Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Gempa Bumi Dan Jenisnya

Lengkap
Sora N 26/02/2015

Pengertian gempa bumi dan jenisnya lengkap – Pengertian gempa bumi adalah pergerakan
(bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau dari bawah permukaan bumi. Atau
definisi gempa bumi yang lebih langkapnya yaitu getaran atau goncangan yang terjadi karena
pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau dari bawah permukaan
bumi dan bisa juga disebabkan adanya letusan gunung api. Berdasarkan dari peristiwa yang
disebabkannya gempa dapat dibedakan menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa
runtuhan atau terban dan gempa buatan.

Gempa bumi vulkanik (Gunung Api) adalah suatu gempa bumi yang terjadi akibat adanya
aktivitas magma gunung api, yang biasa terjadi sebelum gunung tersebut meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan
mengakibatkan terjadinya gempa. Gempa bumi ini hanya terdapat di daerah gunung api yang
meletus. Gempa bumi jenis ini lebih bahaya dari gempa bumi runtuhan.

Gempa bumi tektonik adalah Gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempengan tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang kecil
sampai yang sangat besar. Daerah yang sering kali mengalami gempa jenis ini yaitu daerah
pegunungan lipatan muda, adalah daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum pasifik.
Bahaya dari gempa ini sangat besar, karena lapisan bumi dapat mengalami lipatan patahan
ataupun pergeseran.

Gempa bumi runtuhan adalah jenis gempa bumi yang biasanya terjadi pada daerah kapur atau
pada daerah pertambangan, jenis gempa ini jarang terjadi dan bahaya yang di akibatkan dari
gempa bumi runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah lokal.

Gempa bumi buatan adalah jenis gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
misalnya seperti peledakan dinamit, nuklir ataupun palu rasaksa yang dipukulkan ke permukaan
bumi, sehingga menimbulkan goncangan.
apakah itu gempa bumi?

Akibat yang ditimbulkan gempa bumi, diantaranya seperti:

Dampak fisik :

 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.


 Tanah lonsor akibat goncangan.
 Jatuhnya korban jiwa.
 permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
 Banjir karena rusaknya tanggul.
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
 Dan sebagainya.

Dampak sosial:

 Menimbulkan kemiskinan.
 Kelaparan.
 Menimbulkan penyakit.
 Bila pada sekla yang besar ( dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan
politik, system ekonomi dan lain-lain.
 Dan sebagainya.

Alat Pengukur Gempa Bumi.

Seismograf adalah alat yang digunakan atau dipakai untuk mengukur kuat dan lemahnya suatu
gempa bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf dibedakan menjadi 2 (dua)
macam :

 Seismograf horisontal yaitu suatu jenis seismograf yang mencatat kekuatan gempa
ataupun getaran bumi dengan arah secara horizontal (mendatar).
 Seismograf vertikal yaitu jenis dari seismograf yang mencatat getaran bumi dengan arah
secara vertikal.

Besaran gempa didasarkan pada amplitudi gelombang tektonik dan dicatat oleh alat Seismograf
dengan menggunakan Skala Rchter.
Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi
akibat dari pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik.
Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakkan kerak/lempeng bumi. Bencana alam gempa
bumi terjadi secara tiba-tiba, berbeda dengan bencana alam lainnya, seperti banjir misalnya, ada
hujan deras dulu baru bisa banjir. Indonesia sering dilanda gempa, diantaranya disebabkan
karena indonesia banyak gunung berapi.

Berikut uraian dan artikel tentang macam-macam gempa bumi:

1. Gempa Tektonisme

Keaneka-ragaman muka bumi sangat dipengaruhi oleh adanya gerakan di kerak/dasar bumi,
gerakan mendatar ataupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan itu menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru disebut struktur diastropik. Struktur diastropik
adalah perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru pada muka bumi. Bentuk struktur
diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan. Berikut keterangan bentuk
tersebut ;
a)      Pelengkungan: lapisan kulit bumi yang awalnya mendatar jika mendapat tekanan vertikal ,
maka akibatnya membentuk struktur melengkung. Lengkungan yang mengarah ke atas disebut
juga dengan kubah (dome) dan yang mengarah ke bawah yang disebut juga dengan basin.
b)      Lipatan: lipatan adalah akibat dari tekanan arah mendatar pada kulit bumi. Sementara
punggung lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.
c)      Patahan: patahan terjadi karena tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun
vertikal di kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan ini adalah daerah yang rawan gempa karena
daerah tersebut rapuh. Patahan disebut juga dengan sesar.
d)     Retakan: retakan terjadi disebabkan karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi
retak.

2. Gempa Vulkanisme

Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan bumi. Magma
tersebut keluar ke permukaan bumi pada umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa
kepundan pada gunung berapi. Jika magma yang berusaha untuk keluar tidak mencapai
permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Dan jika magma sampai di permukaan bumi,
proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk dari muka bumi diantaranya :
a)      Kawah, lubang yang menyerupai mangkuk di puncak gunung berapi,
b)      Kaldera, hasil dari letusan gunung berapi yang berbentuk seperti kawah tetapi ukurannya jauh
lebih besar. Oleh karena itu pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air
panas, dan gunung berapi corong kecil,
c)      Berbagai bentuk gunung berapi.

Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut :


1)      Retas (sill), magma yang sudah membeku yang berada di antara dua lapisan batuan di dalam
bumi berupa batuan beku.
2)      Lakolit, bentuk cembung mengarah ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan
ke atas di antara dua buah lapisan batuan sedimen.
3)      Gang atau korok, bentukan yang tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal
atau miring yang berasal dari magma yang sudah membeku ketika berusaha menerobos batuan
sedimen.
4)      Batholit, magma yang sudah membeku yang berada jauh di dalam bumi.

3 Seisme

Bila tumpukan energi di daerah penujaman sangat besar, energi itu akan mampu
menggoyangkan atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera yang berada di
sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut dengan gempa bumi. Kemudian gejala ini disebut
seisme. Getaran yang dihasilkan oleh pergeseran kerak bumi tersebut bisa besar maupun kecil.
Besar atau kecilnya kerusakan di permukaan bumi disebabkan oleh besar atau kecilnya kekuatan
gempa tersebut.

Hal yang Berkaitan dengan Gempa Bumi :


Gempa bumi - terjadi karena ada faktor, penyebab, proses dan akibatnya ; Klasifikasi,
Pengukuran, dan Kekuatan gempa. Berikut duopelangi mencoba menguraikannya ;

Magnitude

A.    Klasifikasi Gempa


Gempa bumi tergolong jadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi
diklasifikasikan menjadi.
1)      Gempa tektonik: gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi
oleh tenaga tektonik. Tumbukan tersebut akan menghasilkan getaran. Getaran inilah yang
merambat sampai ke permukaan bumi.
2)      Gempa vulkanik: gempa yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Gempa ini hanya dapat
dirasakan di sekitar gunung berapi sebelum terjadi letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat
setelah letusan.
3)      Gempa runtuhan atau longsoran: gempa ini terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan yang
mengalami runtuh. Getaran dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di daerah sekitar
yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, jenis gempa ada dua :


1)      Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
2)      Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.

Menurut kedalaman hiposentrumnya;


1)      Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter melebihi 300 km di bawah permukaan bumi.
2)      Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter yang berada antara 60-300 km di bawah
permukaan bumi.
3)      Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter yang kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, gempa dibagi menjadi tiga;


1)      Gempa sangat jauh: jarak episentrumnya diatas 10.000 km.
2)      Gempa jauh: jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
3)      Gempa lokal: jarak episentrumnya kurang 10.000 km.
Menurut lokasinya, jenis gempa dibagi jadi dua:
1)      Gempa daratan: episentrumnya terjadi di daratan.
2)      Gempa lautan: episentrumnya terjadi di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan
terjadinya tsunami.

B.     Pengukuran Gempa Bumi


Getaran gempa yang berasal dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran
itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan
getaran di permukaan bumi berbenuk gelombang panjang. Maka menurut pengukuran
gelombangnya, maka jenisnya bisa dibagi :
1)      Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan
bumi yang mempunyai kecepatan 4-7 km per detik.
2)      Gelombang sekunder (S): merupakan gelombang transversal yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik.
3)      Gelombang panjang (L): gelombang dengan kecepatan lebih lambat

C.     Kekuatan Gempa


Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi. Ada beberapa
skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain:
Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli. Tapi untuk saat ini pada
umumnya menggunakan Skala Richter.
Pengertian Gempa Bumi Dan Jenis-Jenisnya
Gempa bumi merupakan sebuah peristiwa bergetarnya permukaan bumi sebagai akibat adanya
gelombang seismik terhadap lapisan lapisan batuan atau litosfer. Gempa bumi seisme bersifat
merombak atau merusak permukaan bumi. Ilmu yang khusus mempelajari tentang gempa bumi
disebut Seismologi. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa disebut
Seismograf.

Jenis-Jenis Gempa Bumi Yang Biasa Terjadi.


Gempa bumi yang terjadi di berbagai wilayah indonesia merupakan jenis gempa bumi tektonik.
Selain gempa tektonik masih ada beberapa jenis gempa bumi. Jenis jenis gempa bumi
dikelompokkan berdasarkan criteria pengelompokan tertentu. Ada yang pengelompokannya
berdasarkan terjadinya, berdasarkan jarak hiposentrumnya (Pusat gempa), dan lain sebagainya.

Gempa Bumi  Berdasarkan Penyebabnya


 Gempa Tektonik
 Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena adanya proses pergeseran dan
patahnya lapisan batuan di litosfer. Bahaya gempa ini besar sekali, sebab tanah dapat
mengalami retakan, terban atau bergeser. Karena gempa ini selalu menakibatkan
perpindahan tanah, maka gempa ini disebut gempa dislokasi.
 Gempa Vulkanis
 Gempa Vulkanis adalah gempa yang terjadi di sekitar gunung api yang akan meletus atau
setelah meletus.
 Gempa Guguran (runtuhan/terban)
 Gempa runtuhan adalah gempa bumi yang terjadi karena runtuhnya masa batuan atau
tanah di gua kapur atau terowongan tambang. Biasanya terjadi di bekas goa goa tambang
dan bekas sungai bawah tanah.
Gempa Bumi  Berdasarkan Jarak Hiposentrum
Hiposentrum adalah pusat gempa yang letaknya jauh atau sangat dalam di perut bumi.
Sedangkan pusat gempa yang letaknya lebih dangkal, yaitu di permukaan bumi atau di atas
hiposentrum disebut episentrum. Gempa yang letak pusat gempanya di permukaan (episentrum)
inilah yang paling berbahaya sebab kekuatan besarsehingga menimbulkan kerusakan yang amat
besar. Berdasarkan jarak pusat gempanya (hiposentrumnya), gempa bumi dibedakan menjadi
tiga, yaitu:

 Gempa Bumi Dalam

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang jarak atau kedalaman hiposentrumnya lebih dari
300 km dibawah permukaan bumi. Contoh gempa bumi dalam yaitu gempa bumi yang
hiposentrumnya terdapat dibawah laut sulawesi, laut Banda, Laut Flores, dan lainya. Gempa
bumi jenis ini tidak terlalu membahayakan sebab kekuatan gempanya kecil karena sumber atau
pusat gempanya jauh.

 Gempa Bumi Menengah

Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang jarak atau kedalaman hiposentrumnya berada
antara 100km dan 300km dibawah permukaan bumi. gempa bumi menengah ini sedikit lebih
kuat daripada gempa bumi dalam, sehingga sedikit membahayakan. Contoh gempa bumi
menengah yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya terdapat di sepanjang Pulau Sumatra sebelah
barat, Jawa sebelah Selatan, Nusa Tenggara, antara Sumbawa dan Maluku, Sepanjang Teluk
Tomini, dan Sebagainya.

 Gempa Bumi Dangkal


Gempa Bumi dangkal adalah gempa bumi yang jarak atau kedalaman hiposentrumnya kurang
dari 100 km dibawah permukaan bumi. Makin dangkal pusat gempa bumi akan semakin besar
kekuatannya dan semakin berbahaya. Gempa bumi dangkal inilah yang paling berbahaya karena
kekuatannya terbesar dari pada kekuatan gempa bumi yang lain.

Berdasarkan intensitas atau kekuatanya


Intensitas atau kekuatan gempa dapat diketahui berdasarkan pengamatan pengamatan akibat
langsung terhadap benda benda di permukaan bumi. Berdasarkan intensitas atau kekuatannya,
gempa bumi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

 Makroseisme

Apa yang dimaksud dengan makroseisme ? Makroseisme adalah gempa bumi yang intensitas
atau kekuatanya besar dan dapat diketahui secara langsung tanpa menggunakan alat.

 Mikroseisme

Apa yang dimaksud dengan Mikroseisme ? Mikroseisme adalah gempa bumi yang intensitas atau
kekuatannya kecil dan hanya dapat diketahui dengan alat pengukur gempa.
Gempa adalah suatu sentakan asli yang terjadi di bumi, bersumber dari dalam bumi yang
kemudian merambat ke permukaan (Katilli, 1966). Pada saat gempa bumi terjadi, yang dapat kita
rasakan adalah getaran bumi di tempat kita berpijak. Ilmu yang mempelajari gempa bumi
dinamakan seismologi.

Menurut jenisnya gempa bumi ada empat macam, sebagai berikut.


1) Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang disebabkan adanya aktivitas vulkanisme atau letusan
gunung api. Gempa ini hanya terasa di sekitar gunung api itu saja, dan dapat terjadi sebelum,
selama atau sesudah letusan gunung api.

Gempa ini terjadi karena adanya getaran dalam bumi yang disebabkan oleh gesekan magma
dengan dinding batuan yang diterobos pada saat magma naik ke permukaan, di samping adanya
tekanan gas pada saat terjadinya peledakan hebat.

2) Gempa Bumi Tektonik


Gempa bumi tektonik disebabkan adanya pergeseran-pergeseran di dalam bumi secara tiba-tiba.
Gejala ini sangat erat hubungannya dengan pembentukan pegunungan yang biasanya diikuti
dengan pembentukan sesar-sesar baru.

Ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam bumi akan mengaktifkan kembali sesar-sesar lama
yang sudah tidak aktif. Apabila pergerakan tersebut cukup besar dan terekam oleh seismograf
akan menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik.

3) Gempa Bumi Runtuhan/Terban


Gempa bumi runtuhan terjadi akibat jatuhnya massa tanah di bagian atas rongga dalam bumi,
biasanya terjadi di gua, di daerah pertambangan, lereng tebing yang curam, dan di daerah karst.
Runtuhan yang terjadi di daerah-daerah tersebut sering menimbulkan getaran gempa yang
dikelompokkan ke dalam gempa bumi runtuhan.

4) Gempa Bumi Tumbukan


Gempa ini terutama disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke bumi. Gempa seperti ini jarang
terjadi.

Pusat gempa di bawah permukaan bumi disebut hiposentrum, dari hiposentrum, gelombang
menjalar ke segala arah. Ada dua bentuk hiposentrum, yaitu hiposentrum garis dan titik.
Hiposentrum berbentuk garis jika penyebabnya patahan kerak bumi dan hiposentrum berbentuk
titik jika penyebabnya gunung api atau tanah longsor.

Permukaan tanah yang berada tepat di atas hiposentrum disebut episentrum. Di sekitar
episentrum inilah biasanya terjadi kerusakan paling parah. Dari episentrum getaran permukaan
menjalar horizontal ke segala arah. Di Indonesia, episentrum umumnya terdapat di bawah
permukaan laut. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya tsunami.

Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya gempa bumi dibedakan menjadi 3 sebagai berikut.

1. Gempa bumi dalam, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum lebih dari 300 km.
Letak hiposentrum yang dalam mengakibatkan gempa ini tidak begitu mengguncang
permukaan bumi. Contohnya adalah gempa yang pernah terjadi di bawah Laut Jawa, Laut
Flores, dan Laut Sulawesi.
2. Gempa bumi menengah, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum antara 100 - 300
km. Contoh gempa ini pernah terjadi di selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, dan Teluk
Tomini. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan ringan.
3. Gempa bumi dangkal, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km.
Gempa bumi ini berbahaya sebab dapat menimbulkan kerusakan besar, seperti yang
terjadi di Yogyakarta dan sebagian Jawa tengah pada bulan Mei tahun 2006.

Getaran yang disebabkan oleh gempa bumi dapat merambat melalui 3 macam gelombang gempa,
sebagai berikut.

1. Gelombang longitudinal yaitu gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke
segala arah, dengan kecepatan 7 - 14 km per detik. Gelombang inilah yang pertama
dicatat oleh seismograf dan yang pertama kali dirasakan orang di daerah gempa, sehingga
dinamakan gelombang primer.
2. Gelombang transversal, yaitu gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan
kecepatan 4 - 7 km per detik, dinamakan juga gelombang sekunder.
3. Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang gempa yang merambat
di permukaan bumi dengan kecepatan sekitar 3,5 - 3,9 km per detik. Gelombang inilah
yang paling banyak menimbulkan kerusakan.

Gambaran perambatan gelombang gempa.

A : Gelombang longitudinal (primer)


B : Gelombang transversal (sekunder)
Dalam seismogram, gelombang longitudinal dicatat sebagai fase pelopor pertama, sedangkan
gelombang transversal yang datang kemudian dicatat sebagai pelopor kedua. Fase dari gangguan
utama dimulai dengan tibanya gelombang-gelombang permukaan. Perbedaan waktu antara
tibanya pelopor pertama dan kedua serta gangguan utama dipakai sebagai dasar menentukan
jarak episentrum yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus Laska sebagai berikut.

DΔ = [(S - P) - 1'] x megameter

Keterangan:
D : jarak episentral dalam megameter
S – P : perbedaan waktu tibanya gelombang pertama dan kedua dalam menit
1' : satu menit merupakan pengurangan tetap
1 megameter : 1.000 kilometer

Contoh:
Di stasiun gempa, pelopor pertama tercatat pada pukul 10.02 dan pelopor kedua tercatat pada
pukul 10.08. Berdasarkan rumus Laska, berapa jarak episentrumnya?
Jawab :
S - P = 6 menit
D = (6 - 1) × 1 megameter = 5 megameter = 5.000 kilometer
Jadi, jarak episentrum gempa adalah 5.000 km.
Pengertian Gempa Bumi Serta Berdasarkan Penyebabnya - Pernah anda
merasakan bumi ini bergetar atau bergoyang, ornang menyebut sebagai gempa.
Gempa bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Kita bisa merasakan dipagi hari,
disiang hari atau bahkan dimalam hari ketika orang sedang pulas tertidur. Sering
gempa menyebabkan korban manusia bahkan gempa dilaut dapat menyebabkan
terjadinya Tsunami. Seperti pada tsunami di Aceh yang menelan ratusan jiwa korban,
apakah penyebabnya?. Terjadinya gempa karena adanya pengaruh tenaga geologi
baik endogen maupun eksogen, gempa bumi ini akan mempengaruhi kehidupan
manusia.

Gempa bumi adalah " peristiwa bergetarnya kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan
yang ada pada bumi ". Alat untuk mengukur kekuatan gempa dinamakan Seismograf.

Berdasarkan Penyebabnya

 Gempa Vulkanik adalah " gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung api,
akibat tekanan gas pada magma maka terjadilah getaran pada kulit bumi
disekitar gunung api ". Gempa jenis ini dapat diperkirakan, karena sebelum
gunung api meletus terdapat tanda-tandanya. 
 Gempa Tektonik adalah " gempa yang disebabkan adanya gerakan lempeng
litosfer, lempeng atau kerak bumi yang bergerak suatu saat akan terjadi
tumbukan ". Tumbukan tersebut akan menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Gempa ini sangat berbahaya, karena getarannya sangat kuat dan tidak ada
tanda-tanda sebelumnya. 
 Gempa Runtuhan adalah " gempa yang disebabkan oleh runtuhnya tanah yang
mempunyai volume besar ". 

Berdasarkan Jarak Episentrumnya (pusat gempa) 

 Gempa dekat/setempat, jaraknya kurang dari 10.000 km. 


 Gempa jauh sekitar 10.000 km. 
 Gempa jauh sekali jaraknya lebih dari 10.000 km. 
Berdasarkan Kedalamannya 

 Gempa dangkal : kurang dari 100 km dibawah permukaan laut. 


 Gempa menengah antara 100 - 300 km. 
 Gempa dalam lebih dari 300 km. 

