Anda di halaman 1dari 24

1.

PENDAHULUAN

Dua tahap penting yang dapat dibedakan untuk mempelajari genesa


batubara adalah gambut dan batubara. Dua tahap ini merupakan hasil dari
suatu proses yang berurutan terhadap bahan dasar yang sama (tumbuhan).
Secara definisi dapat diterangkan sebagai berikut (Wolf, 1984) :

Gambut adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar, berasal dari
tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan
dalam kondisi tertutup udara (di bawah air), tidak padat, kandungan air lebih
dari 75% (berat) dan kandungan mineral lebih kecil dari 50% dalam kondisi
kering.

Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal


dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya
terkena proses fisika dan kimia, yang mana mengakibatkan pengkayaan
kandungan karbonnya.

Untuk menjadi batubara, ada beberapa tahapan yang harus dilewati oleh
bahan dasar pembentuknya. Pada tiap tahapan ada proses yang terjadi
dan proses-proses tersebut unik untuk tiap tahapan. Proses-proses ini
tergantung pada banyak faktor.

Mempelajari genesa batubara secara lengkap memerlukan banyak disiplin


ilmu yang saling mendukung (Botani, Kimia, Geologi, Fisika, dsb). Pada
bahan kuliah ini akan diuraikan secara umum mulai dari perkembangan
tumbuh-tumbuhan (evolusi tumbuh-tumbuhan dalam kaitannya dengan
evolusi bumi) sebagai bahan dasar pembentuk batubara, faktor yang

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 1


mempengaruhi terjadinya gambut sebagai tahap awal terjadinya batubara
dengan tipenya masing-masing, proses-proses yang terjadi dan faktor
penyebabnya selama perkembangan dari gambut menjadi batubara, serta
manfaat pengetahuan genesa untuk eksplorasi penambangan, pengolahan
dan pemanfaatan.

Sebelum mulai dengan genesa maka akan diperkenalkan klasifikasi dan


istilah rank pada batubara, sehingga tidak menjadikan penghalang untuk
mengenal tahap-tahap yang dicapai, yang akan selalu disebut dengan rank /
peringkat, karena batubara merupakan suatu nama yang mencakup semua
tahap yang dicapai dalam prosesnya setelah stadium gambut terlewati
(Tabel 1).

Istilah rank / peringkat dipakai untuk menyatakan tahap yang telah dicapai
oleh batubara dalam urutan proses pembatubaraan. Rank bukanlah suatu
besaran yang dapat diukur tetapi ditentukan berdasarkan beberapa faktor.
Ada beberapa parameter yang dipakai untuk menentukan rank batubara
(Tabel 1) dan setiap parameter mempunyai ruang pakai tersendiri dalam
kaitannya dengan rank yang dicapai. Hampir setiap negara penghasil
batubara dengan jumlah yang besar memiliki istilah tersendiri untuk
menyatakan rank-nya. Sebagai contoh diberikan rank batubara untuk ASTM
(Amerika) dan DIN (Jerman). Berdasarkan rank yang dicapai maka batubara
dapat diklasifikasikan. Ada banyak sekali klasifikasi batubara. Beberapa
klasifikasi dibuat hanya untuk keperluan pemanfaatan dan perdagangan
batubara (berkaitan dengan kualitas) dan ini kebanyakan tidak berkaitan
dengan genesanya, atau mencerminkan genesanya.

Sebagai pengetahuan umum tentang batubara sebelum mempelajari genesa


maka pada bagian awal sekali disinggung sedikit tentang pengenalan orang
terhadap batubara.

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 2


Tabel 1. Rank dan klasifikasi batubara menurut ASTM dan DIN dengan
berbagai parameternya (Teichmuller & Teichmuller, 1982).

Pengetahuan tentang genesa batubara tidak terlepas dari kejadian bumi


itu sendiri, karena perkembangan bumi disertai dengan perkembangan iklim
yang berikutnya dikaitkan dengan perkembangan makhluk hidup (terutama

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 3


dalam hal ini tumbuhan). Sejarah geologi perkembangan bumi membawa
akibat distribusi endapan batubara secara geografis dan secara waktu
geologi seperti yang dijumpai keberadaannya saat ini. Tidak setiap tempat di
bumi ini mempunyai endapan batubara dan tidak setiap waktu geologi
menghasilkan endapan batubara yang ekonomis.

