Anda di halaman 1dari 27

INTERPRETASI SEISMIK 3D UNTUK EVALUASI DAN PENENTUAN

PROSPEK HIDROKARBON PADA DAERAH X CEKUNGAN Z

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH:
HERMAN LEO
NIM:08021281621030

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
PROPOSAL TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya proposal Tugas Akhir dengan judul “Interpretasi Seismik
3D Untuk Evaluasi Dan Penentuan Prospek Hidrokarbon Pada Daerah X Cekungan Z”
ini dapat dibuat untuk melengkapi persyaratan kurikulum di jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya yang akan dilaksanakan
di PT Pertamina EP Asset 1 Jambi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
bantuan berupa saran dan kritik yang sifatnya membantu dan membangun dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Selanjutnya penulis sangat berharap agar kiranya proposal Tugas Akhir ini dapat
diterima oleh pihak Instansi terkait dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas
izin serta kesempatan yang akan diberikan oleh Instansi kepada penulis.

Indaralaya,Oktober 2019
Penulis

Herman Leo
NIM: 08021281621030

ii
PROPOSAL TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………... 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................................... 1

1.4 Tujuan dan Mamfaat Penelitian ............................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI .................................................................................................. 3

2.1 Seismik Refleksi ...................................................................................................... 3

2.1.1 Gelombang Seismik Refleksi.......................................................................... 3

2.1.2 Impendansi Akustik dan Keofesien Refleksi .................................................. 4

2.1.3 Interferensi Gelombang Seismik .................................................................... 4

2.2 Tinjauan Data .......................................................................................................... 5

2.2.1 Data Seimik 3D............................................................................................... 5

2.2.2 Data Log Sumur .............................................................................................. 6

2.3 Interpretasi Seismik ................................................................................................. 8

2.3.1 Tahapan Umum Interpretasi Seismik ............................................................. 8

2.3.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Interpretasi Seismik ...................... 9

a. Polaritas dan Fase ............................................................................................... 9

b. Well-Seismic Tie .............................................................................................. 10

c. Penafsiran Struktur ........................................................................................... 11

2.4 Atribut Seismik ...................................................................................................... 13

2.4.1 Atribut Amplitudo RMS ............................................................................... 13

2.4.2 Atribut Kontinuitas ....................................................................................... 14

2.4.3 Atribut Koherensi ......................................................................................... 14

iii
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 15

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................ 15

3.2 Metode Penelitian .................................................................................................. 15

3.2.1 Pengumpulan Data ........................................................................................ 15

3.2.2 Pengolahan Data ........................................................................................... 16

3.2.3 Analisa Data.................................................................................................. 16

3.3 Rencana Kerja Tugas Akhir................................................................................... 16

BAB IVPENUTUP ........................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

iv
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam ekplorasi hidrokarbon yang menjadi perhatian utama dalam dunia ekplorasi
adalah menentukan keberadaan posisi reservoar yang berada di bawah lapisan permukaan
bumi. Hidrokarbon yang terbentuk di dalam batuan induk akan mengalami migrasi dan
akan berpindah kebatuan penyimpanan yang terbentuk oleh adanya jebakan (trap).
Informasi mengenai persebaran reservoar dan keberadaan jebakan hidrokarbon (faults)
merupakan informasi yang sangat penting dalam penentuan lokasi pemboran.
Dalam petroleum system terdapat beberapa jenis jebakan, salah satunya yang paling
utama adalah jebakan structural yang disebabkan oleh patahan (fault), patahan merupakan
bentuk strucktural yang sekunder heterogen yang biasanya dijumpai berdampingan
dengan dome dan lipatan. Keberadaan patahan ini mempengaruhi pembentukan,
perpindahan dan sebagai perangkap potensial dalam suatu reservoar hidrokarbon
(Herlambang, 2017).
Mengutip dari Abdullah 2005, usaha untuk meningkatkan perolehan minyak dari
potensi lapangan minyak dilakukan dengan melakukan analisis atribut dari data seismik
volume 3D dan analisis sifat-sifat fisis data sumur yang membantu dalam penentuan zona
prospek reservoar hidrokarbon. Dengan melakukan analisis atribut seismik dan log sumur
maka penyebaran anomaly zona prospek akan lebih terlihat polanya secara lateral dalam
peta atribut amplitude dan atribut frekuensi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan interpretasi struktur dan stratigrafi geologi bawah
permukaan?
2. Bagaimana mengkarakterisasi reservoar hidrokarbon dengan menggunakan
atribut seismik?
3. Bagaimana mencari prospektivitas keberadaan hidrokarbon pada daerah
penelitian?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada Tugas Akhir ini sebagai berikut:

1
PROPOSAL TUGAS AKHIR

1. Menganalisis karakter reservoar hidrokarbon dengan menggunakan beberapa


atribut seismic
2. Mempelajari formasi daerah penelitian beserta struktur dan stratigrafi bawah
permukaan
1.4 Tujuan dan Mamfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan mempelajari formasi target pada daerah penelitian serta
melakukan interpretasi struktur dan stratigrafi geologi bawah permukaan
2. Mengkarakterisasi reservoar hidrokarbon dengan menggunakan atribut
seismik
3. Mencari prospektivitas keberadaan hidrokarbon pada daerah penelitian
Mamfaat penelitian ini adalah:
1. Dapat Mengetahui dan mempelajari formasi target pada daerah penelitian
serta melakukan interpretasi struktur dan stratigrafi geologi bawah permukaan
2. Dapat Mengkarakterisasi reservoar hidrokarbon dengan menggunakan atribut
seismic
3. Dapat Mencari prospektivitas keberadaan hidrokarbon pada daerah penelitian
4. Dapat sebagai salah satu acuan dalam studi lebih lanjut mengenai
prospektivitas hidrokarbon secara kuantitatif.

2
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Seismik Refleksi
2.1.1 Gelombang Seismik Refleksi
Menurut munadi 1999, gelombang seimik refleksi adalah gelombang
mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi dan terpantulkan kepermukaan
bumi, oleh batas perlapisan batuan. Gelombang seismic refleksi juga merupakan
gelombang elastil dikarenakan osilasi partikel-partikel medium terjadi akibat
interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) melawan gaya elastik. Oleh karena
itu, gelombang seismic reflaksi juga dapat diartikan sebagai gelombang elastik
yang merambat di dalam bumi (Gambar 2.1)

Gambar 2.1 Penjalaran gelombang seismik di dalam bumi


Gelombang seismik dibedakan mejadi dua tipe berdasarkan medium
perambatannya, yaitu Gelombang badan (Body Wave) dan Gelombang permukaan
(Surface Wave). Gelombang Badan dibedakan lagi menjadi dua tipe berdasarkan
cara bergetarnya, yaitu gelombang Longitudinal atau gelombang S (Shear).
Sementara itu, gelombang permukaan juga dapat dibedakan menjadi beberapa tipe,
yaitu Gelombang Reyleigh (ground-roll), Gelombang Love (Shear-Horizontal) dan
Gelombang stoneley (gelombang Tabung). Pada saat dilakukan pengukuran yang
dalam eksplorasi seismik, Gelombang P, S dan Gelombang permukaan terekam
dengan pola yang berbeda-beda sehingga gelombang-gelombang tersebut dapat
dikenali dengan mudah.

3
PROPOSAL TUGAS AKHIR

2.1.2 Impendansi Akustik dan Keofesien Refleksi


Menurut sukmono 1999, proses inversi merupakan proses pembalikan data seismik
yang berupa time (domain waktu) menjadi model fisis yang kita inginkan. Dalam hal ini
kita akan melakukan proses inversi untuk mendapatkan model impedansi akustik. Salah
satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah Impendasi Akustik (IA) yang merupakan
hasil perkalian antara densitas (ρ) dan kecepatan (V), yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
IA = ρ V (2.1)
Faktor kecepatan dari batuan lebih mempunyai arti penting dalam mengontrol harga IA
dibandingkan dengan densitas. Semakin keras batuan, maka nilai impedansi akustik akan
semakin besar, sebagai contoh batu pasir yang sangat kompak memiliki nilai impedansi
yang paling tinggi dibandingkan dengan batu lempung.
Nilai kontras impedansi akustik pada bidang batas lapisan yang memiliki nilai
densitas dan kecepatan yang berbeda didefinisikan sebagai Koefesien Refleksi (RC).
Besar nilai koefisien refleksi bergantung pada sudut datang gelombang serta jarak antara
sumber dengan penerima. Koefisien refleksi dianggap berhubungan dengan gelombang
yang menjalar pada jarak sumber dengan penerima sama dengan nol (zero offset) yang di
rumuskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
𝜌2 𝑣2 −𝜌1 𝑣1
𝐾𝑅 = (2.2)
𝜌2 𝑣2 +𝜌1 𝑣1

2.1.3 Interferensi Gelombang Seismik


Interferensi terjadi pada batas IA yang sangat rapat, hal ini disebabkan karena
terjadinya overlapping pada beberapa reflektor. Interferensi dapat bersifat negative atau
positif yang sangat dipengaruhi oleh Panjang pulsa seismic. Idealnya pulsa gelombang
akan berupa spike dan akan mengakibatkan refleksi spike juga, tetapi dalam prakteknya
sebuah reflektor tunggal dapat menghasilkan sebuah refleksi yang terdiri atas refleksi
primer yang diikuti oleh satu atau lebih half-cycle (Gaol,2016).
2.1.4 Resolusi Vertikal
Dikutip dari sukmono 1999 mengungkapkan bahwa resolusi vertical adalah jarak
minimum antara dua objek dapat dipisahkan oleh gelombang seismik dan berhubungan
erat dengan fenomena interferensi. Gelombang seismik akan dapat memisahkan dua
perlapisan batuan, yaitu antara batas atas dan batas bawah, apabila lapisan batuan tersebut
memiliki ketebalan waktu yang sama atau lebih besar dari setengah panjang gelombang

4
PROPOSAL TUGAS AKHIR

seismik. Jika lapisan batu kurang dari setengah panjang gelombang maka interferensi
gelombang seismik akan mulai terjadi.
Saat tebal waktu lapisan batuan mencapai seperempat panjang gelombang,
gelombang seimik dapat mengalami interferensi konstruktif maksimum, dan ketebalan
ini dikenal dengan ketebalan tuning/tuning thickness (Gambar 2.2). jika tebal waktu
lapisan kurang dari tuning thickness, maka gabungan refleksi bidang atas dan bawah akan
Nampak seperti reflektor tunggal. Ketebalan minimum tubuh lapisan batuan untuk dapat
memberikan refleksi sendiri bervariasi 1/8 – 1/30 panjang gelombang.