Menentukan Pusat Gempa (Episentrum) 

 Metode Homoseista, Metode ini dengan menggunakan tiga tempat yang


mempunyai homoseista. Homoseista adalah " daerah yang mempunyai waktu
getar yang sama ". 
 Metode Episentral adalah " metode dengan mencatat tiga daerah yang
merekam waktu gelombang primer dan gelombang sekunder ".

Beberapa jenis gempa bumi :


1.Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang
biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.

2.Gempa bumi tektonik ; Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran
gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang
karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa
bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.Gempa bumi
tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit,
yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam
ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan
fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas
pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia
pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB

3.Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh
ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi

4.Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

5.Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakangerakan di kerak bumi,
baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang
termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan
membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah
(dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.

Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung
lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.

Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal pada
kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. Patahan
sering disebut juga sesar.
Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak.

2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan
bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang
berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai
di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi
disebut lava.

Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:


(1) kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api
(2) kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh lebih besar.
Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung api
corong kecil
(3) berbagai bentuk gunung api.

Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.


(1) Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi berupa
batuan beku.
(2) Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas di antara
dua lapisan batuan sedimen.
(3) Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal atau miring
yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos batuan sedimen.
(4) Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.

3) Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang
atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini
disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi
tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar
kecilnya gempa tersebut.
PROSES GEMPA BUMI DAN MITIGASINYA
BAB I 

PENDAHULUAN  

          Gempa Bumi Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang berasal dari dalam bumi dan
merambat sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Pusat atau sumber
gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Ilmu yang secara khusus mempelajari
gempa disebut seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa
disebut seismolog.

Jenis-jenis gempa bumi:


1.    Gempa bumi tektonik
2.    Gempa bumi vulkanik
3.    Gempa bumi runtuhan atau gempa bumi terban

Klasifikasi gempa bumi:


1.    Berdasarkan faktor penyebabnya
2.    Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum
3.    Berdasarkan bentuk episentrumnya
4.    Berdasarkan letak episentrumnya
5.    Berdasarkan jarak episentrumnya
6.    Berdasarkan Gelombang atau Getaran Gempa.

          Mengenali dan mengetahui berbagai sifat bencana yang ditimbulkan merupakan hal yang harus
dilakukan pertama kali dalam rangka mitigasi bencana. Beberapa kegiatan bencana alam seperti gempa,
sulit sekali dicegah dan ditentukan kapan dan di mana lokasinya, tetapi pencegahan jatuhnya korban
dapat dilakukan. Nah, salah satu caranya adalah mengenali berbagai jenis gempa. Jika kita
mempertanyakan dari mana gempa itu berasal atau bagaimana gempa itu terjadi, maka kita dapat
melihat pada tiga sumber terjadinya gempa, yaitu karena pergerakan lempeng tektonik, aktivitas gunung
api, atau karena runtuhan tambang atau lubang-lubang interior di dalam Bumi.                       

BAB II 
PEMBAHASAN  

A.  Pengertian Gempa bumi


Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat sampai ke
permukaan bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Pusat atau sumber gempa bumi yang
letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut
seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog.
Mereka menggunakan alat pengukur yang disebut seismograf atau seismometer. Ada dua macam
seismograf, yaitu sebagai berikut.
a. Seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
b. Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
           Alat tersebut digunakan untuk mencatat pola gelombang gempa atau seismik dengan
memerhitungkan kekuatan sekaligus lama terjadinya gempa. Lempeng-lempeng kerak bumi bergerak
perlahan saling bergesekan, menekan, dan mendesak bebatuan. Akibatnya, tekanan bertambah besar.
Jika tekanannya besar, bebatuan di bawah tanah akan pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini
merambatkan getaran yang menyebabkan gempa bumi. Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa
bumi dan 34.000-nya tergolong kuat.
          Beberapa gempa terbesar di dunia terjadi karena proses subduksi. Dalam proses ini, terjadi
tumbukan antara dua lempeng dengan salah satu lempeng kerak bumi terdorong ke bawah lempeng
yang lain. Lempeng samudra di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng
samudra yang jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya, melelehkan kedua bagian lempeng.
Tumbukan menghasilkan gunungapi dan menyebabkan gempa bumi. Beberapa istilah yang
berhubungan dengan gempa bumi, yaitu sebagai berikut.
a.    Hiposentrum, yaitu titik pusat terjadinya gempa yang terletak di lapisan bumi bagian dalam.
b.    Episentrum, yaitu titik pusat gempa bumi yang terletak di permukaan bumi, tegak lurus dengan
hiposentrum.
c.    Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dan episentrum.
d.    Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami intensitas
getaran gempa yang sama besarnya.
e.    Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat menerima
goncangan gempa. Daerah tersebut terletak di sekitar episentrum.
f.    Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah yang menerima getaran gempa
yang pertama pada waktu yang bersamaan.

B.  Jenis Gempa Bumi


Menurut jenisnya, gempa bumi ada tiga macam, yaitu gempa tektonik, vulkanis, dan runtuhan atau
terban.
A. Gempa bumi tektonik
          Gempa bumi tektonik yaitu gempa bumi yang terjadi karena gerakan atau pergeseran kulit bumi
dalam rangka mencari keseimbangannya. Gempa jenis ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan
meliputi daerah yang luas. Dari semua gempa bumi yang terjadi, 93% termasuk gempa bumi tektonik.
Gempa bumi ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa di daerah retakan, gempa di daerah lipatan,
dan gempa di laut yang dapat menimbulkan ombak pasang hingga mencapai ketinggian 40 m. Gejala
alam ini sering disebut dengan pasang tsunami.