Di dalam pegangan kuliah ini juga akan diterangkan komposisi batubara


secara makroskopis maupun mikroskopis. Pengamatan batubara secara
makroskopis bisa memberikan informasi tentang cara terjadinya endapan
batubara yang bersangkutan. Lebih lagi pengamatan secara mikroskopis
akan sangat membantu penafsiran genesa suatu endapan batubara, karena
setiap komponen mikroskopis batubara (maseral) mempunyai genesa
masing-masing.

Pengetahuan kimia organik batubara sangat berperan dalam mempelajari


genesa batubara. Hampir seluruh studi tentang endapan batubara saat ini
disertai dengan hasil analysa geokimia organiknya, disamping secara
mikroskopis. Kelengkapan dengan hasil analisis paleobotanik juga sangat
memberikan hasil interpretasi yang lebih baik lagi. Dari gabungan metode ini
bisa diketahui bukan saja lingkungan pengendapannya tetapi juga sampai
pada jenis tumbuhan pembentuknya dan juga proses yang terjadi dan
dominan dari sekian banyak proses yang tercakup dalam proses
pembatubaraan.

Sebagai bagian akhir akan diperkenalkan genesa batubara Indonesia yang


terkenal dengan kandungan abu dan sulfur yang rendah, kandungan vitrinit
yang selalu sangat dominan (terutama densinit, ulminit atau desmocolinit,
telocolinit dan vitrodetrinit).

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 4


2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BATUBARA

2.1. SEJARAH BATUBARA

Diperkirakan orang China mengenal dan menambang batubara sejak


beberapa abad sebelum Masehi (Chengi mines). Lama sesudah itu
Marcopolo (1280) menyebutnya sebagai benda ajaib dari Cina. Filosof dari
Yunani Theophrastos (muridnya Aristoteles) mengenal batubara dan
menyebutnya dengan “anthrax geodes” yang merupakan asal dari kata
Antrasit yang dikenal sekarang.

Sejarah geologi mengenal dua jaman (great era) pembentukan humolith


(humolith adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh Patonie tahun 1920
untuk mencakup gambut, lignit dan batubara), seperti pada Tabel 2.

Pertama adalah Anthracolithicum yang dimulai dari Jaman Karbon Bawah


sampai dengan Perm. Ini merupakan masa pembentukan batubara yang
maha hebat (khususnya Jaman Karbon). Contohnya Amerika Utara dan
Eropa. Sebagian besar batubara jaman ini terjadi pada belahan bumi bagian
utara. Formasi ini pernah mencapai kedalaman lebih dari 3 mil dan
membentang dari Skotlandia sampai dengan Silesia (Polandia).

Kedua adalah dari Kretasius Bawah sampai dengan Tersier. Hampir seluruh
lignit dan brown coal terbentuk pada jaman ini. Kecuali batubara di Moskow
Basin yang berasal dari Jaman Karbon Bawah. Selanjutnya seluruh endapan
gambut diasumsikan terjadi pada Jaman Kuarter. Seluruh endapan batubara
Indonesia terbentuk pada Jaman Tersier. Walaupun demikian masih dapat
dibedakan antara batubara paleogen (endapan batubara yang terbentuk
pada cekungan intramontain; Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara,
Sulawesi Selatan, dsb) dan neogen (untuk batubara yang terbentuk pada

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 5


cekungan foreland; Tanjung Enim dan delta; hampir semua endapan
batubara di Kalimantan Timur).

Tabel 2. Klasifikasi lapisan geologi dan umur batubara (Van Krevelen, 1993)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 6


Lanjutan Tabel 2.

