Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FISIKA BUMI DAN SISTEM KOMPLEKS


Dosen Pengampu: LAILATUL HUSNA Br LUBIS., S.Pd., M.Sc

DISUSUN OLEH

Lili Anriani Harahap ( 0705173080)

Niswatun Nadra Lubis (0705173088)

Riadina Siregar (0705173083)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020
Daftar Isi
A. Pengertian Gempa Bumi ....................................................................................................... 2

B. Macam-Macam Gempa Bumi .............................................................................................. 2

C. Penyebab Terjadinya Gempa bumi ..................................................................................... 4

D. Proses Gempa Bumi .............................................................................................................. 7

E. Teori Tentang Gempa Bumi ................................................................................................. 7

F. Gelombang Gempa .............................................................................................................. 10

G. Dampak Bencana Gempa Bumi ......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

1
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu seismos yang berarti getaran
atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Dengan demikian, secara
sederhana seismologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari fenomena getaran atau
goncangan pada bumi. Seperti gempa bumi.

A. Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dari terlepasnya
energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami deformasi. Gempa bumi
dapat didefenisikan sebagai rambatan gelombang pada masa batuan/tanah yang berasal dari hasil
pelepasan energi kinetik yang berasal dari dalam bumi. Sumber energi yang dilepaskan dapat
berasal dari hasil tumbukan lempeng, letusan gunung api, atau longsoran masa batuan/tanah.

B. Macam-Macam Gempa Bumi

Istilah gempa bumi sesungguhnya bermacam-macam tergantung dari penyebabnya.


Disamping gempa tektonik, kita mengenal juga gempa minor yang disebabkan oleh longsoran
tanah, letusan gunung api, dan aktivitas manusia. misalnya gempa vulkanik, gempa runtuhan,
gempa imbasan dan gempa buatan.

1. Gempa bumi tektonik : gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,
yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak

2
menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
2. Gempa vulkanik (gunung api) disebabkan oleh desakan magma ke permukaan bumi,
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifan semakin tinggi maka kan
menyebabkan timbulnya ledakan dan juga terjadinya gempa bumi. Gempa bumi
tersebut hanya terasa sekitar gunung api tersebut.
3. Gempa runtuhan banyak terjadi di sekitar pegunungan yang runtuh,pada daerah
kapur, atau daerah pertambangan , gempa bumi ini sangat jarang terjadi dan bersifat
lokal.
4. Gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar dam karena fluktuasi air dam.
5. Gempa buatan adalah adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir
atau ledakan untuk mencari bahan material.

Gempa minor umumnya hanya dirasakan secara lokal dan getarannya sendiri tidak
menyebabkan kerusakan yang signifikan atau kerugian harta benda maupun jiwa manusia.
Adapun mekanisme terjadinya gempa bumi dapat dijelaskan seperti yang diilustrusikan pada
gambar 2.1

3
Dalam gambar bagian diatas mengilustrasikan gambar permukaan bumi yang berada pada
suatu jalur patahan aktif dengan beberapa bangunan rumah sebelum terjadinya gempa. Pada
kondisi ini batuan berada dalam keadaan tegang (strained). Gambar bagian tengah menjelaskan
saat terjadi pergeseran disepanjang jalur patahan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja
dengan arah yang berlawanan dan energi yang terhimpun di dalam masa batuan akan dilepas dan
merambat kesegala arah sebagai gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Rambatan
gelombang yang menjalar di dalam batuan inilah yang menghancurkan bangunan-bangunan yang
ada disekitarnya . sedangkan gambar bagian bawah mengilustrasikan kondisi setelah terjadi
gempa dimana batuan kembali berada pada keadaan kondisi seperti semula.

C. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi


(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi dapat disebabkan antara lain
oleh:

1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi


2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir

Penyebab terjadi nya gempa bumi kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan
energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa


Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer
yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)

4
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal, gempa juga dapat terjadi
dari peledakan bahan peledak. Terakhir gempa juga dapat disebabkan oleh adanya aktivitas
vulkanik, baik berupa gerakan magma yang menuju ke permukaan maupun letusan atau
hembusan gas yang dikeluarkan dari tubuh gunung api.

