
bumi tersebut kemudian pecah yang membentuk suatu potongan-potongan besar yang paling
berpasangan. Potongan ini disebut dengan lempeng. Tumbukan antara dua lempeng tersebut
menyebabkan salah satu dari lempeng kerak akan terdorong ke bawah.

Umumnya lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng
samudera yang jatuh tersebut kemudian bergesekan dengan lempeng di atasnya yang mampu
menyebabkan gempa bumi dan tsunami.

Sedangkan pada peristiwa lain, saat lempeng kemudia membentuk suatu kerak bumi yang bergerak
dan saling berdesakan akan berakibat suatu tegangan besar, bahkan dapat memecah batuan. Tempat
batuan pecah tersebut desebut dengan patahan (fault). dan alur dari akibat pecahan batuan
dinamakan dengan alur patahan.
Alur patahan yang dampaknya besar dapat sampai ke bebatuan di bawah tanah yang dalam dan
merentang sepanjang benua. Alur patahan tersebsar di dunia sama misalnya gempa bumi terkuat dan
juga dapat ditemukan di dekat tepi lempeng. Beberapa dari patahan besar tersebut kemudian
membelah tanah saat bergerak, energi yang telah dilepaskan, kumpulan batuan di kedua sisi patahan
tersebut terkunci pada satu di posisi yang baru.

Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi pertama sering terus berulang dan kemudian
tersu bertambah sampai menyebabkan gempa lain. Setiap tahunnya tercatat gempa bumi yang
memiliki ukuran kecil sebanyak 11 juta kali dan gempa cukup kuat yakni sebanyak 34.000 kali.

Pengertian Gempa Bumi Menurut Para Ahli


1. Howel

Meurut Howel dalam Mulyo (2004) yang mendefinisikan bahwa pengertian gempa bumi adalah
getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi yang bersifat tidak abadi dan kemudian menyebar ke
segala arah. Kulit bumi bergetar secara kontinyu walaupun relatif sangat kecil. Getaran tersebut tidak
dikatakan gempa bumi karena memiliki sifat getaran yang terus menerus. Jadi, gempa bumi harus
memiliki waktu awal dan waktu akhir yang jelas.

2. Bayong

Menurut Bayong (2006: 12) gempa bumi adalah gerakan atau getaran pada kulit bumi yang
disebabkan oleh tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
disebabkan oleh perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen memiliki sifat yang membentuk
permukaan bumi menajdi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata
(datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada
bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya suatu lembaga ataupun jurang. Secara umum
tenaga endogen tersebut dibagi kedalam tiga jenis yakni vulkanisme, tektonisme, dan seisme atau
gempa. Vulkanisme dibagi lagi menjadi plutonisme dan vulkan.

Sifat-Sifat Gempa Bumi


Selain itu, gempa bumi juga memiliki sifat-sifat. Sifat-sifat gempa bumi adalah sebagai berikut...

 Global. Secara geografis, distribusinya terstruktur terdapat daerh gempa bumi atau dengan
gempa bumi yang besar.
 Melepaskan energi yang juga sangat besar. Pelepasan energi dapat terjadi di dataran maupun
juga di lautan, pelepasan energi yang terjadi di lautan dapat menyebabkan tsunami.
 Datang secara berkelompok baik terhadap waktu maupun juga dengan ruang.
 Kedalaman focus gempa beragam hingga 700 km.
 Distribusi frekuensi gempa merupakan fungsi dari kedalam focus namun tidak seragam
terhadap kedalaman maupun juga geologis.

Jenis-Jenis Gempa Bumi


Gempa bumi pada umumnya membuat tanah bergerak. Jika terdapat pusat gempa yang dekat dengan
pemukiman, akan terjadi suatu kerusakan bangunan di wilayah tersebut. Sebaliknya, jika pusat
gempat tersebut berada jauh dari suatu permukiman, maka pengaruhnya hanya berupa getaran-
getaran kecil, terkadang sama sekali tidak dirasakan getaran.
Adanya rambatan getaran gempa secara vertikal atau horisontal serta besar-kecilnya dampak tersebut
terhadap kerusakan bangunan lebih banyak dipengaruhi oleh suatu kondisi tanah itu sendiri misalnya.

 Tebal tipisnya lapisan suatu tanah.


 Keras atau lembeknya lapisan tanah,
 Sifat tanah dan kondisi geologis tanah (geological setting).

Terdapat tiga kondisi atau sifat tanah misalnya dapat disimpulkan suatu proses menjalarnya gempa
adalah suatu peristiwa yang sangat kompleks. Tanah dapat memperbesar atau memperkecil gerak
gelombang gempa. Kondisi tanah di bawah juga menentukan tingkat kerusakan, bukan hanya dari
besaran skala Richter yang tercata.

Ketika lapisan tanah di bawah sangat keras, maka dapat diprediksikan adanya suatu gempa yang
memiliki kekuatan 5,9 skala Richter dan dapat menimbulkan kerusakan besar karena tanah keras akan
mampu meneruskan dan bahkan memperbesar getaran suatu gempa. Misalnya gempa di Yogyakarta
dan di tanah Jawah Tengah.

Namuin, ketika tanah bagian di bawah lembek, gempa tidak dapat menimbulkan suatu kerusakan.
Contohnya, setelah gempa Yogyakarta beberapa bulan kemudian Jakarta di guncang gempa dengan
kekuatan 6,2 skala Richter, akan tetapi tidak ada kerusakan. Yang ada hanyalah sebuah kepanikan, itu
kemudian disebagkan oleh sebagian getaran gempa yang terjadi sudah diserap oleh tanah yang
lembek.

Selain dari sifat tanah tersebut, turut memperbesar atau meredam getaran adalah radius gempa dari
pusat gempa. Semakin dekatnya dengan suatu pusat gempa, maka akan semakin keras getarannya.
Selain itu bergerak secara mendatar, gempa ada yang dapat bergerak ke atas-bawah. Hal ini dapat
terjadi ketika gempa bumi di kota Kobe, Jepang, 17 Januari 1995.

Gempa yang dikenal oleh para ahli terdapat dua macam, yakni gempa tektonik dan juga gempa
vulkanik.

1. Gempa Tektonik

Pengertian Gempa Tektonik - Pengertian Gempa Tektonik adalah gempa yang disebakan oleh
pergeseran kulit bumi secara tiba-tiba di dalam bumi dan berkaitan sekal idengan gejala pembentukan
pegunungan. Dalam kulit bumi terus menerus terjadi yang disebut dengna proses geologis yang
memiliki akibat konsentrasi dan terkekangnya suatu tegangan-tegangan serta regangan-regangan
yang dalam waktu geologis mampu menghasilkan suatu perubahan-perubahan pembentukan
pegunungan-pegunungan.