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 7


2.2. DISTRIBUSI ENDAPAN BATUBARA DI DUNIA

Endapan batubara di dunia tersebar seperti terlihat pada Gambar 1 s/d


Gambar 11. Pada gambar tersebut ditunjukkan lapangan batubara dengan
produksi yang besar seperti USA, Inggris, Jerman, Rusia, Cina, Jepang,
Australia, Afrika Selatan, Canada dan India. Negara-negara tersebut
memproduksi 2/3 dari produksi batubara dunia dan dengan cadangan 96%
dari cadangan batubara dunia (Van Krevelen, 1993). Disamping itu negara-
negara tersebut memiliki batubara dengan rank dari brown coal sampai
dengan antrasit dan dengan cara penambangan konvensional bermula sejak
Revolusi Industri (Inggris) sampai dengan awal abad ini (Afrika Selatan).

Gambar 1. Distribusi endapan batubara terkenal di dunia (Fettweis, 1979)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 8


Gambar 2. Distribusi endapan batubara di USA (Averiti, 1975)

Gambar 3. Distribusi endapan batubara di Inggris (Fettweis, 1979)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 9


Gambar 4. Distribusi endapan batubara di Jerman Bagian Barat (Fettweis,
1979)

Gambar 5. Distribusi endapan batubara di USSR (Fettweis, 1979)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 10


Gambar 6. Distribusi endapan batubara di Cina (Fettweis, 1979)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 11


Gambar 7. Distribusi endapan batubara di Jepang (Mori et al., 1980)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 12


Gambar 8. Distribusi endapan batubara di Australia (Fettweis, 1979)

Gambar 9. Distribusi endapan batubara di Afrika Selatan (Fettweis, 1979)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 13


Gambar 10. Distribusi endapan batubara di Canada (Fung, 1982)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 14


Gambar 11. Distribusi endapan batubara di Perm dan Tersier di India
(Chandra & Chakrabarki, 1989)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 15


2.3. PERKEMBANGAN BUMI DAN TERJADINYA ENDAPAN BATUBARA

Dengan adanya era dan distribusi endapan batubara yang tertentu di muka
bumi ini maka beberapa pertanyaan atau teka-teki kemudian timbul bagi
para ahli batubara seperti :
a. Kenapa hanya pada periode tertentu saja batubara terbentuk.
b. Kenapa hanya pada tempat tertentu saja batubara terbentuk.
c. Bagaimana bisa batubara dari tempat yang berjauhan dapat dikorelasikan
sedangkan batubara yang berdekatan sangat sulit dikorelasikan.

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan Geologi Modern (continental drift dan
perkembangannya), Paleontologi (paleobotani/evolusi flora) dan Climatologi
(siklus iklim dalam kaitannya dengan perkembangan atau pergeseran benua).

Dulu orang beranggapan bahwa bumi itu diam. Tetapi berikutnya disepakati
bahwa bumi itu bergerak dan dinamis. Dikenal 3 fase dalam perkembangan
konsep teori ini (Van Krevelen, 1993) :
 Theories of the continental drift.
 Theories of ocean floor spreading (pemekaran lantai samudera).
 Theories of the plate tectonics (tektonik lempeng).

Continental drift dikemukakan oleh Antonio Snider-Pellegrini tahun 1958 dan


lebih dari lima puluh tahun berikutnya (1915) dikembangkan oleh Alfred
Wegener. Teori ini berikutnya bisa menerangkan pembentukan pegunungan,
gempa bumi, perubahan iklim, distribusi tumbuhan dan binatang di bumi
serta perpindahan kutub dan sebagainya. Menurut Wegener bahwa dulu
benua itu menjadi satu yang disebut Pangaea (Gambar 12) dan satu lautan
Panthalassa. Pangaea pecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia dan
Gondwana (dinamai oleh Alex Du Toit / ahli geologi Afrika Selatan).
Berdasarkan rekonstruksi continental drift yang dibuat oleh Bambach,
Scotese dan Ziegler (1980) dari data paleomagnetik hasil penyelidikan di
Greenland maka sebelum menjadi Pangaea, benua-benua itu asalnya

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 16


terpisah satu sama lain (paleogeografi mulai 540 juta tahun yang lalu,
Gambar 13 s/d Gambar 15).