B. Gempa bumi vulkanis


          Gempa bumi vulkanis adalah gempa bumi karena aktivitas gunung berapi. Gempa bumi ini terjadi
sebelum, pada saat, dan sesudah gunung api meletus. Gempa bumi ini tidak begitu hebat dan hanya
terasa di sekitar gunung berapi yang sedang meletus. Lebih kurang 7% peristiwa gempa bumi adalah
gempa bumi vulkanis.
C. Gempa bumi runtuhan atau gempa bumi terban
          Gempa ini terjadi akibat runtuhnya bagian atas rongga di dalam bumi, misalnya, di gua, di daerah
tambang, dan di daerah kapur. Tempat asal gempa disebut pusat gempa atau hiposentrum (hypo =
bawah). Tempat di permukaan bumi yang tepat di atas hiposentrum disebut episentrum (epi = atas).
Getaran yang disebabkan oleh gempa bumi dapat merambat melalui tiga cara.
1) Getaran longitudinal atau gelombang primer
          Getaran longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan dari
hiposentrum melalui litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7 – 14 km per detik dan
mempunyai periode 5 – 7 detik. Gelombang inilah yang pertama kali dicatat oleh seismograf.

2) Getaran transversal atau gelombang sekunder


          Getaran transversal yaitu gelombang gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer
dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah di dalam lapisan bumi dengan kecepatan 4 – 7 km per
detik dan mempunyai periode antara 11 – 13 detik. Oleh karena kecepatannya lebih lambat maka
gelombang ini dicatat oleh seismograf setelah gelombang primer.

3) Getaran gelombang di lapisan kerak bumi atau gelombang panjang


          Gelombang ini mempunyai kecepatan 3,5 – 3,9 km per detik. Gelombang ini merambat dari
episentrum gempa melalui permukaan bumi atau melalui lapisan kulit bumi dan merupakan gelombang
perusak. Gunung api dan gempa bumi sering terjadi pada tiga jalur yang merupakan batas lempeng-
lempeng kerak bumi, yaitu
1) mengelilingi Samudra Pasifik,
2) membentang dari Asia Tenggara hingga Laut Tengah, dan
3) sepanjang punggung sentral Atlantik.  

Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa sebagai berikut.


a. Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
b. Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan
alat perekam.

C.  Klasifikasi Gempa Bumi


          Gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1)    Berdasarkan Faktor Penyebabnya

1.     Gempa Bumi Tektonik (Tectonic Earthquake), terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang
berupa pergeseran lapisan batuan.\ Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan sebarannya
meliputi daerah sangat luas. Salah satu contohnya seperti gempa bumi yang terjadi di bumi Nanggroe
Aceh Darussalam. 

2.     Gempa Bumi Runtuhan (Fall Earthquake), terjadi akibat runtuh nya batu-batu raksasa di sisi gunung,
atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getarannya tidak begitu luas dan tidak begitu terasa di
tempat jauh.

3.     Gempa Bumi Vulkanik (Volcanic Earthquake), terjadi akibat adanya aktivitas gunungapi. Dalam
banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului terjadinya erupsi gunungapi, tetapi lebih sering terjadi
dalam waktu bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa jika dibandingkan getaran gempa
runtuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas.

2)    Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum:

1.     Gempa Bumi Dalam         


        Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Tempat yang pernah
mengalami adalah dibawah laut jawa,laut sulawesi,dan laut flores

2.     Gempa Bumi Menengah


        Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300
km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan
dan getarannya lebih terasa. Tempat yang pernah terkena antara lain : Sepanjang pulau sumatera
bagian barat, pulau jawa bagian selatan, sepanjang teluk tomini, laut maluku, dan kep. Nusa Tenggara.

3.    Gempa Bumi Dangkal


       Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Tempat yang pernah
terkena antara lain : Pulau bali, pulau flores, yogyakarta, dan jawa tengah.

3)    Berdasarkan bentuk episentrumnya:

1. Gempa linier, jika episentrum berbentuk garis. Contoh: Gempa tektonik karena patahan. 
2. Gempa sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Contoh: Gempa vulkanik dan gempa
runtuhan.  

4)    Berdasarkan letak episentrumnya:

1. Gempa daratan, jika episentrumnya di daratan. 


2. Gempa laut, jika episentrumnya di dasar laut.  

5)    Berdasarkan jarak episentrumnya:

1. Gempa setempat, jika jarak episentrum dan tempat gempa terasa sejauh kurang dari 1.000 km. 
2. Gempa jauh, jika jarak episentrumnya dan tempat gempa terasa sekitar 10.000 km. 
3. Gempa sangat jauh, jika jarak episentrum dengan tempat terasa lebih dari 10.000 km 

6)    Berdasarkan Gelombang atau Getaran Gempa

1. Gempa Akibat Gelombang Primer Gelombang primer (Gelombang Lungitudinal) adalah


gelombang/getaran yang merambat ditubuh bumi dengan kecepatan 7-14km/detik . Getaran ini
berasal dari hiposentrum.  
2.  Gempa Akibat Gelombang Sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang/getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4-
7km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair. 
3. Gempa Akibat Gelombang Panjang Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat
melalui permukaan bumi dengan kecepatan 3-4km/detik. Gelombang ini berasal dariepisentrum
dan gelombang inilah yang banyak menimbulkan kerusakan dipermukaan bumi.  

