Anda di halaman 1dari 8

A.

FORAMINIFERA
Dari phylum protozoa, khususnya foraminifera sangat penting dalam geologi karena
memiliki bagian yang keras dengan ciri masiing-masing foram, antara lain :
a. Benthonik (di dasar laut), ciri-ciri :
-. Susunan kamar planispiral
-. Bentuk test pipih
-. Komposisi test adalah aglutine dan arana

b. Planktonik (mengambang), ciri-ciri :


-. Susunan kamar trochospiral
-. Bentuk test bulat
-. Komposisi test Hyaline

Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan carahidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alatyang digunakan untuk merayap pada benthos
yang vagile adalahpseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadivagile
serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaanlaut. Material penyusun test
merupakan agglutinin, arenaceous, khitin,gampingan.

Gambar. foraminifera benthos


Foraminifera benthonik sangat baik digunakan untuk indikatorpaleoecology dan
bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahanlingkungan yang terjadi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ekologi dari foraminifera benthonic ini adalah :
- Kedalaman laut
- Suhu/temperature
- Salinitas dan kimia air
- Cahaya matahari yang digunakan untuk fotosintesis
- Pengaruh gelombang dan arus (turbidit, turbulen)
- Makanan yang tersedia- Tekanan hidrostatik dan lain-lain.
- Faktor salinitas dapat dipergunakan untuk mengetahui perbedaan tipedari lautan yang
mengakibatkan perbedaan pula bagi ekologinya.
Streblusbiccarii adalah tipe yang hidup pada daerah lagoon dan daerah dekatpantai.
Lagoon mempunyai salinitas yang sedang karena merupakanpercampuran antara air laut dengan
air sungai

Foraminafera benthos yang dapat digunakan sebagai indikator lingkunganlaut secara


umum (Tipsword 1966) adalah :

- Pada kedalaman 0 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat celcius,banyak dijumpai genus-genus


Elphidium, Potalia, Quingueloculina,Eggerella, Ammobaculites dan bentuk-bentuk lain yang
dindingcangkangnya dibuat dari pasiran.
- Pada kedalaman 15 90 m (3-16 C), dijumpai genus Cilicides,Proteonina, Ephidium,
Cuttulina, Bulimina, Quingueloculina danTriloculina.
- Pada kedalaman 90 300 m (9-13oC), dijumpai genus Gandryna,Robulus,
Nonion, Virgulina, Cyroidina, Discorbis, Eponides dan Textularia.- Pada
kedalaman 300 1000 m (5-8 C), dijumpai Listellera, Bulimina, Nonion,
Angulogerina, Uvigerina, Bolivina dan Valvulina
B. Macam-macam genus dari foraminifera benthos yang sering dijumpai :

Genus Ammobaculites Chusman 1910

Termasuk famili Lituolidae, dengan cirri-ciri test pada awalnya terputar,kemudian menjadi uniserial
lurus, komposisi test pasiran, aperture bulatdan terletak pada puncak kamar akhir. Muncul pada karbon
resen.

Genus Amondiscus Reuses 1861

Termasuk famili Ammodiscidae dan ciri ciri test monothalamus, terputarpalnispiral,


kompisisi test pasiran, aperture pada ujung lingkaran. MunculSilur Resent.

Genus Amphistegerina d Orbigny 1826

Famili berbentuk lensa, trochoid, terputar involut, pada ventral terlihatsurture bercabang tak
teratur, komposisi test gampingan, berpori halus,aperture kecil pada bagian ventral kecil pada
bagian ventral

Genus Bathysiphon Sars 1972

Termasuk famili Rhizamminidae dengan test silindris, kadang kadanglurus, monothalamus,


komposisi test pasiran, aperture di puncakberbentuk pipa. Muncul Silur Resent.

Genus Bolivina

Termasuk famili Buliminidae dengan test memanjang, pipih agak runcing,beserial, komposisi
gampingan, berposi aperture pada kamar akhir,kadang berbentuk lope, muncul Kapur Resent

Genus d Orbigny 1826

Termasuk famili Buliminidae, test memanjang, umunya triserial,berbentuk kamar sub


globular, komoposisi gampingan berpori.
Genus Cibicides Monfort 1808

Termasuk famili Amonalidae, dengan cirri cirri test planoconvex rotaloid,bagian dari
dorsal lebih rata, komposisi gampingan berpori kasar,aperture di bagian ventral, pemukaan akhir
sempit dan memanjang.

Genus Decalina d Orbigny 1826

Termasuk famili Lageridae, dengan ciri ciri test pilythalamus, uniserial,curvilinier, suture
menyudut, komposisi test gampingan berpori halus,aperture memancar, terletak pada ujung
kamar akhir.
Genus Elphidium Monfort 1808

Termasuk famili Nonionidae dengan ciri cirri test planispiral, bilateralsimetris, hampir
seluruhnya involute, hiasan suture bridge dan umbilical,komposisi test gampingan berpori, aperture
merupakan sebuahlubang/lebih pada dasar pemukaan kamar akhir.

Genus Nodogerina Chusman 1927

Termasuk famili Heterolicidae, degan test memanjang, kamar tersusununiserial lurus, kompisi test
gampingan berpori halus, aperture terletak dipuncak membulat mempunyai leher dan bibir. Muncul Kapur
Resen.

Genus Nodosaria Lamark 1812

Termasuk famili Lagenidae degan test lurus memajang, kamar tersusununiserial, suturenya tegak
lurus, terhadap sumbu, pada pemulaaan agakbengkok kemudian lurus, komposisi gampingan berpori,
aperture dipuncak berbentuk radier, muncul Karbon Resent.

Genus Nonion Monfort 1888

Termasuk famili Nonionidae dengan test cenderung involute, bagian tepimembulat, umumnya
dijumpai umbilical yang dalam, komposisigampingan berpori , aperture melengkung pada kamar akhir.
Muncul Yura Resent.
Genus Nonion Monfort 1888

Termasuk famili Nonionidae dengan test cenderung involute, bagian tepimembulat, umumnya
dijumpai umbilical yang dalam, komposisigampingan berpori , aperture melengkung pada kamar akhir.
Muncul Yura Resent.

Genus Saccamina M. Sars 1869

Termasuk famili Sacanidae degan test globular, komposisi test darimaterial kasar, biasanya oleh
khitin berwarna coklat, aperture di puncakumumnya degan leher. Muncul Silur Resent.

Genus Textularia Derance 1824

Termasuk famili Textularidae test memanjang kamar tersusun biserial,morfologi kasar, komposisi
pasiran, aperture sempit memanjang padapermukaan kamar akhir. Muncul Devon Resent.

Genus Uvigerina d Obigny 1826

Termasuk famili uvigeridae degan test fusiform, kamar triserial, komposisiberpori, aperture di ujung
dengan leher dan bibir. Muncul Eosen Resent.

C. Aplikasi Foraminifera

Masalah masalah Geologi yang menghubungkan dengan umur suatu batuan sampai
sekarang masih mempergunakan foraminifera planktonikdi samping juga mengunakan metode
metode lain yang lebih teruji dan lebih tepat.Penentuan kisaran umur dengan mengunakan
foraminifera planktonik,dilakukan degan langkah langkah sebagai berikut :

Laboratorium Mikropaleontologi

a. Mengenalisa fosil foraminifera palakton dari suatu batuan sampai ketingkat spesiesnya.
b. Mempergunakan acuan Blow (1969) dalam penetuan kisaran umumdari fosil foram plankton
yang telah diamati dan dianalisa.
c. Menetukan kisaran umur fosil foram plankton yang muncul akhir danumur yang punah awal.
d. Maka umur batuan yang didapatkan merupakan suatu range dari hasilnomor C
D. Foraminifera Planktonik
Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya banyak.
Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan fosil plankton ini dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi, antara lain :
-. Sebagai fosil petunjuk
-. Korelasi
-. Penentuan lingkungan pengendapan

Foram plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada kedalaman tertentu ;
-. Hidup antara 30 50 meter
-. Hidup antara 50 100 meter
-. Hidup pada kedalaman 300 meter
-. Hidup pada kedalaman 1000 meter

Gambar. Foraminifera Planktonik


Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri terhadap temperatur,
sehingga pada waktu siang hari hidupnya hampir di dasar laut, sedangkan di malam hari hidup di
permukaan air laut. Sebagai contoh adalah Globigerina pachyderma di Laut Atlantik Utara
hidup pada kedalaman 30 sampai 50 meter, sedangkan di Laut Atlantik Tengah hidup pada
kedalaman 200 sampai 300 meter

Skema Kehidupan & Kelimpahan Foraminifera di Laut


A. Klasifikasi Porifera

Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi tiga kelas.

1. Kelas Calcarea
Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat.
Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia.

2. Kelas Hexatinellida
Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2).
Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.

3. Kelas Demospongia
Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat
kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.
Dari ketiga kelas di atas, menurutmu kelas manakah yang bermanfaat untuk manusia?

Anda mungkin juga menyukai