Jika kondisi tersebut meningkatkan maka dapat melampua kekuatan pada batas kulit bumi, terjadilah
dikatakan suatu pergeseran-pergeseran sepanjang bidang terlemah yang disebut dengan patahan
lempengan (fault) atau pergeseran blok-blok batuan untuk mencari suatu keseimbangan
baru. Gempa tektonik tersebut memiliki gelombang gempa yang besar dan terjadi berulang-ulang
serta tidak dapat diprediksi dapat terjadi.
Ciri-Ciri Gempa Tektonik

 Gempa tektonik dikenal juga sebagai gempa dislokasi


 Gempa tektonik terjadi jika berentuk patahan aru atau terjadi pergeseran sepanjang patahan
karena timbul tegangan di dalam kulit bumi.
 Berdasar atas rekaman yang ada, 90 persen dari seluruh gempa dikategorikan sebagai gempa
tektonik.
 Penyebaran gempa sangat luas, dengan kekuatan menengah hingga tinggi, diawal idengan
gerakan yang lemah kemudian menimbulka ngempa utama dengan skala yang cukup besar,
kemudian di susul oleh gempa-gempa susulan yang dengna intensistas yang semakin mengecil
dalam usaha mencapai suatu keseimbangan.
 Koran yang ditimbulkan memiliki bentuk kerusakan dan juga kroban manusia.

2. Gempa Vulkanik
Pengertian Gempa Vulkanik - Pengertian Gempa vulkanik adalah gempa yang disebakan oleh kinerja
gunung api, dan terjadi sebleum, selama, dan sesudah letusan gunung api. Ketika sebuah gunung
berapi meletus, letusan yang diakibatkan tersebut mengalirkan gelombang-gelombang yang tercatat
oleh alat sesimograf. Namun jika letusan yang diakibatkan sangat besar, maka gerakannnya dapat
dirasakan langsung.

Advertisement

Gempa vulkanik tersebut memiliki sifat lokal dengan getaran yang lemah. Hal ini disebabkan oleh
sebagian besar energi yang kemudian dilepaskan dalam suatu bentuk suara ledakan. Jadi, pada
umumnya gempa tersebut kemudian menimbulkan suatu kerusakan adalah gempa bumi tektonik.

Gempa vulkanik dapat terjadi ketika berulang-ulang dalam sehari atau bahkan dalam hitungan jam.
Intensitas getaran gelombangnya tidaklah besar sehingga tidak dapat mengakibatkan suatu kerusakan
parah pada bangunan. Gelombang gempa vulkanik yang masih dapat diprediksi akan terjadi.

Ciri-Ciri Gempa Vulkanik

 Gempa vulkanik terjadi karena kinerja gunung berapi.


 Terjadi sebelum, selama dan sesudah letusan gunung berapi
 Sebab uitama gempa vulkanik ialah bersentuhan magma dengan dinding tubuh gunung api
dan tekanan gas pada peledakan hebat
 Perpindahan mendadak dari magma di dalam dapur magma
 |Berdasarkan rekaman kejadian gempa terjadi, kurang lebih 7 persen digolongkan ke dalam
gempa vulkanik.

Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa terdapat 4 jenis-jenis gempa bumi atau macam-macam
gempa bumi yakni sebagai berikut:

3. Gempa Bumi Runtuhan


Gempa bumi runtuhan adalah salah satu dari jenis atau macma bencana alam yang mana jenis gempa
ini umumnya terjadi di daerah yang dekat dengan pertambnagna atau gunung yang berkapur. Jenis
gempa tersebut sebenarnya jarang terjadi dan bahaya yang diakibatkan atau dampak dari gempa
tersebut relatif kecil dibandingka ndengan gempa bumi tektonik dan vulkanik.

4. Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi bautan pada umumnya bukanlah gempa yang termasuk dalam kategori bencana alam,
akan tetpai menjadi kategori bencana alam yang memiliki akibat sangat besar. Penyebab gempa bumi
ini berasal dari aktivitas manusia yang berlebihan misalnya bom, peledakan dinamit, nuklir dll, hingga
permukaan bumi di sekitarnya terguncang.

Sering juga jenis-jenis atau macam-macam gempa bumi dibedakan menjadi dua yaitu gempa daratan
dan juga gempa lautan. Pembagian gempa atau macam-macam gempa bumi berdasarkan atas jarak
fokus, yakni:

 Gempa setempat dengan jarak episentrum <10.000 km


 Gempa jauh kurang lebih jarak episentrum 10.000 km
 Gempa sangat jauh jarak episentrum > 10.000 km

Tidak hanya itu, ada juga jenis-jenis gempa bumi berdasarkan jarak fokus yakni sebagai berikut:

 Gempa dangkal dengan kedalaman fokus kurang lebih 50 km


 Gempa intermediet dengan kedalaman fokus 100-300 km
 Gempa dalam dengan kedalaman fokus 300-700 km

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Penyebab atau asal mula terjadinya gempa bumi merupakan hasil fenomena alam dan juga perbuatan
manusia yang dapat diakibatkan oleh:

 Akibat meteor yang jatuh


 Aktivitas gunung berapi
 Ledakan bahwa tanah akibat nuklir.

Gempa bumi yang paling membahayakan adalah gempa bumi akibat pelepasan suatu energi karena
konstrasi suatu tegangan yang tinggi pada kerak bumi. Mekanisme tersebut didasari dari dalam bumi
yang mengakibatkan gmepa bumi belum dimengerti sepenuhnya, dan berbagai teori kemudian
mengusulkan berkenaan dengan mekanisme terseut cenderung menimbulkan suatu konflik. Untuk
maksud tersebut sekarang cukuplah ditujukan sebab utama dari gempa bumi yang berkaitan dengan
proses tektonik lautan dan jgua dipermukaan bumi.
Proses Terjadinya Gempa Bumi
Para ahli berpendapat bahwa terdapat sebab timbulnya gempa bumi yakni

 Runtuhan lubang-lubang interior bumi. Misalnya gua atau tambang batuan atua mineral
dalam bumi yang menyebabkan getaran di atas permukaannya, akan tetapi getaran tersebut
tidaklah terlalu besar dan terjadi hanya di setempat saja atau terjadi secara lokal.
 Tabrakan (Impack). Tabrakan benda langit atau sering juga disebut dengan meteori yang
menyebabkan getaran, hanya saja getarannya tidak sampai terekam oleh suatu alat pencatat
getaran gempa bumi dan juga sangat jarang terjadi.
 Letusan atau ledakan gunung api. Aktivitas gunung api dapat menimbulkan gempa yang
disebut dengan gunung api vulkanik. Penyebabnya adanya persentuhan antara magma
dengan dinding gunung api dan juga tekanan gas yang meletus dengan kuat, atau terjadi suatu
perpindahan magna secara tiba-tia dari dapur magma.
 Kegiatan Tektonik. Gempa yang memiliki efek besar yang berasal dari kegiatan tektonik.
Gempa yang berhubungan dengan kegiatan gaya tektonik berlangsung dalam gunung, terjadi
patahan dan tarikan ataupun tekanan dari pergerakan lempeng batuan penyusun kerak bumi.

Dampak Gempa Bumi

Adapun yang disebabkan oleh gempa bumi, bukanlah suatu persoalan bisu ketika terjadi sebuah
dampak gempa bumi. Indonesia yang sering dilanda fenomen demikian, tidaklah sedikit anggaran dan
berbagai akibat atau dampak yang diterima oleh Indonesia akibat terjadinya proses gempa bumi.
Akibat gempa bumi atau dampak gempa bumi tersebut dibagi kedalam dua macam dampak gempa
bumi yakni sebagai berikut:

Dampak fisik :

 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.


 Tanah longor akibat goncangan.
 Jatuhnya korban jiwa.
 permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
 Banjir karena rusaknya tanggul.
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
 Dan sebagainya.

Dampak sosial:

 Menimbulkan kemiskinan.
 Kelaparan.
 Menimbulkan penyakit.
 Bila pada sekala yang besar ( dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan
politik, system ekonomi dan lain-lain.
 Dan sebagainya.

Cara Mengatasi Dampak Gempa Bumi


Berbagai fenomena gempa bumi yang terjadi di negara Indonesia, merupakan sumber pengalaman
dalam mempelajari hal-hal yang harus diperhatikan ketika terjadi gempa bumi. Ada beberapa tips dan
trik mengatasi dampak gempa bumi agar dapat menyelamatkan diri kita, keluarga dan teman-teman.
Cara mengatasi dampak gempa bumi adalah sebagai berikut...

Sebelum Terjadinya Gempa Bumi

 Mengetahui apa yang dikatakan gempa bumi


 Memastikan bahwa struktur dan letak dari rumah anda dapat terhindar dari bahaya yang
disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dan lain-lain).
 Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan anda agar terhindar bahaya gempa
bumi
 Mengenali lingkungan dari tempat anda bekerja dan tinggal.
 Memperhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, ketika terjadi suatu gempa bumi, yang
telah tempat paling aman untuk berlindung.
 Belajar melakukan P3K
 Belajar menggunakan pemadam kebakaran.
 Mencatat nomor telepon penting ketika terjadi gempa bumi
 Persiapan rutin pada tempat anda tinggal dan bekerja
 Menyimpan bahan yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah agar dapat
terhindar dari kebakaran.
 Memastikan air,gas dan juga listrik sedang tidak digunakan.
 Penyebab yang paling besar adalah atur benda berat pada bagian bawah, cek kestabilan
benda saat jatuh
 Menyiapkan kotak p3k, senter, radio dan makanan suplemen serta air.
 Membuat bangunan yang tahan gempa
 Jangan panik
 Mengamati tanda-tanda gempa

Saat Terjadi Gempa

 Lindungi kepla dan badan dari reruntuhan bangunan


 Mencari tempat paling aman
 Berlari keluar ketika masih bisa.
 Ketika diluar bangunan hindari gedung, tiang listrik dan pohon dll. Kemudian perhatikan
tempat anda berpijak dan hindari retakan tanah.
 Jika mengendari mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Kemudian perhatikan
tempat berpijak. Hindari berada di dekat pantai. Hindari daerah pegunungan yang mungkin
dapat terjadi longsor.

Setelah Gempa Bumi

 Jika berada dalam bangunan segera keluar. Jangan gunakan lif. Periksa ada yang terluka.
Telpon atau minta pertolongan. Periksa lingkungan sekitar, terjadi kebakarna, kebocoran gas,
arus pendek, aliran dan pipa air.

Demikianlah informasi mengenai Gempa Bumi. Semoga informasi ini dapat berbuah manfaat dan
menambah pengetahuan kita, serta dapat kita aplikasikan dalam menyelamatkan diri kita, keluarga
dan teman-teman kita agar mampu hidup lebih baik dan menghindari gempa bumi ini terjadi karena
bukan hanya kita saja yang akan terkena dampaknya namun seluruh negara walaupun hanya berada
atau terdapat di suatu daerah tertentu.
Referensi:

Sukandarrumidi. 2010. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene: Petunjuk Praktis untuk
Menyelamatkan. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: 43-48.
Mistra. 2006. Membangun Rumah Tahan Gempa. Jakarta: Griya Kreasi. hlm: 7-16.

http://www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis.html

Gempa Bumi Buatan: Pengertian,


Karakteristik, Penyebab dan Dampaknya
Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Gempa bumi
kita rasakan sebagai getaran yang terasa di permukaan Bumi (kerak bumi). Gempa bumi
bukan merupakan kejadian yang asing untuk kita, terutama di daerah- daerah yang rawan
gempa. Daerah- daerah yang rawan gempa diantaranya adalah di pertemuan lempeng-
lempeng tektonik Bumi maupun di daerah yang berada di sekitar gunung berapi. Hal ini
karena di daerah pertemuan lempeng sering terjadi aktivitas lempeng yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik. Sementara itu di sekitar gunung berapi juga sering mengalami
gempa karena ketika gunung akan mengalami erupsi gunung berapi seringnya didahului
dengan gempa vulkanik.

Gempa bumi ada berbagai jenis, jenis gempa bumi ini didasarkan oleh berbagai sebab, salah
satunya adalah karena penyebab dari gempa bumi tersebut. Tahukah Anda bahwa selain
karena faktor alam, gempa Bumi juga bisa disebabkan karena faktor manusia. Gempa seperti
ini sering dikenal sebagai gempa bumi buatan. Gempa Bumi buatan adalah gempa bumi yang
timbul akibat dari adanya kativitas manusia.
Pengertian Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan, seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya bahwa gempa bumi buatan
merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh manusia, yaitu yang disebabkan oleh aktivitas
manusia. Aktivitas- aktivitas manusia yang menimbulkan gempa bumi buatan ini berupa
aktivitas yang besar dan menimbulkan banyak getaran. Beberapa contoh aktivitas manusia
yang menimbulkan gempa bumi buatan antara lain peledakan dinamit, peluncuran nuklir,
peruntuhan gedung dan lain sebagainya.

Karakteristik Gempa Bumi Buatan

Semua gempa bumi terasa sama saja bagi manusia yang berada di atas muka bumi. Namun
jenis- jenis gempa bumi memiliki karakteristiknya masing- masing yang mungkin saja akan
berbeda dengan gempa bumi lainnya. Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh
gempa bumi buatan antara lain sebagai berikut:

 Gempa bersifat lokal

Karakteristik gempa bumi buatan yang pertama adalah gempa bumi buatan bersifat lokal.
Artinya adalah gempa bumi ini hanya dirasakan oleh daerah- daerah yang berada di dekat
pusat gempa. Hal ini karena gempa yang ditimbulkan juga tidak terlalu besar kekuatannya
sehingga radius yang dijangkau gempa ini pun juga tidak terlalu besar.

 Gempa disebabkan oleh aktivitas manusia

Karakteristik yang juga menjadi poin utama dari gempa bumi buatan adalah gempa ini
disebabkan oleh aktivitas manusia. Maka dari itulah mengapa gempa ini dinamakan sebagai
gempa buatan. Gempa bumi buatan timbul dari aktivitas manusia yang skalanya cukup besar.
Seperti peluncuran roket, perobohan gedung- gedung maupun peledakan dinamit, serta
lainnya yang sekiranya menimbulkan banyak getaran.

 Kerusakan yang disebabkan tidak terlalu banyak

Kerakteristik selanjutnya dari gempa bumi buatan adalah kerusakan yang ditimbulkan tidak
terlalu banyak. Kita tentu tahu bahwa gempa bumi sering menimbulkan banyak kerusakan.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi berbeda- beda tergantung pada letak
episentrum dan juga kekuatannya. Gempa bumi buatasn tidak terlalu banyak menimbulkan
kerusakan karena biasanya getarannya tidak terlalu besar.

Itulah beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh gempa bumi buatan.
Selanjutnya adalah penyebab dari gempa bumi buatan, mari kita simak bersama.

Penyebab Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan disebabkan oleh berbagai peristiwa buatan atau aktivitas manusia. Tentu
tidak semua aktivitas manusia dapat menyebabkan gempa bumi ini. Aktivitas manusia yang
dapat menyebabkan gempa bumi buatan hanya aktivitas tertentu saja. Beberapa aktivitas
manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi antara lain sebagai berikut:

 Peluncuran roket
Aktivitas manusia yang pertama yang dapat memicu terjadinya gempa bumi buatan adalah
peluncuran roket. Roket dipakai untuk berbagai macam aktivitas manusia seperti pemasangan
satelit. Nah dalam peluncurannya, roket bisa menimbulkan getaran yang sangat dasyat
sehingga menjadi gempa bumi.

 Peledakan nuklir

Ledakan nuklir juga merupakan aktivitas yang bisa dibilang sangat membahayakan manusia
apabila berada di dekatnya. Selain karena radiasinya, getaran nuklir juga sangat kuat sehingga
menimbulkan terjadinya gempa bumi.

 Peledakan dinamit

Peledakan dinamit juga menjadi salah satu aktivitas yang menimbulkan gempa bumi. dinamit
sebagai bahan peledak dapat menimbulkan getaran yang dasyat sehingga berupa gempa bumi.

 Perobohan gedung

Gedung yang tidak digunakan terkadang menghalang- halangi pandangan dan dapat
mengurangi fungsi lahan. Maka dari itulah banyak yang akhirnya dirobohkan. Perobohan
gedung yang ukurannta besar atau tinggi dapat menimbulkan getaran yang luar biasa
sehingga menjadi sebuah gempa bumi buatan.

Itulah beberapa aktivitas manusia yang sekaligus menjadi pemicu terjadinya gempa bumi
buatan. Selanjutnya apa saja dampak dari gempa bumi buatan?

Dampak Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan memiliki berbagai dampak yang sifatnya negatif, antara lain sebagai
berikut:

 Kerusakan bangunan
 Kerusakan alam
 Kerusakan fasilitas umum
 Kematian

Nah demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai gempa bumi buatan.
Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua.

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/gempa-bumi-buatan

Pengertian Hiposentrum, Episentrum, dan


Seismometer
Bumi adalah planet yang terdiri dari berbagai macam lapisan (Baca: Struktur Lapisan Bumi
dan Penjelasannya). Setiap lapisan menyusun bumi. lapisan bumi yang paling dalam adalah
inti bumi. inti bumi adalah lapisan bumi terdalam, dan yang menyimpan magma (Baca: Inti
Bumi : Pengertian, Material, Suhu, dan Peranannya). Sedangkan lapisan bumi yang paling
atas adalah kerak bumi (Baca: Kerak Bumi dan Penjelasannya). kerak bumi memiliki
permukaan yang tidak rata.

Permukaan yang tidak rata ini diakibatkan adanya tenaga yang mengubah bentuk permukaan
bumi (Baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya). tenaga tersebut adalah tenaga
eksogen dan tenaga endogen. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi
(Baca: Jenis Tenaga Eksogen Pengubah Muka Bumi). tenaga ini memanfaatkan angin, air,
dan gletser dalam prosesnya. Tenaga eksogen antara lain erosi dan sedimentasi. Sedangkan
tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (Baca: Macam-macam Tenaga
Endogen dan Penjelasannya). tenaga ini antara lain tektonisme, vulkanisme, dan seisme.
Berikut adalah penjelasan mengenai hiposentrum, episentrum, dan seismometer :

Pengertian Seisme

Seisme adalah gerakan atau getaran kerak bumi yang diakibatkan oleh gelombang seismik
(Baca: Pengertian Seisme dan Contohnya). Seisme juga bisa disebut sebagai gempa bumi.
seisme dapat terjadi akibat adanya getaran di dalam maupun di atas permukaan bumi. getaran
atau gelombang yang ada di dalam atau di permukaan bumi, dapat terjadi akibat adanya
patahan. Patahan adalah proses pembentukan permukaan bumi, dimana terdapat tekanan pada
bagian bumi yang keras, sehingga menyebabkan permukaan bumi menjadi patah (Baca:
Bentuk-bentuk Patahan dan Penjelasannya).

Seisme atau gempa bumi dapat terjadi akibat adanya tektonisme atau vulkanisme.
Tektonisme adalah gerakan yang ada di dalam bumi, akibat adanya tekanan yang ada di
dalam bumi. tekanan ini menghasilkan tenaga horizontal dan vertikal, yang menekan kerak
bumi. sedangkan vulkanisme adalah gerakan magma di dalam bumi. akibat gerakan ini bumi
menjadi tertekan dan bergetar.

Seisme atau gempa bumi dapat terjadi di laut maupun di darat. Kekuatan dari gempa bumi,
dapat mempengaruhi tingkat kerusakan yang terjadi pada kerak bumi. kekuatan gempa bumi
di ukur dengan skala rickter atau skala magnitudo. Skala 1 adalah yang terkecil, sedangkan
skala 3 hingga 6 gempa yang ditimbulkan tidak membahayakan. Skala 7 ke atas adalah
kekuatan gempa bumi yang mampu menghancurkan gedung dan meretakkan tanah. Jika
gempa bumi dengan skala di atas 7 berada di laut, maka berpotensi menjadi tsunami.
Tsunami adalah gelombang air laut yang sangat besar. Pada gempa bumi, mencari
hiposentrum dan episentrum sangat penting, untuk mengetahui lokasi titik gempa, kekuatan,
serta sejauh mana gempa itu terasa.

Pengertian Hiposentrum

Gempa bumi adalah salah satu tenaga di bumi yang dapat memberikan akibat pada kehidupan
manusia. Semakin kuat dan semakin dekat dengan titik gempa, maka kerusakan yang
ditimbulkan akan semakin besar. Pengertian Hiposentrum adalah pusat titik gempa yang ada
di dalam bumi. Hiposentrum diukur melalui gelombang seismik. Gelombang seismik adalah
gelombang elastik yang memancarkan getaran di dalam dan di permukaan bumi. hiposentrum
adalah pusat gempa. Sehingga lokasi hiposentrum adalah lokasi awal dari gempa bumi itu
terjadi. Gempa bumi yang terjadi akibat dari tektonisme dan vulkanisme pasti memiliki
hiposentrum.

Tekanan yang ada di dalam bumi, akan menyebakan lapisan bumi bergetar, yang
menghasilkan hiposentrum. Semakin dekat hiposentrum, maka gempa akan semakin terasa,
dan kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Hiposentrum yang ada di laut dan
semakin dekat dengat dengan permukaan dasar laut lebih berbahaya, karena dapat
menciptakan tsunami. Gempa bumi sendiri dibagi menjadi 3, berdasarkan kedalaman
hiposentrumnya. Pembagian tersebut adalah gempa bumi dangkal, gempa bumi sedang, dan
gempa bumi dalam.