Gambar 2.2 Pada saat ketebalan lapisan sama dengan ketebalan tunning maka terjadi
interferensi maksimum (Brown, 2005)
2.2 Tinjauan Data
2.2.1 Data Seimik 3D
Dari bone dkk 1976 menyatakan penampang seismik 2D merupakan penampang
melintang dari benda 3D yang merupakan objek geologi bawah permukaan. Seismik 2D
mengandung sinyal dari semua arah termasuk yang diluar bidang penampang, akan tetapi
migrasi 2D biasanya mengasumsikan bahwa sinyal yang terekam berasal berasal dari
bidang penampang itu sendiri. Sinyal tersebut, yang disebut sideswipe, terkadang dapat
dikenali, tapi sering mengakibatkan kesalahan pengikatan pada rekaman seismik 2D

5
PROPOSAL TUGAS AKHIR

termigrasi. Oleh karena kelemahan-kelemahan tersebut maka pada tahun 1970 mulai
dikemukan konsep survei seismik 3D yang dipelopori oleh Walton (1972).
Inti dari metode seismik 3D ini adalah pada pengumpulan data riil diikuti oleh
pemrosesan dan interpretasi volum data yang sangat rapat dimana resolusi vertical
maupun horizontalnya Semakin meningkat. Kumpulan data seismik yang sangat rapat ini
memungkinkan pengolahan tiga dimensional dari data 3D. oleh karenanya, konsep volum
sangat penting dalam interpretasi seimik 3D yang dilakukan melalui potonga-potongan
data volum tersebut.
2.2.2 Data Log Sumur
Data log adalah grafik kedalaman (atau waktu), dari satu set data yang
menunjukan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur
(Harsono, 1997). Terdapat parameter sifat-sifat fisik yang di ukur antaranya kelistrikan,
radioaktivitas, perambatan suara batuan. Parameter sifat-sifat fisik ini dapat di
interpretasikan secara kualitatif mengenai litologi dan jenis fluida dan maupun secara
kuantitatif yang meliputi ketebalan, porositas dan kejenuhan hidrokarbon. Berikut ini
beberapa macam data log:
• Log Gamma Ray
Menurut Ariyanto 2011, Log Gamma Ray merupakan log yang digunakan untuk
mengukur radioaktivitas alami suatu formasi. Sedangkan prinsip kerjanya, perekaman
dalam batuan Uranium (U), Thorium (Th) dan potassium (K). Unsur tersebut
memancarkan radioaktif dalam pulsa energi tinggi yang akan dideteksi oleh alat log
gamma ray. Partikel radioaktif (terutama potassium) sangat umum ditemui pada mineral
lempeng dan beberapa jenis evaporit karena ukuran butirnya berupa batu lempung.
Kegunaan log gamma ray antara lain untuk estimasi kandungan lempung, korelasi
antar sumur, menentukan lapisan permeabel, depth matching antara logging yang
berurutan. Anomali yang biasanya muncul dalam log gamma ray berasal dari batuan yang
mengandung isotop radioaktif, akan tetapi bukan lempung (shale), sehingga untuk
mengetahui sumber radiasi secara lebih pasti digunakan Spectral Gamma ray. Partikel
radioaktif banyak dijumpai di formasi yang berukuran lempung, sehingga nilai gamma
ray tinggi diasumsikan sebagai shale. Sedangkan nilai gamma ray yang rendah
diasumsikan sebagai batu pasir dan karbonat. Log gamma ray adalah yang paling baik
untuk memisahkan shale-sand

6
PROPOSAL TUGAS AKHIR

• Log Densitas
Log densitas merupakan hasil dari pengukuran dari densitas electron dalam
batuan. Prinsip dari log ini dipancarkan sinar gamma dengan intensitas tertentu oleh
pemancar di dalam batuan, selanjutnya partikel sinar gamma akan bertumbukan dengan
elektron-elektron dalam batuan. Makin banyak elektron berarti makin padat batuan
tersebut sehingga sinar gamma yang kembali akan berkurang intensitasnya.
• Log Sonik
Hasil dari pengukuran, waktu yang diperlukan (transit time) gelombang suara
(energi akustik) untuk melintasi suatu bahan dengan ketebalan tertentu. Harga transit time
ini tergantung pada jenis porositas batuan. Log sonik bersama log densitas digunakan
untuk menentukan nilai koefisien refleksi yang diperlukan didalam pembuatan sintetik
seismogram.
• Log Self Potential (SP)
Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di
permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak
naik turun. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam mengalir di sekeliling
perbatasan formasi di dalam lubang bor. Di lapisan serpih dimana tidak ada aliran listrik,
potensialnya konstan, dengan kata lain kurva log SP-nya tidak menunjukan adanya
defleksi (Shale Base Line). Aliran listirk mulai terjadi mendekati lapisan permeable. Hal
tersebut menyebabkan beda potensial menjadi negatif (relative terhadap serpih).
• Log NPHI
Menurut Harsono 1997, Log NPHI tidak mengukur volume pori secara langsung,
tetapi bekerja dengan memancar partikel-partikel neutron energi tinggi dari suatu sumber
kedalaman formasi batuan. Partikel-partikel neutron ini akan bertumbukan dengan atom-
atom pada batuan, sehingga mengakibatkan hilangnya energi dan kecepatan. Jumlah atom
hidrogen yang terkandung dalam batuan diasumsikan berbanding lurus dengan
banyaknya pori batuan. Biasanya pori-pori batuan ini terisi fluida baik gas, air atau
minyak. Ketiga jenis fluida tersebut secara relatif memiliki jumlah atom hidrogen
tertentu. Dari sini dapat ditentukan jenis fluida pengisi pori batuan / formasi yang telah
diukur. Untuk mendapatkan nilai porositas yang sebenarnya, log NPHI harus dibantu oleh
log lain seperti densitas.

