Anda di halaman 1dari 6

GUNUNG AMBANG

Nama : G. Ambang

Nama Lain : -

Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat


Lokasi

a. Geografi : 00 44' 30" LU dan 124 24' 30" BT.


a.Geografi
: b. Administrasi: Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa
Puncak
Selatan, Sulawesi Utara

Ketinggian : Puncak G. Ambang, 1795 m dpl


Kota Terdekat : Kotamobagu
Tipe
: A (Strato)
Gunungapi
Pos Desa Purworejo, Kec. Modayag, Kab. Bolaang Mongondow, Kotamobagu,
:
Pengamatan Sulawesi Utara Posisi Geografi : 00 42' 43,32" LS & 124 o 23' 50,22" BT

Cara Mencapai Puncak

Untuk mencapai puncak G. Ambang dapat dicapai melalui rute Desa Purworejo di
Kecamatan Modayag, sebelah selatan G. Ambang sejauh 7 Km dengan waktu tempuh sekitar
5 jam. Selain route ini terdapat route lain melalui lereng sebelah timur dari Desa Bangkudai
Baru yang jaraknya hanya 3 Km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Demografi

Kepadatan penduduk di daerah Kawasan Rawan Bencana II dan I G. Ambang, meliputi


Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Di Kabupaten
Bolaang Mongondow, pertambahan penduduknya sangat cepat, terhitung sejak tahun 1972
sampai dengan 1997, pertambahan penduduknya mencapai lebih dari 150%. Hal tersebut
disebabkan laju pembangunan didaerah tersebut cukup pesat.

Jumlah penduduk di Kecamatan Mondayag sejumlah 27.526 jiwa atau 6.136 kepala keluarga
dengan luas wilayah 210,35 Km2. Jumlah penduduk yang berada di wilayah Kawasan Rawan
Bencana II G. Ambang sebanyak 17.240 jiwa atau 4116 kepala keluarga yang meliputi Desa
Moyag, Kota Bongkudai, Bangunan Uwuk, Modayag, Purworejo dan Liberia, sedangkan
penduduk yang berada di dalam Kawasan Rawan Bencana I, jumlahnya sebanyak 8.911 jiwa
atau 2.506 kepala keluarga yang meliputi Desa Moyag, Tobongan, Buyandi, Moat,
Bongkudai Baru dan Guaan.

Di Kabupaten Minahasa, Kecamatan Mondoiding jumlah penduduknya tercatat 9.184 jiwa


atau 2.409 kepala keluarga, luas wilayahnya 66,40 Km2. Jumlah penduduk yang berada di
dalam Kawasan Rawan Bencana I G. Ambang sebanyak 3.929 jiwa atau 1.018 kepala
keluarga, tersebar di 3 Desa yaitu, Desa Linasongkulan, Makaoruyem dan Wulurmatur.

Wisata

G. Ambang berpotensi sebagai tempat wisata terutama wisata panorama, rekreasi, agro dan
ilmiah.Tempat yang bisa dijadikan wisata di daerah G. Ambang adalah Danau Tuduago,
Danau Mooat, Danau Tondok, Kawah Gunung Moyayat, Air Terjun Moyayat, Pemandian Air
Panas Bangunanwuwuk dan agrowisata di sekitar Danau Mooat.

Danau Tuduaog dapat dicapai dari Kotamobagu ke arah utara, sedangkan Danau Tondok dan
Danau Mooat dapat dicapai dari Desa Purworejo. Sarana transportasi berupa jalan aspal yang
sudah bagus memudahkan para wisatawan untuk mencapainya.

SEJARAH ERUPSI

Sejarah erupsi G. Ambang yang tercatat dalam sejarah adalah sebagai berikut:

Berupa tembusan solfatara dengan tekanan


Juli 1839 yang kuat dan suhunya berkisar antara 100o
C - 123oC.
Menurut penduduk Desa Purworejo telah
muncul dua lubang tembusan baru yang
besar, dengan tekanan gas yang sangat
tinggi, yaitu dekat Kali Putih sebelah timur
1966 dan pada lereng kawah sebelah utara.
Gejala awal munculnya tembusan solfatara
ini didahului dengan gempabumi yang
getarannya terasa hingga di Desa
Purworejo.
Desember
Erupsi Freatik
2005

Kegiatan pada saat ini berupa tembusan solfatara dan fumarola yang terletak pada dinding
tenggara kerucut G. Moyayat pada ketinggian sekitar 1497 - 1542 meter (dpl). Aktivitas ini
membentuk suatu lapangan solfatara yang berupa dataran.
Periode Erupsi

Ditinjau dari sejarah kegiatannya, Gunungapi Ambang mempunyai interval erupsi antara satu
dengan lainnya berkisar dari 39-127 tahun, sedangkan erupsi magmatik terakhir tidak
diketahui kecuali berupa erupsi freatik terbaru yang terjadi pada 22 Desember 2005.

GEOLOGI

Morfologi

Morfologi G. Ambang dibentuk oleh kerucut - kerucut kecil membentuk deretan pegunungan
yang memanjang membatasi bagian utara dan selatan dari komplek G. Ambang. G. Ambang
merupakan kerucut gunungapi muda (kwarter) yang aktifitasnya berkembang melalui sisa
tubuh kaldera. Kerucut vulkanik ini tumbuh pada suatu tubuh gunungapi lava yang telah
terbentuk sebelumnya.

Morfologi Komplek G. Ambang dibentuk oleh perbukitan tersier berupa punggungan yang
memanjang dari barat ke timur, berpola pengaliran sungai pararel, sedangkan pada bagian
baratlaut dan tenggara berpola pengaliran dendritik. Morfologi yang lebih muda terdiri dari
pegunungan Ambang dan kerucut vulkanik serta pedataran.

Stratigrafi

Batuan vulkanik di Komplek G. Ambang merupakan hasil erupsi magmatik yang


diperkirakan terjadi pada 240.000 tahun yang lalu, diketahui dari hasil penanggalan 40 Ar
(Electrik Consalt, Italia 1983).

Berdasarkan litologi, posisi stratigrafi dan sumber erupsi, batuan komplek G. Ambang dapat
dibagi menjadi 6 (enam) kelompok dari tua ke muda adalah : batuan sedimen, batuan
vulkanik tua, batuan hasil erupsi Komplek Gunung Pinupulan, batuan hasil erupsi kelompok
pegunungan Ambang, batuan hasil erupsi kelompok Gunung Tayot dan Molibut, endapan
lahar dan Aluvial. Endapan aluvial merupakan endapan termuda yang disusun terdiri dari
endapan lepas berupa pasir, kerikil, kerakal dan bongkah lava.

Struktur Geologi
Berdasarkan analisis foto udara dan data lapangan, struktur geologi yang berkembang
didaerah G. Ambang dari adalah sesar normal, kelurusan dan struktur Gunungapi (kawah).

Sesar normal berarah timurlaut - baratdaya dengan bagian baratlaut yang relatif turun. Pada
umumnya sesar normal tersebut memotong batuan vulkanik tua.

Pada sesar normal di Desa Tuduaog terdapat 2 (dua) kubah lava yaitu G. Ilantat dan G.
Kayumanis yang pemunculannya diperkirakan dipicu oleh sesar normal tersebut yang
memotong sesar yang berarah tenggara - baratlaut yang terjadi sebelumnya. Indikasi dari
sesar normal tenggara - baratlaut ini dapat dikenali dari adanya kelurusan pada lereng G.
Ilantat dan G. Kayumanis. Struktur kawah dijumpai di Puncak G. Mooat yang diperkirakan
sisa titik erupsi kubah G. Mooat.

GEOKIMIA

Tabel Hasil Analisis Kimia Gas Daerah G. Ambang, Mei 2007 (S. Kunrat, 2007)

