Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang
terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) secara tiba-tiba (sudden
slip) Pergeserean tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai
penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun bersumber dari bantuan manusia.
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di
alami selama periode waktu.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment
magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk
seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium
seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua
skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau
lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi
menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman
gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun
tidak ada batasan besarnya.

Pusat-pusat gempa di seluruh dunia


Lempengan tektonik gerakan global

B. Tipe Gempa Bumi


1.

Gempa bumi vulkanik (Gunung Api): Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan
yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut
hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

2.

Gempa bumi tektonik: Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh
tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari
tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari
beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan
hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak

perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal


inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan
menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik
yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis
tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi
tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas
pertemuan lempeng tektonik.
1.

Gempa bumi tumbukan: Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor
atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi

2.

Gempa bumi runtuhan: Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal.

3.

Gempa bumi buatan: Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir
atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

a.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang

dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itulah gempa bumi akan terjadi.
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan
ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan

kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa.


Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan
kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga
menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan
lainnya.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma
di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti
Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi
1.

Lempeng Tektonik

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi


beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak
bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu,
maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama
lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat
yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi,
gunung berapi dan pembentukan dataran
tinggi.
Teori

lempeng

merupakan

kombinasi

sebelumnya

yaitu:

Teori

tektonik
dari

teori

Pergerakan

Benua (Continental Drift) dan Pemekaran


Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu
litosfir, merupakan batuan yang relatif
dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah
lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini
sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga
dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai
aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan
terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan
pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila
kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan
saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada
suatu sesar, keduanya dapat bergerak
saling menjauhi, saling mendekati atau
saling bergeser. Umumnya, gerakan ini
berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur
sebesar

0-15cm

pertahun.

Kadang-

kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi
pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada
lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga
terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

2.

Jalur Gempa Bumi Dunia


Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur

pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia,


dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo- Australia bergerak relatip ke arah utara dan
menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip
ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi
gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan
tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami. Belajar dari pengalaman
kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang
telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang
tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat
pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana
gempabumi dan tsunami. Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya
gempa bumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk
memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi
bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia.

b.

Karakteristik Gempa Bumi


Beberapa karakteristik dari gempa bumi adalah sebagai berikut:

Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

Lokasi kejadian tertentu

Akibatnya dapat menimbulkan bencana

Berpotensi terulang lagi

Belum dapat diprediksi

Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gempa bumi di Bengkulu 2007


Provinsi

Bengkulu

merupakan salah satu provinsi


yang terletak pada pertemuan
lempeng

tektonik

Indo-

Australia

dan Eurasia

yang

generator

utama

merupakan

aktivitas gempa bumi tinggi.


Gerakan yang diakibatkan kedua
lempeng tersebut bisa menimbulkan terjadinya patahan aktif yang merupakan
generator seismisitas di belahan Sumatera ini. Bengkulu juga berada di
antara dua patahan aktif yakni patahan Semangko dan Mentawai. Kondisi di
atas menjadikan Provinsi Bengkulu sebagai daerah paling rawan terhadap
bencana gempa bumi.
Bengkulu telah digoncang dua kali gempa tektonik berskala besar
dalam kurun waktu yang relatif singkat yakni pada tahun 2000 dan tahun 2007.
Pada tanggal 4 Juni 2000, Bengkulu di goncang gempa bumi tektonik dengan
kekuatan 7,3 pada Skala Richter (SR). Kemudian pada tanggal 12 September
2007, Provinsi Bengkulu mengalami bencana alam berupa gempa bumi. Gempa
bumi berkekuatan 7,9 skala richter berpusat di 159 km barat daya Bengkulu
dengan kedalaman 10 km. setelah gempa pertama tersebut kemudian diikuti
dengan beberapa gempa susulan dengan skala dibawah 7 meski terdapat sekala
gempa susulan berkekuatan cukup besar hinggan 7,7 skala richter.
Dampak dari gempa bumi ini tidak saja diraakan di Provinsi Bengkulu
melainkan hingga ke daerah sekitar Bengkulu hingga belahan barat pulau Jawa.

Dampak terbesar tentu saja dialami Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat. Untuk
Provinsi Bengkulu, daerah yang terkena dampak cukup besar dari gempa bumi ini
adalah Kab. Bengkulu Utara dan Kab. Mukomuko. Pada peta dibawah terlihat
pusat gempa baik gempa utama maupun susulan. Lingkaran merah merupakan
daerah pusat gempa dan area yang terkena pengaruh cukup besar atas gempa yang
terjadi.

Menurut data dari departemen sosial, jumlah korban yang meninggal dunia
di Bengkulu sebanyak 15 orang. Korban yang mengalami luka berat sebanyak 12
orang dan luka ringan mencapai 26 orang. Adapun kerusakan atas bangunan di
Bengkulu tercatat 7.906 rumah roboh, 6.745 rusak berat dan 13.114 rusak ringan.
Sedangkan menurut data Satkorlak, gempa tersebut telah merusak sekitar 53.172
unit rumah masyarakat serta 408 unit bangunan pemerintah dan fasilitas umum
lainnya.
Sejumlah infrastruktur transportasi mengalami kerusakan akibat gempa
bumi yang mengguncang Bengkulu dan sekitarnya pada Rabu (13/9). Kerusakan
terutama dijumpai pada prasarana jalan. Jalan di depan pos kehutanan Ketahun
yang menuju ke Seblat 3/4 jalan turun 1 meter sepanjang 50 meter. Jalan Ketahun

Seblat terdapat tujuh lokasi yang terbelah, sedangkan jembatan di Air Seblat dan
Air Lais rusak. Bahkan, ruas jalan nasional Bengkulu - Padang terputus di daerah
Urai. Jalan kabupaten di Kabupaten Bengkulu juga putus.
Ketahun merupakan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bengkulu
Utara, memiliki 15 Desa. Desa-desa tersebut tersebar di daerah pesisir yang
berbatasan langsung dengan samudera Hindia.

Berikut adalah sejumlah

kerusakan di Ketahun.

Gambar 1. Salah satu SD di Kecamatan ketahun Bengkulu Utara mengalami


rusak berat. (15/9/2007)

Gambar 2. Jalan lintas Bengkulu-Sumatera Barat yang mengalami


kerusakan. (kec. Ketahun. 15/9/2007).

Gambar 3. Jalan lintas Bengkulu-Sumatera Barat yang mengalami


kerusakan. (kec. Ketahun. 15/9/2007).

Gambar 4. Jalan lintas Bengkulu-Sumatera Barat yang mengalami


kerusakan. (kec. Ketahun. 15/9/2007).

Gambar 5. Kerusakan Kantor Koprasi. Desa D4. (kec. Ketahun. 15/9/2007).

Gambar 6. Kerusakan rumah-rumah masyarakat di sepanjang jalan di desa D4


Kecamatan Ketahun. (kec. Ketahun. 15/9/2007).

Gambar 7. Kerusakan rumah-rumah masyarakat di sepanjang jalan di desa D4


Kecamatan Ketahun. (kec. Ketahun. 15/9/2007).

Selain di kec. Ketahun berikut ini adalah gambar kerusakan di Kecamatan


Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.

Gambar 8. Kekuatan Gempa Bengkulu ikut merobohkan rumah kayu di


Desa Nenggalo. Kec. Pondok Suguh (21/9/2007)

Gambar 9. Kondisi Gedung Sekolah SD Desa P. Bantal yang tidak layak


digunakan akibat bencana gempa. Desa Pasar Bantal. Kec. Pondok Suguh
(21/9/2007)

B. Gempa bumi Chili 2010


Gempa Bumi Chili 2010 terjadi
dengan kekuatan 8,8 Skala Richter pada
tanggal 27

Februari 2010 di

lepas

pantai Concepcin, Chili. Gempa

terasa

hingga di ibukota Chili, Santiago, dan


beberapa

kota

di Argentina.

Titik episentrum gempa berada pada lepas


pantai Maule, sekitar 6,4 km sebelah
barat Curanipe, Chili dan 115 utara-timur
laut dari kota terbesar kedua di Chili,
Concepcin. Gempa terjadi pukul 3:34
waktu

lokal

dan

dilaporkan

gempa

dirasakan antara 10-30 detik.


Gempa Bumi terjadi di perbatasan
antara Lempeng

Nazca dengan Lempeng

Amerika Selatan. Karakteristik gempa ini adalah mekanisme fokalsesar naik,


diakibatkan oleh subduksi lempeng Nazca dibawah lempeng Amerika Selatan.
1.) Kerusakan

Berdasarkan

laporan

dari

kameramen Associated Press Television


News,

beberapa

gedung

di Santiago runtuh dan terjadi listrik


padam

disebagian

besar

kota.

Kebakaran dilaporkan terjadi di sebuah


pabrik kimia di pinggiran kota Santiago
yang mengharuskan adanya evakuasi
untuk penduduk sekitar. Bandar Udara
Internasional Comodoro Arturo Merino
Bentez mengalami

kerusakan

dan

otoritas bandara membatalkan semua penerbangan selama 24 jam dari pukul


12:00 UTC. Hari Minggu, 28 Februari, Ricardo Ortega kepala Angkatan Udara
Chili, menyatakan penerbangan komersial dibuka kembali dan pesawat diizinkan
mendarat di Santiago.