7
PROPOSAL TUGAS AKHIR

• Volume Shale (Vsh)


Harsono 1997 mengungkapkan bahwa kandungan serpih dalam formasi berkaitan
dengan banyaknya air ikat serpih dalam formasi, sehingga akan berpengaruh terhadap
pembacaan parameter petrofisika, sehingga dalam lapisan shale penentuan volume serpih
sangat penting. Metode paling umum untuk menentukan volume serpih adalah dengan
menggunakan log GR. Indeks sinar gamma ditentukan dengan persamaan:
GR− 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
IGR = 𝐺𝑅 (3.3)
𝑚𝑎𝑥 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛

Dengan GR adalah nilai log sinar gamma (API), GRmin menyatakan pembacaan
minimum log sinar gamma (API), GR maks adalah pembacaan maksimum log sinar
gamma (API). Dan Vsh menyatakan volume serpih (fraksi). Kandungan serpih lebih
besar dari 50 % menurut Adi Harsono adalah litologi shale, sedangkan untuk kandungan
serpih di bawah 50 % adalah litologi sand.

2.3 Interpretasi Seismik


2.3.1 Tahapan Umum Interpretasi Seismik
Dilakukannya interpretasi seismik guna untuk menterjemahkan penampang
seismik yang telah melalui tahapan pemprosesan data seismik ke dlaam sebuah model
geologi yang dapat menggambarkan kondisi bawah permukaan bumi. Interpretasi seismik
bertujuan untuk menyediakan jawaban yang paling dapat dipertanggung jawabkan
berdasarkan hasil analisa seluruh data yang ada. Terdapat tiga tahap untuk melakukan
interpretasi seisimik anataranya penyiapan data seismik, interpretasi dan hasil
interpretasi. Didalam tahapan pengumpulan data meliputi seluruh informasi yang relevan
dan penyiapan data seismik itu sendiri. Jika tahapan interpretasi merupakan proses inti
dari interpretasi seismik dimana pada proses ini seorang interpreter harus mampu
menganalisa seluruh informasi yang tersedia serta menjembatani informasi dari rekaman
seismik dan geologi agar dapat dilihat kondisi yang mendekati geologi aslinya. Hasil
interpretasi kemudian di gabungkan dan dianalisa sehingga di dapat sintesa sejarah
geologi serta penentuan konsep play.
Secara umum interpretasi seismik dilakukan sebagai berikut:
1. Pemahaman geologi daerah penelitian, terutama masalah evolusi cekungan dan
proses sedimentasi.

8
PROPOSAL TUGAS AKHIR

2. Pemahaman mengenai karakter data seismik yang digunakan misalnya polaritas,


fase, resolusi, bising (noise) dan lain-lainnya.
3. Karakterisasi horizon target, baik dari segi geologi (jenis litologi, tebal,
pelamparan lateral/vertical) maupun geofisika (kecepatan, densitas, perilaku
kurva gamma ray/SP, dll).
4. Peningkatan data seismik dan data sumur (well-seismic-tie), serta bila
memungkinkan dengan data singkapannya juga.
5. Identifikasi pelamparan horizon target pada rekaman seismik dengan
menggunakan konsep stratigrafi sekuen dan seimik stratigrafi.
6. Pemetaan horizon target dengan menggunakan konsep stratigrafi sekuen dan
seismik stratigrafi
7. Pembuatan peta kontur waktu dan/atau kedalaman serta analisa kualitas
interpretasi bila memungkinkan
8. Analisa lingkungan pengendapan, fasies dan system tract berdasarkan data
seismik
9. Analisa atribut dan pemodelan data seimik bila dibutuhkan.
10. Sintesa sejarah-sejarah geologi dan penentuan konsep play daerah penelitian.

2.3.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Interpretasi Seismik


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam interpretasi data seismik di antaranya
polaritas, dan fase, well seismic tie, dan penafsiran struktur.
a. Polaritas dan Fase
Sukmono 1999 menjelaskan bawha Penggunaan kata polaritas hanya mengacu pada
perekaman dan konvensi tampilan dan tidak mempunyai makna khusus. Polaritas ini
terbagi menjadi polaritas normal dan polaritas terbalik. Soecity of Exploration
Geophysicist (SEG) mendefinisikan polaritas normal sebagai berikut:
• Sinyal seismik positif akan mengahsilkan tekanan akustik positif pada hidropon
atau pergerakan awal ke atas pada geopon.
• Sinyal seismik yang positif akan terekam sebagai nlai negatif pada tape, defleksi
negatif pada monitor dan trough pada penampang seismik.Pulsa seismik dapat
dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu fasa minimum dan fasa nol.
Pulsa fasa minimum memiliki energi yang terkonsentrasi diawal, seperti umumnya
banyak sinyal seismik. Pulsa fasa nol terdiri dari puncak utama dan dua side lobes dengan
tanda berlawanan dengan amplitudo utama dan lebih kecil. Pada fasa nol, batas koefisien
refleksi terletak pada puncak. Meskipun fasa nol hanya bersifat teoritis, tipe pulsa ini
memiliki kelebihan berupa:

9
PROPOSAL TUGAS AKHIR

➢ Untuk spektrum amplitudo yang sama, sinyal fasa nol akan selalu lebih pendek
dan beramplitudo lebih besar dari fasa minimum, sehingga s/n ratio akan lebih
besar.
➢ Amplitudo maksimum sinyal fasa nol pada umumnya selalu berhimpit dengan
spike refleksi, sedangkan pada kasus fasa minimum amplitude maksimum
tersebut terjadi setelah spike refleksi tersebut.
Penggambaran jenis polaritas menurut SEG dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Polaritas normal dan polaritas reverse menurut SEG (a) Minimum Phase (b)
Zero Phase (Sukmono, 1999)
b. Well-Seismic Tie
Well-Seismic Tie atau peningkatan data seismik dan sumur dilakukan untuk
meletakkan horizon seismik (skala waktu) pada posisi kedalaman sebenarnya, dan agar
data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainnya yang umumnya diplot
dalam skala kedalaman (Kartika dkk, 2002).
• Seismogram Sintetik
Tahap pertama adalah pembuatan seismogram sintetis yaitu dengan cara
mengalikan Log sonik dengan Log Densitas. Hasil dari perkalian itu adalah Log
Impedansi Akustik, kemudian diubah menjadi Log Koefisien refleksi (RC) dengan
perbandingan beberapa lapisan. Setelah itu, Log RC dikonvolusikan dengan wavelet yang
telah diuji sehingga menghasilkan seismogram sintetis (Rahman dkk, 2016).
Pada Gambar 2.5 dibuat dengan mengkonvolusikan wavelet dengan data KR
(Koefisien Refleksi). Data KR diperoleh dari data log sonic dan densitas. Wavelet yang
digunakan sebaiknya mempunyai frekuensi dan bandwith yang sama dengan penampang
seismik. Seismogram sintetik final merupakan superposisi dari refleksi-refleksi semua
reflektor.

10
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Gambar 2.5 Sintetik seismogram yang diperoleh dari konvolusi KR dengan


wavelet (Sukmono, 1999)
• Check-Shot Survey
Check-Shot Survey dilakukan unutk mendapatkan Time-depth curve yang
digunakan untuk peningkatan data seismik dan sumur, perhitungan kecepatan interval,
kecepatan rata-rata dan koreksi data sonic pada pembuatan seismogram sintetik. Check-
Shot Survey, kecepatan diukur dalam lubang bor dengan sumber gelombang diatas
permukaan. Pengukurannya dilakukan padan horizon-horizon yang ditentukan
berdasarkan data log geologi dan waktu first-break rata-rata untuk tiap horizon dilihat
dari hasil pengukuran tersebut.
• Vertical seismik profile (VSP)
VSP hampir sama dengan Check-Shot Survey. Perbedaannya adalah VSP dipakai
geopon yang lebih banyak dan interval pengamatannya tidak lebih dari 30 m, sehingga
didapatkan rekaman penuh selama beberapa detik. Gelombang kebawah berasal dari
refleksi first-break/mutipel-nya dan pada rekamannya akan menunjukan waktu tempuh
yang meningkat terhadap kedalaman.

c. Penafsiran Struktur
Penafsiran struktur mempunyai peranan yang sangat penting karena di dalam
strukturlah perangkap hidrokarbon terbentuk. Namun metode seismik memiliki
kelemahan dalam menangkap parameter struktur bawah permukaan bumi. Beberapa efek
yang dapat terjadi apabila penafsiran struktur dilakukan pada rekaman seismik yang
belum dimigrasi antara lain distorsi akibat asumsi yang digunakan dalam metode CMP,
kemiringan terlalu rendah, refleksi terletak pada posisi yang belum benar, antiklin terlalu
lebar atau sinklin terlalu sempit, dan lain-lain. Hal tersebut dapat dieliminasi dengan cara

11
PROPOSAL TUGAS AKHIR

migrasi namun tidak secara sempurna menghilangkan efek-efek tersebut dalam daerah
dengan struktur kompleks karena sulitnya pemilihan kecepatan bawah permukaan dan
pembelokan tajam dari gelombang seimik.
1. Struktur Sesar
Sesar dalam Gambar (2.6) dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan dominan
kinematiknya, yaitu:
• Sesar normal, dimana pergeseran dominan ke arah dip dan hanging wall bergerak
relatif turun dibandingkan foot wall.
• Sesar naik, dimana pergeseran dominan searah kemiringan dan hanging wall relatif
bergeser ke atas dibandingkan foot wall
• Sesar geser, dimana pergeseran dominan searah jurus sesar.

