STRATIGRAFI ANALISIS
Diajukan sebagai salah satu syarat Tugas Mata Kuliah Geofisika Gunung Api di
Program Studi Teknik Geologi, Departemen Teknik
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Oleh :
MONICA MEGITA VERONIKA ASSA
410017067
Pujian dan Syukur saya naikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih
diberi kesempatan untuk mengerjakan Laporan ini hingga selesai tepat pada
waktunya sesuai dengan tuntutan tugas Praktikum Stratigrafi Analisis.
Laporan ini berisi tentang Geologi Regional Daerah penelitian terkait, Juga data-
data pendukung dalam melakukan penelitian dan analisis umur dan lingkungan
pengendapan seperti Hasil Deskripsi Foraminifera Planktonik, Bentonik, dan
Struktur Sedimen Berupa Fossil Jejak serta Tabel penarikan lingkungan
pengendapan dan umur batuan.
Dalam Penyusunan Laporan ini ada banyak pihak yang berperan oleh karena itu
Tidak lupa Saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen Pengampuh Siti Nur’Aini S.T., M.T beserta Asisten Hendri Tri
Purnomo Bersama Tim Asisten Praktikum Stratigrafi Analis atas bimbingan
dalam penyusunan laporan ini. Harapanya semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat terutama bagi kami selaku mahasiswa yang berkecimpung dibidang
Geologi.
HALAMAN
I. PENDAHULUAN
A. FISIOGRAFI ..................................................................... 1
B. GEOMORFOLOGI REGIONAL ..................................... 2
C. STRATIGRAFI REGIONAL ........................................... 4
D. STRUKTUR REGIONAL ................................................ 6
II. PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ............................................................... 39
B. SARAN ........................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
1.1 FISIOGRAFI
Zona Pegunungan Selatan adalah daerah pegunungan yang berada pada bagian
selatan Jawa Tengah, daerahnya melampar dimulai dari bagian tenggara provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, memanjang ke arah timur sepanjang pantai selatan
Jawa Timur. Jika dilihat dari reliefnya, daerah ini pegunungan selatan tersiri dari
dua relief secara umum, yakni relief yang kasar di sisi timur, dan yang cenderung
lebih halus di sisi barat, pada bagian utaranya terdapat gawir-gawir yang
memanjang relatif barat-timue, pembentukannya terjadi karena adanya evolusi
tektonik yang terjadi di Pulau Jawa pada zaman Kapur hingga sekarang.
Perbukitan Jiwo tersusun oleh batuan yang kompleks yakni batuan beku:
khususnya diorit dan gabbro , batuan sedimen: batugamping , dan batuan
metamorf: sekis, filit, dan marmer .
3
Secara lebih rinci lagi, morfologi daerah Pegunungan Selatan dapat dibagi
menjadi:
6.Morfologi Eolian: Bentuk lahan ini terbentuk karena dua faktor utama yaitu
adanya kekuatan tiupan angin dan adanya endapan material pasir yang
membentuk dune. Bukit pasir di parangtritis membujur kearah barat pantai
selatan Jawa Tengah sampai daerah Cilacap. Sifat materialnya hampir homogen
dengan bahan dasarnya dari batuan andesitis.
7.Morfologi Pantai: Pantai parangtritis sebenarnya tergolong
pantai emergence ( pantai terangkat ), kemudian tenggelam sebagian,namun
masih tergolong pantai emergence ( khususnya bagian timur) sedang bagian barat
lebih mencirikan sub emergence yang telah terendapi oleh hasil erosi berupa
dataran alluvial serta gumuk-gumuk pasir.
1.3 STRATIGRAFI REGIONAL
Pegunungan Selatan secara umum tersusun oleh batuan sedimen
volkaniklastik dan batuan karbonat.
Urutan stratigrafi penyusun Pegunungan Selatan bagian barat dari tua ke muda
adalah sebagai berikut:
meter. Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar,
kemudian ke atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling
dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan
ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama
batupasir, mengandung bahan karbonat.
