Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

NABELLA NURUL FITRI


KELAS D 111.100.034 UPN VETERAN YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL TEKNIK GEOLOGI 2010

GUNUNG API DISEKITAR JAKARTA 11/16/2012

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Gunung Salak Gunung Salak

Gunung Salak, dilihat dari arah Bogor Ketinggian Lokasi Lokasi Koordinat Jawa Barat, Indonesia 2.221 m

6.43LS 106.44BT

Gunung

Salak merupakan

sebuah gunung mempunyai

berapi yang beberapa

terdapat puncak,

di di

pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini

antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 643' LS dan 10644' BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl. Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan
NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani KPH Bogor, namun sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, kini bernama Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Banyak yang mengira nama Gunung Salak berasal dari nama tanamanSalak, akan tetapi sesunguhnya nama gunung ini berasal Gunung dari Salak

bahasasansekerta "Salaka" yang bermakna "Gunung Perak."

berarti perak.

Maka

Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di dalamnya terdapat Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Nama gunung Salak, ternyata bukanlah berasal dari nama buah, namun sesungguhnya Salak, berasal dari kata sansekerta 'Salaka' yang berarti perak. Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Tercatat terjadi beberapa kali letusan sejak tahun 1600-an diantaranya rangkaian letusan antara 16681699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Sementara itu letusan Gunung Salak terakhir berlangsung pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri. Gunung setinggi 2221 m di atas permukaan laut (dpl) tersebut memiliki beberapa puncak. Puncak tertinggi disebut Salak I setinggi 2211 m dpl disusul kemudian puncak Salak II setinggi 2180 m dpl dan puncak Sumbul setinggi 1926 m dpl.

Vulkanologi dan geologi Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri. Menurut Hartman (1938) Gunung Salak I merupakan bagian gunung yang paling tua. Disusul oleh Gunung Salak II dan kemudian muncul Gunung Sumbul. Sedangkan Kawah Ratu diperkirakan merupakan produk akhir dari Gunung Salak. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup masih merupakan bagian dari Kawah Ratu.

Jalur pendakian Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang paling sering didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II. Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus. Jalur lain adalah jalan belakang lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder. Selain itu Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan air hujan. Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Cimelati Di jalur ini masuk dari desa cibuntu, Jika melewati track ini kita kan bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1. Sejarah Letusan 1668-1699 Terjadi erupsi samping dan erupsi normal, erupsi yang merusak lingkungan di G. Salak II 1780 1902-1903 1935 1938 Erupsi samping, erupsi normal di Kawah Ratu Erupsi samping, erupsi preatik Erupsi samping, erupsi preatik diKawah Cikuluwung Putri Erupsi samping, erupsi preatik diKawah Cikuluwung Putri

PETA KAWASAN RAWAN BENCANA Peta kawasan rawan bencana Gunung Salak dibagi kedalam dua kawasan rawan bencana. Kawasan Rawan Bencana I dan Kawasan Rawan Bencana II.

Kawasan Rawan Bencana I Kawasan Rawan Bencana I adalah daerah waspada yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan dilanda perluasan awan panas dan aliran lava.

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Bila erupsi membesar, daerah ini mungkin dilanda hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana I ini dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa, seperti lahar/banjir dan kemungkinan perluasan awan panas atau aliran lava. 2. Kawasan rawan bencana terhadap materian jatuhan seperti jatuhan abu dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar), tanpa

memperhitungkan arah angin Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa untuk fragmen jatuhan piroklastik halus dan lontaran batu berukuran kerikil dijumpai hingga radius 5 Km dari pusat erupsi. Daerah-daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana I antara lain meliputi wilayah Kecamatan Leuwilian, Ciampea, Dramaga, Ciomas, Cijeruk, Cicurug, Parungkuda dan Cidahu.

Kawasan Rawan Bencana II Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu (pijar), aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur (panas) atau lahar dan gas beracun. Kawasan Rawan Bencana II ini dibedakan menjadi dua kelompok : 1. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa seperti : awan panas, aliran lava dan lahar. 2. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran seperti lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Pada Kawasan Rawan Bencana II masyarakat diharuskan mengungsi jika terjadi peningkatan kegiatan gunungapi, sesuai dengan saran Direktorat

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) sampai daerah ini dinyatakan aman kembali. Pernyataan bahwa harus mengungsi, tetap tinggal di tempat dan keadaan sudah aman kembali diputuskan oleh Pemerintah Daerah, sesuai peraturan yang berlaku. Daerah Kawasan Rawan Bencana II G. Salak terdiri atas 2 bagian yaitu kawasan yang berpotensi terlanda aliran massa berupa aliran piroklastik, aliran lava dan lontaran jatuhan piroklastik, lapili, bom gunungapi dan lontaran batu lainnya. Daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana II meliputi wilayah Kecamatan Pamijahan diantaranya Desa Gunungsari, Caringin,