D.  Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


          Penyebab Terjadinya Gempa Bumi adalah:
a.    Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
b.    Aktivitas sesar di permukaan bumi
c.    Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
d.    Aktivitas gunung api
e.    Ledakan nuklir

          Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi.
Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor,
runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga
menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir
akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya. Gejala dan Peringatan Dini
•    Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
•    Belum ada metode pendugaan secara akurat

E.  Dampak Gempa Bumi


          Gempa bumi memiliki kekuatan yang bervariasi, yakni gempa yang berkekuatan rendah, sedang
dan tinggi. Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan, maka akan
menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat. Contohnya:
•    Jalan raya terputus
•    Seluruh bangunan terbelah
Gempa bumi juga menimbulkan bencana sekunder. Contohnya:
•    Terputusnya listrik, telepon, jaringan air minum
•    Kebakaran ledakan dan kekeringan
          Gempa bumi yang kuat apabila terjadi dilaut dapat menimbulkan gelombang laut yang besar atau
yang biasa disebut tsunami. Kata Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang artinya Tsu berati pelabuhan
dan nami berarti gelombang. Tsunami dapat memiliki kecepatan lebih dari 500 km/jam. Beberapa hal
akibat dari tsunami:
a.    Menimbulkan banyak korban jiwa
b.    Banjir dan gelombang pasang
c.    Kerusakan pada sarana dan prasarana
d.    Pencemaran air bersih

F.  Skala Kekuatan Gempa Bumi


          Skala kekuatan gempa bumi menurut beberapa ahli: 
1.    Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut C.F Richter C.F
          Richter adalah seorang ahli sismologi berkebangsaan Amerika Serikat, yang pada tahun 1935
menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala magnitudo (ukuran besar/kecilnya kekuatan gempa).
Richter menggunakan klasifikasi anka 0-8. Semakin besar angka semakin besar magnitudonya.
2.    Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut Mercalli
          Mercalli pada tahun 1931 menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala intensitas gempa.
Intensitas gempa disuatu tempat adalah kekuatan gempa yang diestimasikan berdasarkan efek geologis
dan efeknya terhadap bangunan dan manusia.
3.    Skala Kekuatan Gempa Bumi Menurut Omori
          Skala gempa yang ditulis oleh Omori mirip dengan skala gempa yang ditulis oleh Mercalli.  Di
Indonesia jika diperhatikan dengan cermat kondisi gunung apinya masih tergolong berumur muda dan
berderet yang membentuk jalur gunung api, dan merupakan pertemuan antara sirkum mediterania dan
sirkum pasifik.

          Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini telah ditemukan beberapa cara
untuk mengetahui pusat gempa, yaitu sebagai berikut.
a.    Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf, yaitu satu seismograf vertikal, satu seismograf
horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf horizontal yang berarah timur-barat.
Dengan tiga seismograf ini akan ditemukan letak episentrum.
b.    Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Ketiga tempat yang
terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik garis sumbu pada garis yang
menghubungkan tempat-tempat pencatatan.
c.    Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari dengan rumus
Laska, yaitu:

DΔ = {(S – P) – 1} x 1 megameter

DΔ                  =  jarak episentral dalam megameter


S – P               = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder, dala satuan
menit. 1                     =  satu menit merupakan pengurangan tetap.
1 megameter    =  1000 km
Contoh:
Di stasiun gempa, pelopor pertama tercatat pada pukul 10.02, dan pelopor kedua tercatat pada pukul
10.08. Berdasarkan rumus laska, berapa jarak episentrumnya?

Jawab:     S – P = 6 menit  


D      = (6 - 1) x 1 megameter = 5 megameter = 5000 km  
Jadi, jarak episentrum gempa adalah 5000 km.

Empat golongan kerusakan utama akibat gempa, yaitu:


1. Ground shaking: Ini adalah gerakan tanah akibat gempa yang merupakan unsur utama penyebab
keruntuhan struktur
2. Liquefaction: Kehilangan strength pada pasir yang jenuh air akibat pembebanan siklik. Kondisi ini
menyebabkan penurunan dan pergerakan lateral dari pondasi. Yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi lokasi yang berpotensi liquefaction dengan menghindari pembangunan diatasnya, atau
cara lain membuat fondasi dalam sehingga terhindar dari liquefaction
3. Bidang patahan (fault rupture): Ini pergerakan patahan akibat gempa. Pergerakan dapat vertikal
maupun horizontal.
4.    Landslide:    sering kali terjadi sebagai akibat dari terjadinya gempa. Perlu dihindari pembangunan di
atas lereng atau dikaki lereng.

G.  Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi


          Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.
•    Di dalam Rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan
diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan
benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang
menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
•    Di Sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa
mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri
dekat gedung, tiang dan pohon.
•    Di luar Rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda
dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
•    Di Gedung, Mall, dan Bioskop
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau
satpam.
•    Di dalam Lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa
bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat
keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
•    Di Kereta Api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan
secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti
terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
•    Di dalam Mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil
anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah
dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
•    Di Ginung/Pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak,
cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
•    Beri Pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka
bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.  
•    Dengarkan Informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting
sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat
memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena
informasi orang yang tidak jelas.

