DASAR TEORI
1.1 Definisi Foraminifera
Foraminifera merupakan makhluk hidup yang secara taksonomi berada di
bawah Kingdom Protista, Filum Sarcomastigophora, Subfilum Sarcodina,
Superkelas Rhizopoda, Kelas Granuloreticulosea, dan Ordo Foraminiferida.
Foraminifera berdasarkan cara hidupnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
foraminifera yang hidup di dasar laut (benthonic foraminifera) dan foraminifera
yang hidup mengambang mengikuti arus (planktonic foraminifera).
Foraminifera bentonik pertama mulai hidup sejak Zaman Kambrium sampai
saat ini, sedangkan foraminifera planktonik hidup dari Zaman Jura sampai saat ini.
Foraminifera, sekalipun merupakan protozoa bersel satu, merupakan suatu
kelompok organism yang sangat komplek. Foraminifera dibagi menjadi 12 subordo
oleh Loeblich dan Tappan (1984) dan lebih dari 60,000 spesies telah terindentifikasi
hidup selama Fanerozoikum (Phanerozoic, dari kira-kira 542 juta tahun yang lalu
sampai sekarang).
Sel foraminifera yang lembut (cytoplasm) hampir seluruhnya ditutupi oleh
cangkang yang dapat tersusun dari material organik (tectin), mineral
kalsit/aragonit/silika, ataupun aglutinin. Cangkang-cangkang tersebut ada yang
terdiri hanya dari satu ruang (unilocular) atau banyak ruang (multilocular) yang
1
saling berhubunan melalui suatu lubang bukaan (disebut foramen bila bukaan ini
hanya terdiri dari satu lubang dan foramina apabila lebih dari satu lubang).
1. Susunan kamar.
Susunan kamar foraminifera plankton dibagi menjadi :
a. Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar
terlihat dan pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
Contoh: Hastigerina
b. Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak
semua kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal
tidak sama. Contohnya : Globigerina.
c. Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudian
planispiral menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya.
Contoh: Pulleniatina.
d. Bentuk test dan bentuk kamar
Bentuk test adalah bentuk keseluruhan dari cangkang foraminifera,
sedangkan bentuk kamar merupakan bentuk masing-masing kamar
pembentuk test.
2
e. Septa dan Suture
Septa adalah bidang yang merupakan batas antara kamar satu
dengan lainnya, biasanya terdapat lubang-lubang halus yang disebut
foramen. Septa tidak dapat terlihat dari luar test, sedangkan yang tampak
pada dinding luar test hanya berupa garis yang disebut suture.
Suture merupakan garis yang terlihat pada dinding luar test,
merupakan perpotongan septa dengan dinding kamar. Suture penting dalam
pengklasifikasian foraminifera karena beberapa spesies memiliki suture
yang khas.
3
f. Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak
pada kamar terakhir.
4
Hidup pada kedalaman 300 meter
Hidup pada kedalaman 1000 meter
Berdasarkan keseragaman susunan kamar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
Uniformed, Biformed dan triformed. Susunan disebut Uniformed jika disusun oleh
satu jenis susunan kamar, misal uniserial saja atau biserial saja. Sedangkan
Biformed apabila disusun oleh dua macam susunan kamar yang berbeda, missal
diawalnya triserial kemudian menjadi biserial.
Contoh: Heterostomella dan disebut Triformed apabila terdiri dari tiga susunan
kamar yang berbeda. Contoh: Valvulina. Merupakan lobang utama pada cangkang
yang biasanya terdapat pada bagian kamar terakhir (Roger, 1988).
1.3 Foraminifera Besar
Foraminifera tergolong protozoa (binatang kecil menyerupai tanaman)
pembentuk karang sederhana yang memiliki penutup (kerang) kalsium karbonat
keras yang membungkus bagian dalam yang menyerupai agar-agar.Kerangnya
tertutup protoplasma yang bisa dikembang kempiskan untuk pergerakan perlahan.
Foraminifera besar yaitu golongan benthos yang memiliki ukuran cangkang
(test) yang relatif besar, jumlah kamar yang relatif banyak, dan juga sturktur dalam
yang kompleks. Pada foram besar biasanya dapat menentukan suatu umur relatif
batuan yang mengandung fosil foram besar itu sendiri. Hal ini dikarenakan foram
besar memiliki umur yang relatif pendek dan foram besar tersebut dapat juga
ditentukan sebagai penentu lingkungan pengendapan karena golongan ini hidupnya
sangat peka terhadap lingkungan sehingga hanya hidup pada lingkungan kedalaman
tertentu Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan
demikian spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-
beda. Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan penyebaran horizontal
yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan terakhir, karena
ukuran fosil foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara mendapatkannya
relatif mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.
Fosil foraminifera benthonik sering dipakai untuk penentuan lingkungan
pengendapan, sedangkan fosil foram benthonik besar dipakai untuk penentuan
umur.Fosil benthonik ini sangat berharga untuk penentuan lingkungan purba. Selain
itu, karena foram besar tersebut hidup didasar laut baik itu secara merayap ataupun
5
merambat, sehingga foram besar tersebut sangat cocok untuk mencocokkan
lingkungan hidupnya dengan suatu faktor kedalaman yang lebih dikenal dengan
nama zona bathymetri.