Museum kesenian nasional di Santiago mengalami kerusakan berat dan


tidak akan dibuka hingga 9 Maret 2010. Sebuah aprtemen berlantai dua runtuh
dan menimpa tempat parkir serta merusak 50 mobil. Berdasarkan laporan resmi
petugas kesehatan, tiga rumah sakit di Santiago runtuh, dan lusinan rumah sakit di
selatan kota mengalami kerusakan.
Di Valparaso, sebuah gelombang tsunami dengan ketinggian 1,29 m telah
dilaporkan. Pelabuhan Valparaso telah diperintahkan untuk ditutup disebabkan
gempa Bumi. Pelabuhan kembali dibuka secara terbatas pada 28 Februari. Di Via
del Mar, sebuah kota wisata dan bagian dari wilayah Valparaso, beberapa
bangunan mengalami kerusakan, terutama di distrik Plan de Via.

Banyak kota di Maule mengalami dampak serius akibat gempa. Curanipe


yang terletak hanya 8 km (5 mil) dari episentrum gempa, terkena tsunami setelah
gempa dan tetap terisolasi dari dunia luar hingga 28 Februari.. Seorang peselancar
menyatakan, bahwa tsunami "...seperti yang terjadi di Thailand, air tiba-tiba naik.
"...was like the one in Thailand, a sudden rise of water. Dimensi gelombang tidak
dapat dipastikan, karena dipenuhi busa. Terjadi 10 hingga 15 kali air naik, yang
terakhir terjadi 08:30 pagi hari." Di Talca, ibukota wilayah Maule, banyak korban
tewas terperangkap di reruntuhan. Gedung administrasi telah tidak layak huni, dan
pihak berwenang berkantor di tanah lapang. Semua rumah sakit, kecuali dua dari
tiga belas rumah sakit runtuh. Dr Claudio Martnez menyatakan, "Kami hanya
menjaga orang-orang yang dalam bahaya mati." Staf rumah sakit berusaha untuk
mengangkut beberapa pasien ke Santiago pada hari Minggu pagi, tapi jalan-jalan
mengalami kerusakan.

Gedung rusak dan kebakaran dilaporkan terjadi di Concepcin. Tim


penyelamat mengalami kesulitan memasuki kota Concepcin, karena kerusakan
infrastruktur. Bangunan lima belas lantai "Alto Ro" runtuh secara horizontal
kearah belakang, banyak penghuni terjebak. Bangunan yang baru selesai itu telah
diketahui terdapat 19 apartemen telah ditempati dan tidak diketahui 36 apartemen
lainnya telah ditempati atau tidak. Sebuah tsunami dengan ketinggian 2.34 m
(7.68 ft) menghantam Talcahuano, sebuah kota pelabuhan bagian dari wilayah
Concepcin. Tsunami menyebabkan kerusakan serius untuk fasilitas pelabuhan
dan kapal tersapu gelombang. In the fishing town of Dichato, which has 7,000
residents, it was the third tsunami wave that ended up being the most damaging.

Alternatif Darurat : Housing

2.) Dampak Menurut Para Ahli


Pakar

Badan

Antariksa

Nasional

AS

(NASA), Gempa Chili perpendek hari dan Geser


Sumbu Bumi California, (Analisa) Gempa bumi 8,8
skala richter yang melanda Chili kemungkinan
besar telah mengubah rotasi bumi sehingga
memendekkan hari di planet bumi.
Gempa tersebut, gempa bumi ke tujuh
terkuat dalam catatan sejarah, telah memperpendek
lama hari bumi hingga 1,26 milidetik, menurut Richard Gross, pakar NASA di
Pasadena, California, AS. Model komputer yang digunakan Gross dan rekanrekannya untuk menentukan dampak dari efek gempa Chili juga menemukan
bahwa sumbu Bumi bergeser sekitar 3 inci atau 8 cm. Sumbu bumi berputar satu
kali setiap hari pada kecepatan sekitar 1.000 mph. Gempa bumi kuat memang
telah mengubah panjang hari dan sumbu bumi sebelumnya. Gempa 9,1 skala
richter di Aceh pada 2004, yang memicu tsunami, telah memperpendek lama hari
6,8 mikrodetik dan menggeser sumbu bumi sekitar 2,76 inci (7 cm).
Satu hari bumi sekitar 24 jam. Selama setahun, panjang hari biasanya
berubah secara bertahap tiap satu milidetik. Lama hari meningkat di musim dingin
di saat Bumi berputar lebih lambat dan berkurang pada musim panas. Gempa

bumi Chili jauh lebih kecil dibanding gempa bumi Aceh, namun efeknya di Bumi
lebih besar karena lokasinya. Pusat gempa Chili terletak di pertengahan garis
lintang dibanding di khatulistiwa seperti gempa Aceh. Lempeng yang memicu
gempa Chili juga terjadi pada sudut lebih curam daripada lempeng Sumatera. Hal
ini membuat lempeng Chili lebih efektif menggerakkan massa Bumi secara
vertikal dan karenanya lebih efektif dalam pergeseran poros bumi, kata ilmuwan
NASA itu.
a. Tsunami
Peringatan
terjadi tsunami diberikan

kepada

Chili

dan Peru, sementara itu peringatan tsunami


juga

terjadi

untuk Ekuador, Kolombia, Antartika,


Panama,

dan Kosta

Rika.

Peringatan

tsunami ini kemudian diperluas hingga


seluruh wilayah Samudera Pasifik, kecuali
untuk

wilayah

pantai

barat Amerika

Serikat, British

Columbia,

dan Alaska. Ketinggian tsunami mencapai 2,6 meter (8,6 kaki) terjadi di
laut Valparaiso, Chili. Ketinggian tsunami mencapai 2,34 meter tercatat
di Talcahuano, Biobo Region.
Gempa susulan tercatat mencapai kekuatan 6,2
setelah 20 menit gempa pertama. Dua gempa susulan
dengan kekuatan 5,4 dan 5,6 menyusul kemudian.
Di Kepulauan

Juan

Fernndez yang

berada

di

Samudera Pasifik sekitar 667 km dari lepas pantai


Chili, warga setempat melaporkan "terjadi sebuah
gelombang besar (una ola de gran tamao)" di kota
utama, tapi tidak diketahui adanya kerusakan yang terjadi.

Tsunami di Chile
Sekitar 30 menit setelah guncangan pertama, tsunami berturut-turut
melanda kota-kota pesisir, di antaranya Constitucin yang menderita kerusakan
paling parah, selanjutnya, amplitudo tsunami hingga 2,6 m (8 ft 6 in) tinggi
tercatat di laut di Valparaso. Sebuah amplitudo gelombang 2,34 m (7.68 ft)
tercatat sebesar Talcahuano di Biobo Daerah Pulau Robinson Crusoe. dengan
kematian empat orang di pulau itu, dan sebelas orang dilaporkan hilang, menurut
Gubernur Provinsi Ivan De La Maza. Presiden Bachelet dilaporkan telah
mengirim misi bantuan ke pulau terpencil.
Sebagai pencegahan terhadap tsunami mendatang, evakuasi parsial
diperintahkan di Easter Island, sekitar 3.510 km (2.180 mil) dari pantai Chili.
Pada 27 Februari, Menteri Pertahanan Francisco Vidal mengatakan bahwa
Angkatan Laut Chili telah membuat kesalahan dengan tidak segera mengeluarkan
peringatan tsunami setelah gempa, langkah yang bisa membantu masyarakat

pesisir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi lebih cepat. Mariano Rojas Bustos,
kepala Chile oseanografi layanan Shoa, yang merupakan bagian dari angkatan laut
negara itu, kemudian dipecat karena kegagalan organisasi untuk memberikan
peringatan yang jelas tentang tsunami.
Tsunami di Selandia Baru
Awalnya, the New Zealand Ministry of Civil Defence and Emergency
Management (CDEM) mengatakan mereka tidak mengharapkan tsunami
mencapai Selandia Baru, tetapi kemudian mengeluarkan peringatan yang
menyatakan bahwa gelombang hingga 1 m (3 ft 3 in) kemungkinan besar untuk
dapat mencapai wilayah timur Selandia Baru .CDEM melaporkan aktivitas
gelombang 50 cm (1,6 kaki) di Kepulauan Chatham dan 2 m (6 ft 7 in) lonjakan
dilaporkan disana. Sebuah lonjakan 2,2 m (7 ft 3 in) tinggi menghantam Pulau
Selatan Semenanjung Banks, kemudian disusul lonjakan hingga 1 m (3 ft 3 in) di
utara Pulau North. Pada pertengahan sore (waktu setempat), Pertahanan Sipil
telah menurunkan peringatan tsunami, sementara masih mengabarkan bahwa
permukaan air laut bisa berubah dengan cepat sampai 24 jam dari gelombang
awal.
Tsunami di Antartica
Stasiun pesisir AS Antartika, Program sepanjang Semenanjung Antartika,
Palmer Station, pergi pada peringatan tsunami sesaat setelah gempa melanda
Chili. Untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya tsunami. Badan gempa
setempat menyarankan agar para nelayan disekitar pesisir pantai agar mengungsi
ke tempat yang lebih tinggi. Badan gempa setempat juga mundur ke gedung
tertinggi stasiun. Personil Palmer mengembangkan rencana darurat tsunami
setelah gempa bumi di Samudera Hindia 2004 yang menciptakan tsunami yang
menewaskan lebih dari 230.000 orang di 14 negara. Meskipun tidak ada tsunami
terlihat terjadi di Palmer, monitor tetap pasang stasiun gempa dan mencatat bahwa
gelombang kecil memang mencapai pantai Pulau Anvers.

Dan masih banyak lagi negara2 yang terkena imbas Tsunami. Data
beberapa negara yang terkena dampak Tsunami gempa Chili

Persebaran Korban Jiwa di Negara Chili


Berdasarkan sumber wikipedia, persebaran korban jiwa akibat gempa ini
adalah sebagai berikut:

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase penduduk yang rumahnya


hancur atau rusak berat akibat gempa dan tsunami di enam wilayah yang paling
terkena dampak. Data dikumpulkan pada bulan Mei dan Juni 2010.

Kaburnya Narapidana

Di penjara El Manzano di Concepcin, kerusuhan penjara dimulai setelah


gagalnya melarikan diri oleh narapidana. Sementara dibagian lain dari penjara itu
dibakar dan kerusuhan dapat mereda setelah beberapa unit dari militer datang
membantu. Akibatnya beberapa Napi dikabarkan kabur.
Pada tanggal 1 Maret, penjaga di Chilln telah merebut kembali 36 dari
203 tahanan yang melarikan diri setelah terjadinya gempa. Selama pelarian
mereka, para tahanan membakar tujuh rumah dekat penjara. Seorang saksi mata di
Chilln menegaskan bahwa ia telah dirampok oleh para tahanan dengan senapan
mesin. Saksi lain mengalami pelecehan seksual oleh sekitar dua puluh orang yang
diyakini tahanan melarikan diri itu.
Memperpendek Hari dan Rotasi Bumi
Gempa Chili Perpendek Hari dan Geser Sumbu Bumi California, (Analisa)
Gempa bumi 8,8 skala richter yang melanda Chili kemungkinan besar telah
mengubah rotasi bumi sehingga memendekkan hari di planet bumi, demikian
dikatakan pakar Badan Antariksa Nasional AS (NASA). Gempa tersebut, gempa
bumi ke tujuh terkuat dalam catatan sejarah, telah memperpendek lama hari bumi
hingga 1,26 milidetik, menurut Richard Gross, pakar NASA di Pasadena,
California, AS. Model komputer yang digunakan Gross dan rekan-rekannya untuk
menentukan dampak dari efek gempa Chili juga menemukan bahwa sumbu Bumi
bergeser sekitar 3 inci atau 8 cm. Sumbu bumi berputar satu kali setiap hari pada
kecepatan sekitar 1.000 mph. Gempa bumi kuat memang telah mengubah panjang
hari dan sumbu bumi sebelumnya. Gempa 9,1 skala richter di Aceh pada 2004,
yang memicu tsunami, telah memperpendek lama hari 6,8 mikrodetik dan
menggeser sumbu bumi sekitar 2,76 inci (7 cm). Satu hari bumi sekitar 24 jam.
Selama setahun, panjang hari biasanya berubah secara bertahap tiap satu
milidetik. Lama hari meningkat di musim dingin di saat Bumi berputar lebih
lambat dan berkurang pada musim panas. Gempa bumi Chili jauh lebih kecil
dibanding gempa bumi Aceh, namun efeknya di Bumi lebih besar karena
lokasinya. Pusat gempa Chili terletak di pertengahan garis lintang dibanding di
khatulistiwa seperti gempa Aceh. Lempeng yang memicu gempa Chili juga terjadi

pada sudut lebih curam daripada lempeng Sumatera. Hal ini membuat lempeng
Chili lebih efektif menggerakkan massa Bumi secara vertikal dan karenanya lebih
efektif dalam pergeseran poros bumi.

http://enggifamelloestrada.wordpress.com/2010/03/04/gempa-chili-perpendekhari-dan-geser-sumbu-bumi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Chili_2010
http://rakyatdemokrasi.wordpress.com/2010/03/01/2967/
http://en.wikipedia.org/wiki/2010_Chile_earthquake
http://enggifamelloestrada.wordpress.com/2010/03/04/gempa-chili-perpendekhari-dan-geser-sumbu-bumi/
Pengaruh gempa terhadap lingkungan
Penyebab utama bencana dan kerusakan terhadap lingkungan hidup adalah gaya
inersia yang ditimbulkan oleh goncangan gempa dan berakibat merobohkan
bangunan-bangunan yang tidak didesain tahan gempa.
Faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan akibat gempa bumi

Kekuatan gempa bumi

Kedalaman gempa bumi

Jarak hiposentrum gempa bumi

Lama getaran gempa bumi

Kondisi tanah setempat

Kondisi bangunan

Akibat Gempa bumi

Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)

Likuifaksi ( liquifaction)

Longsoran Tanah

Tsunami

Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran,


dll).

A. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu artinya pelabuhan, nami artinya
gelombang, secara harafiah berarti ombak besar di pelabuhan adalah perpindahan
badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa
bumi yang

berpusat

di

bawah

laut,

letusan

gunung

berapi bawah

laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.


90% tsunami terjadi akibat gempa laut (tektonik bawah laut) namun bisa saja
terjadi oleh gempa bumi vulkanis akibat meletusnya gunung (yang terletak di
tengah

laut)

contohnya

letusan

Krakatau

di

selat

Sunda.

Kecepatan

gelombangtergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana


kecepatannya bisamencapai ratusan kilometer per jam.
Lempeng Tektonik (Tectonic Plate)
terbentuk oleh kerak benua (continental
crust) ataupun kerak samudra (oceanic
crust) dan lapisan batuan teratas dari
mantel bumi (earths mantle). Kerak
benua dan kerak samudra, beserta
lapisan teratas mantel ini dinamakan
litosfer. Kepadatan material pada kerak
samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula,
elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemenelemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair
yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini

sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan
satu dengan lainnya. Pergerakan Lempeng (Plate Movement) berdasarkan arah
pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya
(plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan
transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu
pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Batas Konvergen terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke
arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu
sama lain (one slip beneath another).
Jika lempeng di zona tersebut mengalami aktivitas pergerakan maka akan
menimbulkan gempa bumi. Seperti yang terjadi di Jepang, secara umum gempa
bumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di
laut dan mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Sumber gempabumi berada di laut


2. Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3. Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami

yang

ditimbulkan

oleh

gempa bumi biasanya menimbulkan


gelombang

yang

cukup

besar,

tergantung dari kekuatan gempanya


dan besarnya area patahan yang
terjadi. Tsunami dapat dihasilkan oleh
gangguan apapun yang dengan cepat
memindahkan suatu massa air yang
sangat besar, seperti suatu gempa

bumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun


juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah
permukaan laut. Gempa bumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari
adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk
membangkitkan tsunami.
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal
dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara
vertikal dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng
yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif
untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah
lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.

B. Likuifaksi (Soil Liquefaction)


Likuifaksi (Soil Liquefaction) adalah sebuah fenomena di mana tanah (atau
material lain terutama yang mengandung air) kehilangan daya dukungnya dan
berubah sifat menjadi cair akibat gerakan kuat gempa dalam rentang waktu
tertentu. Hal ini sangat berbahaya bila pada lokasi terjadinya likuifaksi berdiri
bangunan yang dihuni manusia atau struktur fisik lainnya yang berhubungan
langsung dengan manusia. Resiko likuifaksi dapat terjadi bila tanah tidak
mengalami proses pemadatan sempurna atau tanah di mana bangunan atau
struktur fisik didirikan memiliki kandungan pasir basah atau lumpur hingga
kedalaman 10 meter yang tidak didukung dengan perlakuan konstruksi dan sistem
pondasi yang memadai.
Likuifaksi terjadi pada tanah non-kohesif yang jenuh air sehingga ondisi
hidrogeologi memegang peranan penting dalam likuifaksi. Zonasi kerentanan
likuifaksi dibuat dengan menggabungkan tingkat kerentanan terhadap likuifaksi

yang dihasilkan dari masing-masing parameter, yaitu parameter-paraeter


geomorfologi, litologi dan parameter hidrogeologi.
Selain mengakibatkan amblas dan miringnya bangunan, likuifaksi juga
menyebabkan turunnya permukaan tanah hingga beberapa puluh centimeter. Hal
ini dapat menyebabkan terjadinya genangan air (banjir) pada saat musim hujan.
Likuifaksi mengakibatkan keruntuhan daya dukung, pergerakan tanah lateral,
beda penurunan pada bangunan, dan juga longsornya dam. Likuifaksi terjadi pada
tanah pasir lepas yg jenuh air. Oleh karena itu, likuifaksi biasanya terjadi di
pantai, dan daerah-daerah lain yang merupakan bekas aliran sungai atau danau
dengan permukaan air tanah yang tinggi.

Dampak likuifaksi pada bangunan


(Image from http://nirutkonkong1982.spaces.live.com/)

Dampak likuifaksi pada bangunan


(Image from http://nirutkonkong1982.spaces.live.com/)

Dampak likuifaksi pada bangunan


(Image from http://nirutkonkong1982.spaces.live.com/)

Amblasnya bangunan karena hilangnya daya dukung akibat likuifaksi. Gempa


Izmit, Turki (dari Olsen, ERDC-WES).

