Anda di halaman 1dari 37

BAB I

DASAR TEORI
1.1 Definisi Foraminifera
Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di
bawah Kingdom Protista, Filum Sarcomastigophora, Subfilum Sarcodina,
Superkelas Rhizopoda, Kelas Granuloreticulosea, dan Ordo Foraminiferida.
Foraminifera berdasarkan cara hidupnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
foraminifera yang hidup di dasar laut (benthonic foraminifera) dan foraminifera
yang hidup mengambang mengikuti arus (planktonic foraminifera).
Foraminifera bentonik pertama mulai hidup sejak Zaman Kambrium sampai
saat ini, sedangkan foraminifera planktonik hidup dari Zaman Jura sampai saat ini.
Foraminifera, sekalipun merupakan protozoa bersel satu, merupakan suatu
kelompok organism yang sangat komplek. Foraminifera dibagi menjadi 12 subordo
oleh Loeblich dan Tappan (1984) dan lebih dari 60,000 spesies telah terindentifikasi
hidup selama Fanerozoikum (Phanerozoic, dari kira-kira 542 juta tahun yang lalu
sampai sekarang).
Sel foraminifera yang lembut (cytoplasm) hampir seluruhnya ditutupi oleh
cangkang yang dapat tersusun dari material organik (tectin), mineral
kalsit/aragonit/silika, ataupun aglutinin. Cangkang-cangkang tersebut ada yang
terdiri hanya dari satu ruang (unilocular) atau banyak ruang (multilocular) yang

1
saling berhubunan melalui suatu lubang bukaan (disebut foramen bila bukaan ini
hanya terdiri dari satu lubang dan foramina apabila lebih dari satu lubang).

(a) Foraminifera benthonik unilocular dan (b) Foraminifera planktonik


multilocular (Amstrong dan Brasier, 2005).
(b) Mempelajari mikrofosil (foraminifera) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya adalah :

1. Susunan kamar.
Susunan kamar foraminifera plankton dibagi menjadi :
a. Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar
terlihat dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
Contoh: Hastigerina
b. Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak
semua kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal
tidak sama. Contohnya : Globigerina.
c. Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian
planispiral menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya.
Contoh: Pulleniatina.
d. Bentuk test dan bentuk kamar
Bentuk test adalah bentuk keseluruhan dari cangkang foraminifera,
sedangkan bentuk kamar merupakan bentuk masing-masing kamar
pembentuk test.

Penghitungan kamar foraminifera dimulai dari bagian dalam dan pada


again terkecil dimana biasanya mendekati aperturenya.

2
e. Septa dan Suture
Septa adalah bidang yang merupakan batas antara kamar satu
dengan lainnya, biasanya terdapat lubang-lubang halus yang disebut
foramen. Septa tidak dapat terlihat dari luar test, sedangkan yang tampak
pada dinding luar test hanya berupa garis yang disebut suture.
Suture merupakan garis yang terlihat pada dinding luar test,
merupakan perpotongan septa dengan dinding kamar. Suture penting dalam
pengklasifikasian foraminifera karena beberapa spesies memiliki suture
yang khas.

3
f. Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak
pada kamar terakhir.

1.2 Foraminifera Planktonik dan Bentonik


Berdasarkan cara hidupnya Foraminifera terbagi menjadi 2, yaitu:
- foraminifera plantonik
- foraminifera bentonik
Cara hidup foraminifera planktonialah mengambang di permukaan (secara
planktonik), jadi dia terhampar luas di lautan. sehingga saat ia mati dan mengendap
ia terendapkan secara menghampar luas sehingga dapat menjadi penentu umur.
Tetapi jika benthonik merambat di dasar laut pada kedalaman tertentu saja
ditemukanya dan bisa dibuat sebagai petunjuk lingkungan batimetri (kedalaman).
Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya
banyak. Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan fosil
plankton ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi, antara
lain:
Sebagai fosil petunjuk
Korelasi
Penentuan lingkungan pengendapan
Foram plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada kedalaman
tertentu:
Hidup antara 30 50 meter
Hidup antara 50 100 meter