Letusan gunung api disebabkan oleh gaya yang berasal dari dalam bumi akibat
terganggunya sistem kesetimbangan magma (kesetimbangan suhu, termodinamika dan
hidrosratik) dan sistem kesetimbangan geologi (kesetimbangan gaya tarik bumi, kimia-fisika,
dan panas bumi). Dan letusan gunung api adalah suatu kenampakan gejala vulkanisme ke arah
permukaan, atau suatu aspek kimiawi pemindahan tenaga ke arah permukaan, yang bergantung
pada kandungan tenaga dalam dapur magma yang dipengaruhi oleh keluaran panas pada saat
magma mendingin dan tekanan gas selama pembekuannya (Siswowidjoyo, 1996).

Pada Gambar dibawah diperlihatkan dengan jelas bagaimana letusan gunung api terjadi.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang
lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Sehingga menyebabkan gempa
vulkanik yang menyebabkan rekahan-rekahan pada dinding magma. Rekahan akibat desakan
magma ini menyebabkan sumbat magma runtuh dan air yang berada diatas sumbat masuk ke
magma dan mendidih dengan cepat. Tekanan uap akibat air yang mendidih inilah yang dapat
menimbulkan ledakan sehingga, tekanan magma keatas menjadi lebih mudah karena adanya
retakan pada sumbat magma. Seluruh air pada danau pun langsung menyentuh magma langsung
berubah menjadi uap yang bertekanan tinggi sehingga tekanan magma mendesak keatas semakin
tak terbendung.

Akibat letusan ini rekahan-rekahan dapat menimbulkan longsoran baik ke dalam maupun
ke luar. Apabila tekanan magma cukup besar maka akan terjadi letusan magmatik yang
menyebabkan dinding kawah runtuh. Letusan ini dapat menyebabkan keluarnya lahar, material
vulkanik bercampur air, debu dan awan vulkanik.

Gempa vulkanik biasa terjadi sebelum, sesaat maupun sesudah letusan. Tetapi gejala
tersebut tidak selalu sama pada tiap-tiap gunung api. Mungkin saja terjadi, gempa vulkanik
sebelum letusan jumlahnya lebih banyak dari pada sesudahnya. Suatu kenyataan bahwa

5
meskipun gunung api itu mempunyai batuan yang sejenis, bahkan pada gunung api yang sama
sekalipun, gejala kegempaan sehubungan dengan letusan tidak selalu sama. Perbedaan
diantaranya disebabkan oleh struktur batuan masing – masing gunung api. Sedangkan perubahan
gejala mungkin karena perubahan kekentalan magma, proses mineralisasi dalam magma ketika
terjadi pendinginan dalam perjalanannya menuju kepermukaan bumi yang dapat merubah
mekanisma letusan dan masih banyak kemungkinan – kemungkinan lainnya (Siswowidjojo,
1996).

6
D. Proses Gempa Bumi

Gempa bumi tektonik dalam prosesnya juga dibagi ke dalam beberapa jenis berikut ini.

 Jenis yang pertama dari gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh
aktivitas lempeng bumi yang bergerak saling berjauhan. Lempeng bumi yang bergerak
saling menjauh ini, dapat mengakibatkan terbentuknya lempeng baru di antara lempeng
bumi yang bergerak saling menjauh itu.

Lempeng bumi yang baru terbentuk ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil
dibandingkan lempeng yang bergerak saling menjauh, sehingga membuat lempeng baru
ini menerima tekanan yang lebih besar dari kedua lempeng lainnya.

 Jenis kedua adalah jenis pergerakan lempeng bumi yang saling bergeser satu sama lain.
Proses terjadinya gempa bumi pada jenis kedua ini hampir sama dengan jenis pertama
yang bergerak saling menjauh.

 Jenis yang ketiga adalah adanya pergerakan lempeng bumi yang bergerak saling
mendekat atau saling bertumpuk satu sama lain. Pergerakan lempeng yang saling
mendekat ini dapat membuat permukaan bumi ada yang lebih tinggi dan lebih rendah
satu sama lain, contohnya adalah adanya dataran rendah dan dataran tinggi.

Contoh lainnya adalah yang terjadi pada Gunung Everest yang lempeng di bawah
gunung ini bergerak saling bertumpuk dan membuat Gunung Everest ini menjadi
semakin tinggi.

Proses terjadinya gempa bumi akibat aktivitas gunung api aktif adalah proses gempa
bumi yang terjadi akibat gunung tersebut akan atau memulai proses letusannya. Berdasarkan dua
proses diatas, maka tidak heran jika wilayah di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi
gempa bumi.

E. Teori Tentang Gempa Bumi

7
Lapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km mempunyai temperatur relatif jauh lebih
rendah dibanding dengan lapisan dalamnya (mantel dan inti bumi) sehingga terjadi aliran
konveksi dimana massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah temperatur rendah atau
sebaliknya. Teori aliran konveksi ini sudah lama berkembang untuk menerangkan pergeseran
lempeng tektonik yang menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi tektonik atau lebih
dikenal dengan gempa bumi.