 Gempa bumi dangkal jika hiposentrumnya berada pada kedalaman di atas 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi tipe ini adalah gempa bumi yang merusak, karena
hiposentrum berada dekat dengan permukaan bumi.
 Gempa bumi sedang jika hiposentrumnya berada pada kedalaman antara 60 hingga 300 km
dari permukaan bumi. gempa ini tidak begitu merusak, karena titik hiposentrumnya tidak
dekat dengan permukaan bumi.
 Gempa bumi dalam jika hiposentrumnya berada pada kedalaman lebih dari 300 km dari
permukaan bumi. gempa ini tidak terasa dan tidak menghasilkan kerusakan pada permukaan
bumi. gempa ini hanya dapat di deteksi dengan memakai alat bantu untuk mendeteksi
gempa.

Pengertian Episentrum

Hiposentrum adalah pusat gempa atau dapat dikatakan sebagai titik pusat gempa. Sedangkan
episentrum adalah gempa yang terjadi di permukaan bumi. Episentrum dapat dikatakan
sebagai gelombang hasil dari rambatan dari hiposentrum. Saat hiposentrum menghasilkan
satu titik gempa, gempa itu memiliki gelombang yang membentuk melingkar. Gelombang
tersebut semakin lama akan meleber dan menghilang. Episentrum adalah gelombang, hasil
dari titik hiposentrum. Hal ini dapat diumpamakan pada air yang tenang. Saat air tenang,
mendapatkan tekanan pada satu titik, maka timbul gelombang yang melebar dan semakin
jauh dari pusat atau titik tekanan, gelombang tersebut akan semakin melebar, dan kemudia
menghilang.

Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya. Dapat dikatakan,


episentrum adalah medium yang bertugas meneruskan getaran ke permukaan bumi.
episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak episentru, diperlukan
sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA. Metode LASKA adalah metode
yang menghitung selisih datangnya gelombang primer dan sekunder saat terjadinya gempa.
Gempa bumi sendiri, dibedakan menjadi dua, berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang
primer dan gelombang sekunder

 Gelombang primer adalah gelombang yang merambat, dan berasal dari pusat gempa.
Gelombang ini cepat, dan dapat merusak.
 Gelombang sekunder adalah gelombang yang merambat akan tetapi memiliki kecepatan
yang lebih pelan. Gelombang ini ada setelah gelombang primer. Kekuatan gelombang
sekinder lebih lemah dari gelombang primer.
Pengertian Seismometer

Seismometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur gempa bumi. alat ini mampu
mendeteksi hiposentrum dan episentrum. Hasil dari seismometer adalah seimogram.
Seismogram adalah hasil dari seismometer yang berbentuk gambar getaran. Seismogram
dapat menentukan kekuatan gempa, lokasi hiposentrum, kekuatan episentrum, serta merekam
dengan akurat berapa kali gempa terjadi.

Sebelumnya, seismometer hanya mampu mengukur getaran horizontal saja. Akan tetapi,
dengan semakin majunya teknologi, kini seismogram mampu mendeteksi getaran vertikal.
Seismogram menggunakan skala rickter untuk menentukan besaran gelombang terjadi saat
gempa bumi, dan memakai skala mercalli untuk menentukan intensitas gempa, serta dampak
gempa bumi pada permukaan bumi seperti tanah, bangunan dan manusia.

https://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-hiposentrum

Alat Pengukur Getaran Gempa Bumi


Bumi adalah salah satu planet yang ada di dalam tata surya (Baca: Planet di Tata Surya dan
Penjelasannya). Bumi terdiri dari berbagai macam lapisan(Baca: Lapisan Kulit Bumi dan
Penjelasannya). Salah satu lapisan bumi terdiri dari batuan (Baca: Jenis-jenis Batuan
Penyusun Lapisan Bumi – Beku, Sedimen, Metamorf). lapisan bumi yang paling dalam
disebut inti bumi (Baca: Inti Bumi : Pengertian, Material, Suhu, dan Peranannya). sedangkan
lapisan bumi yang paling atas disebut kerak bumi (Baca: Kerak Bumi dan Penjelasannya).
kerak bumi adalah permukaan bumi. kerak bumi memiliki relief yang berbeda- beda (Baca:
Pengertian Relief Muka Bumi Daratan dan Lautan). Hal ini akibat adanya dua buah tenaga
yang membentuk permukaan bumi (Baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya).

Tenaga tersebut bernama eksogen dan endogen. Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar
bumi (Baca: Jenis Tenaga Eksogen Pengubah Muka Bumi). tenaga ini memanfaatkan air,
angin, dan gletser untuk mengubah dan membentuk permukaan bumi. tenaga eksogen terbagi
menjadi dua, yaitu sedimentasi dan erosi. Sedimentasi adalah proses pengendapan materi
sedimen (Baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya), sedangkan erosi
adalah pengikisan permukaan bumi (Baca: Macam- macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya).

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (Baca: Macam-macam Tenaga
Endogen dan Penjelasannya). tenaga ini berasal dari tekanan akibat adanya panas di dalam
bumi. tenaga ini dibagi menjadi 3 yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme. Tektonisme
adalah perubahan bentuk muka bumi, akibat adanya tekanan yang menekan lapisan bumi
(Baca: Pengertian Tektonisme dan Jenisnya). sedangkan vulkanisme adalah aktivitas magma
dan gunung api (Baca: Pengertian Vulkanisme dan Contohnya). Seisme adalah gempa bumi.

Pengertian Seisme

Seisme adalah peristiwa bergetarnya permukaan bumi (Baca: Pengertian Seisme dan
Contohnya). bumi bergetar, akibat adanya aktivitas vulkanik, atau terjadinya proses patahan
dan lipatan. Patahan adalah tekanan yang menekan lapisan bumi yang keras dan terjadi dalam
waktu cepat, sehingga permukaan bumi menjadi patah (Baca: Bentuk-bentuk Patahan dan
Penjelasannya). Sedangkan lipatan adalah tekanan pada permukaan bumi yang lebih lunak,
dan terjadi dalam waktu yang lambat, sehingga bumi menjadi berkerut atau melipat (Baca:
Pengertian Lipatan dan Gambarnya).

Gempa bumi adalah salah satu dari bencana alam yang terjadi di bumi. selain itu, gempa
bumi juga dapat terjadi akibat adanya gesekan antar dua lempang, sehingga terjadi getaran
(Baca: Pengertian Tektonik Lempeng – Jenis dan Pembagiannya). Gempa bumi yang terjadi
di aceh pada tanggal 7 Desember 2016 kemarin, akibat dari gesekan dua lempang yang
menyamping di sepanjang sesar. Hal ini menyebabkan bumi menjadi bergetar. Gempa bumi
dapat terjadi hanya satu kali, atau berkali- kali. Gempa bumi dapat terjadi di darat dan di laut.
Gempa bumi yang kuat dan terjadi di laut, berpotensi menimbulkan tsunami.