Akibat likuifaksi di pantai Kobe setelah dilanda gempa (dari University of


California, Berkeley)

Jatuhnya bentang jembatan karena adanya pergerakan lateral tanah akibat


likuifaksi (dari University of California, Berkeley).

Likuifaksi adalah sebuah istilah di kalangan ahli geologi yaitu proses


pencairan tanah akibat berubahnya sifat tanah dari keadaan padat menjadi cair
pasca guncangan gempa. Fenomena ini biasa muncul pasca gempa besar di
kawasan reklamasi, seperti yang terjadi di kota Urayasu, Provinsi Chiba. Ini
adalah foto-foto hasil liputan beberapa hari lalu ke kawasan itu, tiga minggu
setelah gempa dahsyat itu terjadi. Sebuah pengalaman berharga karena kami
ditemani oleh seorang pakar likuifaksi dunia, Profesor Ikuo Towhata.

.
Kota Urayasu adalah sebuah kawasan reklamasi. Dulunya ini hanyalah
sebuah kota nelayan kecil, tapi kemudian seiring dibangunnya kawasan Disney
land di sebelahnya, kota ini berkembang menjadi sebuah kawasan elit. Kawasan
elit yang kini penuh rumah-rumah miring.

Ketika gempa hebat terjadi di kawasan ini, terjadilah likuifaksi. Tanah


berubah sifat menjadi cair dan akibatnya bangunan-bangunan berat di atasnya
menjadi miring seperti rumah ini.

Pagar rumah yang miring di sebuah kawasan pemukiman elit di Urayasu.


Salah satu sisi positif dari likuifaksi ini adalah karena meski gempa besar,
namun bangunan tidak hancur. Hanya miring. Rupanya proses pencairan tanah
ini menjadi semacam suspensi bagi bangunan2 di atasnya.

Ini adalah fenomena khas saat terjadi likuifaksi yang dikenal dengan
sand boiling. Saat gempa terjadi, tekanan yang besar mendesak air di dalam
tanah menyembur keluar diikuti oleh pasir sehingga di seluruh penjuru kawasan
kota muncul gundukan-gundukan pasir seperti ini, dan mengubah kota menjadi

seperti. Beberapa minggu kemudian, ketika kawasan itu mulai mengering,


berubahlah ia bak sebuah kota padang pasir.

Sebuah jalan utama di Kota Urayasu. Jalanan penuh pasir, dan perhatikan
di sebelah kanan. Setebal itulah jumlah pasir yang keluar dan menumpuk di
seluruh kota.

Toserba mini 7 Eleven di Urayasu yang mendadak menjadi icon kota saat
terjadi likuifaksi, karena letakannya di tengah kota. Bagian depan toko ini ambles
ke dalam tanah sekitar 50 sentimeter.

Manhole alias gorong-gorong yang melesak ke atas karena tekanan air


di bawahnya. Ini juga fenomena umum yang terjadi di sebuah kota yang
mengalami likuifaksi.

Retakan di pinggir pantai Kota Urayasu. Pemandangan ini terjadi di


mana-mana. Seorang teman yang tengah berada di Disneyland Tokyo, tidak jauh
dari situ, mengatakan saat gempa, tanah retak dan air menyembur kencang dari
dalam tanah.

Ini retakan yang cukup parah. Sebagai gambaran, kekuatan tekanan tanah
saat terjadi likuifaksi itu sanggup membuat benda yang beratnya berton-ton
terangkat ke permukaan tanah. Apalagi kalau cuma jalanan beraspal seperti ini.

Box telepon umum yang miring di sebelah stasiun shin-urayasu. Tiga


minggu berselang, pembersihan telah banyak dilakukan, tapi kota itu masih penuh
pasir

Tiang listrik yang miring tengah berusaha ditegakkan kembali. Pasokan


listrik relatif tidak terganggu. Tapi air dan gas putus total karena pipa-pipa baja
yang ditanam didalam tanah patah berantakan..

Pemilik rumah ini rupanya sudah sangat paham dengan likuifaksi. Saat
membangun rumahnya beberapa bulan lalu, dia mengeluarkan dana sampai 1 juta
yen (sekitar 100 juta rupiah) untuk melakukan ground compaction alias
pemadatan tanah. Rumahnya pun tegap tegak berdiri di tengah rumah lain yang
miring.. Perhatikan pipa-pipa kuning di sekitar rumah itu. Itu pipa plastik yang
dipakai mengalirkan gas sementara. Tapi ternyata sistem mereka cukup canggih.
jadi begitu ada kebocoran sedikit saja, aliran gas langsung mati.

Bangunan di sebuah klinik di Urayasu yang ambles ke dalam tanah


sekitar 50-60 sentimeter

C. Longsor

Dampak gempa tidak hanya merusak bangunan tetapi juga


merubah topografi atau bentuk rupa bumi. Daerah-daerah
berlereng curam yg dalam kondisi kritis menjadi tempattempat berbahaya ketika terjadi goyangan gempa. Waktu
simposium internasional kebumian awal Agustus 2006 lalu Ibu Dwikorita
Longsorwati (looh beliau kan ahli perlongsoran hingga meraih Phd loh)
menjelaskan didalam simposium ahli kebumian dunia di Jogja awal Agustus lalu.
Longsoran yg dipicu gempa.
Gambar di samping memperlihatkan tempattempat yg memilki lereng curam. Peta ini dibuat
oleh BAISDA Jogja (Badan Informasi Daerah).
Perhatikan warna merah merupakan daerah yg
lerengnya curam, sedangkan warna hijau daerah
yang landai. Di bagian tengah ada kotamadya
Jogja dan Bantul berwarna hijau, artinya lerengnya landai kurang dari 8% atau
kurang dari 5 derajat. Di sebelah timur dan barat berupa perbukitan dengan lereng
curam.

Terlihat bahwa memang longsoran (Rock Slide) serta jatuhan (Rock Fall)
banyak sekali terjadi pada lereng-lereng yg kritis ini disekitar pusat gempa.
Dengan demikian kita tahu bahwa longsoran-longsoran itu memang benar
dipicu oleh gempa. Di Pantai Parang tritis anda dengan mudah melihat
jatuhan (rock fall) di dinding bukit sebelah timur pantai.

Longsoran yg menyebabkan rumah turun hingga 8 meter


Di

sepanjang

patahan

Sumatra terdpat dua danau


besar yg sangat terkenal
akibat pergeseran patahan
Sumatera.
Gambar di samping ini
memperlihatkan
penampang (atau
dilihat

dari

pinggir),

bagaimana
turun

dan

kalau

terjadinya
bergesernya

rumah hingga 8 meter vertikal dalam waktu sekejap.


Dari penampang tersebut terlihat bahwa adanya bidang luncur (slide surface), juga
terlihat adanya rekahan-rekahan dibagian atas. Ini jelas sekali menujukkan bahwa
turunnya rumah tersebut sebenernya memang menurunnya permukaan tanahnya
akibat bergeser sambil turun akibat longsoran. Terlihat bahwa rumah yang di atas
turun hingga 8 meter dan bergeser hingga 20 meter, rumah yg berada dibawah
lereng yg curam rawan longsor juga berbahaya tertimpa timbunan tanah.

Jadi yg seperti apa patahan yang membentuk danau ?


Patahan yg membentuk danau di Sumatra berupa
patahan geser (strike slip). Patahan geser ini
tentusaja tidak lurus seperti garis. Patahan ini
dapat

berbelok-belok.

Apabila

belokannya

stepping atau loncatannya ke kanan seperti yang terlihat di gambar samping, maka
ada bagian-bagian tertentu, di tempat belokan itu, akan membentuk graben atau
cekungan. Graben atau cekungan inilah yg kalau terisi air maka akan membentuk
danau.
Gambar di samping potongan penampang d iatas
sesuai garis A-B. Maka terlihat profil dari danau
yg terbentuk akibat patahan geser. Danau di
Sumatera yang terbentuk akibat patahan geser
sumatera

ini

yang

terkenal

adalah

Danau

Singkarak dan danau Ranau. Danau Singkarak ini


memiliki kedalaman hingga 268 meter.

D. Kerusakan Akibat Getaran di Permukaaan Tanah

Pada saat terjadi gempa permukaan tanah bawah struktur bangunan akan bergetar.
Getaran tersebut akan dutransmisikan ke srtuktur bangunan dinatasnya sehingga
memungkinkan terjadinya kerusakan struktur. Kerusakan ini dapat diminimalisir
dengan sistem struktur tahan gempa guna menhindari terjadinya total failure dan
korban jiwa manusia. Berdasar tngkat kerusakan struktur bangunan akibat getaran
gempa dibedakan atas 3 jenis kerusakan yaitu: kerusakan non struktural,
kerusakan structural sebagian (partially collapse) dan kerusakan struktur total
(totally collapse).
1. Kerusakan non struktural, kerusakan yang terjadi elemen non struktural
dari bangunan seperti dinding/tembok, partisi,pintu, jendela, furniture.
2. Kerusakan structural sebagian(partially collapse), kerusakan yang
terjadi pada sebagian elemen struktur dari bangunan seperti kolom, balok,
pelat.
3. Kerusakan struktural total(Totally collapse), kerusakan yang terjadi
elemen struktur dari bangunan yang mengakibatkan bangunan mengalami
keruntuhan total akibat getaran gempa

Anda mungkin juga menyukai