Teori yang terbaru menerangkan bahwa gempa tektonik berasal dari dekade 1960 an ,
menurut teori ini, kerak bumi terdiri dari 14 lempeng tektonik besar dan puluhan lempeng kecil
yang selalau bergerak. Kenapa selalu bergerak? Karena bagian dalam bumi bentuknya adalah
cairan pekat. Cairan-cairan tersebut selalu mengalir, walaupun rata-rata pergerakannya hanya
beberapa sentimeter pertahun.

Karena bentuk lempengnya tidak rata, sering terjadi gesekan dalam pergerakan ini.
Energi yang disebabkan oleh gesekan ini sebagian besar lepas dalam bentuk panas ke dalam
bumi, dan sebagian kecil saja yang terasa oleh kita sebagai goncangan atau dikenal sebagai
energi seismik. Selain terjadi pergeseran lempeng, bisa juga terjadi perekahan di dalam lepeng
itu sendiri. Jika ada gaya yang bekerja cukup besar, maka lempeng kerak bumi akan retak dan
mengakibatkan goncangan. Goncangan tersebut akan menyebabkan timbulnya patahan pada
permukaan bumi.

Secara umum, patahan dikategorikan menjadi beberapa macam berdasakrakan


pergerakanya, yaitu:

 Normal fault
 Reserve fault
 Strike fault

Sebelum ke penjelasan masing-masing bentuk patahan, terdapat hanging wall dan foot
wall dalam patahan. Dimana hanging wall adalah block batuan yang terletak diatas bidang sesar
atau patahan, sedangkan foot wall adalah block yang terdapat dibawah bidang sesar. Dalam
lingkungan patahan, biasanya terdapat lapisan batuan yang turun yang disebut dengan graben,
atau lapisan yang naik disebut horst.

8
1. Normal fault

Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak
dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.

2. Reserve fault

9
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri
dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.

3. Strike fault

Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan
mendatar ini tidak sepenuhnya lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun sebagian
ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser
sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.

F. Gelombang Gempa

Gelombang dapat diartikan sebagai usikan atau gangguan yang merambat. Usikan
merupakan salah satu bentuk energi. Jadi, gelombang merupakan fenomena perambatan energi.

10
Di dalam gempa bumi, terdapat yang namanya gelombang seismik, dimana gelombang
seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi.
Misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi
dan dapat terekam oleh seismometer. Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik
adalah adanya gangguan alami seperti pergerakan lempeng, bergeraknya patahan, aktivitas
gunung api atau sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal dengan gempa bumi. Ketika gempa
bumi terjadi, maka gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa rambatan
getaran dalam bentuk gelombang.

Ada tiga gelombang gempa yang terjadi di kulit bumi, yaitu gelombang longitudinal,
gelombang transversal, dan gelombang panjang atau gelombang permukaan.

1. Gelombang longitudinal yaitu gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa
ke segala arah dengan kecepatan 7-14 km per detik. Gelombang inilah yang pertama
dicatat oleh seismograf dan pertama kali dirasakan orang di daerah gempa, sehingga
dinamakan gelombang primer. memiliki kecepatan paling tinggi dari gelombang
Sekunder. Gelombang ini merupakan gelombang longitudinal partikel yang merambat
bolak balik dengan arah rambatnya. Gelombang ini terjadi karena adanya tekanan.

2. Gelombang transversal yaitu gelombang yang sejalan dengan gelombang primer


dengan kecepatan 4-7 km perdetik, dinamakan gelombang sekunder. Gelombang ini
memiliki gerak partikel tegak lurus terhadap arah rambatnya serta waktu tibanya
setelah gelombang Primer. Gelombang ini tidak dapat merambat pada fluida,
sehingga pada inti bumi bagian luar tidak dapat terdeteksi sedangkan pada inti bumi
bagian dalam mampu dilewati.

11
3. Gelombang panjang atau gelombang permukaan merupakan gelombang yang
memiliki amplitudo besar dan frekuensi rendah yang menjalar pada permukaan bebas.
Gelombang ini juga yang paling banyak menimbulkan kerusakan.

