Anda di halaman 1dari 4

Materi Kelompok 2

1. Proses Terjadinya Gempa Bumi


Terjadinya gempa Bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng Bumi yang
memberikan efek getaran pada permukaan Bumi. Ketika terdapat gaya yang cukup besar
yang berasal dari pergerakan lempeng, maka batuan di lempeng akan menegang. Akibatnya
lempeng  Bumi dapat berubah bentuk. Bahkan lempeng dapat patah atau kembali ke bentuk
semula jika gaya tersebut hilang.

Batuan pada lempeng mengalami perubahan bentuk atau deformasi secara perlahan
dalam jangka waktu tertentu. Ketika batuan tersebut mengeras/ menegang maka energi
potensialnya terus bertambah. Ketika lempeng bergerak atau patah, maka energi tersebut
dilepaskan. Energi tersebut mengakibatkan terjadinya getaran yang merambat melalui
material Bumi lainnya. Semakin besar energi yang dilepaskan, maka getarannya akan
semakin terasa.

Ketika lempeng patah menjadi dua bagian, maka masing-masing bagian akan
bergerak menjauh. Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar).
Sedangkan gelombang yang merambat sepanjang permukaan Bumi dan gelombang gempa
Bumi disebut gelombang seismik. Sebuah titik pada kedalaman Bumi yang menjadi pusat
gempa disebut hiposentrum. Permukaan Bumi yang berada di atas hiposentrum disebut
episentrum.

Kekuatan gempa (magnitude) pada sebuah daerah dinyatakan dengan Skala Richter.
Pengukuran kekuatan gempa didasarkan pada amplitudo atau grafik gelombang seismik di
seismogram. Skala Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan.
Berdasarkan gempa yang terjadi sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0.
Setiap kenaikan 1,0 skala, energi gempa yang dihasilkan 32 kali lebih besar.

2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Secara Umum, Gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan lempengan yang bergerak ke satu arah atau bisa lebih. Semakin
lama itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa
tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng
Bumi, gerak lempeng Bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan
gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan
terbentuk lempeng baru di antara keduanya.

Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat
jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan
yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan
pelepasan energi yang juga besar. Terakhir adalah gerak lempeng yang saling bertumbukan
juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga
berdampak pada terbentuknya gunung. contohnya Gunung Everest. Gunung tersebut terus
tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling
bertumpuk.

Penyebab Gempa Bumi juga bisa dibagi menjadi :

1. Aktivitas Tektonik
Aktivitas tektonik adalah pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak
yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Aktivitas
tektonik menyebabkan gempa bumi tektonik yang menimbulkan kerusakan atau
bencana alam merupakan getaran yang dihasilkan dari peristiwa pematahan batuan
akibat benturan dua lempeng secara perlahan-lahan itu yang akumulasi energi
benturan tersebut melampaui kekuatan batuan, maka batuan di bawah permukaan.
Dimana Getaran gempa bumi yang kuat yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian
bumi

2. Aktivitas Meteor
Gempa bumi ini disebabkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi.
Jenis gempa bumi ini jarang sekali terjadi.

3. Aktivitas di daerah pertambangan


Gempa bumi ini disebut juga sebagai gempa bumi runtuhan yang terjadi karena
adanya aktivitas di daerah kapur atau pertambangan. Gempa bumi jenis ini jarang
terjadi dan bersifat lokal.

4. Aktivitas Manusia
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit serta nuklir ataupun peledakkan bom.

5. Aktivitas gunung berapi


Gempa bumi vulkanik (gunung api) disebabkan oleh aktivitas magma yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi, ledakan
akan terjadi sehingga menimbulkan gempa bumi. Gempa bumi vulkanik hanya terasa
di sekitar gunung api tersebut.

