Abstrak
BT dan 40 27’47.412 LS 1040 2’20.014 BT dengan luas Formasi Kasai dan satuan gunung api. Selain itu pada
daerah penelitian 40km2. daerah Mehanggin didominasi oleh satuan batu granitoid
Menurut Van Bemmelen (1973) umumnya kehadiran yang menjadi basment di daerah tersebut, batuan
granitoid di daerah Muaradua ini berasal dari Bukit granitoid tersebut diakumulasikan sebagai hasil dari
Garba pada umur Jurra awal hingga Kapur akhir yang prodak bukit garba di masa lampau, selain itu batuan
terdiri 2 jenis batuan beku yaitu batuan andesit dan granitoid di daerah tersebut telah mengalami alterasi dan
granit, kedua batuan tersebut memiliki hubungan untuk mineralisasi
mengetahui tipe dari granitoid yang nantinya dapat Pada daerah Muaradua yang merupakan bagian dari
mengetahui potensial mineralisasi timah di daerah Cekungan Sumatera Selatan, secara setting tectonic
Muaradua, Maka penelitian karakteristik petrologi dan berada pada depan busur gunung api (Volcanic arc). Hal
geokimia granitoid di Desa Mehanggin Bukit Garba ini dicirikan dengan litologi batuan vulkanik yaitu batu
menjadi hal penting dapat menjelaskan petrogenesanya. beku granit,basalt dan andesit. Cekungan Sumatera
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkarakterisasi and Selatan secara geologi di pengaruhi beberapa struktur
mengetahui tipe, afanitas magma, tatanan tektonik dari diantaranya sesar,dan lipatan.
granitoid dan indikasi mineralisasi hidrotermal di Desa Genesa pembentukan Cekungan Sumatera
Mehanggin dan Bukit garba sekitarnya., Selatan di Muaradua menurut Pulunggono(1992)
termasuk dalam fase kedua, pada awal Kapur hingga
II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL Teriser akhir, adanya proses ektensional yang berarah
Menurut Adiwijaja and De Coster, (1973) Utara-Selatan sehingga mengakibatkan terbentuknya
Cekungan Sumatera Selatan merupakan Cekungan busur sesar-sesar turun, graben yang menghasilkan zona rifting
belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai akibat sehingga menyebabkan terbentuknya zona-zona lemah
adanya interaksi antara Paparan Sunda (sebagai bagian yang akan menjadi laju keluarnya magma sebagai intrusi
dari lempeng kontinen Asia) dan Lempeng Samudera granit Garba pada daerah Muaradua.
India. Cekungan Sumatera Selatan terletak memanjang
berarah NW-SE dibagian Selatan Pulau Sumatera dan III.SAMPEL DAN METODE PENELITIAN
sebagian didominasi dengan batuan beku. Data yang dipakai dalam penelitian ini berupa 19 buah
Batuan beku di Cekungan Sumatera sampel batuan granitoid yang diambil secara
Selatan,tepatnya di Bukit Ajan Desa Mehanggin repersentatif pada lokasi penelitian. Teknik analisis yang
Kabupaten Muaradua terdapat batuan beku granitoid dipakai pada penelitian ini adalah :
sebagai penyusun utama pada Formasi Garba di Analisis petrografi untuk mengetahui karakteristik
Subcekungan Palembang Selatan. Batuan granitoid ini batuan granitoid berdasarkan sifat fisik dan
tersingkap (Gambar 2) dengan baik di sekitar Muaradua optisnya. Dalam penamaan batuan dari sifat
dengan pola penyebaran umumnya berarah barat laut- optisnya mengunakan kalsifikasi IUGS. Analisis
tenggara dan beberapa barat-timur. Ada dari beberapa petrografi dilakukan di Laboratorium Geologi
ahli telah melakukan penelitian terhadap formasi garba, optik, Departemen Teknik Geologi, Fakultas
baik secara regional maupun lokal, seperti De Coster Teknik Universitas Gadjah Mada dan
(1974), Gafoer drr. (1993), Limbong drr. (2004). Secara Laboratorium Teknik Geologi Universitas
regional Cekungan Sumatera Selatan berada di zona Sriwijaya.