Gempa bumi adalah getaran, sehingga menghasilkan gelombang. Gelombang gempa bumi
dibagi menjadi dua, yaitu hiposentrum dan episentrum (Baca: Pengertian Hiposentrum,
Episentrum, dan Seismometer).

1. Hiposentrum adalah titik pusat gempa. Semakin dekat dengan lokasi hiposentrum, maka
gempa akan semakin terasa. Hiposentrum berada di dalam bumi. hiposentrum merupakan
gelombang elastik yang ada di dalam bumi.
2. Episentrum adalah medium yang meneruskan getaran atau gelombang yang dikeluarkan
episentrum. Semakin jauh dari hiposentrum, maka episentrum akan semakin rendah.
Episentrum berasal dari gelombang hasil rambatan hiposentrum, dan berada di dalam
permukaan bumi.

Seisme tidak dapat diprediksi kejadiannya. Akan tetapi kekuatan getaran serta lokasi dari
hiposentrum dapat diprediksi memakai alat bernama seismometer. Seismometer adalah alat
pengukur getaran gempa bumi, dan dipakai untuk melihat kekuatan gempa yang terjadi.

Seismometer

Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.
akan tetapi, melalui sebuah alat, dapat diukur kekuatan getaran serta lokasi dari hiposentrum.
Alat tersebut bernama Seismometer. Seismometer adalah alat untuk mengukur getaran tanah,
untuk mencari sumber gempa, kedalaman gempa, serta kekuatan dari gempa tersebut.
Seismometer adalah alat yang sangat sensitif terhadap gerakan naik turun permukaan bumi.
setiap gerakan dalam bumi mampu menggetarkan bumi.
seismometer saat pertama kali di buat, memakai alat optik atau hubungan mekanis untuk
menyeimbangkan getaran, lalu mencatatnya dalam kertas. Akan pada jaman moderen seperti
sekarang, seismometer memakai perangkat listrik. Dimana elektro meagnetik digunakan
sebagai alat untuk mengukur, dan mencatatnya dalam bentuk digital. Pengemat gempa bumi
biasanya memakai 3 alat ukur untuk mengukur getaran di bumi. tiga alat ukur tersebut untuk
mengukur getaran dari segala arah. 3 alat ukur tersebut adalah utara – selatan (y- axis), timur
– barat (x- axis), dan vertikal (z- axis). Jika seorang ilmuwan hanya memakai satu alat ukur,
maka gerakan tersebut berupa gerakan vertikal. Sedangkan gerakan horizontal bertipe ke
segala arah, oleh karena itu memakai minimal 2 alat ukur.

Cara Kerja Seismometer


Seismometer adalah alat untuk mengukur getaran bumi. getaran bumi memiliki dua macam bentuk,
yaitu getaran vertikal dan getaran horizontal. Setiap getaran memiliki karakter yang berbeda, oleh
karena itu alat yang di pakai juga berbeda. Terdapat dua macam seismometer, yaitu seismometer
untuk mengukur getaran vertikal dan seismometer untuk mengukur getaran horizontal. Pada
seismometer sederhana, dalam mengkur menggunakan bantuan pendulum. Setiap pendulum di
pasang dengan cara yang berbeda tergantung pada getaran gempa tersebut.

A.Getaran Horizontal

Untuk mengukur getaran horizontal, membutuhkan pendulum horizontal. Pendulum


horozontal adalah pendulum yang akan bergerak kenan dan kiri untuk mengukur getaran dari
gempa bumi. di bawah daru pendulum tersebut, terdapat pena untuk mencatat hasil
pengukuran dari seismometer ini. Akan tetapi, alat seismometer sederhana ini tidak mampu
mengukur getaran yang memiliki frekuansi rendah.

Sehingga tidak dapat mengukur dan mencatat getaran yang merupakan getaran dari gempa
bumi dengan sekala yang rendah. Oleh karena itu, seismometer sederhana ini dimodifikasi
dengan memakai inverted pendulum. Inverted pendulum adalah pendulum yang di pasang
pada sebuah pegas. Saat terjadi getaran, pegas akan meredam getaran, sehingga pendulum
dapat mengukur getaran dengan frekuensi yang kecil.

B.Getaran Vertikal

Untuk mengukur gerakan vertikal, dibutuhkan bebam. Selain itu membutukan pegas, dan
jarum yang nanti akan menunjukkan skala. Prinsip kerjanya adalah beban digantung pada
sebuah pegas, dengan sisi pegas lainnya digantung di tempat lain. Saat terjadi getaran
vertikal, pegas akan memanjang dan memendek. Saat pegas memanjang dan memendek,
fungsi dari beban adalah untuk mempertahankan pegas dalam keadaan inersia. Inersia adalah
kelebaman akibat pegas yang bergerak. pegas akan bergerak naik dan turun sesuai getaran
yang di rasakan. Saat pegas bergerak naik dan turun, jarum pada alat seismometer ini akan
bergerak, dan menunjukkan pada skala yang telah dipersiapkan.

Semakin maju teknologi, seismometer mengalami banyak perubahan. Seismometer digital


yang dipakai sekarang, mampu mengukur getaran hingga frekuensi yang tidak akan mampu
dirasakan oleh manusia. Selain itu, seismometer moderen, mampu mencatat getaran
horizontal maupun vertikal sekaligus. Sehingga tidak membutuhkan dua seismometer untuk
mengukur dua getaran di bumi.
Skala Pada Seismometer

Seismometer sebagai alat ukur, membutuhkan skala dalam mengukur tingkat dan besar
getaran yang dihasilkan dari gempa bumi. Di dunia, terdapat dua skala yang hingga sekarang
di pakai sebagai acuan oleh para ilmuwan untuk mengukur getaran yang ada di bumi. skala
tersebut adalah skala richter dan skala mercalli.

A.Skala Richter

Skala richter adalah skala yang di pakai untuk mengukur besar dari getaran yang dihasilkan
oleh bumi. dalam membuat tabel skala, dikai sistem logaritma. Sehingga terdapat perbedaan
10 kali lipat lebih besar, antara skala yang satu dengan skala yang berada di atasnya. Skala
richter juga biasa disebut sebagai skala richter terbuka. Bentuk skala dari skala richter adalah:

 1 – 3 : Getaran tidak terasa


 3 – 3,9 : Mulai terasa, tapi hanya di sekitar pusat gempa
 4 – 4,9 : Getaran terasa di luar pusat gempa, jendela mulai bergetar
 5 – 5,9 : Manusia mulai sulit berdiri, kaca mulai pecah
 6 – 6,9 : Batu, bangunan tinggi, dan bangunan lemah mulai rubuh
 7 – 7,9 : Tanah longsor dan tanah mulai retak
 8 – … : Menyebabkan kerusakan yang fatal dalam radius seratus meter dari pusat gempa.

B.Skala Mercalli

Skala mercalli adalah skala yang dipakai untuk mengukur tingkat intensitas getaran. Selain
itu, skala mircelli digunakan untuk mengukur pengaruh gempa bumi terhadap manusia,
binatang, bangunan dan jalan yang ada disekitarnya. Pada skala mircelli, memakai angka
romawi sebagai skala pengukurnya. Skala ini tidak memakai algoritma, skala ini hanya
melihat pada dampak yang di hasilkan. Bentuk dari skala mercalli adalah:

 I. Hanya dapat dirasakan oleh seismometer


 II. Hanya dirasakan d sekitar pusat gempa
 III. Mulai di rasakan oleh beberapa orang
 IV. Mulai dirasakan banyak orang, perabotan mulai pecah, kaca mulai pecah
 V. Binatang mulai ketakutan, bangunan mulai bergoyang
 VI. Benda- benda mulai berjatuhan
 VII. Dinding mulai retak
 VIII. Barang- barang mulai bergeser
 IX. Masyarakay menjadi panik, tanah mulai longsor
 X. Bangunan mulai rubuh, tanah mulai retak
 XI. Retakan tanah makin melebar
 XII. Bangunan hancur.

Bentuk-bentuk Patahan dan Penjelasannya


Permukaan bumi dikenal sebagai permukaan yang kasar. Hal ini terjadi karena muka bumi
memiliki relief. Relief- relief ini memiliki bentuk berbeda dengan ukuran yang berbeda
pula. Salah satu penyebab permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda- beda adalah
tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga
endogen, membuat permukaan bumi menjadi tidak rata (Baca:Tenaga Pembentuk Muka
Bumi : Pengertian, Jenis dan Penyebabnya). Sekain itu, tenaga endogen juga menjadi salah
satu penyebab perbedaan tinggi dan rendah permukaan bumi. Tenaga endogen terjadi di darat
dan laut, sehingga menyebabkan keanekaragaman bentuk muka bumi (Baca: Keragaman
Bentuk Muka Bumi di Daratan dan Lautan)

Salah satu dampak dari adanya tenaga ini adalah munculnya patahan. Patahan bumi adalah
perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat, sehingga
permukaan bumi tidak sempat melipat (Baca:Jenis jenis Patahan beserta Penjelasannya). Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal
maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis memiliki
karakter sendiri- sendiri (Baca: Jenis jenis Patahan beserta Penjelasannya).

Di dalam patahan tersebut terdapat batas bidang. Batas bidang tahan tersebut dinamakan
sesar. Patahan biasanya terjadi pada daerah yang berbentuk batuan. Sesar membagi batuan
menjadi dua, yaitu Hanging Wall dan Foot Wall. Hanging Wall adalah batuan yang terletak
di atas sesar. Sedangkan Foot Wall adalah batuan yang berada di bawah sesar. Batuan yang
mengalami patahan, adalah batuan yang menyusun lapisan bumi (Baca: Jenis-jenis Batuan
Penyusun Lapisan Bumi – Beku, Sedimen, Metamorf).

Kedalaman patahan bisa hingga mencapai dasar samudra, serta memiliki panjang hingga
lintas benua. Terjadinya patahan, juga mengakibatkan adanya gempa bumi (Baca: Akibat
Gempa Bumi dan Jenisnya). Bentuk-bentuk patahan pada bumi sendiri, terbagi menjadi 3.
Patahan vertikal, Patahan Horizontal, Block Mountain, dan Oblique.

A. Patahan Vertikal

Bentuk Patahan Vertikal

Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini
menyebabkan sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke atas. Sedangkan sesar
turun adalah patahan yang bergerak ke bawah.

Patahan vertikal adalah salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki tinggi yang
berbeda- beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah patahan semangko. Patahan
semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi sumatra menjadi bagian barat dan timur.
Bentuk patahan vertikal dibagi menjadi empat, yaitu Horst, Graben, Fault Scrap, dan
Pegunungan Patahan.

1. Horst
Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Kenaikan
dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan tektogenesa adalah gerakan
yang berasal dari dalam bumi. Gerakan tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui
dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan
di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di
kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak
dari sesar yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan
dataran tinggi wonosari di yogyakarta.

2. Graben

Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga endogen.
Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan tektogenesa yang
memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan
di kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan tenaga endogen yang
berbeda, menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga.

Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada bagian
atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki permukaan yang
lebih lebar dari pada bagian bawahnya. Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben
yang terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di indonesia adalah danau
toba di sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.

3. Fault Scrap

Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan dari
satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik, sehingga
membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault scarp
juga biasa disebut sebagai Cliff atau tebing.

4. Pegunungan Patahan

Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan yang berbentuk
seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan beberapa sesar dengan tempo
dan gerakan yang hampir sama. Sesar bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau
pegunungan memiliki tangga alami untuk dinaiki.

B. Patahan Horizontal

Bentuk Patahan Horizontal

Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga endogen
yang bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar atau ke kanan dan
kekiri. Sehingga patahan ini tidak menyebabkan perubahan tinggi dari sesar.
Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di
dalam tanah. Garis- garis yang terjadi akibat patahan disebut kelurusan. Kelurusan akan
terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra satelit. Patahan horizontal, biasanya dapat
ditemukan pada daerah- daerah yang mengalami lipatan. Patahan horizontal dipisahkan
menjadi dua, yaitu Dekstral dan Sinistral.

1. Dekstral

Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat diketahui
dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika patahan tersebut adalah dekstral,
maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.

2. Sinistral

Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan horizontal yang
bergerak kearah kanan, maka sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri.
Untuk mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral. Yaitu berdiri di depan potongan
sesar yang besar. jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan tersebut adalah
sinistral.

C. Block Mauntain

Bentuk Block Mauntain

Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan tersebut
membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada yang naik, turun,
maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya beberapa tekanan yang terjadi di satu
daerah yang besar.

Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan, yang menghasilkan bentuk relief yang tidak
beraturan. Kumpulan patahan ini biasanya akan membentuk berbagai pegunungan.
Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok- balok lithosfer. Lithosfer adalah lapisan bumi
atau kulit bumi bagian luar (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya)

D. Oblique

Bentuk Oblique
Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan horizontal.
Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi akibat adanya dua
tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu dan di satu titik yang sama.

Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring dan
memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk Oblique lebih
dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan yang didapat, membuat Oblique lebih
curam dari Fault scarp. Oblique adalah penyebab terbentuknya palung di dasar laut, dan
ngarai di daratan

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/bentuk-bentuk-patahan

7 Contoh Lipatan dan Patahan yang ada di


Indonesia
Lipatan dan patahan merupakan bentuk-bentuk permukaan bumi yang terbentuk akibat dari
aktivitas lempeng yang ada di dalam bumi. Bentuk- bentuk permukaan bumi tidak sama
antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Diantaranya ada gunung dan pegunungan, ada
lembah, bukit dan perbukitan, jurang dan lain sebagainya. Hal tersebut justru akan menambah
keindahan keadaan di bumi. Lipatan dan patahan akan berkontribusi besar untuk membentuk
berbagai macam bentuk muka bumi tersebut. Adanya lipatan dan juga patahan ini akibat dari
tenaga yang berasal dari dalam bumi atau biasa kita sebut sebagai tenaga endogen.