H.  Mitigasi gempa


          Mengenali dan mengetahui berbagai sifat bencana yang ditimbulkan merupakan hal yang harus
dilakukan pertama kali dalam rangka mitigasi bencana. Beberapa kegiatan bencana alam seperti gempa,
sulit sekali dicegah dan ditentukan kapan dan di mana lokasinya, tetapi pencegahan jatuhnya korban
dapat dilakukan. Nah, salah satu caranya adalah mengenali berbagai jenis gempa. Jika kita
mempertanyakan dari mana gempa itu berasal atau bagaimana gempa itu terjadi, maka kita dapat
melihat pada tiga sumber terjadinya gempa, yaitu karena pergerakan lempeng tektonik, aktivitas gunung
api, atau karena runtuhan tambang atau lubang-lubang interior di dalam Bumi. Gempa karena lepasnya
sejumlah energi pada saat pergerakan lempeng Bumi disebut gempa tektonik. Akibat aktivitas gunung
api, maka disebut gempa vulkanik, dan karena adanya runtuhan disebut gempa runtuhan.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi


a.    Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
b.    Perencanaan lokasi (land management) dan pengaturan penempatan penduduk.
c.    Memperkuat bangunan dan infrastruktur serta memperbaiki peraturan (code) disain yang sesuai.
d.    Melakukan usaha preventif dengan merealokasi aktiftas yang tinggi kedaerah yang lebih aman
dengan mengembangkan mikrozonasi.
e.    Melindungi dari kerusakan dengan melakukan upaya perbaikan lingkungan dengan maksud
menyerap energi dari gelombang Tsunami (misalnya dengan melakukan penanaman mangrove
sepanjang pantai).
f.    Mensosialisasikan dan melakukan training yang intensif bagi penduduk didaerah area yang rawan
Tsunami.
g.    Membuat early warning sistem sepanjang daerah pantai/perkotaan yang rawan Tsunami.
h.    Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
i.    Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
j.    Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
k.    Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara
penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. 
l.    Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa
bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama. 
m.    Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat
lainnya. 
n.    Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
o.    Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan
pertolongan pertama.

BAB III 
SIMPULAN 

A. Simpulan
          Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat sampai ke
permukaan bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Pusat atau sumber gempa bumi yang
letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut
seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog.
Menurut jenisnya, gempa bumi ada tiga macam, yaitu gempa tektonik, vulkanis, dan runtuhan atau
terban.
          Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi.
Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor,
runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk.
          Gempa bumi memiliki kekuatan yang bervariasi, yakni gempa yang berkekuatan rendah, sedang
dan tinggi. Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan, maka akan
menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat. Gempa bumi yang kuat apabila terjadi dilaut dapat
menimbulkan gelombang laut yang besar atau yang biasa disebut tsunami.  
Gempa bumi
Minggu, 09 Juni 2013
Macam Macam Gempa Bumi
Berdasarkan Jenisnya

   1. Gempa Tektonik
       Merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanay pertemuan dua
       lempeng benua dan lempeng samudera. Misalnya seperti gempa di Jogja
       Tahunn 2006, ha; tersebut termasuk gempa yang disebabkan
       oleh pertemuan antara lempeng eurasia (benua) dan lempeng indoaustralia
       (Samudera)

   2. Gempa Vulkanik
       Merupakan Gempa yang terjadi akibat adanya letusan gunung api yang
       sangat kuat hingga menimbulkan getaran yang luar biasa. Misalnya
       meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883 yang mengakibatkan gempa
       dan tsunami
Proses terjadinya Gempa Vulkanik

   3. Gempa Bumi Terban


       Merupajan Gempa yanmg terjadi akibat adanya runtuhan. Misalnya adanya
       runtuhan goa yang menimbulkan getaran pada bumi
Diposkan oleh rena amelia x ap 1 di 22.23 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Waspadai 4 Tanda Ciri-ciri Akan Terjadinya Gempa Bumi


0 comments

Gempa bumi yang terjadi memang menakutkan, namun hal ini tidak bisa dihindari mengingat Indonesia
termasuk negara yang rawan akan gempa.

Untuk itu, mempelajari dan mewaspadai ciri-ciri yang biasanya terjadi sebelum gempa adalah hal yang
bijaksana.
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara
lain:

1.Lihat ke langit

kalau di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado/seperti pohon/seperti batang, bentuknya
berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.

Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat
dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh
karena itu bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah.

Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau
pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu berarti akan
ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.

2.Coba diuji medan elektromagnetis di dalam rumah

- Cek siaran TV, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak


- Jika terdapat mesin fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data
- Coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak
- Coba matikan aliran listrik. Cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang biarpun tak
ada arus listrik

Kalo tiba-tiba TV brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita
terima berantakan dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang
ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan
oleh manusia.

3.Perhatikan hewan-hewan

Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/gelisah. Insting hewan
biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.

4.Air tanah

Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.

Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi.
Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar.
Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan
gempa terjadi.
Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung melakukan tindakan penyelamatan
diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.

Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu aware akan datangnya
gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga hanya dua meter. Tapi biarpun
hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya)
dan tekanannya bisa mencapai 190 kilogram

Anda mungkin juga menyukai