belakang gunnung api (back force arc) yang terbentuk Analisa XRD untuk mengetahui jenis mineral yang
akibat pergerakan lempeng hindia-Autralia di sepanjang sebagian telah terubah menjadi sekunder yang
lempeng Eurasia. Cekungan ini terletak di bagian timur terdapat dilokasi penelitian untuk mengetahui asal
laut tepian Sunda Shield, yang di batasi oleh tinggian batuannya, dilakukan dilakukan di Laboratorium
bukit barisan dan pegunungan tiga puluh yang menjadi XRD, Departemen Teknik Geologi, Fakultas
batas antara cekungan sumatera selatan dengan Teknik, Universitas Gadjah Mada
cekungan sumatera tengah. Statigrafi cekungan Analisis Mineragrafi yang dipreparasi di PSG
Sumatera Selatan menurut beberapa peneliti terdahulu Bandung dan dianalisa menggunakan mikroskop
(Gafoer drr., 1993) dari batuan tertua hingga batuan refleksi di Laboratorium Geologi optik,
yang muda yaitu, ,batuan beku basal-andesit,batu granit, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik
batuan metasedimen dan batuan malihan derajat rendah. Universitas Gadjah Mada
Secara tidak selaras berada di atas batuan Pra-tersier Analisis Geokimia dengan XRF (X-Ray
terendapkan batuan sedimen Tersier. Beberapa satuan Fluorescence) dilakukan di labroratorium
batuan sedimen Tersier dan Kuarter yang terdapat geokimia PSG Bandung
didaerah Muaradua menurut (Gafoer drr., 1993) secara
berurutan terdiri dari Formasi Kikim, Formasi
Talangakar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai, Formasi
Airbenakat, Formasi Muaraenim, Formasi Ranau,
55 |Petrologi, Geokimia Granitoid Mineral (Rima Wardhani)
Jurnal Teknik Patra Akademika
Vol 8. No.1 Juli 2017
geokimia yang menunjukkan kosentrasi K2O yang Bukit Ajan dan Desa Petinggi terdapat indikasi
tinggi 1,08-4,99 wt.% berhubungan dengan pengamatan mineralisasi yang ditunjukkan dengan hadirnya
petrografi menunjukkan kandungan mineral alkaline mineral-mineral sulfida seperti pirit,magnetit,
feldspar yang tinggi juga. kalopirit, kovelit dan ilimenit (primer) pada
Sampel granitoid di lokasi desa Cembuak dan pengamatan mineragrafi
sekitarnya, berdasarkan plotting data saturasi alumina Granitoid di Bukit Ajan dan desa Petinggi
menurut Chappel dan White (1974) untuk mengetahui memiliki afanitas magma dengan seri kalk-alkalin
kelompok batuan serta tipe granitoid berdasarkan dengan unsur K yang tinggi
kandungan saturasi aluminanya, menunjukkan (Gambar Granitoid di Bukit Ajan dan desa Petinggi
5) indeks saturasi alumina (A/CNK) >1,1, sehingga termasuk pada kelompok granitoid Peralumina
batuan granitoid termasuk dalam kelompok batuan dengan tipe-S.
peralumina dan masuk ke dalam granitoid tipe-S, serta Granitoid di Bukit Ajan dan desa Petinggi
ditambah dengan kehadiran biotit, muskovit, andalusit memiliki tatanan tektonik berupa island arc atau
dan hornblende. active continental margin.
4.5 Tatanan Tektonik
Daftar Pustaka:
Dalam penentuan tatanan tektonik
Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam
pembentukan batuan granitoid untuk batuan vulkanik
teks artikel harus didaftarkan di bagian Daftar Pustaka.
menggunakan diagram klasifikasi (Pearce, dll 1977
Daftar Pustaka harus berisi pustaka-pustaka acuan yang
dalam Rollinson 1973). Berdasarkan plotting unsur-
berasal dari sumber primer (jurnal ilmiah dan berjumlah
unsru utama seperti FeO, MgO dan Al2O3 (Gambar 6)
minimum 80% dari keseluruhan daftar pustaka)
menunjukkan bahwa sebagian besar batuan granitoid di
diterbitkan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Setiap artikel
Bukit Ajan terbentuk pada tatanan tektonik island arc
paling tidak berisi 10 (sepuluh) daftar pustaka acuan.
and active continental margin, dan tatanan tektonik pada
Penulisan sistem rujukan di dalam teks artikel dan
batuan pluktonik menggunakan diagram klasifikasi
penulisan daftar pustaka sebaiknya menggunakan
IUGS (Gambar 7) dan sehubungan dengan pengamatan
program aplikasi manajemen referensi misalnya:
petrogafi granitoid di lokasi Petinggi menunjukkan jenis
Mendeley, EndNote, atau Zotero, atau lainnya.
batuan granit yang memiliki lingkungan pengendapan di
daerah continental. Serta berdasarkan diagram yang
dikemukakan oleh (Peacher 1975 dalam Rollinson 1973) 7. Panduan Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya
mengunakan unsur-unsur utama seperti TiO2, K2O dan
menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti
P2O5 menunjukkan batuan granitoid di Bukit Ajan dan
Mendeley, End Note, Zotero, atau lainnya. Format
Petinggi berada di tatanan tektonik continental (Gambar
penulisan yang digunakan di jurnal Teknik adalah sesuai
8).
dengan format APA 6th Edition (American Psychological
Mengacu kepada klasifikasi batuan granitoid
Association).
berdasarkan tatanan tektonik yang dikemukakan oleh (
Pearce, dll 1977 dalam Rollinson 1973) berdasarkan
karakteristik granitoid Bukit ajan dan Desa Cembuak Pustaka yang berupa majalah/jurnal ilmiah:
Bekker, J. G., Craig, I. K., & Pistorius, P. C. (1999).
mempunyai afanitas magma kalk alkaline yang tinggi
Modeling and Simulation of Arc Furnace Process. ISIJ
unsur K,dengan kelompok granitoid peralumina tipe-S,
International, 39(1), 23–32.
Serta kehadiran mineral hornblende, biotit dan ilmenit,
tatanan tektonik berupa island arc atau active continantal
Pustaka yang berupa judul buku:
margin, dan menurut (Cobbing dkk, 1992) secara
Fridman, A. (2008). Plasma Chemistry (p. 978).
regional lokasi penelitian secara regional termasuk pada
Cambridge: Cambridge University Press
tatanan tektonik Post-Collisional hal ini
mengindikasikan bahwa genesa granitoid Bukit Ajan
dan Petinggi memiliki hubungan dengan pembentukan Pustaka yang berupa Prosiding Seminar:
Roeva, O. (2012). Real-World Applications of Genetic
pengunungan (Orogenik) dan Berasosiasi dengan
Algorithm. In International Conference on Chemical
subduksi.
and Material Engineering (pp. 25–30). Semarang,
Indonesia: Department of Chemical Engineering,
V. KESIMPULAN
Diponegoro University.
Berdasarakan data penelitian mineralogi dan geokimia
granitoid di daerah Bukit Ajan dan sekitarnya
didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya : Pustaka yang berupa disertasi/thesis/skripsi:
Istadi, I. (2006). Development of A Hybrid Artificial
Granitoid di lokasi penelitian memiliki 2 jenis
Neural Network – Genetic Algorithm for Modelling and
batuan diantaranya andesit dan granit. Pada lokasi