Anda di halaman 1dari 51

Nikel dan Kegunaannya

Sumber Daya Nikel Di Dunia


Batuan Induk Nikel Laterit
Tektonik Setting yang Menyebabkan Batuan Induk Tersingkap
Pelapukan, Laterisasi dan Supergene Enrichment
Profil Nikel Laterit
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Nikel Laterit
Nikel ditemukan pada Tahun 1751, berupa Logam
berwarna Silvery-white dengan kilap metalik.

Sifat : keras tapi ducktile (elastis), Malleable (mudah


ditempah) dan tahan karat.

Titik Lebur : 1455° C Titik Didih : 2730° C


Ref : International Nickel Study Group, 2016
Indonesia adalah negara nomor 1
Yang memproduksi nikel paling banyak DARI MANA NIKEL BERASAL ?
Di Dunia
Mine Production
Country Reserves
2018 2019
United States 17600 14000 110000
Australia 170000 180000 820000000
Brazil 74400 67000 11000000
Canada 176000 180000 2600000
China 110000 110000 2800000
Cuba 51000 51000 5500000
Indonesia 606000 800000 21000000
New Caledonia 216000 220000 NA
Philippines 345000 420000 4800000
Russia 272000 270000 6900000
Other countries 366000 370000 14000000

World total
2400000 2700000 89000000
(rounded)

Ref : U.S. Geological Survey, Mineral Commodity


Summaries: Nickel, February 2019.
TIPE ENDAPAN NIKEL DI ALAM

Endapan Nikel Sulfida adalah endapan nikel primer Endapan Nikel Laterit adalah endapan nikel sebagai
yang terbentuk melalui proses hydrothermal pada hasil konsentrasi residual pada proses pelapukan
batuan basa hingga ultrabasa. batuan beku ultrabasa.

Ore Mineral : Pentlandite Ore Mineral : Garnierite


Elias, 2002

Ref : Nickel laterite deposits – geological overview, resources and exploitation | Mick Elias 2002
BATUAN INDUK NIKEL LATERIT

• Untuk menghasilkan endapan nikel laterit, batuan induk (apperent


rock) harus memiliki kandungan Mg-Fe yang tinggi.

• Batuan yang paling banyak mengandung Mg-Fe adalah batuan


ultramafic, sehingga sangat ideal dalam pembendukan endapan nikel
laterit.

• Didalam clan batuan ultramafic, batuan yang memiliki kandungan Ni


paling banyak adalah Dunite dan Peridotite, di ikuti oleh Pyroxenite
dan Hornblendite.
BATUAN ULTRAMAFIC

• Batuan Ultramafic adalah batuan yang kaya akan mineral mafic /


ferro-magnesian.

• Batuan ini tersusun oleh mineral Olivine, Pyroxene, Hornblande dan


Mica.

• Hampir seluruh batuan ultramafic yang ditemukan merupakan


Batuan Beku Plutonik, sedikit sekali ditemukan dalam bentuk batuan
volcanic.
BATUAN ULTRAMAFIC
NIKEL PADA BATUAN ULTRAMAFIK

• Nikel pada batuan ultramafic hadir terutama pada mineral


mafic.

• Urutan proporsi kandungan nikel pada mineral mafic :

Olivine > Orthopyroxene > Clinopyroxene

• Chromite dan Magnetite primer juga mengandung Nikel dalam


jumlah yang sangat sedikit.

• Olivine dapat mengandung hingga 0,4% Ni (0,5% NiO).


Kehadiran nikel paling banyak berasal dari penggantian unsur
Mg pada Olivine sesaat sebelum magma membeku.
Ni Menggantikan Mg pada Olivine
Ni

Mg

Hal ini dapat terjadi karena:


Fe
- Ionic Radii dari Mg dan Ni
hampir sama (Ni : 0,69 A
dan Mg 0,71 A)
Mg
- Elektron valensi nya sama
(Ni++ dan Mg++ )

SiO4
Ni Menggantikan Fe pada Olivine
Ni

Fe

Ni juga dapat menggantikan


Fe Fe ++ dalam situasi tertentu.

Saat perbandingan Rasio


antara Ni:Mg pada mineral
Mg lebih besar dari Rasio Ni:Mg
pada Magma, Ni dapat
menggantikan Fe ++.