4
Hidup pada kedalaman 300 meter
Hidup pada kedalaman 1000 meter
Berdasarkan keseragaman susunan kamar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
Uniformed, Biformed dan triformed. Susunan disebut Uniformed jika disusun oleh
satu jenis susunan kamar, misal uniserial saja atau biserial saja. Sedangkan
Biformed apabila disusun oleh dua macam susunan kamar yang berbeda, missal
diawalnya triserial kemudian menjadi biserial.
Contoh: Heterostomella dan disebut Triformed apabila terdiri dari tiga susunan
kamar yang berbeda. Contoh: Valvulina. Merupakan lobang utama pada cangkang
yang biasanya terdapat pada bagian kamar terakhir (Roger, 1988).
1.3 Foraminifera Besar
Foraminifera tergolong protozoa (binatang kecil menyerupai tanaman)
pembentuk karang sederhana yang memiliki penutup (kerang) kalsium karbonat
keras yang membungkus bagian dalam yang menyerupai agar-agar.Kerangnya
tertutup protoplasma yang bisa dikembang kempiskan untuk pergerakan perlahan.
Foraminifera besar yaitu golongan benthos yang memiliki ukuran cangkang
(test) yang relatif besar, jumlah kamar yang relatif banyak, dan juga sturktur dalam
yang kompleks. Pada foram besar biasanya dapat menentukan suatu umur relatif
batuan yang mengandung fosil foram besar itu sendiri. Hal ini dikarenakan foram
besar memiliki umur yang relatif pendek dan foram besar tersebut dapat juga
ditentukan sebagai penentu lingkungan pengendapan karena golongan ini hidupnya
sangat peka terhadap lingkungan sehingga hanya hidup pada lingkungan kedalaman
tertentu Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan
demikian spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-
beda. Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan penyebaran horizontal
yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan terakhir, karena
ukuran fosil foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara mendapatkannya
relatif mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.
Fosil foraminifera benthonik sering dipakai untuk penentuan lingkungan
pengendapan, sedangkan fosil foram benthonik besar dipakai untuk penentuan
umur.Fosil benthonik ini sangat berharga untuk penentuan lingkungan purba. Selain
itu, karena foram besar tersebut hidup didasar laut baik itu secara merayap ataupun

5
merambat, sehingga foram besar tersebut sangat cocok untuk mencocokkan
lingkungan hidupnya dengan suatu faktor kedalaman yang lebih dikenal dengan
nama zona bathymetri.

6
BAB II
ALBUM MIKROFOSIL FORAMINIFERA

2.1. Fosil Foraminifera Planktonik

a. Orbulina universal d'Orbigny, 1839

Adanya aperture kecil, Cangkang globular, dinding berpori, kamar


spherical, bulatan terakhir secara keseluruhan menutupi bagian pertama dari
cangkang yang umumnya kecil, aperture primer interiomarginal umbilical pada
tingkat awal.
Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Orbulininae

Class : Globothalamea Genus : Orbulina

Order : Rotaliida Spesies : Orbulina universal

Lingkungan hidup : Marine


Umur Relatif : Recent
Keterdapatan : China, New Zaeland, Micronesia Guam.

7
b. Globigerinoides trilobus, Reuss

Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding


cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam
tiga putaran, suture pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, apertur
primer interiomarginal, pada umbilikus membentuk busur yang rendah yang
dibatasi bibir umbilikus rendah.

Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Orbulininae

Class : Globothalamea Genus : Globigerinoides

globigerinoides
Order : Rotaliida Spesies :
trilobus

Lingkungan hidup : marine


Umur Relatif : recent

8
c. Globigerina praebulloides, Blow 1959

Cangkang trochospiral rendah, dinding cangkang berpori halus, tersusun


oleh 3,5 - 4 putaran cangkang dengan 4 kamar pada kamar yang terakhir, ukurannya
bertanbah. Suture pada sisi spiral radial sampai slightly curved, tertekan; pada sisi
umbilical, tertekan. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, umbilical, low
sampai moderate arch, dibatasi oleh sebuah rim yang tipis.
Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Orbulininae

Class : Globothalamea Genus : Globigerina

Globigerina
Order : Rotaliida Spesies :
praebulloides

Lingkungan Hidup : Marine


Rentang Fosil : Recent
Keterdapatan : New Zaeland

9
d. Globigerinoides immaturus (LEROY)

Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung. Dinding


cangkang berpori, permukaan pitted. Kamar spherical, tersusun dalam tiga
setengah putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya. Suture
pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilikal tertekan melingkar. Umbilicus
dalam. Apertur primer interiomarginal, umbilikal, high-medium arc yang dibatasi
oleh sebuah rim, pada kamar terakhir terdapat apertur sekunder, suturel, dengan
posisi berlawanan dengan apertur primer.
Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Orbulininae

Class : Globothalamea Genus : Globigerinoides

globigerinoides
Order : Rotaliida Spesies :
immaturus

Lingkungan hidup : Marine


Umur relatif : N7 N23

10
e. Sphaeroidillopsis seminullina, SCHWAGER

Cangkang trochospiral rendah, kompak, sisi equatorial agak lobulate, sisi


sumbu bulat, dinding kamar perforate, tertutup oleh lapisan kedua, permukaan
dindingnya halus dan glassy, kamar sub-globular samapi radially-elongate, terdiri
dari tiga putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya secara
perlahan, suture lurus pada sisi spiral maupun umbilical, tertekan, aperture primer
interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang rendah pada permukaannya
yang halus dan tebal.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Orbulininae

Class : Globothalamea Genus : Spaeroidinellopsis

Spaeroidinello
Order : Rotaliida Spesies :
seminulina

Lingkungan hidup : marine


Masa hidup : recent

11
f. Globoquadrina dehiscens (Chapman, Parr & Collins, 1934)

Interval umur relatif : N6 N23 (Zonasi Blow, 1969 dalam Postuma,


1971).Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding
cangkang berpori,, kamar membundar, tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga
kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, kamar terakhir agak memanjang,
lonjong menyerupai kantung, suture pada posisi spiral melengkung, pada sisi
umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada
kamar terakhir terdapat aperture sekunder pada suture.

Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globorotalioidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Catapsydracidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Globoquadrina

Globoquadrina
Order : Rotaliida Spesies :
dehiscens

Lingkungan Hidup : Marine


Rentang Hidup : fossil recent
Keterdapatan : New Zaeland

12
g. Pulleniatina obliquiloculata (Parker & Jones, 1862)

Susunan kamar trocospiral terpuntir, aperture terbuka lebar memanjang


dari umbilicus ke arah dorsal dan terletak didasar apertural face.

Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Pulleniatinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Pulleniatina

Pulleniatina
Order : Rotaliida Spesies :
obliquiloculata

Lingkungan hidup : Marine


Umur relatif : recent+fosil
Keterdapatan : Chinese Exclusive Economic Zone, Japan Exclusive
Economic Zone, Laut Mediterania Eastern Basin Turki

13
h. Globoratalia tumida (Braddy, 1877)

Bentuk biconvex, bentuk kamar subglobular atau angular conical, susunan


kamar trochospiral. Aperture memanjang dari umbilucus ke pinggir test dan
terletak pada apertural face. Pada pinggir test ada yang mempunyai keel dan ada
yang tidak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globorotalioidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globorotaliidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Globorotalia

Globorotalia
Order : Rotaliida Spesies :
tumida

Lingkungan hidup : Marine, neritik


Umur relatif : recent+fossil
Keterdapatan : ZEEh China, Gull of Meico

14
I. Hastigerina ( Thompson, 1876)

Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test biumbilicate,


susunan kamar planispiral involute atau Loosely Coiled. Aperture berbentuk
parabola, terbuka lebar dan terletak pada apertural face.

Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Hatigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Hastigerina

Order : Rotaliida Spesies : Hastigerina

Lingkungan hidup : Marine


Umur relatif : Miocene

15
J. Globigerinoides rubra (d'Orbigny, 1839)

Cangkang trochospiral, sisi equatorial periphery lobulate, membulat,


dinding cangkang pada umumnya permukaannya berpori dan sedikit, tersusun atas
tiga sampai empat putaran, tiga kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah
secara perlahan, suture pada sisi spiral sub radial sampai radial, agak melengkung,
aperture interiomarginal, umbilicus, dibatasi oleh rim, aperture sekunder suturel
berlawanan dengan aperture primer.

Taksonomi :

Kingdom : Chromista Suborder : Globigerinina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Globigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Globigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Orbulininae

Class : Globothalamea Genus : Globigerinoides

globigerinoides
Order : Rotaliida Spesies :
ruber

Lingkungan hidup : Marine


Umur relatif : Recent+fosil
Keterdapatan : Mexico, Kenya, China ZEE, Laut Mediterania

16
2.2. Fosil Foraminifera Bentonik

a. Gyroidina soldanii d'Orbigny, 1826

Cangkang sirkular, trocosphiral, planoconvex, tersusun oleh 3 - 4 kamar


pada setiap putaran. Kenampakan dorsal saling melengkapi, dinding cangkang
halus, mengkilap, umbilicus lebar, aperture interiomarginal rendah, umbilical
extraumbilic.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Chilostomelloidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Gavelinellidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Gavelinellinae

Class : Globothalamea Genus : Gyroidina

Order : Rotaliida Spesies : Gyroidina soldanii

Lingkungan hidup : Marine (laut dangkal dan dalam)


Fosil range : recent
Keterdapatan : Japanese Exclusive Economic Zone, Bay of Biscay

17
b. Cibicides robustus (Le Calvez, 1949)

Cangkang plano-convex, trochoid, dinding kamar calcareous atau hyalin,


berpori kasar, bagian tepi acute dengan keel yang tipis, trochospiral, tersusun
oleh 3 putaran dengan 11 - 13 kamar pada putaran terakhir, aperture
interiomarginal-peripheral terletak di pinggir lingkaran atau pada dasar kamar,
ciri khas celah panjang ke arah dorsal diantara pinggir kamar bagian dalam dan
putaran terakhir.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Planorbulinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Cibicididae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Cibicidinae

Class : Globothalamea Genus : Cibicides

Order : Rotaliida Spesies : Cibicides robustus

Lingkungan hidup : Marine


Umur relatif : Cenozoic Recent
Keterdapatan : Samudra atlantik, Gulf of Mexico

18
c. Amphistegina lessonii (dOrbigny)

Cangkang lentikular, hampir simetri dengan bentuk umbo menyerupai bentuk


segi lima tak beraturan, sisi spiral involute, dinding cangkang berpori dengan
komposisi calcareous, apertur kecil, slit-like terletak pada interiomarginal di sisi
umbilical.Kisaran kedalaman : 60-150 m (VanMarle,1988)
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Asterigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Amphisteginidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Amphistegina

Amphistegina
Order : Rotaliida Spesies :
lessonii

Lingkungan hidup : Egypt, Laut Merah.


Fosil range : Recent
Keterdapatan : Gulf of Aqaba, Red Sea

19
d. Uvigerina hispidocostata Cushman & Todd, 1945

Cangkang plano-convex, trochoid, dinding kamar calcareous atau hyalin,


berpori kasar, bagian tepi acute dengan keel yang tipis, trochospiral, tersusun oleh
3 putaran dengan 11 - 13 kamar pada putaran terakhir, aperture interiomarginal-
peripheral terletak di pinggir lingkaran atau pada dasar kamar, ciri khas celah
panjang ke arah dorsal diantara pinggir kamar bagian dalam dan putaran terakhir.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Buliminoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Uvigerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Uvigerininae

Class : Globothalamea Genus : Uvigerina

Uvigerina
Order : Rotaliida Spesies :
hispidocostata

Lingkungan Hidup : Marine (teluk)


Kisaran umur relatif : cenozoic - recent
Keterdapatan : Teluk Meksiko, Louisiana(USA)

20
e. Pyrgo murrhina (Schwager, 1866)

Cangkang yang sirkular, agak rapuh dan aperturnya berbentuk elips, dengan
peripheral yang memanjang. Carinanya memotong pada bagian lawannya ke
apertur dan membentuk cekung, bentuknya oval.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Milioloidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Hauerinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Miliolinellinae

Class : Tubothalamea Genus : Pyrgo

Order : Miliolida Spesies : Pyrgo murrhina

Lingkungan hidup/pengendapan : Laut dalam


Kisaran umur relatif : Cenozoic - Recent
Keterdapatan : Samudra Hindia, Laut Timor

21
f. Cibicides umbonatus (Phleger & Parker, 1951)

Cangkang biconvex, tersusun oleh 3-4 putaran bagian tepi runcing dengan keel
yang tebal, trochospiral dengan 9-11 kamar pada putaran terakhir, dinding
cangkang berpori halus, aperture interiomarginal.Kisaran kedalaman : 200-300 m
(F. B Pheleger)

Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Planorbulinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Cibicididae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Cibicidinae

Class : Globothalamea Genus : Cibicides

Cibicides
Order : Rotaliida Spesies :
umbonatus

Lingkungan hidup/pengendapan : Marine (Teluk, Samudra)


Kisaran umur relatif : Cenozoic -Recent
Keterdapatan : Samudra Atlantik, Teluk Mexico

22
g. Rotalia beccarii (Linnaeus, 1758)

Cangkang polythalamus, planipiral. Pada tampak ventral involute, pada


tampak dorsal evolute (rotaloid). Dinding halus, permukaan halus. Suture
melengkung. Aperture pada kamar terakhir.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Rotalioidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Rotaliidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Rotaliinae

Class : Globothalamea Genus : Rotalia

Order : Rotaliida Spesies : Rotalia beccarii

Lingkungan hidup/pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Cenozoic - recent
Keterdapatan : Off Great Barrier Reef, Murray Islands;
Line Iii, 1700 Ft From Shore, Australia

23
h. Robulus sp (Montfort, 1808 )

Cangkang palnispiral, lenticular, simetri bilateral, involute, dengan


komposisi hyalin, coiled test , kamar polythalamus, pada sisi samping berbentuk
segitiga, aperture berupa lubang yang terletak pada puncak luar dari permukaan
septa (top of spertural face), pada bentuk yang tua bulat, pada bentuk muda radiate.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Nodosarioidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Vaginulinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Lenticulininae

Foraminifera incertae
Class : Genus : Robulus
sedis

Order : Lagenida Spesies : Robulus sp

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Fossils only

24
i. Bolivina simplex (Phleger & Parker, 1951)

Cangkang sagitate-lanccolate dan gepeng, hyalin, susunan kamar biserial,


aperture memanjang, memiliki gigi.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Bolivinitoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Bolivinitidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Bolivinitinae

Class : Globothalamea Genus : Bolivina

Order : Rotaliida Spesies : Bolivina simplex

Lingkungan Pengendapan : Marine (laut dangkal laut dalam)


Kisaran umur relatif : Cenozoic - Recent
Keterdapatan : Atlantic Ocean, Gulf of Mexico

25
j. Pulenia bulleides

Cangkang hampir sphaeroidal, planispiral, involute, tertekan kuat, sisinya


tidak labolate, membundar lebar, komposisi cangkang calcareous atau hyalin,
kamar agak convex, tersusun oleh empat sampai empat setengah putaran, pada
kamar terakhir muka aperture besar, aperture sempit, interiomarginal berbentuk
bulat sabit, menerus dari umbilikus, tertekan pada bagian tengah, ventral ditutupi
material sekunder.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Nonionoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Nonionidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Pulleniinae

Class : Globothalamea Genus : Pullenia

Order : Rotaliida Spesies : Pullenia bulloides

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : recent
Keterdapatan : Telukl Saint Lawrence, Biscay Bay

26
2.3. Fosil Foraminifera Besar

a. Discocyclina sp

Discocyclina memiliki cangkang lentikular, kadang sangat pipih dgn atau tanpa
pilar. kenampakam luar merupakan lensa, kadang bengkok menyerupai lensa,
kadang bengkok menyerupai pelana, kelilingnya bulat degan/ tanpa tonggak
tonggak. Sh : kamar ekuatorial segi empat, tersusun secara konsentrik. Sv : kamar
ekuatorial tdk menebal ke arah periphery dan dinding lateral sangat halus dan rumit.
Taksonomi :

Kingdom : Animalia Suborder :

Subkingdom : Superfamily :

Infrakingdom : Family : Dyscocyclinidae

Phylum : Protozoa Subfamily :

Class : Sarcodina Genus : Discocyclina

Order : Foraminifera Spesies : Discocyclina sp

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Cenozoic - Tersier

27
b. Assilina (d'Orbigny, 1839 )

Assilina memiliki cangkang yang pipih, bentuk test evolute, dgn atau tanpa
pilar. kenampakan luar pipih (lentukuler) discoidal, test besar ukuran 2 50 mm,
di jumpai tonggak tonggak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Nummulitoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Nummulitidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Assilina

Order : Rotaliida Spesies : Assilina sp

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Recent
Keterdapatan : Timor Sea, Indian Ocean

28
c. Nummulites

Memilki bentuk cangkang lentikuler, involute, hanya putaran akhir yg


kelihatan dari luar. Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara spiral, tinggi dari
kamar naik secara perlahan-lahan,umumnya mempunyai lebih dari4 putaran. Sv :
kmr terputar secara involute, ada marginal cord.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Nummulitoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Nummulitidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Nummulites

Order : Rotaliida Spesies : Nummulites sp

Lingkungan hidup/pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Recent
Keterdapatan : Egypt, Africa

29
d. Cycloclypeus carpenteri (Brady, 1881)

Kenampakan luar seperti lensa dan kamar sekunder yang siku siku terlihat
dari luar.
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Nummulitoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Nummulitidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Cycloclypeus

Cycloclypeus
Order : Rotaliida Spesies :
carpenteri

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Cenozoic - Neogene - Pliocene
Keterdapatan : Marshall Islands, China, Jepang

30
e. Alveolina (d'Orbigny, 1826)

Kenampakan luar berbentuk telur/slllips (fusiform), panjang kurang lebih 1 cm.


Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Alveolinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Alveolinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Tubothalamea Genus : Alveolina

Order : Miliolida Spesies : Alveolina sp

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Phanerozoic > Cenozoic > Paleogene > Eocene

31
f. Alveolinella (H. Douvill, 1907)

Bentuk sama degan Alveolina panjang sumbunya 0,5 1,5 cm serta ada
suatu kanal (pre septa). Celah celahnya tersusun menjadi 3 baris dan tersusun
bergantian, tetapi sambung menyambung.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Alveolinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Alveolinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Tubothalamea Genus : Alveolinella

Order : Miliolida Spesies : Alveolinella sp

Lingkungan pengendapan : marine


Kisaran umur relatif : Cenozoic Recent
Keterdapatan : Timor Sea, Indian Ocean

32
g. Miogypsina (Sacco, 1893)

Kenampakan luar terbentuk segitiga, lonjong hingga bulat, kadang seperti


bintang/pligonal, permukaan papilliate, sering di jumpai tongkak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Rotalioidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Miogypsinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Tubothalamea Genus : Miogypsina

Order : Miliolida Spesies : Miogypsina sp

Lingkungan pengendapan :Marine


Kisaran umur relatif : Cenozoic - Neogene Miocene
Keterdapatan : Jawa, Indonesia

33
h. Biplanispira (Umbgrove, 1937)

Kenampakan luar pipih hingga seperti lensa, discoidal, hampir bilateral


simetri dengan/tanpa tonggak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina

Subkingdom : Harosa Superfamily : Rotalioidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Miogypsinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Tubothalamea Genus : Miogypsina

Order : Miliolida Spesies : Miogypsina sp

Lingkungan pengendapan :Marine( Laut dangkal)


Kisaran umur relatif : Upper Eocene
Keterdapatan : Mount Achugau ; Mariana Islands

34
i. Pellatispira rutteni (Umbgrove, 1928)

Kenampakan luar seperti lensa (lentikuler) dan bulat sering dijumpai tonggak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Nummulitoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Pellatispiridae

Phylum : Foraminifera Subfamily :

Class : Globothalamea Genus : Pellatispira

Order : Rotaliida Spesies : Pellatispira rutteni

Lingkungan pengendapan : Marine


Kisaran umur relatif : Cenozoic - Paleogene - Eocene
Keterdapatan : Mariana Islands

35
j. Lepidocyclina (Gmbel, 1870)

Kenampakan seperti lensa (lentiluler) pipih cembung, discoidal, permukaan


test papilate, halus reticulate, pinggirnya bisa bulat, kadang seperti batang atau
polygonal.
Kingdom : Chromista Suborder :

Subkingdom : Harosa Superfamily : Asterigerinoidea

Infrakingdom : Rhizaria Family : Lepidocyclinidae

Phylum : Foraminifera Subfamily : Lepidocyclininae

Class : Globothalamea Genus : Lepidocyclina

Order : Rotaliida Spesies : Lepidocyclina sp

Lingkungan pengendapan : Marine (laut dangkal)


Kisaran umur relatif : Late Eocene dan Early Oligocene
Keterdapatan : Egypt (Mesir)

36
DAFTAR PUSTAKA
Gross, O. (2001). Foraminifera, in: Costello, M.J. et al. (Ed.) (2001). European
register of marine species: a check-list of the marine species in Europe and a
bibliography of guides to their identification. Collection Patrimoines Naturels,
50: pp. 60-75

Cole. 1954. U.S.Geol.Survey Prof.Paper. (n.260-o): 581, pl.205,f.9.

http://collections.si.edu/search/ , diakses pada tanggal 23 Maret 2017, pukul 20:00


WIB

http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=search , diakses pada tanggal 23


Maret 2017, pukul 20:00 WIB

http://itc.gsw.edu/faculty/bcarter/natres/fossils/lepsp.htm, diakses pada tanggal 23


Maret 2017, pukul 20:00 WIB

Modul Foraminifera Planktonik, Laboratorium Paleontologi, Jurusan Geologi


Pertambangan, SMKN 2 DEPOK, Yogyakarta, hal. 1- 6.

BouDagher-Fadel, M.K., 2008. Evolution and Geological Significance of Larger


Benthic Foraminifera, Developments in Palaeontology and Stratigraphy, 21,
Elsevier, Amsterdam, pp 544.

37

Anda mungkin juga menyukai