Gambar 12. Pecahnya Pangaea


Sesudah Wegener maka ada lagi Holmes (sekitar tahun 1935) dengan arus
konveksi pada mantel bumi dan Vening Meinesz (hasil penelitian dasar laut

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 17


dengan Kapal Belanda dari tahun 1923 sampai dengan 1938) menemukan
variasi gaya berat dasar laut dalam. Kedua hasil ini dikombinasikan oleh
Hess dan Dietz (1960) dan menghasilkan konsep ocean floor spreading.
Sebagai bagian akhir dari pemikiran bahwa bumi itu dinamis maka muncul
teori plate tectonics (tektonik lempeng).

LAURENTIA
dan Subkontinen yang lebih kecil
SIBERIA KAZKHSTANIA CHINA

GONDWANA

500 juta LAURASIA

270 PANGAEA (Supercontinent)

150 LAURASIA GONDWANA

Beberapa subkontinen

Sekarang Amerika Utara Eurasia India Australia Afrika Amerika Selatan

Arabia Antaractica

Gambar 13. Skema rekonstruksi perubahan muka bumi

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 18


Gambar 14. Perubahan muka bumi dari Jaman Kambrium sampai Karbon
Atas (Scotese et al., 1979)

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 19


Gambar 15. Perubahan muka bumi dari Jaman Perm sampai sekarang
(Bambach et al., 1980)

Iklim merupakan faktor tunggal terpenting yang menentukan, kapan dan


dimana batubara terbentuk. Iklim daerah tertentu ditentukan oleh iklim global
yang bervariasi terhadap waktu geologi (Gambar 16). Posisi kontinen

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 20


terhadap waktu geologi juga menghasilkan iklim yang berbeda (akibat
kontinental drift). Evolusi spesies tumbuhan menghasilkan perubahan sangat
besar dari material pembentuk batubara (dari Cryptogam, Conifern sampai
Angiosperm).

Gambar 16. Temperatur global dan curah hujan di permukaan bumi


(Frakes, 1979)
Kebanyakan tumbuhan Jaman Karbon adalah cryptogam yang terendapkan
pada iklim (sub) tropis di lagun atau rawa delta. Batubara perm termuda
terendapkan pada iklim yang dingin pada cekungan kontinental yang
mengandung Glossopteris (Ziegler et al., 1977). Pada jaman Kretasius dan
Tersier, Konifern dan tumbuhan berbunga sangat banyak. Flora Gondwana
yang uniform adalah akibat tidak adanya pegunungan atau rintangan yang

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 21


lain seperti yang terjadi di Cina dan Siberia yang merupakan akibat
pengangkatan pegunungan (akibat tumbukan kontinental).

SOAL-SOAL

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 22


1. Kenapa endapan batubara yang ada hanya di daerah tertentu saja di
dunia ?

2. Kenapa pengendapan batubara hanya terjadi pada waktu tertentu saja ?

3. Bagaimana penyebaran endapan batubara Indonesia berdasarkan


waktu pengendapan dan daerah terdapatnya ?

4. Negara mana saja yang memiliki endapan batubara yang banyak ?

DAFTAR PUSTAKA

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 23


1. Diessel C. F. K. (1984) : Coal Geology, Australian Mineral Foundation,
Workshop Course 274/84, Indonesia : 208 S.
2. Stach E., Mackowsky M. TH., Teichmüller M., Taylor G. H., Chandra D.,
Teichmüller R. (1982) : Stach’s Textbooks of Coal Petrology,
Gebrüder Borntraeger, Berlin-Stuttgart : 535 S.
3. Taylor G. H., Teichmueller M., Davis A., Diessel C. F. K., Littke R.,
Robert P. (1998), Organic Petrologi, Gebrueder Borntraeger,
Berlin, Stuttgart.
4. Tissot B. P., Welte D. H. (1984) : Petroleum Formation and Occurrence,
2nd Edition, Springer Verlag, Berlin : 538 S.
5. Van Krevelen D. W. (1993) : Coal, Typology-Chemistry-Physics-
Constitution, 3rd Comp. Rev. ed., Elsevier, Amsterdam, London,
New York, Tokyo : 979 S.

Sejarah dan Perkembangan Batubara - 24

Anda mungkin juga menyukai