Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI DAERAH PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG


KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI

OLEH
PHIPYT NOVHITASARI
F121 16 081

PALU
2021

i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI DAERAH PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG


KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Matakuliah Pemetaan Geologi pada
Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Tadulako

OLEH
PHIPYT NOVHITASARI
F121 16 081

PALU
2021

ii
GEOLOGI DAERAH PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG
KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI

Palu, Maret 2021

Disetujui oleh,
Pembimbing Pemetaan Geologi Penyusun,

Harly Hamad, S.T, M.T Phipyt Novhitasari


Nip. 19690924 199802 1 001 Nim. F121 16 08

Mengetahui:
Koordinator Prodi Teknik Geologi

Ir.Irianto Uno,M.Sc

Nip: 197001052000031002

iii
SARI

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam wilayah Daerah Palau


Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah dan secara
geografis terletak pada koordinat 0°4'00"LS – 0°8'00"LS dan 119° 43' 46" BT - 119° 47' 00"
BT. Penelitian dengan judul “Geologi Daerah Palau Kecamatan Balesang Tanjung Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah” dimaksudkan untuk membuat peta dengan skala
1:25.000 yang mencakup kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi
serta bahan galian pada daerah penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah
metode geologi lapangan dan pegolahan data baik menggunakan software maupun
menggunakan alat laboratorium.
Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa satuan geomorfologi
daerah penelitian terdiri atas satuan geomorfologi perbukitan denudasional, satuan
geomorfologi perbukitan struktural, dan satuan geomorfologi pedataran marine. Sungai yang
berkembang pada daerah penelitian adalah sungai periodic dan episodik. Tipe genetik sungai
daerah penelitian yaitu tipe genetik subsekuen dan obsekuen. Pola aliran sungai rectangular
dan paralel. Berdasarkan aspek-aspek geomorfologi dapat disimpulkan bahwa stadia sungai
dan stadia daerah termasuk stadia muda menjelang dewasa. Stratigrafi daerah penelitian
berdasarkan litostratigrafi tidak resmi dari tua ke muda terdiri atas; satuan genes, satuan
batusabak, dan satuan intrusi granit. Struktur geologi yang berkembang ialah Sesar naik
Palau dan Sesar geser Bulu Rauang. Bahan galian pada daerah penelitian termasuk golongan
bahan galian logam dan batuan.

Kata kunci : Palau, geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi

iv
ABSTRACT

Administratively the scope of research belongs to area of Balaesang Tanjung


District, Donggala Regency, Central Sulawesi Province, and geographically it has
coordinate between 119° 43' 46" BT - 119° 47' 00" East Latitude and 0°4'00"LS –
0°8'00"”South Latitude. The research title is “Geology of Walandano, Balaesang Tanjung
District, Donggala Regency, Central Sulawesi Province”. The purpose of this research is to
make a geological map used scala 1:25.000 that consist of geological map,
geomorphological map, geological structure map, and mining potential map of the research
area. The method used in this research is definitely field geology and processing data using
software or laboratorium tools.
Based on the analysis we have made, the conclusion of this research is: the
geomorphology of this area consists of denudational hill, structural hill, and marine plain.,
River types in the research area are periodic and episodic river. The genetic types of the
river in this research area are obsequent and subsequent, genetic types with drainage
pattern in the form of rectangular and paralel. Based on geomorphological aspect, could be
concluded that maturity level of the river and area stadia in research area is young to
mature. The stratigraphy based on unofficial lithosratigraphy consists from old to young unit
is genes unit, slate unit, diorit intrusion unit, and granit intrusion unit. The geological
structure consists of thrust fault Palau , normal fault Lewanu, strike slip fault Bulu Bonjo,
and strike slip Bulu Rauang. The mining potential is classified into rock excavation which
rock and metal.

Keywords : Palau, geomorphology, stratigraphy, geological structure, geology history

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pemetaan geologi dengan judul “Geologi Daerah Palau Kecamatan Balaesang
Tanjung Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah” ini bisa diselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam juga senantiasa kita kirimkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan terbaik bagi umat manusia.
Laporan pemeteaan ini di buat sebagai suatu langkah untuk menyelesaikan strata
satu pada Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Penyusunan laporan pemeteaan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik secara materil
maupun moril
2. Bapak Harly Hamad, S.T. M.T. sebagai pembimbing pemetaan geologi yang telah
banyak meluangkan waktu dan tenaga selama memberikan bimbingan dalam
pengerjaan laporan ini
3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas
Tadulako atas bimbingannya selama ini.
4. Para staf Prodi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Tadulako yang telah
banyak membantu.
5. Meltini, Fahri, Ardiansyah, Andi Fadly, Jhon, Mega, Fitri, dan Nando atas
kebersamaannya di lapangan saat proses pengambilan data hingga penyusunan
laporan.
6. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Geologi UNTAD, terkhusus pada angkatan 2016
Eclogite yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis.

vi
Penulis menyadari banyaknya ketidaksempurnaan yang terdapat pada tulisan ini.
Olehnya itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Akhir kata semoga pada tulisan ini terdapat keberkahan dan dapat
bernilai positif bagi para pembaca maupun penulis.

Palu, Maret 2021


Penyusun

Phipyt Novhitasari

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………….................... i

HALAMAN TUJUAN …………………………………………................. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………..... iii

SARI ………………………………………….............................................. iv

ABSTRACT …………………………………………................................... v

KATA PENGANTAR ………………………………………….................. vi

DAFTAR ISI …………………………………………...………………….. viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 1

1.2 Maksud dan Tujuan …………………………………………... 2

1.3 Batasan Masalah………………………………………………. 2

1.4 Letak, Luas dan Kesampaian Daerah ………………………… 2

1.5 Metode dan Tahapan Penelitian ……………………..……...... 4

1.5.1 Tahapan Pendahuluan……..………...........…………............ 4

1.5.2 Tahapan Penelitian Lapangan............…………………..…...... 4

1.5.3 Tahap Pengumpulan Data Lapangan................................…...... 5

1.5.4 Tahap Pengolahan Data…..………………………….….…...... 6

1.5.5 Tahap Analisis dan Interpretasi Data……………………......... 7

1.5.6 Tahap Penyusunan Laporan………...........…………................ 8

viii
1.6 Alat dan Bahan........................................................................... 10

1.7 Peneliti Terdahulu...................................................................... 12

BAB II GEOMORFOLOGI ………………….….....……………...... 13

2.1 Geomorfologi Regional …………………………….………… 13

2.2 Geomorfologi Daerah Penelitian …………………….……….. 14

2.2.1 Satuan Geomorfologi ………………………………………… 15

2.2.1.1 Satuan Geomorfologi Perbukitan Struktural……..………….... 16

2.2.1.2 Satuan Geomorfologi Perbukitan Denudasional….................... 21

2.2.1.3 Satuan Geomorfologi Pedataran Marine…………………….... 24

2.2.2 Sungai …………………………………………........................ 26

2.2.2.1 Klasifikasi Sungai ……………………………………………. 26

2.2.2.2 Pola Aliran Sungai ………………………………………….... 28

2.2.2.3 Tipe Genetik Sungai ………………………………………….. 29

2.2.2.4 Stadia Sungai …………………………………………............. 31

2.2.3 Stadia Daerah Penelitian ……………………………………... 33

BAB III STRATIGRAFI …………………………………………....... 34

3.1 Stratigrafi Regional …………………………………………... 34

3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian ………………………………… 37

3.2.1 Satuan genes ………………………………………….……… 38

3.2.1.1 Dasar Penamaan ……………………………………………… 38

3.2.1.2 Penyebaran dan Ketebalan …………………………………… 38

3.2.1.3 Ciri Litologi …………………………………………............... 39

ix
3.2.1.4 Lingkungan Pembentukan dan Umur ………………………… 40

3.2.1.5 Hubungan Stratigrafi …………………………………………. 42

3.2.2 Satuan Batusabak….….......…………………………............ 42

3.2.2.1 Dasar Penamaan …………………………………………........ 42

3.2.2.2 Penyebaran dan Ketebalan …………………………………… 42

3.2.2.3 Ciri Litologi …………………………………………............... 43

3.2.2.4 Lingkungan Pembentukan dan Umur ………………………… 45

3.2.2.5 Hubungan Stratigrafi …………………………………………. 47

3.2.3 Satuan Granit……..…………………………………………. 47

3.2.3.1 Dasar Penamaan …………………………………………........ 47

3.2.3.2 Penyebaran dan Ketebalan …………………………………… 48

3.2.3.3 Ciri Litologi …………………………………………............... 48

3.2.3.4 Lingkungan Pembentukan dan Umur ………………………… 49

3.2.3.5 Hubungan Stratigrafi …………………………………………. 50

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI …………………………………… 51

4.1 Struktur Regional ……………………………………………. 51

4.2 Struktur Geologi Daerah Penelitian …………………………. 54

4.2.1 Struktur Kekar (Joint) ............................…………………….. 54

4.2.2 Struktur Sesar (Fault) ………………………………………... 60

4.3 Mekanisme Struktur Geologi Daerah Penelitian ……………... 64

BAB V SEJARAH GEOLOGI ……………………………………… 67

BAB VI BAHAN GALIAN …………………………………………... 69

x
6.1 Bahan Galian ……………..………………………….............. 69

6.2 Pemanfaatan Bahan Galian Daerah Penelitian………............ 71

BAB VII PENUTUP …………………………………………................ 74

7.1 Kesimpulan …………………………………………................ 74

7.2 Saran ………………………………………….......................... 74

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 75

LAMPIRAN

1. Deskripsi Petrografis Batuan

LAMPIRAN LEPAS

1. Peta Stasiun Pengamatan

2. Peta Geomorfologi

3. Peta Pola Aliran dan Tipe Genetik Sungai

4. Peta Geologi

5. Kolom Stratigrafi

6. Peta Struktur Geologi

7. Peta Bahan Galian

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Peta Tunjuk Lokasi Daerah Penelitian…………………………………….. 3


1.2 Diagram alir metode penelitian. …………………………………………. 9
1.3 Perlengkapan standar lapangan pemetaan geologi………………………… 11
2.1 Kenampakan geomorfologi perbukitan struktural difoto dari daerah
Walandano dengan arah foto N 3460 E ……………………………………... 17
2.2 Perubahan fisik yang menunjukkan perubahan warna pada litologi Filit,
pada stasiun 25 difoto relatif arah N 330o E ……………………………… 18
2.3 Pelapukan biologi yang menunjukkan adanya rekahan-rekahan pada litologi
filit yang diakibatkan oleh pertumbuhan akar pohon pada stasiun 81 difoto 19
relatif arah N 266o E……………. ……………...................………..
2.4 Creek erosion pada barat daya desa Walandano pada stasiun 83 difoto
relative arah N 200o E……………..………………………………………. 20
2.5 Tata guna lahan berupa pemukiman, kebun, dan hutan desa Pomolulu pada
stasiun 22 difoto arah N 256o E. …………………….... ……………….... 20
2.6 Kenampakan geomorfologi perbukitan danudasional difoto dari daerah
Walandano dengan arah N 200 E………………………….................... 21
2.7 Residual soil dengan tebal ± 2,5 meter dan Pelapukan kimia yang
menunjukkan perubahan warna pada litologi batusabak, pada stasiun 75
difoto relatif arah N 336o E………………………………………………… 22
2.8 Pelapukan biologi yang menunjukkan adanya rekahan-rekahan pada litologi
batusabak yang diakibatkan oleh pertumbuhan akar pohon pada stasiun 73
difoto relatif arah N 30o E ………..…………………………….. 22
2.9 Rill erosion pada selatan Desa Walandano pada stasiun 79 difoto relative
arah N 25o E. ………………………………………………………………. 23
2.10 Kenampakan gerakan tanah berupa debris slide pada stasiun 76 difoto arah
N 325o E………...…………………………..…………………………....... 24

xii
2.11 Kenampakan bentangalam marine difoto dari Teluk Kekeo pada stasiun 63
25
dengan arah foto N1200E ………………………………………………....
2.12 Kenampakan morfologi teluk dan tanjung pada daerah Palau………..….... 25
2.13 Kenampakan rill and swash marks erosion pada daerah Palau………….... 26
2.14 Jenis Sungai periodik pada Sungai Kuala Kusu dengan arah Foto N 430E… 27
2.15 Jenis Sungai episodik pada Sungai Kuala Rauang dengan arah Foto N 650E. 28
2.16 Pola aliran sungai rectangular dan paralel pada daerah
29
penelitian…………..
2.17 Foto yang memperlihatkan tipe genetik sungai obsekuen dengan arah aliran
N 26 o
E, dengan arah foto
30
N356oE………………………………………….
2.18 Singkapan genes dengan foliasi relatif searah dengan arah aliran sungai
yang menandakan tipe genetik subsekuen dengan arah foto N
31
650E………………
2.19 Kenampakan point bar pada sungai Kuala Kusu dengan arah foto relative N
86oE……………………………………………………………………... 32
2.20 Kenampakan point bar pada sungai Rauang dengan arah foto N 44oE…….. 32
3.1 Peta geologi lembar Palu…………………………………………………... 34
3.2 Foto singkapan genes kontak batusabak pada stasiun 72 dengan arah
pengambilan foto N 345OE ……......………………………………………. 39
3.3 Kenampakan petrografis genes pada sayatan ST 9, yang memperlihatkan
kandungan mineral berupa Kuarsa (Qtz), Muskovit (Ms), Plagioklas (Pl) ,
dan mineral opaq (opaq)…………………………………………………….. 40
3.4 Diagram fasies metamorfisme yang memperlihatkan hubungan antara
temperatur dan tekanan menurut Yardley (1989) yang perbaharui oleh
Liou, dkk (2001) …………………….......………………………………… 41
3.5 Ilustrasi skema penampang facies metamorfisme pada busur kepulauan
(Ernst, 1976) …………………….......…………………………………....... 42
3.6 Foto singkapan batusabak pada stasiun 81 dengan arah pengambilan foto N 43

xiii
32OE………………………………………………………………………….
3.7 Foto singkapan filit pada stasiun 77 dengan arah pengambilan foto N
44
63OE…
3.8 Kenampakan petrografis batusabak pada sayatan ST 81, yang
memperlihatkan kandungan mineral berupa Kuarsa (Qtz), Mineral
Lempung (Ml), dan mineral opaq (opaq)
45
……………………………………………….
3.9 Kenampakan petrografis filit pada sayatan ST 77, yang memperlihatkan
kandungan mineral berupa Kuarsa (Qtz), Muskovit (Ms), Biotit (Bt), dan
mineral opaq (opaq)……………………..………........................................... 45
3.10 Diagram fasies metamorfisme yang memperlihatkan hubungan antara
temperatur dan tekanan menurut Yardley (1989) yang perbaharui oleh
Liou, dkk (2001)…………………………………………………………… 46

3.11 Ilustrasi skema penampang facies metamorfisme pada busur kepulauan


(Ernst, 1976)………………………………………………………............... 47
3.12 Foto singkapan granit pada stasiun 10 dengan arah pengambilan foto N
196OE………………………………………………………………………. 48
3.13 Kenampakan petrografis pada sayatan ST10, yang memperlihatkan
kandungan mineral berupa kuarsa (Qtz), biotit (Bt), ortoklas (Or) dan
mineral opaq (Opaq)………………………………………………………… 49

4.1 Struktur utama di Sulawesi, Hamilton (1979)….....……………………….. 52


4.2 Anatomi kekar (Fosen, 2010)……………………………………………….. 55
4.3 Tipe bentuk kekar : (a) Dilational Joint (Extension Joint), (b) Shear Joint,
(c) hybrid joint (McClay, 1987)…………………………………………….. 55
4.4 Sistem Kekar memiliki kecendrungan sistematis dari singkapan genes pada
stasiun 7 dengan arah pengambilan foto N 65OE……………………. 56
4.5 Pengolahan data kekar : (a) Plot data kekar pada dips (b) Pola kontur
berdasarkan frekuensi kekar; (c) Kenampakan tegasan maksimum, tegasan
menengah, tegasan minimum………………………….

xiv
58
4.6 Sistem Kekar memiliki kecendrungan sistematis dari singkapan batusabak
pada stasiun 26 dengan arah pengambilan foto N 281OE…………. 58
4.7 Pengolahan data kekar : (a) Plot data kekar pada dips; (b) Pola kontur
berdasarkan frekuensi kekar; (c) Kenampakan tegasan maksimum, tegasan
menengah, tegasan minimum…………………………. 60

4.8 Foto singkapan genes yang berada diatas batusabak pada stasiun 72 dengan
arah pengambilan foto N 345OE…………………………………………….. 63
4.9 Foto mata air pada stasiun dengan arah pengambilan foto
N196OE…………………………………………………………………...... 64
4.10 Mekanisme terjadinya sesar berdasarkan Model Reidel dalam Mc.Clay
(1987)………………………………………………………………………. 64
4.11 Mekanisme pembentukan Sesar Naik Palau……………….……...………... 66
4.12 Mekanisme pembentukan Sesar geser Bulu Rauang………...…………........ 66
6.1 Kenampakan potensi bahan galian granit daerah Pomolulu dengan arah foto
N1920E………………………………………………………………………. 72
6.2 Kenampakan pirit dan kalkopirit pada vein kuarsa daerah Palau dengan
arah foto N 73
110E…………………………………………………………………..

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data kekar yang diukur pada stasiun 7…………………………………….. 57


4.2 Data kekar yang diukur pada stasiun
26…………………………………….. 59

xvi

Anda mungkin juga menyukai