Formasi Oyo : Lokasi tipe formasi ini berada di Sungai Oyo. Batuan
penyusunnya pada bagian bawah terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke
atas secara berangsur dikuasai oleh batugamping berlapis dengan sisipan
batulempung karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya kalkarenit,
namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung fragmen andesit
membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K. Oyo. Ketebalan formasi
ini lebih dari 140 meter.
Formasi Wonosari : Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan
sekitarnya, dengan ketebalan lebih dari 800 meter. Formasi ini didominasi oleh
batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping
terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di
bagian timur.
Formasi Kepek : Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa Kepek,
tersebar di hulu. Rambatan sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin.
Batuan penyusunnya adalah napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan ini
lebih kurang 200 meter.
Endapan Permukaan : Endapan permukaan pada daerah Sungai Opak
merupakan rombakan batuan yang lebih tua yang terbentuk pada Kala Plistosen
hingga masa kini. Terdiri dari bahan lepas sampai padu lemah, berbutir lempung
hingga kerakal. Surono dkk. (1992) membagi endapan ini menjadi Formasi
Baturetno (Qb), Aluvium Tua (Qt) dan Aluvium (Qa). Sumber bahan rombakan
berasal dari batuan Pra-Tersier Perbukitan Jiwo, batuan Tersier Pegunungan
Selatan dan batuan G. Merapi.
geofisika terdapat sesar dengan arah timurlaut baratdaya melalui tepi timur
Terban–Bantul (Untung, dkk, 1977).
Berdasarkan data di atas juga data di lapangan dapat disimpulkan, bahwa lembar
Yogyakarta terdapat dua sistem sesar. Sistem patahan dengan arah kurang lebih
tenggara baratlaut. Pada awal Pleistocen, seluruh daerah terangkat lagi yang
mengakibatkan pembentukan morfologi daerah dataran tinggi, dan
mengakibatkan terjadinya persesaran daerah ini ( Rahardjo, dkk, 1977).
Daerah Bayat, Kabupaten Klaten merupakan suatu Pegunungan Lipatan yang
terdiri dari perbukitan homoklin, perbukitan lipatan, perbukitan intrusi dan
perbukitan lembah antiklin dengan pola aliran sungai dendritik. Struktur-struktur
geologi yang bekembang di daerah ini berupa struktur lipatan dan sesar.
Dijumpai pula banyak struktur kekar di daerah ini. Struktur-struktur geologi ini
terbentuk diperkirakan akibat bekerjanya gaya kompresi berarah hampir utara-
selatan yang kemungkinan berlangasung dalam dua periode, pada awal kala
Miosen Tengah sebelum Formasi Oyo diendapkan dan pada kala Pliosen setelah
Formasi Oyo diendapkan.
Dari segi pandang di atas daerah ini menarik untuk melakukan pengkajian
perubahan lingkungan pengendapan di daerah penelitian yang berlokasi di Dusun
Karanganyar, Desa Ngalang, Kecamatan Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
9
BAB II PEMBAHASAN
Gambar 3
2. Globorotalia sphericomiozea
Gambar 4
Deskripsi Singkat:
f. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
g. Bentuk Kamar : pipih
h. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Planispiral Involute
i. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : Peripheral
3. Sifat : Primer
j. Hiasan : Keel
11
Gambar 5
4. Globigerina nephentes
Gambar 6
Kingdom Protista
Phylum Foraminifera
Class Rotalida
Order Globigerinidea
Family Globigirinidae
Genus Globigerina
Spesies Globigerina nephentes
Age Middle – Upper Miocene
Zonasi Umur N14 – N17 (Blow,1969)
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus,
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : aperture interior marginal umbilical
3. Sifat : Primer
e. hiasan : Punctate
f. arah putaran :-
g. jumlah kamar :2
13
MIDDLE / TENGAH
1. Globorotalia miotumida conoidea
Gambar 7
2. Globorotalia menardi
Gambar 8
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Globothalamea
Ordo Rotalida
Famili Globorotaliidae
Genus Globorotalia
Spesies Globorotalia menardi
3. Globorotalia juanai
Gambar 9
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Sub Globular
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus,
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : aperture peripheral
3. Sifat : Primer
e. hiasan : keel
f. arah putaran :-
g. jumlah kamar : lebih dari 3
16
4. Neogloboquadrina Pachyderma
Gambar 10
BOTTOM / BAWAH
1. Globigerina brazieri
Gambar 11
Kingdom Protista
Super Filum Rhizaria
Class Rotaliata
Order Globigerinidae
Family Globigirinidae
Genus Globigerina
