Anda di halaman 1dari 26

1.

Sphaeroidinellopsis subdehiscense

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Sphaerodinellanidae
Genus : Sphaerodinellopsis
Spesies : Sphaerodinellopsis subdehiscense BLOW and BANNER
Keterangan : Fosil ini memiliki susunan kamar berupa trochospiral
bentuk testnya spherical sedangkan bentuk kamarnya globular. suture licin
dan mempunyai kaca pada dorsal melengkung lemah dan pada ventral
melengkung lemah. Komposisi test gamping hyalin. Jumlah kamar pada sisi
ventral 2 dan pada dorsal 3. Aperturenya berupa interiormarginal umbilical
dengan hiasan berupa smooth. Ciri khas memiliki aperture hanya 1. Kisaran
hidup N.13 – N.19 ( BLOW,1969 )
2. Orbulina bilobata

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Orbulinanidae
Genus : Orbulina
Spesies : Orbulina bilobata D’ORBIGNY
Keterangan : Fosil ini memiliki susunan kamar trocospiral, bentuk test
spherical, bentuk kamar globular, jumlah kamar pada ventral dan dorsal 1,
suture pada ventral dan dorsal jumlahnya 1, suturenya melengkung lemah,
hiasan pada permukaan test punctate, komposisi test gamping hyalin. Ciri
khas dari genus ini adalah adanya aperture small opening. Aperture ini adalah
akibat dari terselubungnya seluruh kamar-kamar sebelumnya oleh kamar
terakhir. Kisaran hidup N.9 – N.23 ( BLOW,1969 )
3. Globigerina venezuelana

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Globorotaliidae
Genus : Globigerina
Spesies : Globigerina venezuelana HEDBERG
Keterangan : susunan kamar planispiral, bentuk test spherical, bentuk kamar
globular, jumlah kamar pada ventral dan dorsal 1, suture pada ventral dan
dorsal jumlahnya 1, hiasan pada permukaan test puncate, komposisi test
gamping. ciri khas memiliki aperture hanya 1 Kisaran hidup : N.9 – N.23
(BLOW, 1969)
4. Globigerinoides ruber

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Globorotaliidae
Genus : Globigerinoides
Spesies : Globigerinoides ruber d’ORBIGNY
Globigerinoides adalah genus yang masih ada dari perairan dangkal
plankton foraminifera keluarga Globigerina.Pertama muncul di Oligosen
foraminifera ini ditemukan di semua lautan modern. Spesies dari genus ini
menempati zona eufotik, umumnya pada kedalaman antara 10-50m, di
perairan yang meliputi berbagai salinitas dan suhu. Mereka adalah spesies
hidup yang lebih pendek, terutama bila dibandingkan dengan Globorotalia
genus. Sebagai genus. Globigerinoides banyak digunakan di berbagai
bidang penelitian termasuk biostratigrafi, geokimia isotop, biogeokimia,
klimatologi, dan oseanografi.
a. Dinding : Cangkang Gampingan Hyalin
b. Bentuk Kamar : Bulat
c. Susunan Kamar : Terputar, polythalamus
d. Aperture : Bulat
e. Hiasan : Smooth
f. ciri khas : Aperture interiomarginal umbilical,dengan lengkungan sedang
yang terbuka dibatasi oleh sebuah rim. Aperture lebih dari 1.

5. Globorotalia menardii

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Globorotaliidae
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia menardii D’ORBIGNY
Keterangan : Komposisi testnya berupa gamping Fosil ini memiliki
susunan kamarnya trochospiral, dan permukaan testnya halus, berbentuk
bikonveks, aperture berupa interiormarginal extraumbilical umbilical,
aperturnya sangat kecil berupa celah dengan lip yang tipis, bentuk kamar
subangular tertekan, mempunyai 3 putaran, putaran kamar semakin ke luar
semakin besar, jumlah kamar pada bagian ventral 5 dan dorsal 15 kamar,
mempunyai 3 putaran, keadaan suturenya pada bagian ventral berbentuk
spiral dan dorsal berupa radial tertekan, umbilicalnya lebar dan dangkal,
mempunyai hiasan pada permukaan testnya berupa keel Komposisi testnya
berupa gamping. ciri khas bentuknya sudah mulai bulat. Kisaran hidup N.12 –
N.23 (BLOW, 1969)
6. Globoquadrina altispira

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Globorotaliidae
Genus : Globoquadrina
Spesies : Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS)
Keterangan : Susunan kamar trochospiral, bentuk test globular, bentuk
kamar subglobular, keadaan suture tertekan kuat, jumlah kamar pada bagian ventral 4
kamardan pada bagian dorsal 12 kamar, jenis aperture primary interiomarginal
umbilical, umbilicus sedang hingga agak lebar, terdapat hiasan berupa pori-
pori halus pada permukaan test. Ciri khasnya berpori dan equator lebih
berbentuk persegi.