SiO4
Kandungan Nikel pada beberapa sampel Oivine, Proxene dan chromite
(Ahmad, 2006)
Serpentinisasi pada Batuan Ultramafic
• Ketika batuan ultramafic mengalami perubaan akibat
tekanan dan suhu regional, akibat sesar secara local,
maupun melalui proses hydrothermal, Batuan
Ultramafic ini akan menjadi batuan baru bernama
Serpentinite.

• Serpentinite adalah batuan monomineral yang


tersusun oleh kelompok mineral serpentine yaitu
Lizardite, Antigorite dan Chrysotile.

• Kandungan Ni pada serpentinite sangat tergantung


pada kandungan Ni pada batuan asalnya yang belum
terubah.
DIMANA TERBENTUKNYA BATUAN ULTRAMAFIC?
OBDUCTION
TECTONIC

membuat batuan
dari kerak Samudra
dapat tersingkap
ke permukaan
Process of Changes

1. Melting (takes place at very high temperatures)

2. Metamorphism (high temperature / pressure / addition of


chemicals)

3. Hydrothermal alteration (through fluids at high temperature)

4. Weathering (at ordinary temperature and pressure)


Pelapukan/Weathering
Pelapukan adalah perubahan fisika maupun kimia pada batuan atau mineral
yang terjadi di permukaan bumi. Proses ini akan membentuk mineral batu
yang lebih stabil pada kondisi kelembaban, suhu dan aktivitas biologis yang
baru.

• Pelapukan Fisika : kerusakan mekanis pada batuan oleh media angin, air,
es, tanaman maupun hewan.

• Pelapukan Kimia : Kerusakan pada batuan karena proses kimia (kontak


dengan air, oksigen, karbon dioksida dan asam organic maupun anorganik)
Pelapukan / Weathering

Pelapukan Fisika Pelapukan Kimia


Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia melibatkan setidaknya 4 proses berikut :

1. Hydrolysis: Oksigen, Karbon dioksida, air tanah dan larutan asam menyerang mineral
pada batuan yang mengakibatkan strukrul kristal pada mineral rusak. Unsur-unsur
penyusun mineral akan terlepas dari ikatannya.

2. Oxidation: Unsur-unsur yang lepas akibat pelapukan kimia akan teroksidasi.

3. Hydration: Sebagian unsur lain yang tidak teroksidasi akan bereaksi terhadap air. Hal ini
menyebabkan adanya penambahan ion Hydoxiyl pada banyak mineral baru yang
terbentuk.

4. Solution: Unsur lain yang sangat larut dalam air, akan terbawa ketempat yang lebih jauh
bersamaan dengan pergerakan air tanah.
Mobilitas Unsur
Mobilitas elemen/unsur yang sering dijumpai pada saat terjadinya pelapukan kimia diklasifikasikan sebagai
berikut.

(1) Sangat larut dan sangat mobile;


Unsur yang sanggat larut dan sangat mobile adalah Ca, Na, Mg, K, Si yang bersifat sangat larut pada air
tanah yang asam dan sangat mudah hilang karena terbawa oleh pergerakan air tanah.

(2) Tidak larut dan tidak mobile;


Unsur-unsur yang tidak larut dan tidak mobile adalah Al+++, Fe+++, Cr+++, Ti, Mn+++ yang bersifat tidak
larut dalam air tanah pada keadaan pH/Eh yang normal dan unsur-unsur ini berada pada tanah residual
pada jumlah yang sangat besar.

(3) Kelarutan dan mobilitas yang terbatas.


Unsur-unsur dengan kelarutan dan mobilitas yang terbatas adalah Ni++, Co++, Mn++ yang bersifat larut
sebagian dalam air tanah yang asam, tidak larut ketika pH air tanah menjadi netral saat berinteraksi
dengan unsur-unsur yang lebih larut (Mg,Si).
Laterisasi dan Supergene Enrichment
Ketika proses – proses kimia yang di jelaskan sebelumnya terjadi pada batuan yang
kaya akan Ferro-Magnesian seperti batuan Ultrabasa, maka akan terjadi proses
Laterisasi dan Supergene Enrichment.
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
1. Batuan Ultramafic yang
tersingkap dipermukaan Air asam dari hujan
mengalami pelapukan kimia memulai proses Ni
pelapukan Kimia
karena air yang asam sehingga
Mg
struktur mineralnya rusak dan
unsur unsur penyusunnya SiO4
terlepaskan.

Ultramafic Rock
Hydrolisis
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
2. Unsur yang memiliki mobilitas
rendah seperti Fe++ akan Fe3+02 = Fe2O3
langsung teroksidasi membetuk
Besi Oksida. Endapan besi oksida
ini disebut juga sebagai tanah
residual. Endapan residual
Water table

Oxidation
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
3. Unsur yang memiliki mobilitas
lebih baik seperti Ni, Mg dan Si
akan turun kebawah mengikuti
air tanah yang asam dan
berhenti bergerak ketika air
tersebut sudah netral.
Water table
Air menjadi netral karena Ni, Mg, Si berkumpul pada pH netral
di bawah water table
bercampur dengan magnesium.
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
4. Ni, Mg, Si yang berada di
bawah bersamaan dengan air
tanah akan mengalami proses
Hidrolisis karena ion Hydoxyl
(OH-) dan membentuk mineral
baru yang masuk kedalam
kelompok Nickel Magnesium
Hydrosilicate. Water table Ni, Mg, Si berkumpul pada pH netral
di bawah water table

Hydration
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
5. Ni yang awalnya hanya
mencapai 0,3 % pada batuan,
mengalami pengkayaan pada
tahap ini. Di dalam kelompok
mineral Nickle Magnesium
hydrosilicate, kadar Ni dapat
mencapai lebih dari 2 %.
Water table
SUPERGENE ENRICHMENT
Pengkayaan ini disebut dengan
istilah Supergene Enrichment.
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
6. Tanah residual yang kaya
dengan besi oksida juga dapat
mengalami proses hydration.

Karena naik nya muka air tanah,


tanah residual tersebut dapat Water table
Besi Hidroksida
kembali terendam air tanah, Fe2O3 + H2O
sehingga dapat terjadi
penambahannya OH- pada ikatan
kimianya membentuk besi
hidroksida.
Pembentukan Endapan Nikel Laterit
7. Unsur Mg dan Si yang tidak
sempat membentuk Ni-Mg
Hydrosilicate akan terus larut
dalam air dan terbawa oleh air
tanah ketempat yang lebih jauh

Sollution

Leach Out
Nickel Magnesium Hydrosilicate

Nickel Magnesian Hydrosilicate ialah


kelompok mineral yang terbentuk dari
gabungan unsur Ni dan Mg dalam
rantai silikat yang mengandung air.

Jules Garnier (1839–1904)


menemukan mineral silikat pembawa
unsur nikel (nickel bearing silicate) di
New Caledonia pada tahun 1864.
Mineral ini diberi nama Garnierite
(1867). Pada 1875, penambangan
mineral ini sebagai bijih nikel dimulai.
GARNIERITE, NICKEL ORE

Nickel Magnesian Hydrosilicate ialah


kelompok mineral yang terbentuk dari
gabungan unsur Ni dan Mg dalam
rantai silikat yang mengandung air.

Jules Garnier (1839–1904)


menemukan mineral silikat pembawa
unsur nikel (nickel bearing silicate) di
New Caledonia pada tahun 1864.
Mineral ini diberi nama Garnierite
(1867). Pada 1875, penambangan
mineral ini sebagai bijih nikel dimulai.
Profil Nikel Laterit
Profil Nikel Laterit

Secara umum, profil nikel hanya di bagi menjadi 3 LIMONITE


zonasi : Limonite, Saprolite dan Bedrock. Untuk
kepentingan eksplorasi, zonasi ini dibuat lebih Red Limonit : limonite yang kaya dengan mineral Hematite (besi
rinci. oksida) yang berwarna merah kecoklatan hingga merah kehitaman.
Yellow Limonit : limonite yang kaya akan mineral Ghoetite dan
kelompok mineral besi hidroksida lainnya yang berwarna kuning
Limonite dibagi menjadi Red Limonite dan Yellow hingga orange.
Limonite

SAPROLITE
Saprolite dibagi menjadi Eartly Saprolite, Rocky
Saprolite, dan Saprolite Rock Earthly Saprolite : Saprolite yang mengalami pelapukan lanjutan,
boulder <10%, kaya akan mineral Ni-Mg Hydrosilicate.
Rocky Saprolite : Saprolite yang mengalami pelapukan tingkat
Bedrock tidak dibagi lagi. menengah, dengan bouder 10-50%.
Saprolite Rock : Saprolite yang mengalami pelapukan tingkat awal,
biasanya terdapat urat-urat garnierite atau silica, boulder >50%.
Profil Nikel Laterit

Red Limonit

Yellow Limonit
Profil Nikel Laterit

Earthly Saprolite

Rocky Saprolite
Profil Nikel Laterit

Saprolite Rock

Rocky Saprolite
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Menurut Ahmad (2006), faktor yang mempengaruhi terbentuknya nikel laterit yaitu
• Batuan asal,
• Kondisi asam/basa(pH),
• Potensi reduksi-oksidasi pada lingkungan,
• Rekahan pada batuan,
• Iklim (suhu dan curah hujan),
• Topografi, vegetasi
• Waktu.
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Batuan Asal

Dalam hal ini, yang bertindak sebagai batuan asal adalah batuan
ultramafik, karena mengandung unsur nikel paling tinggi, mengandung
banyak mineral yang tidak stabil dan memiliki kandungan unsur yang
mudah larut sehingga memungkinkan terjadinya proses laterisasi.
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Kondisi Asam – Basa (pH)
• Ph dari air tanah memiliki dampak yang berbeda-beda pada setiap unsur.
• Ph normal air tanah ialah 4-9. Beberapa oksida seperti oksida magnesium akan
larut pada ph normal air tanah. Sedangkan oksida besi tidak larut dalam ph
normal air tanah.
• pH yang asam, akan mempercepat proses pelapukan kimia dengan meningkatkan
kelarutan dari mineral. Beberapa air asam diproduksi dalam iklim tropis.
• Hujan asam pada daerah tropis disebabkan oleh petir yang menghasilkan nitrous
oxide.
• Selain itu penurun pH di daerah tropis juga disebabkan oleh vegetasi yang
menghasilkan Humic Acid.
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Potensi Oksidasi – Reduksi pada Lingkungan

• Reduksi ialah pengurangan valensi positif dari suatu atom sedangkan oksidasi ialah penambahan
valensi positif pada atom.
• Pada kondisi reduksi, Fe dan Mn akan terlarut dalam air karena memiliki 2 valensi positif (Fe ++ dan
Mn ++).
• Pada kondisi Oksidasi, Fe ++ dan Mn ++ akan menjadi Fe +++ dan Mn+++ sehingga tidak larut dalam air
dan menjadi endapan residual. Jadi dibutuhkan lingkungan yang oksidasinya kuat sehingga laterit
dapat berkembang.
• Aksessibilitas oksigen di atmosfer membuat kondisi oksidasi.
• Oksidasi hanya bias terjadi di atas water table. Di bawah water table, kondisinya reduksi.
• Kehadiran vegetasi berlebih juga dapat membuat kondisi menjadi reduksi.
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Rekahan

• Rekahan pada batuan juga dapat menambah kecepatan dari pelapukan kimia.

• Kekar maupun sesar sangat berperan penting untuk membuka secara luas
permukaan batuan sehingga zonasi yang bisa terkena pelapukan akan lebih
banyak dan kecepatan pelapukan kimia dapat meningkat.
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Iklim

• Iklim adalah faktor yang penting dalam proses laterisasi.


• Faktor iklim meliputi suhu dan curah hujan.
• Suhu mempengaruhi tingkat pemecahan struktur mineral yang berlangsung. Menurut hukum
Van't Hoff, setiap perubahan 10°C suhu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan sekitar 2
sampai 3 kali. Diperkirakan pelapukan kimia dan leaching di iklim tropis 20 sampai 40 kali lebih
tinggi daripada di daerah beriklim sedang.
• Curah hujan mengendalikan pasokan air untuk reaksi kimia dan pasokan air untuk memindahkan
unsur terlarut.
• Laterit akan terbentuk apabila terdapat penetrasi air dalam jumlah banyak dan waktu yang lama.
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya
Nikel Laterit
Topografi
Pengaruh topografi pada perkembangan laterit yaitu pada proses penyerapan air, pemindahan zat
terlarut, dan erosi profil laterit.

Run-off Rain Water vs penyerapan air hujan ke dalam profil.

Pada lereng curam, banyak air hujan kabur dan sedikit menembus batuan sehingga pelapukan fisika
lebih dominan.
Pada lereng yang lebih landai, air hujan memiliki kesempatan untuk menembus batuan.
LANJUT
DI PERTEMUAN
BERIKUTNYA

METODE
EKSPLORASI
NIKEL LATERIT

Anda mungkin juga menyukai