Pengertian Lipatan dan Patahan

Kita tentu pernah menidengar atau bahkan familiar dengan lipatan dan juga patahan. Lipatan
atau Fold merupakan suatu gelombang pada lapisan tanah yang terjadi karena adanya proses
diatropisme atau proses pembentukan lapisan bumi yang tidak tercampuri oleh aktivitas
vulkanisme. Lipatan juga merupakan suatu struktur geologi yang biasa kita jumpai pada
batuan sedimen. Jenis- jenis lipatan ada banyak sekali diantaranya meliputi: lipatan tegak,
lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan isoklinal, lipatan rebah dan lipatan sesar.

Sementara patahan merupakan bentuk permukaan bumi yang terjadi karena aktivitas lempang
bumi. Seperti halnya lipatan, patahan juga terdiri atas berbagai macam. Macam- macam
patahan ini dibedakan karena bentuk yang dimilikinya. Beberapa bentuk patahan ini meliputi:
patahan vertikal, patahan horizontal, block mountain dan juga oblique. Itulah pengertian dari
lipatan dan juga patahan yang terjadi di bumi. Kita mungkin kurang menyadari bahwa
sebenarnya patahan dan lipatan ini juga terjadi di sekitar kita. Hal ini dibuktikan dengan
keadaan bumi kita yang tidak sama rata di bagian permukaannya. Maka dari itulah kita akan
membahas mengenai contoh lipatan dan patahan yang ada di permukaan bumi.

Contoh Lipatan dan Patahan

Lipatan dan Patahan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di permukaan Bumi. Kita bisa
membuktikannya melalui kenampakan alam di permukaan Bumi. Beberapa hasil patahan dan
lipatan juga terdapat di wilayah Indonesia. Beberapa contoh lipatan dan juga patahan yang
berada di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Contoh Lipatan

Lipatan yang terjadi di permukaan Bumi dapat kita temukan di


wilayah Indonesia. Beberapa contoh lipatan yang berada di wilayah Indonesia antara lain
sebagai berikut:

 Bukit Barisan

Bukit barisan yang membentang di Pulau Sumatera merupakan salah satu contoh dari lipatan.
Bukit ini merupakan hasil bentukan dari aktivitas lempeng- lempeng yang ada di bawah
permukaan Bumi, yakni lempeng tektonik yang bergerak.

 Pegunungan Tengger

Selain bukit barisan, contoh dari lipatan lainnya adalah pegunungan Tengger. Pegunungan
Tengger merupakan pegunungan yang berada di wilayah provinsi Jawa Timur. Pegunungan
ini terbentuk karena adanya aktivitas dari lempeng bumi yang aktif.

 Pegunungan Ijen

Contoh dari lipatan lainnya adalah pegunungan Ijen. Pegunungan Ijen merupakan hasil dari
aktivitas lempeng – lempeng bumi yang bergerak atif di bawah permukaan bumi.

Nah itulah beberapa contoh dari lipatan yang ada di permukaan Bumi. Jika kita lihat dari
contoh diatas maka contoh lipatan ini berupa tonjolan yang ada di permukaan Bumi

Hukum Laska : Cara Mengetahui Pusat


Gempa
Hukum laska merupakan suatu hukum yang menerangkan bagaimana cara mencari titik
pusat gempa. Titik pusat gempa yang berada di dalam bumi disebut hiposentrum.
Sedangkan titik pusat gempa yang berada di permukaan bumi disebut dengan episentrum.

Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini telah ditemukan beberapa cara
untuk mengetahui pusat gempa. Berikut adalah beberapa cara mengetahui pusat gempa,
yaitu
1. Menggunakan hasil pencatatan seismograf, yaitu seismograf vertikal, seismograf
horizontal yang berarah utara-selatan dan seismograf horizontal yang berarah timur-
barat. Dengan ketiga siesmograf tersebut, letak episentrum dapat ditentukan.
2. Menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Pada peta, ketiga
tempat itu dihubungkan kemudian ditarik garis sumbu pada garis yang
menghubungkan tempat – tempat pencatatan.
3. Menggunakan tiga tempat yang mencatat episentrum (metode episentral)

Episentral adalah jarak epientrum atau pusat gempa di stasiun pencatat gempa. Untuk
menentukan episentrum dengan menggunakan metode episentral diperlukan minimal tiga
stasiuan pencatat gempa. Untuk cara ini maka kita akan menggunakan hukum laska. Adapun
rumus hukum laska adalah sebagai berikut :
Rumus Hukum Laska
Delta = {(S – P) – 1’} 1.000 km
Keterangan :
Delta : jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa
S : gelombang sekunder gempa
P : gelombang primer gempa
1’ : 1 menit

Cara Mencari Titi Pusat Gempa (Episentrum)


Contoh kasus :
Pada suatu daerah terjadi gempa. Berdasarkan tiga buah stasiun (stasiun A, B, dan C)
pencatat gempa, tercatat getaran gempa sebagai berikut ini :
Stasiun A

 Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.28’.25’’


 Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.30’.40’’

Stasiun B

 Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.30’.15’’


 Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.33’.45’’

Stasiun C

 Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.32’.15’’


 Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.36’.15’’
Untuk menentukan episentral dari masing – masing stasiun, caranya adalah sebagai berikut
:
Delta A = {(2.30’.40’’ – 2.28’.25’’) – 1’} 1.000 km
= {2’.15’’ – 1’} 1.000 km

= {1’.15’’) 1.000 km  karena 1 menit = 60 detik, maka 1’.15’’ ditulis 75/60


= 75/60 x 1.000 km
= 1.250 km
Artinya, jarak episntrum gempa yang tercacat dari stasiun A berjarak 1.250 km

Delta B = {(2.33’.45’’ – 2.30’.15’’) – 1’} 1.000 km


= {3’.30’’ – 1’} 1.000 km
= {2’.30’’} 1.000 km
= 150/60 x 1.000 km
= 2.500 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km

Delta C = {(2.36’.15’’ – 1.32’.15’’) – 1’} 1.000 km


= {4’ – 1’} 1.000 km
= {3’} 1.000 km
= 180/60 x 1.000 km
= 3.000 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercatat di stasiun C berjarak 3.000 km

Dari ketiga episentral diatas, kita dapat memperoleh episentrumnya. Episentrum diperoleh
dari perpotongan ketiga lingkaran dengan radius (jari – jari) yang berupa jarak episentral dari
masing – masing stasiun diatas. Agar hasil dari perhitungan episentrum tersebut lebih akurat,
maka ada baiknya jika anda membuatnya dengan skala tertentu. Misalkan saja kita peroleh
gambar dan letak episentrum seperti berikut ini :
Dari Gambar tersebut dapat diketahui dimana letak episentrum dari gempa tersebut. Dalam
gambar tersebut letak episentrumnya berada pada daerah yang ditandai dengan bintang
kuning.

Kurang lebih itulah tentang hukum laska yang dapat saya bagikan kepada anda. Semoga ilmu
ini bermanfaat bagi anda. Jangan lupa untuk membaca artikel lain dari blog ini. SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
http://sapakabar.blogspot.com/2015/02/hukum-laska-cara-mengetahui-pusat-gempa.html

Anda mungkin juga menyukai