Gambar 2.6 Jenis-jenis sesar: (a) Sesar Normal, (b) Sesar Naik, (c) Sesar Geser
(IPA-UAC Course, 2005).
2. Struktur Lipatan
Terdapat 5 kelompok struktur lipatan antaranya:
• Lipatan terasosiasi dengan kompresi skala regional akibat deformasi kerak
regional
• Lipatan berskala kecil terasosiasi dengan kompresi skala local
• Lipatan, perlengkungan, seretan yang berhubungan langsung dengan proses
pensesaran.
• Pelipatan/pelengkungan monoklinal dari lapisan sedimen akibat proses
reaktivasi sesar / proses kompaksi diferensial dari benda yang lebih dalam.
• Pelipatan/pelengkungan akibat intrusi benda yang terletak lebih dalam
Penafsiran struktur dalam interpretasi seismik dilakukan dengan cara
penelusuran fault dan horizon. Penelusuran fault diidentifikasikan dari terminasi
refleksi, difraksi, perubahan kemiringan, dan lain-lain. Sementara penelusuran

12
PROPOSAL TUGAS AKHIR

horison dilakukan pada batas sekuen/horizon target dengan memperhatikan


bentuk gelombang yang dipakai berfase minimum atau berfase nol.

2.4 Atribut Seismik


Atribut seismik merupakan suatu transformasi matematis dari data trace seismik
yang merepresentasikan besaran waktu, amplitudo, fase, frekuensi, dan atenuasi. Atribut
seismik juga dinyatakan sebagai sifat kuantitatif dan deskriptif dari data seismik yang
dapat ditampilkan dalam skala yang sama dengan data aslinya. Tiap-tiap atribut saling
berhubungan satu sama lainnya, di mana beberapa atribut memiliki sensitifitas terhadap
sifat reservoar tertentu dan beberapa atribut lainnya lebih baik di dalam menampilkan
informasi ataupun anomali bawah permukaan yang mula-mula tidak teridentifikasi oleh
data konvensional atau bahkan sebagai indikator keberadaan hidrokarbon (direct
hydrocarbon indicator). Sehingga penampang dan peta baru yang dihasilkan dari
perhitungan atribut diharapkan mampu mencitrakan aspek geologi yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil dari penampang konvensional (Kartika dkk., 2002). Berikut
merupakan salah satu dari atribut seismik.

2.4.1 Atribut Amplitudo RMS


Salah satu sinyal seismik yang umummya digunakan untuk mendapatkan
informasi reservoar adalah amplitude (Hadi, 2006). Dalam gelombang seismik, amplitude
menggambarkan jumlah energi dalam domain waktu. Atribut amplitude dibedakan
menjadi atribut amplitudo jejak kompleks dan amplitudo primer. Contoh atribut
amplitudo jejak kompleks antara lain, kuat refleksi atau amplitude sesaat yang merupakan
akar dari energi total sinyal seismik pada waktu tertentu yang secara matematis dapat
didefinisikan sebagai berikut:
𝑅(𝑡)√𝑔2 (𝑡) + ℎ2 (𝑡) (2.4)
Dengan g (t) adalah bagian riil jejak seismik
h (t) adalah bagian imajiner jejak seismik
Aplikasi atribut ini terutama digunakan sebagai indikator hidrokarbon langsung serta
pembuatan fasies dan ketebalan. Contoh dari atribut amplitude primer antara lain adalah
amplitudo rms. Atribut amplitudo yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah

13
PROPOSAL TUGAS AKHIR

amplitudo rms. Amplitudo rms merupakan akar dari jumlah energi dalam domain waktu
yang secara matematis dapat didefinisikan sebagai berikut:
1
Arms = √𝑁 ∑𝑁
𝑖=1 𝑟𝑖
2

𝑟12 +𝑟22 +𝑟32 +⋯+𝑟𝑛2


=√ (2.5)
𝑁

Dengan: - N merupakan jumlah amplitude pada jangkauan (range) tertentu


- r merupakan nilai dari amplitude
Karena nilai amplitudo dikuadratkan dulu sebelum dirata-ratakan, maka perhitungan rms
sangat sensitif terhadap nilai amplitudo yang ekstrim.

2.4.2 Atribut Kontinuitas


Atribut kontinuitas merupakan atribut fase sesaat yang digunakan untuk
mengukur kemenurusan reflektor pada penampang seismik. Fase merupakan besar sudut
antara “fasor” (vector yang berputar dan terbentuk oleh komponen rill dan imajiner pada
seri waktu) dan sumbu riil sebagai fungsi waktu. Oleh karena itu ia akan selalu
mempunyai nilai antara -180o dan +180o.
Atribut ini berfungsi untuk mengidentifikasi dan memetakan pembalikan fase,
juga mendeteksi dan mengkalibrasi efek tuning lapisan tipis yang terjadi akibat
interferensi konstruktif dan destruktif.

2.4.3 Atribut Koherensi


Atribut ini mengukur kesamaan antar tras dari bentuk gelombang seismik dalam
jendela analisa kecil. Atribut ini dapat memetakan patahan, rekahan dan juga
ketidakmenerusan stratigrafi secara lateral. Kesamaan antar tras seismik ditunjukan oleh
koefisien koheren yang rendah sementara ketidakmenerusan memiliki koefesien yang
rendah.