Arcawinangun dan hulu sungai Cipeundey yang merupakan Desa terakhir sebelum melakukan pendakian ke Gunung Salak. Dari hasil analisis petrografi terhadap conto lava, secara mikroskopis lava lava tersebut mempunyai kisaran SiO2 antara 53,4% - 56,62%, K2O rendah antara 0,72 1,65%, nilai total alkali 4 5,95%. Sifat sifat khas dari lava kalk -alkali berdasarkan komposisi mayor elemen adalah:

Batuan andesit basaltik lebih umum diendapkan dibandingkan dengan andesit dan basalt

Umumnya mempunyai kandungan TiO2 yang rendah (<1,16%) Kandungan Al2O3 bervariasi, umumnya bernilai tinggi (16,5 18,17%) Kandungan MgO umumnya rendah (2,43 4,13%) Kandungan total alkali bervariasi berkisar antara 4 5,95%

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Kawah Ratu Berada di Pinggang Gunung Salak

Kawah

Ratu

Berada

di

Pinggang

Gunung

Salak

Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana adalah kawasan yang pernah terlanda atau diidentifikasikan berpotensi terancam bahaya letusan baik secara langsung maupun tidak langsung

Kawasan-kawasan tersebut ditentukan atas dasar kemungkinan pola sebaran jenis potensi bahaya yang dikaitkan dapat terhadap pola situasi sebaran

topografi/geomorfologinya,

sehingga

diperkirakan

masing-masing jenis produk pada letusan yang akan datang.

Peta kawasan rawan bencana gunung api yang identik dengan peta daerah bahaya gunung api adalah peta petunjuk yang menggambarkan tingkat kerawanan bencana suatu daerah bila terjadi letusan gunung api. Peta ini juga menerangkan jenis dan tipe bahaya gunung api, kawasan rawan bencana, arah pengungsian, lokasi pengungsian dan pos-pos

penanggulangan bencana.

Peta kawasan rawan bencana Gunung Salak dibagi kedalam dua kawasan rawan bencana. Kawasan Rawan Bencana I dan Kawasan Rawan Bencana II.

Kawasan Rawan Bencana I Kawasan Rawan Bencana I adalah daerah waspada yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan dilanda perluasan awan panas dan aliran lava. Bila erupsi membesar, daerah ini mungkin dilanda hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana I ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa, seperti lahar/banjir dan kemungkinan perluasan awan panas atau aliran lava.

Kawasan rawan bencana terhadap materian jatuhan seperti jatuhan abu dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar), tanpa memperhitungkan arah angin Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa untuk fragmen jatuhan piroklastik halus dan lontaran batu berukuran kerikil dijumpai hingga radius 5 Km dari pusat erupsi.

Daerah-daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana I antara lain meliputi wilayah Kecamatan Leuwilian, Ciampea, Dramaga, Ciomas, Cijeruk, Cicurug, Parungkuda dan Cidahu.

Kawasan Rawan Bencana II

Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu (pijar), aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur (panas) atau lahar dan gas beracun.

Kawasan Rawan Bencana II ini dibedakan menjadi dua kelompok : Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa seperti : awan panas, aliran lava dan lahar. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran seperti lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat.

Pada Kawasan Rawan Bencana II masyarakat diharuskan mengungsi jika terjadi peningkatan kegiatan gunungapi, sesuai dengan saran Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) sampai daerah ini dinyatakan aman kembali. Pernyataan bahwa harus mengungsi, tetap tinggal

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

di tempat dan keadaan sudah aman kembali diputuskan oleh Pemerintah Daerah, sesuai peraturan yang berlaku.

Daerah Kawasan Rawan Bencana II G. Salak terdiri atas 2 bagian yaitu kawasan yang berpotensi terlanda aliran massa berupa aliran piroklastik, aliran lava dan lontaran jatuhan piroklastik, lapili, bom gunungapi dan lontaran batu lainnya.

Daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana II meliputi wilayah Kecamatan Pamijahan diantaranya Desa Gunungsari, Caringin,

Arcawinangun dan hulu sungai Cipeundey yang merupakan Desa terakhir sebelum melakukan pendakian ke Gunung Salak. Analisis Gas Hasil analisi kimia gas di G. Salak didominasi oleh kandungan uap air mencapai 91 94%, hal tersebut menunjukan bahwa dominasi uap air cukup kuat dan gas ini dikelompokan ke dalam gas basah. Sedangkan komposisi gas vulkanik G. Salak lainnya yang diambil dari Kawah Hirup adalah sebagai berikut : UNSUR H2 KH-1 0,08 KH-2 0,06 KH-3 0,19 KH-4 0,16

O2+Ar

0,04

0,01

0,01

0,01

N2

0,27

0,14

0,16

0,15

CH4

0,12

0,12

0,18

0,16

10

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

CO2

3,82

4,16

6,74

5,09

SO2

0,54

0,49

0,98

0,74

H2S

0,05

0,05

0,08

0,02

HCl

1,04

0,18

0,16

0,78

H2O Suhu oC

94,04

94,77

91,59

92,88

106,00

105,50

110,00

108,50

11

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

12

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

13

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Gunung Pangrango Gunung Pangrango

Gunung Pangrango (puncak tertinggi) dilihat dari arah Jalan Tol Jagorawi Ketinggian 3.019 m Lokasi Lokasi Jawa Barat, Indonesia

Litografi tahun 1880-an yang menggambarkan Gunung Pangrango dilihat dari Kebon Raya Bogor Gunung Pangrango merupakan sebuah gunung yang terdapat di

pulau Jawa, Indonesia. Gunung Pangrango mempunyai ketinggian setinggi 3,019 meter. Puncaknya dinamakan Mandalawangi. Gunung Pangrango juga merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai, dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, tepatnya terletak persis bersebelahan

dengan Gunung Gede. Gunung Pangrango mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit,hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

14

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

Menurut geolog Belanda, RW van Bemmelen, tahun 1747 adalah letusan pertama Gunung Gede yang berhasil dicatat orang-orang Belanda yang menguasai kebun teh. Ketika itu, letusannya berskala besar. Sejak saat itulah, letusan Gunung Gede terus terjadi dalam peroide waktu tertentu, baik berskala kecil, sedang, maupun besar

Gunung Gede meletus terakhir kali pada tahun 1957. Letusan berskala sedang itu memuntahkan material vulanik ke udara dan membentuk tiang asap setinggi 3.000 meter dari bibir kawah bawah. Akhmad mencatat, sejak letusan itu, Gunung Gede beristirahat panjang. Meski demikian, aktivitas kegem paannya dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini meningkat.

Tercatat gempa vulkanik beberapa kali terjadi, yakni pada tahun 1990, 1991, 1992, 1997, 2000, 2006, 2007, dan 2010. "Pada akhir 2010, intensitas gempa paling tinggi dan cenderung meningkat. Apakah tanda- tanda tersebut merupakan proses akan terjadi letusan?" ujar dia. Inilah yang menjadi misteri. Seringnya gempa, baik vulkanik maupun tektonik, telah mengindikasikan adanya akumulasi gas dan tambahan magma baru dari bawah permukaan. Namun sejauh ini, penutup atau penyumbat lava masih sangat kuat sehingga belum dapat didobrak oleh magma tadi.

Sejarah mencatat, letusan magmatik yang cukup besar dapat terjadi setelah gunung api beristirahat 71 tahun. Jadi, kalau sekarang masa rehat itu telah berlangsung 55 tahun, tak ada salahnya kalau sejak dini kita waspada, terutama bagi masyarakat yang berada pada radius 15 km di sisi timur laut Gunung Gede. Upaya yang paling aman, mudah, dan murah adalah tidak membangun vila mewah di kawasan rawan awan panas. Lebih ideal lagi, hijaukan kembali

15

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI

2012

lahan-lahan kosong dengan vegetasi. Cara ini dapat mengurangi dampak bencana awan panas yang bakal terjadi. Mari kita jaga hutan di kawasan Gunung Gede-Pangrango yang masih utuh agar tetap tumbuh.

Jangan ada lagi perambahan hutan untuk keperluan permukiman, pertanian, atau perkebunan. Dari hutan inilah air jernih mengalir dan mengairi tanaman sayur dan buah-buahan yang dibudidayakan petani. Diselimuti udara sejuk, segar, dan bersih, kawasan Gunung Gede-Pangrango akan tetap menjadi tujuan wisata bagi siapa pun. Apalagi lokasinya sangat strategis, berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta. Lagi pula, kawasan ini juga dilalui jalan raya yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Cianjur, dan Bandung. Jadi, selagi Gunung Gede masih beristirahat tenang, nikmati saja keelokan dan keasrian alamnya.

16

NABELLA NURUL FITRI 111.100.034 KELAS D

Anda mungkin juga menyukai