Berdasarkan sifat gerak partikel mediumnya, Gelombang ini terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Gelombang Love, Gelombang ini merupakan gelombang yang arah rambat
partikelnya bergetar melintang terhadap arah penjalarannya. Gelombang Love
merupakan gelombang transversal, kecepatan gelombang ini di permukaan bumi
(VL) adalah ± 2,0 – 4,4 km/s (Hidayati, 2010).

b. Gelombang Rayleigh, Gelombang Rayleigh merupakan jenis gelombang


permukaan yang memiliki kecepatan (VR) adalah ± 2,0 – 4,2 km/s di dalam bumi.

12
Arah rambatnya bergerak tegak lurus terhadap arah rambat dan searah bidang
datar (Hidayati, 2010).

G. Dampak Bencana Gempa Bumi

Rambatan gelombang seismik yang berasal dari energi yang dilepaskan dari hasil
pergerakan lempeng dapat menimbulkan bencana. Bencana yang disebabkan oleh gempa bumi
dapat berupa rekahan tanah (ground repture), getaran tanah (ground shaking), gerakan tanah
(mass-movement), kebakaran (fire), perubahan aliran air (drainage changes), gelombang pasang
tsunami, dsb nya. Gelombang gempa yang merambat pada masa batuan, tanah, ataupun air dapat
menyebabkan bangunan gedung dan jaringan jalan, air minum, telepon, listrik, dan gas menjadi
rusak. Tingkat kerusakan sangat ditentukan oleh besarnya magnitudo dan intensitas serta waktu
dan lokasi epicenter gempa.

1. Rekahan/patahan di permukaan bumi (ground rupture)

Pada umumnya gempa bumi seringkali berdampak pada rekahan dan patahnya
permukaan bumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi kerak bumi. Deformasi kerak
bumi dapat mengakibatkan permukaan daratan rekah dan terpatahkan hingga mencapai areal
yang sangat luas. Salah satu bukti nyata terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi
pada Februari, 1976 dimana areal seluas 12.000 km2 yang terletak pada jalur patahan San
Andreas, 65 km di sebelah utara kota Los Angeles mengalami pengankatan (uplifted) oleh
pergeseran sesar San Andreas.

13
2. Getaran/guncangan permukaan tanah (Ground Shaking)

Bencana gempa yang secara langsung terasa dan berdampak sangat serius adalah
runtuhnya bangunan-bangunan yang disebabkan oleh getaran/guncangan gempa yang merambat
pada media batuan/tanah. Pada umunya bangunan-bangunan yang berada diatas lapisan batuan
yang padat (firm) dampaknya tidak terlalu parah bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan
yang berada di atas batuan sedimen jenuh.

3. Longsoran tanah (Mass Movement)

Berbagai jenis luncuran dan longsoran tanah umunya dapat terjadi bersamaan dengan
terjadinya gempa. Hampir semua longsoran tanah dapat terjadi pada radius 40 km dari pusat
gempa (epicenter) dan untuk gempa yang sangat besar mencapai radius 160 km dan salah satu
contoh adalah gempa bumi Alaska tahun 1964 yang memicu terjadinya longsoran-longsoran
tanah yang terletak jauh dari epicenter gempa. Pada dasarnya getaran gempa lebih bersifat sebgai
pemicu teejadinya longsoran atau gerakan tanah. Dalam hal ini gempa bersifat menginduksi
terjadinya gerakan tanah, sedangkan longsoran dan gerakan tanah baru akan terjadi apabila daya
ikat antar butiran lemah, kejenuhan batuan/sedimen , porositas dan permiabilitas batuan/tanah
tinggi.

4. Kebakaran

Kerusakan yang utama dan sering terjadi pada saat gempa bumi adalah bahaya
kebakaran. Hal ini disebabkan oleh kebakaran yang berasal dari material bahan bangunan yang
mudah terbakar, kerusakan peralatan yang berkaitan dengan listrik serta pecah dan patahnya
saluran pipa gas, listrik, dan air. Pada umunya gempa menginduksi api yang berasal dari
putusnya saluran listrik, gas, dan pembangkit listrik yang sedang beroperasi yang pada akhirnya
menyebabkan kebakaran.

5. Perubahan air bawah tanah ( ground water modifications)

Air bawah tanah dapat mengalami perubahan oleh perpindahan yang disebabkan oleh
sesar atau oleh goncangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http:///digilib.unila.ac.id

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar geologi. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Sukandarrumidi. 2010. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene. Yogyakarta: Kanisius.

Tjandra, Kartono. 2017. Empat Bencana Geologi yang paling mematikan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.

Yulaelawati,Ella & Usman Syihab. 2008.Mencerdasi Bencana. Jakarta: Grasindo.

15

Anda mungkin juga menyukai