Solfatara
Jenis Gas Satuan Solfatara II
I
J 2A 2B Rata-rata
Ketinggian m dpl 1370 1370 1370 1304
Temperatur oC 102,9 102.9 102.9 99
9.78.E- 8.62.E-
H2 % mol Td 7.46.E-5 td
5 5
O2 + Ar % mol 0,020 0,004 0,005 0,010 0,03
N2 % mol 0,10 0,08 0,09 0,090 0,09
CO2 % mol 1,93 1,79 1,79 1,837 3,14
SO2 % mol 0,01 0,03 0,01 0,017 0,06
H2S % mol 0,18 0,17 0,18 0,177 0,30
HCl % mol 0,02 td 0,02 0,013 td
NH3 % mol 0,08 0,07 0,08 0,077 0,14
4.00.E- 9.00.E- 5.33.E-
HF % mol 5.00.E-4 7.00.E-4
4 4 4
H2O % mol 97,630 97,86 97,82 97,770 96,240
Total gas % mol 2,37 2,14 2,18 2,230 3,76

Tabel Hasil Analisis Kimia Air G. Ambang Tanggal 30 Agustus 2008

Fumarol
1
Fumarol 2 Fumaro
(Komplek Mud
(Punggunga l Fumarol
PARAMETE s Pool
n Luar Kawah Makaroye
R Solfatara Kawah
Baratdaya Sampin n
Timur Utama
Kawah g
Kawah
Utama)
DHL (?S) 5240 1665 85700 3180 1744
Suhu Air
89.4 94.1 94.5 81.4 73.1
(oC)
pH(Lapangan
2.25 2.82 0.68 3.88 2.67
)
pH (Lab.) 2.18 2.71 0.98 2.41 2.61
Na (ppm) 74.01 48.74 59.57 13.99 4.96
K (ppm) 5.41 11.75 35.82 1.87 2.05
Ca (ppm) 286.90 69.55 104.33 43.47 34.78
Mg (ppm) 119.98 52.16 323.42 52.16 20.87
Fe (ppm) 3.22 0.81 33.36 32.69 1.23
NH3 (ppm) 0.01 0.01 0.04 0.84 0.33
HCO3 (ppm) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9904.5
Cl (ppm) 372.75 143.78 266.25 181.05
0
5523.5
SO4 (ppm) 1600.80 391.31 978.26 341.84
9
B (ppm) 0.33 0.16 176.26 2.11 0.00
F (ppm) td Td td Td td
SiO2 (ppm) 195.20 211.60 352.40 171.30 43.54

GEOFISIKA

Gaya Berat

Berdasarkan pengolahan data gaya berat G. Ambang dengan densitas 2,67 gr/cm3
menghasilkan anomali Bouguer dan anomali Sisa orde 2. Anomali positif mendominasi
daerah bagian selatan meliputi puncak. Pola anomali negatif membentuk kelurusan dengan
arah tenggara - baratlaut. Berdasarkan penyebaran anomali tersebut diperkirakan telah terjadi
pensesaran dibagian selatan, tengah dan timur yang membentuk blok sesar pada arah umum
tenggara - baratlaut.

Geomagnet

Berdasarkan penyebaran pola anomali magnetik pada puncak dan tubuh G. Ambang
mempunyai harga anomali yang rendah. Harga anomali tinggi terdapat di bagian utara
menyebar ke arah barat, sebagian di baratlaut dan tenggara puncak G. Ambang.

Kedua harga anomali tersebut membentuk suatu kelurusan yang mempunyai arah relatif barat
- timur dan baratdaya - timurlaut serta utara - selatan. Kelurusan ini diasumsikan sebagai
sesar.

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Sistem Pemantauan

Sistem pemantauan Gunungapi Ambang meliputi pemantauan visual dan kegempaan secara
kontinyu dan pemantauan menggunakan metode geofisika, deformasi dan geokimia secara
periodik.

Visual

Pemantauan visual Gunungapi Ambang secara kontinyu dilakukan dari Pos Pengamatan
Gunungapi Ambang, yang terletak di Desa Purworejo, Kecamatan Modayag, Kabupaten
Bolaang Mongondow, Kotamobagu, Sulawesi Utara.

Kegempaan

Dalam usaha Mitigasi Bencana Gunungapi di masa yang akan datang, dilakukan pemantauan
kegempaan secara menerus yang berhubungan dengan gejala vulkanik G. Ambang. Peralatan
pemantauan kegempaan G. Ambang menggunakan Seismograf (analod dan digital) dengan
Kinemetrics jenis PS-2 dengan seismometer tipe L4C (1 komponen, vertikal) yang
dioperasikan secara telemetri.

Anda mungkin juga menyukai