Spesies Globigerina brazieri
Age Lower Miocene
Zonasi Umur N4 – N7 (Blow,1969)
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus,
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : aperture interior marginal umbilical
3. Sifat : Primer
e. hiasan : punctate
f. arah putaran :-
g. jumlah kamar : lebih dari 3
18
2. Globigerinoides trilobus
Gambar 12
Kingdom Protista
Super Filum Rhizaria
Filum Foraminifera
Class Rotalida
Order Globigerinidea
Family Globigerinidae
Genus Globigerinoides
Spesies Globigerinoides trilobus
Age Oligocene - Miocene
Zonasi Umur N3 – N18 (Blow,1969)
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus,
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : aperture interior marginal umbilical
Double aperture
3. Sifat : Primer
e. hiasan : punctate
f. arah putaran :-
g. jumlah kamar :3
19
3. Globigerinoides primordius
Gambar 13
Kingdom Protista
Super Filum Rhizaria
Filum Foraminifera
Class Rotalida
Order Globigerinidea
Family Globigerinidae
Genus Globigerinoides
Spesies Globigerinoides primordius
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus,
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : aperture interior marginal umbilical
Double aperture
3. Sifat : Primer
e. hiasan : punctate
f. arah putaran :-
g. jumlah kamar : lebih dari 4
20
4. Globorotalia obesa
Gambar 14
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Globothalamea
Ordo Rotalida
Famili Globorotaliidae
Genus Globorotalia
Spesies Globorotalia obesa
Deskripsi Singkat :
a. Dinding : Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Splepospiral
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat
2. Posisi : peri peri / apertut peripheral
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
21
TOP 1
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 15
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Astrorhizata
Ordo Astrorhizida
Famili Bathysiponidae
Genus Bathysipon
Spesies Bathysipon sp
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Lonjong
c. Susunan Kamar :Monothalamus. Satu kamar
d. Aperture 1. Bentuk : Phialine
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
22
TOP 2
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 16
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Nodosariida
Ordo Nodosaridea
Famili Nodosaridae
Genus Nodosarida
Spesies Siphonodosaria sp.
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat Sub Globular
c. Susunan Kamar :Polythalamus, Uniserial
d. Aperture 1. Bentuk : Phialine
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Costae
23
TOP 3
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 17
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Rotaliata
Ordo Buliminida
Famili Buliminidae
Genus Bulimina
Spesies Bulimina Elongata
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Elongated
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Triserial
d. Aperture 1. Bentuk : virguline/bulimine
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Costae
24
TOP 4
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 18
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Astrorhizata
Ordo Astrorhizida
Famili Bathysiponidae
Genus Bathysipon
Spesies Bathysipon sp
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Tabung
c. Susunan Kamar :Monothalamus. Hanya satu kamar
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat Sederhana
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
25
MIDDLE 1
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 19
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Rotaliata
Ordo Bolivinitida
Famili Bolivinidae
Genus Euloxostoma
Spesies Euloxostoma bradyi
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Sub Globular
c. Susunan Kamar : polythalamus, Biserial
d. Aperture 1. Bentuk : Phialine
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
26
MIDDLE 2
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 20
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Astrorhizata
Ordo Astrorhizida
Famili Bathysiponidae
Genus Bathysipon
Spesies Bathysipon sp
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Tabung
c. Susunan Kamar :Monothalamus. Satu kamar saja
d. Aperture 1. Bentuk : Bulat sederhana
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
27
MIDDLE 3
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 21
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Nodosariida
Ordo Nodosaridea
Famili Nodosaridae
Genus Nodosarida
Spesies Nodosarida sp.
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Uniserial
d. Aperture 1. Bentuk : Phialine
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Costae
28
MIDDLE 4
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 22
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Boliviniida
Ordo Bolivinitiida
Famili Bolivinidae
Genus Bolivina
Spesies Pseudobolivina
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat Sub Globular
c. Susunan Kamar : polythalamus, Biserial
d. Aperture 1. Bentuk : Phialine
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
29
BOTTOM 1
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 23
Nama Fossil
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Nodosariida
Ordo Nodosaridae
Famili Nodosaria
Genus Dentalina
Spesies Dentalina vertebralis
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus,
d. Aperture 1. Bentuk : memancar/radiate
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Costae
30
BOTTOM 2
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 24
Laevidentalian sp.
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Nodosariida
Ordo Nodosaridae
Famili Nodosaria
Genus Dentalina
Spesies Laevidentalian sp.
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Discoid
d. Aperture 1. Bentuk : memancar/radiate
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Costae
31
BOTTOM 3
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 25
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Biserial
d. Aperture 1. Bentuk : memancar/radiate
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Smooth
32
BOTTOM 4
FORAMINIFERA BENTONIK
Gambar 266
Dentalina acuta
Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Rhizaria
Filum Foraminifera
Kelas Nodosariida
Ordo Nodosaridae
Famili Nodosaria
Genus Dentalina
Spesies Dentalina acuta
Deskripsi Singkat :
a. Dinding :Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar :Terputar, polythalamus, Discoid
d. Aperture 1. Bentuk : memancar/radiate
2. Posisi : Terminal
3. Sifat : Primer
e. Hiasan : Costae
33
LP 1
LP 3
Calcareous Sandstone with fine sand grain size. Have trace fossil/bioturbation
sedimentary structure as a Fodinichnia (feeding) based on classification modified
form Ekdale, Bromley, and Pamberton 1984. The trace fossil formed at the top
of the stone’s layer which based on Seilacher 1964 classification is positif
epirelief and can interpreted include into the Cruziana Group based on
“Distribution of common marine Ichnofasies” by Collinson and Thompson
(1982) Ichnofassies classification. In Cruziana group the organism traces based
on the pict is Planolites that representation to sedimentary fasies and depth zone
in the ocean. It was formed in neritic or sublitoral zone.
35
LP 7
Calcareous Sandstone with fine sand grain size. Have trace fossil/bioturbation
sedimentary structure as a Domichnia (Dwelling) based on classification
modified form Ekdale, Bromley, and Pamberton 1984. The trace fossil formed
at the top of the stone’s layer which based on Seilacher 1964 classification is full
relief and can interpreted include into the Skolithos Group based on “Distribution
of common marine Ichnofasies” by Collinson and Thompson (1982)
Ichnofassies classification. In Skolithos group the organism traces based on the
pict is Psilonichnus that representation to sedimentary fasies and depth zone in
the ocean. It was formed in neritic or sublitoral zone.
36
LP 10
Calcareous Sandstone with fine sand grain size. Have trace fossil/bioturbation
sedimentary structure as a Fodinichnia (feeding) based on classification modified
form Ekdale, Bromley, and Pamberton 1984. The trace fossil formed at the top
of the stone’s layer which based on Seilacher 1964 classification is positif
epirelief and can interpreted include into the Cruziana Group based on
“Distribution of common marine Ichnofasies” by Collinson and Thompson
(1982) Ichnofassies classification. In Cruziana group the organism traces based
on the pict is Planolites that representation to sedimentary fasies and depth zone
in the ocean. It was formed in neritic or sublitoral zone.
37
3.1 KESIMPULAN
b. Umur Daerah Lokasi penelitian dari data yang dijumpai di Lapangan, dengan
melakukan analisis Foram Planktonik, maka disimpulkan bahwa daerah
penelitian memiliki umur Mioses Awal – Miosen Tengah.
3.2 SARAN
Saran Saya pribadi dalam praktikum Stratigrafi Analisis ini adalah waktu untuk
Praktikum mungkin bias di tambah terkait durasi juga jumlah pertemuan agar
praktikan betul-betul mantap dalam mempraktekan ilmu yang telah dipelajari di
kelas baik dalam hal pengambilan data maupun menganalisis .
40
DAFTAR PUSTAKA