6
BAB II
ALBUM MIKROFOSIL FORAMINIFERA
7
b. Globigerinoides trilobus, Reuss
Taksonomi :
globigerinoides
Order : Rotaliida Spesies :
trilobus
8
c. Globigerina praebulloides, Blow 1959
Globigerina
Order : Rotaliida Spesies :
praebulloides
9
d. Globigerinoides immaturus (LEROY)
globigerinoides
Order : Rotaliida Spesies :
immaturus
10
e. Sphaeroidillopsis seminullina, SCHWAGER
Spaeroidinello
Order : Rotaliida Spesies :
seminulina
11
f. Globoquadrina dehiscens (Chapman, Parr & Collins, 1934)
Taksonomi :
Globoquadrina
Order : Rotaliida Spesies :
dehiscens
12
g. Pulleniatina obliquiloculata (Parker & Jones, 1862)
Taksonomi :
Pulleniatina
Order : Rotaliida Spesies :
obliquiloculata
13
h. Globoratalia tumida (Braddy, 1877)
Globorotalia
Order : Rotaliida Spesies :
tumida
14
I. Hastigerina ( Thompson, 1876)
Taksonomi :
15
J. Globigerinoides rubra (d'Orbigny, 1839)
Taksonomi :
globigerinoides
Order : Rotaliida Spesies :
ruber
16
2.2. Fosil Foraminifera Bentonik
17
b. Cibicides robustus (Le Calvez, 1949)
18
c. Amphistegina lessonii (dOrbigny)
Amphistegina
Order : Rotaliida Spesies :
lessonii
19
d. Uvigerina hispidocostata Cushman & Todd, 1945
Uvigerina
Order : Rotaliida Spesies :
hispidocostata
20
e. Pyrgo murrhina (Schwager, 1866)
Cangkang yang sirkular, agak rapuh dan aperturnya berbentuk elips, dengan
peripheral yang memanjang. Carinanya memotong pada bagian lawannya ke
apertur dan membentuk cekung, bentuknya oval.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina
21
f. Cibicides umbonatus (Phleger & Parker, 1951)
Cangkang biconvex, tersusun oleh 3-4 putaran bagian tepi runcing dengan keel
yang tebal, trochospiral dengan 9-11 kamar pada putaran terakhir, dinding
cangkang berpori halus, aperture interiomarginal.Kisaran kedalaman : 200-300 m
(F. B Pheleger)
Cibicides
Order : Rotaliida Spesies :
umbonatus
22
g. Rotalia beccarii (Linnaeus, 1758)
23
h. Robulus sp (Montfort, 1808 )
Foraminifera incertae
Class : Genus : Robulus
sedis
24
i. Bolivina simplex (Phleger & Parker, 1951)
25
j. Pulenia bulleides
26
2.3. Fosil Foraminifera Besar
a. Discocyclina sp
Discocyclina memiliki cangkang lentikular, kadang sangat pipih dgn atau tanpa
pilar. kenampakam luar merupakan lensa, kadang bengkok menyerupai lensa,
kadang bengkok menyerupai pelana, kelilingnya bulat degan/ tanpa tonggak
tonggak. Sh : kamar ekuatorial segi empat, tersusun secara konsentrik. Sv : kamar
ekuatorial tdk menebal ke arah periphery dan dinding lateral sangat halus dan rumit.
Taksonomi :
Subkingdom : Superfamily :
27
b. Assilina (d'Orbigny, 1839 )
Assilina memiliki cangkang yang pipih, bentuk test evolute, dgn atau tanpa
pilar. kenampakan luar pipih (lentukuler) discoidal, test besar ukuran 2 50 mm,
di jumpai tonggak tonggak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :
28
c. Nummulites
29
d. Cycloclypeus carpenteri (Brady, 1881)
Kenampakan luar seperti lensa dan kamar sekunder yang siku siku terlihat
dari luar.
Kingdom : Chromista Suborder :
Cycloclypeus
Order : Rotaliida Spesies :
carpenteri
30
e. Alveolina (d'Orbigny, 1826)
31
f. Alveolinella (H. Douvill, 1907)
Bentuk sama degan Alveolina panjang sumbunya 0,5 1,5 cm serta ada
suatu kanal (pre septa). Celah celahnya tersusun menjadi 3 baris dan tersusun
bergantian, tetapi sambung menyambung.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder : Miliolina
32
g. Miogypsina (Sacco, 1893)
33
h. Biplanispira (Umbgrove, 1937)
34
i. Pellatispira rutteni (Umbgrove, 1928)
Kenampakan luar seperti lensa (lentikuler) dan bulat sering dijumpai tonggak.
Taksonomi :
Kingdom : Chromista Suborder :
35
j. Lepidocyclina (Gmbel, 1870)
36
DAFTAR PUSTAKA
Gross, O. (2001). Foraminifera, in: Costello, M.J. et al. (Ed.) (2001). European
register of marine species: a check-list of the marine species in Europe and a
bibliography of guides to their identification. Collection Patrimoines Naturels,
50: pp. 60-75
37