14
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Tugas akhir ini akan di mulai pada:
Tanggal: Desember 2019 – Februari 2020
Tempat: PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi Kenali Asam Atas, kecamatan Kota Baru,
Kota Jambi, Jambi 36129.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini barupa:
• Data seismik 3D
• Data Well Log
• Data – data lain yang berkaitan dengan evaluasi dan penentuan prospek
hidrokarbon
Adapun flowchart alur penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

15
PROPOSAL TUGAS AKHIR

3.2.2 Pengolahan Data


Data seismik dan data sumur diolah dengan menggunakan software interpretasi.
Paradigm merupakan salah satu software interpretasi yang dapat digunakan.

3.2.3 Analisa Data


Data seismik dan data sumur akan dianalisa secara terpadu dari setiap hasil
tahapan alur interpretasi seismik diatas untuk dapat mengevaluasi dan menentukan
prosprektivitas hidrokarbon daerah X. selain dari itu di butuhkan data regional daerah
penelitian. Seperti litologi formasi, sejarah pembentukan cekungan dan konsep play.
Analisa atribut dilakukan untuk menentukan karakteristik reservoar dan penyebaran
facies pada daerah tersebut. Dan hasil akhirnya dapat ditentukan daerah yang mempunyai
potensi hidrokarbon berdasarkan interpretasi seismik structural dan stratigrafi serta
analisa atribut yang telah dilakukan.

3.3 Rencana Kerja Tugas Akhir


Adapun rencana pelaksanaan tugas akhir ini secara singkat dapat dilihat pada table
3.1 berikut:
Tabel 3.1 Rencana Kerja Tugas Akhir
JENIS MINGGU KE
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
Orientasi dan
pengenalan
Studi literatur
Pengambilan dan
pengolahan data
Penyelesaian laporan
Konsultasi laporan

16
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal ini saya buat dengan tujuan untuk bahan pertimbangan
bapak/ibu untuk dapat memberikan kesempatan melakukan penelitian dalam rangka tugas
akhir untuk syarat kelulusan kelompok belajar ilmu Geofisika jurusan Fisika fakultas
MIPA universitas Sriwijaya di PT Pertamina asset 1 Field Jambi Kenali Asam Atas,
kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36129. Selain dari itu penulis berharap agar
dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang interpretasi
seismik 3D untuk evaluasi serta penentuan prospek hidrokarbon secara mendalam.
Semoga pihak perusahaan dapat membimbing penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir
ini. Atas perhatian bapak/ibu penulis mengucapkan terima kasih.

17
PROPOSAL TUGAS AKHIR

DAFTAR PUSTAKA

Aulia Rahman, F., Bahri, A. S., & Rochman, J. P. G. N. 2016. Analisis Peta Struktur
Domain Kedalaman dengan Interpretasi Seismik 3D dalam Studi Pengembangan
Lapangan “Kaprasida”, Blok “Patala”, Energi Mega Persada Tbk. Jurnal
Geosaintek, 2(3), 135.
Abdullah, A.B., 2005. Karakterisasi Reservoar Menggunakan Analisi Atribut Seismik Di
Lapangan Abas Cekungan Kuati Kalimantan Timur. Jurnal Fisika Indonesia,
28(9),127.
Aziz, L.A., 2005. Course : Reservoir Geophysic, Seismic Interpretation. Presested at
IPA-UAC. Depok: Universitas Indonesia.
Brown, A.R., 2003. Interpretation pf Three-Demensional Seismic Data. Texas: AAPG
Memoir 42 & SEG Investigation in Geophysic No.9.
Gaol, P.L., 2016. Karakterisasi Reservoar untuk Menentukan Zona Prospek Berdasarkan
Data Seismik dan Data Sumur Menggunakan Metode Inversi Akustik Impedansi (AI)
dan Analisa Multi Atribut Studi Kasus Formasi Talang Akar Lapangan FL Cekungan
Sumatera Selatan. (Skripsi). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Hadi, J. M., Nurwidyanto, M. I., & Yuliyanto, G. (2006). Analisis Atribut Seismik Untuk
Identifikasi Potensi Hidrokarbon. Berkala Fisika, 9(4), 165–170.
Harsono, A., 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta: Schlumberger Oil Field
Services.
Herlambang, N., 2017. Identifikasi Patahan Dan Karakterisasi Reservoar Dengan
Mengunakan Metode Seismik Atribut Dan Metode Inversi Impedansi Akustik Pada
Lapangan Teapot Dome U.S.A. (Skripsi). Lampung: Universitas Lampung.
Kartika, F., Mulyatno, B. S., & Zaenudin, A. (2002). Karakterisasi Reservoar “Febri-
Unila Field” Menggunakan Metode Acoustic Impedance (Ai) Inversion. Forest
Ecology and Management, 158(12), 195–221.
Pormes, D.E., 2009. Interpretasi Seismik 3D Untuk Evaluasi dan Penentuan Prospek
Hidrokarbon Daerah X Jawa Barat Utara. (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia.
Sukmono, S., 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: Institute Teknologi Bandung
Tata Kerja Individu: Interpretasi Seismik. 2007. Jakarta:Pertamina.

18
DAFTAR PRESTASI AKADEMIK
Nomor:
Nama : HERMAN LEO
Tempat, Tanggal Lahir : KAB. BATANG HARI JAMBI, 17 MEI 1998
NIM : 08021281621030
Jurusan : FISIKA
Program Studi : FISIKA
Tahun Masuk : 2016
Tanggal Kelulusan : -

No. Kode Mata Kuliah HM AM K M


1. MFP001217 FISIKA DASAR III B 3 3 9
2. MFP001317 FISIKA KOMPUTASI II B 3 2 6
3. MFP0014417 KERJA PRAKTEK (KP) A 4 2 8
4. MFP002217 MATEMATIKA FISIKA II B 3 4 12
5. MFP0022317 PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI II B 3 1 3
6. MFP003217 ELEKTRONIKA ANALOG B 3 3 9
7. MFP0033317 INSTRUMENTASI FISIKA B 3 3 9
8. MFP004217 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG A 4 1 4
9. MFP004317 FISIKA KUANTUM C 2 4 8
10. MFP005217 MEKANIKA B 3 4 12
11. MFP005317 EKSPERIMEN FISIKA I B 3 2 6
12. MFP006217 TERMODINAMIKA B 3 3 9
13. MFP006317 FISIKA STATISTIK B 3 3 9
14. MFP007217 PENGANTAR GEOFISIKA A 4 2 8
15. MFP007317 PENDAHULUAN FISIKA INTI B 3 3 9
16. MFP008117 TEORI PENGUKURAN DAN STATISTIKA A 4 2 8
17. MFP008217 MATEMATIKA FISIKA III C 2 2 4
18. MFP008317 PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT C 2 3 6
19. MFP009217 ELEKTRONIKA DIGITAL A 4 2 8
20. MFP009317 METODOLOGI RISET B 3 2 6
21. MFP010217 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL B 3 1 3
22. MFP010317 EKSPERIMEN FISIKA II B 3 2 6
23. MFP011217 GELOMBANG B 3 3 9
24. MFP012217 LISTRIK MAGNET B 3 4 12
25. MFP013217 MEKANIKA FLUIDA B 3 2 6
26. MFP014217 FISIKA KOMPUTASI I B 3 3 9
27. MFP015217 PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI I B 3 1 3
28. MFP016217 FISIKA LINGKUNGAN B 3 3 9
29. MFP11108 METODOLOGI FISIKA B 3 2 6
30. MFP11208 PENGANTAR PEMROGRAMAN B 3 2 6
31. MFP11308 PRAKTIKUM PENGANTAR PEMROGRAMAN B 3 1 3
32. MFP11608 FISIKA DASAR II B 3 3 9
33. MFP11708 PRAKTIKUM FISIKA DASAR II B 3 1 3
34. MFP301317 GEOLOGI UMUM A 4 2 8
35. MFP301417 GEOFISIKA INVERSI F 0 2 0
36. MFP302317 GEOSTATISKA B 3 2 6
PROPOSAL TUGAS AKHIR

37. MFP302417 GAYA BERAT DAN MAGNET F 0 2 0


38. MFP303317 INSTRUMENTASI GEOFISIKA A 4 2 8
39. MFP303417 PRAKTIKUM GAYA BERAT DAN MAGNET F 0 1 0
40. MFP304317 ANALISIS SINYAL GEOFISIKA A 4 2 8
41. MFP304417 SEISMIK EKSPLORASI (REFRAKSI DAN REFLEKSI) F 0 3 0
42. MFP305317 SEISMOLOGI A 4 3 12
43. MFP305417 PRAKTIKUM SEISMIK EKSPLORASI (REFRAKSI DAN REFLEKSI) F 0 1 0
44. MFP306317 GEODINAMIKA B 3 2 6
45. MFP306417 HIDROGEOFISIKA F 0 3 0
46. MFP307317 FISIKA BATUAN B 3 2 6
47. MFP307417 MITIGASI BENCANA ALAM F 0 3 0
48. MFP308417 INTERPRETASI SEISMIK F 0 3 0
49. MFP310317 GEOFISIKA LUBANG BOR B 3 2 6
50. MFP311317 KAPITA SELEKTA (GEOFISIKA) F 0 3 0
51. MIP11108 KALKULUS I A 4 4 16
52. MIP11308 KALKULUS II A 4 4 16
53. MIP11408 FISIKA DASAR I B 3 3 9
54. MIP11508 PRAKTIKUM FISIKA DASAR I B 3 1 3
55. MIP12408 KIMIA DASAR B 3 3 9
56. MIP12508 PRAKTIKUM KIMIA DASAR B 3 1 3
57. MIP13508 BIOLOGI UMUM B 3 2 6
58. MIP13908 PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN A 4 2 8
59. UNI10408 BAHASA INGGRIS B 3 2 6
60. UNI16010 PENDIDIKAN AGAMA A 4 2 8
61. UNI16011 PANCASILA A 4 2 8
62. UNI16012 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN A 4 2 8
63. UNI16013 BAHASA INDONESIA A 4 2 8

Jumlah Mutu : 405


Jumlah Kredit Kumulatif : 126
Indeks Prestasi Kumulatif : 3.21
Predikat Kelulusan : Sangat Memuaskan

Keterangan :
HM : Huruf Mutu
M : Mutu
K : Kredit
AM : Angka Mutu

Mengetahui : Palembang, 23 September 2019

Anda mungkin juga menyukai