3. Jenis-Jenis Gempa Bumi


Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan
kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :

A. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

I. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung
berapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung mendapat
tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga
menimbulkan getaran tanah. Gempa vulkanik dapat menjadi
gejala/petunjuk akan terjadinya letusan gunung berapi. Namun gempa
vulkanik ini biasanya tidak merusak karena kekuatannya cukup kecil,
sehingga hanya dirasakan oleh orang-orang yang berada dalam radius
yang kecil saja dari sebuah gunung api. Contoh : gempa G. Bromo, gempa
G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

II. Gempa Tektonik


Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit
bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Lempeng tektonik bumi kita
ini terus bergerak, ada yang saling mendekat saling menjauh, atau
saling menggeser secara horizontal. Karena tepian lempeng yang tidak
rata, jika terjadi gesekan, maka timbullah friksi. Friksi ini kemudian
mengakumulasi energi yang kemudian dapat melepaskan energi
goncangan menjadi sebuah gempa.Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan
yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

III. Gempa runtuhan atau terban


Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah
longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya
berdampak kecil dan wilayahnya sempit. Kekuatan gempa akibat runtuhan
massa batuan ini juga kecil sehingga tidak berbahaya.

B. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
I. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa)
berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi).
Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

II. Gempa bumi menengah


Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara
60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada
umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
III. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang
dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan
kerusakan yang besar.

4. Lempeng-Lempengan Yang Ada Di Indonesia


Berikut lempeng – lempengan yang ada di Indonesia :

1. Lempeng Indo-Australia
Lempeng Indo-Australia ini memiliki luas kurang lebih 58,9 juta kilometer
persegi. Kemudian, lempeng Indo-Australia terbentuk dari penyatuan lempeng antara
lempeng Australia dan lempeng India pada jutaan tahun yang lalu. Di negara
Indonesia, lempeng Indo-Australia ini berada pada wilayah bagian timur, seperti
pulau Papua dan juga pulau Nusa Tenggara Timur yang kemudian saling berhubungan
dengan lempeng Eurasia di sebelah barat dan di sebelah utara terdapat lempeng
Pasifik.

2. Lempeng Euarasia
Lempeng di Indonesia selanjutnya adalah lempeng Eurasia. Lempeng yang
satu ini diperkirakan memiliki luas kurang lebih 67,8 juta km persegi. Dikarenakan
lempeng ini cukup luas, maka lempeng yang satu ini termasuk ke dalam lempeng
ketiga terbesar di dunia. Bahkan, hampir semua wilayah di benua Eropa dan Asia
berada di dalam lempeng yang satu ini. Pada negara Indonesia, wilayah yang dilewati
oleh lempeng ini merupakan pulau-pulau besar, seperti pulau Sumatera, pulau Jawa,
pulau Sulawesi, dan pulau Kalimantan. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa lempeng
Eurasia merupakan alas dari Indonesia saat ini.

3. Lempeng Pasifik
Lempeng ketiga yang mengelilingi Indonesia selanjutnya adalah lempeng
Pasifik. Lempeng pasifik ini diperkirakan memiliki luas kurang lebih 103,3 juta
kilometer persegi. Oleh karena itu, lempeng ini merupakan lempeng terbesar yang ada
di dunia ini. Selain itu, letak lempeng ini ada di bawah Samudera Pasifik yang dimulai
dari bagian utara dari pulau Papua, Indonesia.

4. Lempeng Laut Filipina


Lempeng keempat yang mengelilingi Indonesia selanjutnya adalah lempeng
Laut Filipina. Jika 3 lempeng sebelumnya termasuk ke dalam kategori makro, maka
lempeng Laut Filipina ini merupakan lempeng mikro. Hal ini karena lempeng yang
satu ini memiliki luas kurang lebih 5,5 juta kilometer persegi. Lempeng Laut Filipina,
letaknya ada di wilayah utara pulau Halmahera, Waigeo, Papua. Selain itu, juga
terletak di bagian paling luar di kepulauan Sangihe Talaud. Lempeng Laut Filipina ini
bersinggungan secara langsung dengan 3 lempeng makro yang ada di Indonesia, yaitu
lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.

Anda mungkin juga menyukai