7. Neogloboquadrina pachyderma
Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Globorotaliidae
Genus : Neogloboquadrina
Spesies : Neogloboquadrina pachyderma (Ehrenerg, 1861)
Keterangan : Neogloboquadrina pachyderma merupkan mikrofosil
perekam suhu dalam waktu geologi. Memiliki dinding cangkan gamping
hyaline dan bentuk kamar bulat. Susunan kamar berupa polythalamus dan
terputar. Bentuk cangkang spheric. Hiasannya merupakan smooth. Ciri khas
bentuknya bulat dan berpori.
8. Pulleniatina obliquiloculate

Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Pulleniatinidae
Genus : Pulleniatina
Spesies : Pulleniatina obliquiloculate
Keterangan : Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk
test spherical, bentuk kamar globural, susunan kamar trochospiral terpuntir.
Aperture terbuka lebar memanjang dari umbilicus ke arah dorsal dan terletak
di dasar apertural face. Ciri khas aperturenya panjang. Kisaran hidup : (N19 –
N23).
9. Orbulina Suturalis

Komposisi dinding cangkang calcareous; bentuk cangkang bulat, tahap awal trochospiral;
aperture interiomarginal, umbilical pada tahapan awal, pada keadaan
dewasa bukaan kecil; kamar globular, kamar akhirnya membungkus seluruh bagian awal
cangkang. Ciri khas dari genus ini adalah adanya aperture small opening dan
memiliki kamar. Aperture ini adalah akibat dari terselubungnya seluruh kamar-
kamar sebelumnya oleh kamar terakhir. Umur N9.
10. Globigerina bulloides

Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test spheroical, bentuk kamar globural,
susunan kamar trochospiral. Aperture terbuka lebar dengan bentuk parabol dan terletak pada
umbilicus. Aperture ini disebut umbilical aperture. Ciri khas kamarnya bentuknya hampir
simetri.
12. Sphaeroidinella dehiscens

Dinding test hyaline, bentuk test trochospiral, bentuk kamar subglobural dengan jumlah kamar
tiga. Aperture terbuka lebar dan memanjang didasar sutura. Aperture primer interiomarginal
umbilical atau dua aperture sekunder pada sisi belakang terdapat pada kamar terakhir. Ciri khas
memiliki aperture lebih dari 1 dan dinding dilapisi korteks.
13. Orbulina universa

Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline dan bentuk test spherical. Ciri khasnya
aperture tidak terlihat akibat dari terselubungnya kamar sebelumnya oleh kamar
terakhir. Ciri khas tidak memiliki kamar, berpori.
14. Catapsydrax dissimilis

Dinding test hyaline, bentuk test spherical, susunan kamar trochospiral. Memiliki
hiasan pada aperture yaitu berupa bulla. Ciri khas memiliki aksesori aperture yaitu
infralaminal aksesoris aperture.
15. Cribohantkenina bermudesi

Ciri-ciri kamar akhir sangat gemuk dan mempunyai Crisrate yang terletak pada
plural aperture face.
16. Hastigerina aequilateralis
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test biumbilicate, susunan kamar
planispiral involute. Aperture berbentuk parabola, terbuka lebar dan terletak pada
apertural face.
17. Globorotalia tumida

Bentuk test trochospiral (terputar tidak pada satu bidang datar)


dan massive keel. Dinding test penuh dengan lubang-lubang halus, tebal,
sebagian besar permukaan test halus, kecuali pada sisi umbilical kamar pertama
pada putaran akhir dan garis tepi umbilical pada kamar berikutnya
yang pustulose (Bentuk pada permukaan cangkang berupa tonjolan kecil-kecil
yang mempunyai pusat cekungan akibat dari duri-duri yang menyatu). Kamar-
kamar tersusun dalam 3 putaran ; 6 kamar dari putaran terakhir bertambah dalam
ukurannya. Sutur pada sisi spiral melengkung halus, kemudian lebih melengkung
tegas. Umbilicus sempit. Apertur interiomarginal, extraumbilical-umbilical. Ciri
khas memiliki bentuk bulat dan keel yang tebal.
18. Globorotalia plesiotumida
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal,
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal,
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal,
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal,
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal,
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal
Cangkang trochospiral
sangat rendah,
bikonveks tidak
simetris, tertekan,
equator periphery
lobulate, sumbu
peripheral lancip
dengan keel yang jelas,
dinding berpori kecil,
kebanyakan
permukaannya halus,
permukaan yang
kasar berkembang
pada dinding tiga
kamar pertama,
kamar tertekan,
tersusun dalam tiga
putaran, 5 - 6 kamar
pada putaran terakhir
ukurannya
membesar secara
regular, sutura pada
sisi spiral
melengkung, bagian
terakhirnya hampir
sub-radial, pada sisi
umbilikal radial - sedikit
melengkung
dan tertekan,
umbilikus sempit dan
dalam, apertur
interiomarginal,
ekstraumbilikal sampai
umbilikal
Cangkang trochospiral sangat rendah, biconvex tidak simetris, tertekan, periphery,
equator lobulate, sumbu peripheral lancip dengan keel yang jelas, dinding berpori
kecil, kebanyakan permukaannya halus, permukaan yang kasar berkembang pada
dinding tiga kamar pertama, kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, 5 - 6
kamar pada putaran terakhir ukurannya membesar secara regular, sutura pada sisi
spiral melengkung, bagian terakhirnya hampir sub radial, pada sisi umbilical
radial - sedikit melengkung dan tertekan, umbilicus sempit dan dalam, aperture
interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical. Ciri khasnya memiliki
umbilicus yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai