OLEH:
HERMAN LEO
NIM:08021281621030
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya proposal Tugas Akhir dengan judul “Interpretasi Seismik
3D Untuk Evaluasi Dan Penentuan Prospek Hidrokarbon Pada Daerah X Cekungan Z”
ini dapat dibuat untuk melengkapi persyaratan kurikulum di jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya yang akan dilaksanakan
di PT Pertamina EP Asset 1 Jambi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
bantuan berupa saran dan kritik yang sifatnya membantu dan membangun dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Selanjutnya penulis sangat berharap agar kiranya proposal Tugas Akhir ini dapat
diterima oleh pihak Instansi terkait dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas
izin serta kesempatan yang akan diberikan oleh Instansi kepada penulis.
Indaralaya,Oktober 2019
Penulis
Herman Leo
NIM: 08021281621030
ii
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. i
iii
PROPOSAL TUGAS AKHIR
iv
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam ekplorasi hidrokarbon yang menjadi perhatian utama dalam dunia ekplorasi
adalah menentukan keberadaan posisi reservoar yang berada di bawah lapisan permukaan
bumi. Hidrokarbon yang terbentuk di dalam batuan induk akan mengalami migrasi dan
akan berpindah kebatuan penyimpanan yang terbentuk oleh adanya jebakan (trap).
Informasi mengenai persebaran reservoar dan keberadaan jebakan hidrokarbon (faults)
merupakan informasi yang sangat penting dalam penentuan lokasi pemboran.
Dalam petroleum system terdapat beberapa jenis jebakan, salah satunya yang paling
utama adalah jebakan structural yang disebabkan oleh patahan (fault), patahan merupakan
bentuk strucktural yang sekunder heterogen yang biasanya dijumpai berdampingan
dengan dome dan lipatan. Keberadaan patahan ini mempengaruhi pembentukan,
perpindahan dan sebagai perangkap potensial dalam suatu reservoar hidrokarbon
(Herlambang, 2017).
Mengutip dari Abdullah 2005, usaha untuk meningkatkan perolehan minyak dari
potensi lapangan minyak dilakukan dengan melakukan analisis atribut dari data seismik
volume 3D dan analisis sifat-sifat fisis data sumur yang membantu dalam penentuan zona
prospek reservoar hidrokarbon. Dengan melakukan analisis atribut seismik dan log sumur
maka penyebaran anomaly zona prospek akan lebih terlihat polanya secara lateral dalam
peta atribut amplitude dan atribut frekuensi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan interpretasi struktur dan stratigrafi geologi bawah
permukaan?
2. Bagaimana mengkarakterisasi reservoar hidrokarbon dengan menggunakan
atribut seismik?
3. Bagaimana mencari prospektivitas keberadaan hidrokarbon pada daerah
penelitian?
1
PROPOSAL TUGAS AKHIR
2
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Seismik Refleksi
2.1.1 Gelombang Seismik Refleksi
Menurut munadi 1999, gelombang seimik refleksi adalah gelombang
mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi dan terpantulkan kepermukaan
bumi, oleh batas perlapisan batuan. Gelombang seismic refleksi juga merupakan
gelombang elastil dikarenakan osilasi partikel-partikel medium terjadi akibat
interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) melawan gaya elastik. Oleh karena
itu, gelombang seismic reflaksi juga dapat diartikan sebagai gelombang elastik
yang merambat di dalam bumi (Gambar 2.1)
3
PROPOSAL TUGAS AKHIR
4
PROPOSAL TUGAS AKHIR
seismik. Jika lapisan batu kurang dari setengah panjang gelombang maka interferensi
gelombang seismik akan mulai terjadi.
Saat tebal waktu lapisan batuan mencapai seperempat panjang gelombang,
gelombang seimik dapat mengalami interferensi konstruktif maksimum, dan ketebalan
ini dikenal dengan ketebalan tuning/tuning thickness (Gambar 2.2). jika tebal waktu
lapisan kurang dari tuning thickness, maka gabungan refleksi bidang atas dan bawah akan
Nampak seperti reflektor tunggal. Ketebalan minimum tubuh lapisan batuan untuk dapat
memberikan refleksi sendiri bervariasi 1/8 – 1/30 panjang gelombang.
Gambar 2.2 Pada saat ketebalan lapisan sama dengan ketebalan tunning maka terjadi
interferensi maksimum (Brown, 2005)
2.2 Tinjauan Data
2.2.1 Data Seimik 3D
Dari bone dkk 1976 menyatakan penampang seismik 2D merupakan penampang
melintang dari benda 3D yang merupakan objek geologi bawah permukaan. Seismik 2D
mengandung sinyal dari semua arah termasuk yang diluar bidang penampang, akan tetapi
migrasi 2D biasanya mengasumsikan bahwa sinyal yang terekam berasal berasal dari
bidang penampang itu sendiri. Sinyal tersebut, yang disebut sideswipe, terkadang dapat
dikenali, tapi sering mengakibatkan kesalahan pengikatan pada rekaman seismik 2D
5
PROPOSAL TUGAS AKHIR
termigrasi. Oleh karena kelemahan-kelemahan tersebut maka pada tahun 1970 mulai
dikemukan konsep survei seismik 3D yang dipelopori oleh Walton (1972).
Inti dari metode seismik 3D ini adalah pada pengumpulan data riil diikuti oleh
pemrosesan dan interpretasi volum data yang sangat rapat dimana resolusi vertical
maupun horizontalnya Semakin meningkat. Kumpulan data seismik yang sangat rapat ini
memungkinkan pengolahan tiga dimensional dari data 3D. oleh karenanya, konsep volum
sangat penting dalam interpretasi seimik 3D yang dilakukan melalui potonga-potongan
data volum tersebut.
2.2.2 Data Log Sumur
Data log adalah grafik kedalaman (atau waktu), dari satu set data yang
menunjukan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur
(Harsono, 1997). Terdapat parameter sifat-sifat fisik yang di ukur antaranya kelistrikan,
radioaktivitas, perambatan suara batuan. Parameter sifat-sifat fisik ini dapat di
interpretasikan secara kualitatif mengenai litologi dan jenis fluida dan maupun secara
kuantitatif yang meliputi ketebalan, porositas dan kejenuhan hidrokarbon. Berikut ini
beberapa macam data log:
• Log Gamma Ray
Menurut Ariyanto 2011, Log Gamma Ray merupakan log yang digunakan untuk
mengukur radioaktivitas alami suatu formasi. Sedangkan prinsip kerjanya, perekaman
dalam batuan Uranium (U), Thorium (Th) dan potassium (K). Unsur tersebut
memancarkan radioaktif dalam pulsa energi tinggi yang akan dideteksi oleh alat log
gamma ray. Partikel radioaktif (terutama potassium) sangat umum ditemui pada mineral
lempeng dan beberapa jenis evaporit karena ukuran butirnya berupa batu lempung.
Kegunaan log gamma ray antara lain untuk estimasi kandungan lempung, korelasi
antar sumur, menentukan lapisan permeabel, depth matching antara logging yang
berurutan. Anomali yang biasanya muncul dalam log gamma ray berasal dari batuan yang
mengandung isotop radioaktif, akan tetapi bukan lempung (shale), sehingga untuk
mengetahui sumber radiasi secara lebih pasti digunakan Spectral Gamma ray. Partikel
radioaktif banyak dijumpai di formasi yang berukuran lempung, sehingga nilai gamma
ray tinggi diasumsikan sebagai shale. Sedangkan nilai gamma ray yang rendah
diasumsikan sebagai batu pasir dan karbonat. Log gamma ray adalah yang paling baik
untuk memisahkan shale-sand
6
PROPOSAL TUGAS AKHIR
• Log Densitas
Log densitas merupakan hasil dari pengukuran dari densitas electron dalam
batuan. Prinsip dari log ini dipancarkan sinar gamma dengan intensitas tertentu oleh
pemancar di dalam batuan, selanjutnya partikel sinar gamma akan bertumbukan dengan
elektron-elektron dalam batuan. Makin banyak elektron berarti makin padat batuan
tersebut sehingga sinar gamma yang kembali akan berkurang intensitasnya.
• Log Sonik
Hasil dari pengukuran, waktu yang diperlukan (transit time) gelombang suara
(energi akustik) untuk melintasi suatu bahan dengan ketebalan tertentu. Harga transit time
ini tergantung pada jenis porositas batuan. Log sonik bersama log densitas digunakan
untuk menentukan nilai koefisien refleksi yang diperlukan didalam pembuatan sintetik
seismogram.
• Log Self Potential (SP)
Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di
permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak
naik turun. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam mengalir di sekeliling
perbatasan formasi di dalam lubang bor. Di lapisan serpih dimana tidak ada aliran listrik,
potensialnya konstan, dengan kata lain kurva log SP-nya tidak menunjukan adanya
defleksi (Shale Base Line). Aliran listirk mulai terjadi mendekati lapisan permeable. Hal
tersebut menyebabkan beda potensial menjadi negatif (relative terhadap serpih).
• Log NPHI
Menurut Harsono 1997, Log NPHI tidak mengukur volume pori secara langsung,
tetapi bekerja dengan memancar partikel-partikel neutron energi tinggi dari suatu sumber
kedalaman formasi batuan. Partikel-partikel neutron ini akan bertumbukan dengan atom-
atom pada batuan, sehingga mengakibatkan hilangnya energi dan kecepatan. Jumlah atom
hidrogen yang terkandung dalam batuan diasumsikan berbanding lurus dengan
banyaknya pori batuan. Biasanya pori-pori batuan ini terisi fluida baik gas, air atau
minyak. Ketiga jenis fluida tersebut secara relatif memiliki jumlah atom hidrogen
tertentu. Dari sini dapat ditentukan jenis fluida pengisi pori batuan / formasi yang telah
diukur. Untuk mendapatkan nilai porositas yang sebenarnya, log NPHI harus dibantu oleh
log lain seperti densitas.
7
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Dengan GR adalah nilai log sinar gamma (API), GRmin menyatakan pembacaan
minimum log sinar gamma (API), GR maks adalah pembacaan maksimum log sinar
gamma (API). Dan Vsh menyatakan volume serpih (fraksi). Kandungan serpih lebih
besar dari 50 % menurut Adi Harsono adalah litologi shale, sedangkan untuk kandungan
serpih di bawah 50 % adalah litologi sand.
8
PROPOSAL TUGAS AKHIR
9
PROPOSAL TUGAS AKHIR
➢ Untuk spektrum amplitudo yang sama, sinyal fasa nol akan selalu lebih pendek
dan beramplitudo lebih besar dari fasa minimum, sehingga s/n ratio akan lebih
besar.
➢ Amplitudo maksimum sinyal fasa nol pada umumnya selalu berhimpit dengan
spike refleksi, sedangkan pada kasus fasa minimum amplitude maksimum
tersebut terjadi setelah spike refleksi tersebut.
Penggambaran jenis polaritas menurut SEG dapat dilihat pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Polaritas normal dan polaritas reverse menurut SEG (a) Minimum Phase (b)
Zero Phase (Sukmono, 1999)
b. Well-Seismic Tie
Well-Seismic Tie atau peningkatan data seismik dan sumur dilakukan untuk
meletakkan horizon seismik (skala waktu) pada posisi kedalaman sebenarnya, dan agar
data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainnya yang umumnya diplot
dalam skala kedalaman (Kartika dkk, 2002).
• Seismogram Sintetik
Tahap pertama adalah pembuatan seismogram sintetis yaitu dengan cara
mengalikan Log sonik dengan Log Densitas. Hasil dari perkalian itu adalah Log
Impedansi Akustik, kemudian diubah menjadi Log Koefisien refleksi (RC) dengan
perbandingan beberapa lapisan. Setelah itu, Log RC dikonvolusikan dengan wavelet yang
telah diuji sehingga menghasilkan seismogram sintetis (Rahman dkk, 2016).
Pada Gambar 2.5 dibuat dengan mengkonvolusikan wavelet dengan data KR
(Koefisien Refleksi). Data KR diperoleh dari data log sonic dan densitas. Wavelet yang
digunakan sebaiknya mempunyai frekuensi dan bandwith yang sama dengan penampang
seismik. Seismogram sintetik final merupakan superposisi dari refleksi-refleksi semua
reflektor.
10
PROPOSAL TUGAS AKHIR
c. Penafsiran Struktur
Penafsiran struktur mempunyai peranan yang sangat penting karena di dalam
strukturlah perangkap hidrokarbon terbentuk. Namun metode seismik memiliki
kelemahan dalam menangkap parameter struktur bawah permukaan bumi. Beberapa efek
yang dapat terjadi apabila penafsiran struktur dilakukan pada rekaman seismik yang
belum dimigrasi antara lain distorsi akibat asumsi yang digunakan dalam metode CMP,
kemiringan terlalu rendah, refleksi terletak pada posisi yang belum benar, antiklin terlalu
lebar atau sinklin terlalu sempit, dan lain-lain. Hal tersebut dapat dieliminasi dengan cara
11
PROPOSAL TUGAS AKHIR
migrasi namun tidak secara sempurna menghilangkan efek-efek tersebut dalam daerah
dengan struktur kompleks karena sulitnya pemilihan kecepatan bawah permukaan dan
pembelokan tajam dari gelombang seimik.
1. Struktur Sesar
Sesar dalam Gambar (2.6) dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan dominan
kinematiknya, yaitu:
• Sesar normal, dimana pergeseran dominan ke arah dip dan hanging wall bergerak
relatif turun dibandingkan foot wall.
• Sesar naik, dimana pergeseran dominan searah kemiringan dan hanging wall relatif
bergeser ke atas dibandingkan foot wall
• Sesar geser, dimana pergeseran dominan searah jurus sesar.
Gambar 2.6 Jenis-jenis sesar: (a) Sesar Normal, (b) Sesar Naik, (c) Sesar Geser
(IPA-UAC Course, 2005).
2. Struktur Lipatan
Terdapat 5 kelompok struktur lipatan antaranya:
• Lipatan terasosiasi dengan kompresi skala regional akibat deformasi kerak
regional
• Lipatan berskala kecil terasosiasi dengan kompresi skala local
• Lipatan, perlengkungan, seretan yang berhubungan langsung dengan proses
pensesaran.
• Pelipatan/pelengkungan monoklinal dari lapisan sedimen akibat proses
reaktivasi sesar / proses kompaksi diferensial dari benda yang lebih dalam.
• Pelipatan/pelengkungan akibat intrusi benda yang terletak lebih dalam
Penafsiran struktur dalam interpretasi seismik dilakukan dengan cara
penelusuran fault dan horizon. Penelusuran fault diidentifikasikan dari terminasi
refleksi, difraksi, perubahan kemiringan, dan lain-lain. Sementara penelusuran
12
PROPOSAL TUGAS AKHIR
13
PROPOSAL TUGAS AKHIR
amplitudo rms. Amplitudo rms merupakan akar dari jumlah energi dalam domain waktu
yang secara matematis dapat didefinisikan sebagai berikut:
1
Arms = √𝑁 ∑𝑁
𝑖=1 𝑟𝑖
2
14
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
PROPOSAL TUGAS AKHIR
16
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal ini saya buat dengan tujuan untuk bahan pertimbangan
bapak/ibu untuk dapat memberikan kesempatan melakukan penelitian dalam rangka tugas
akhir untuk syarat kelulusan kelompok belajar ilmu Geofisika jurusan Fisika fakultas
MIPA universitas Sriwijaya di PT Pertamina asset 1 Field Jambi Kenali Asam Atas,
kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36129. Selain dari itu penulis berharap agar
dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang interpretasi
seismik 3D untuk evaluasi serta penentuan prospek hidrokarbon secara mendalam.
Semoga pihak perusahaan dapat membimbing penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir
ini. Atas perhatian bapak/ibu penulis mengucapkan terima kasih.
17
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
Aulia Rahman, F., Bahri, A. S., & Rochman, J. P. G. N. 2016. Analisis Peta Struktur
Domain Kedalaman dengan Interpretasi Seismik 3D dalam Studi Pengembangan
Lapangan “Kaprasida”, Blok “Patala”, Energi Mega Persada Tbk. Jurnal
Geosaintek, 2(3), 135.
Abdullah, A.B., 2005. Karakterisasi Reservoar Menggunakan Analisi Atribut Seismik Di
Lapangan Abas Cekungan Kuati Kalimantan Timur. Jurnal Fisika Indonesia,
28(9),127.
Aziz, L.A., 2005. Course : Reservoir Geophysic, Seismic Interpretation. Presested at
IPA-UAC. Depok: Universitas Indonesia.
Brown, A.R., 2003. Interpretation pf Three-Demensional Seismic Data. Texas: AAPG
Memoir 42 & SEG Investigation in Geophysic No.9.
Gaol, P.L., 2016. Karakterisasi Reservoar untuk Menentukan Zona Prospek Berdasarkan
Data Seismik dan Data Sumur Menggunakan Metode Inversi Akustik Impedansi (AI)
dan Analisa Multi Atribut Studi Kasus Formasi Talang Akar Lapangan FL Cekungan
Sumatera Selatan. (Skripsi). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Hadi, J. M., Nurwidyanto, M. I., & Yuliyanto, G. (2006). Analisis Atribut Seismik Untuk
Identifikasi Potensi Hidrokarbon. Berkala Fisika, 9(4), 165–170.
Harsono, A., 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta: Schlumberger Oil Field
Services.
Herlambang, N., 2017. Identifikasi Patahan Dan Karakterisasi Reservoar Dengan
Mengunakan Metode Seismik Atribut Dan Metode Inversi Impedansi Akustik Pada
Lapangan Teapot Dome U.S.A. (Skripsi). Lampung: Universitas Lampung.
Kartika, F., Mulyatno, B. S., & Zaenudin, A. (2002). Karakterisasi Reservoar “Febri-
Unila Field” Menggunakan Metode Acoustic Impedance (Ai) Inversion. Forest
Ecology and Management, 158(12), 195–221.
Pormes, D.E., 2009. Interpretasi Seismik 3D Untuk Evaluasi dan Penentuan Prospek
Hidrokarbon Daerah X Jawa Barat Utara. (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia.
Sukmono, S., 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: Institute Teknologi Bandung
Tata Kerja Individu: Interpretasi Seismik. 2007. Jakarta:Pertamina.
18
DAFTAR PRESTASI AKADEMIK
Nomor:
Nama : HERMAN LEO
Tempat, Tanggal Lahir : KAB. BATANG HARI JAMBI, 17 MEI 1998
NIM : 08021281621030
Jurusan : FISIKA
Program Studi : FISIKA
Tahun Masuk : 2016
Tanggal Kelulusan : -
Keterangan :
HM : Huruf Mutu
M : Mutu
K : Kredit
AM : Angka Mutu