Anda di halaman 1dari 23

Panduan Kuliah dan

Praktikum

ENDAPAN
MINERAL

48

Sutarto Hartosuwarno

Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian


Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas
Pembangunan Nasional Veteran YOGYAKARTA

BAB 4
KLASIFIKASI ENDAPAN MINERAL

4.1 Perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral


Pada kenyataannya tidak mudah membuat pengelompokan
klasifikasi endapan mineral.
genesanya,

ada

atau

Terdapat klasifikasi yang didasarkan pada

juga klasifikasi secara diskriptif, misal berdasarkan

komoditi logamnya, atau berdasarkan batuan yang ditempatinya

(host

rocks-nya). Sebenarnya klasifikasi secara diskriptif berdasarkan komoditi


logamnya relatif mudah untuk dipahami. Tetapi pada para ahli geologi tidak
menggunakan klasifikasi tersebut, karena berbagai alasan, diantaranya
tersebarnya banyak unsure logam pada beragam tatanan geologinya dan
pembagian ini mungkin dirasa kurang ilmiah.
Pengelompokan
umumnya berdasarkan
control

yang sering digunakan


pada

bentuk

oleh para ahli geologi,

wall rocknya, atau

endapannya,

strukturnya. Sebagai contoh Bateman (1950) dalam bukunya

Economic Mineral Deposit mengelompokkan


strukturnya,

diantaranya

bijih

bijih

berdasarkan

control

yang terbentuk pada sesar, pada lipatan,

pada kontak batuan beku, diseminasi dan lain sebagainya. Masalahnya


terdapat juga bijih yang terbentuk pada lipatan yang tersesarkan,
diseminasi

sepanjang

munculnya

teori

magmatisme

kontak

tektonik

batuan

lempeng

dan keberadaan

beku.

yang

endapan

Sehubungan

dapat

atau

dengan

menjelaskan

proses

bijih, maka klasifikasi

secara

genetic makin sering digunakan.


Tokoh penting yang memulai membangun konsep dan klasifikasi
endapan mineral adalah Waldemar Lindgren (1860-1939). Lindgren (1911)
secara garis besar membagi endapan mineral menjadi dua macam yaitu
a). endapan oleh proses mekanik dan
b). endapan oleh proses kimiawi (Tabel 3.1).
Endapan yang disebabkan oleh proses kimiawi, karena naiknya air
magmatik, dibagi menjadi 3, berturut-turut dari bagian yang paling dalam
adalah: Endapan hipotermal,
Endapan

epitermal

Endapan
dalam

(Tabel

hipotermal

pada temperature

Endapan

Mesotermal,

dan

1).
terbentuk

pada

wilayah

yang

cukup

yang relative panas, endapan epitermal


49

merupakan endapan yang terbentuk di dekat permukaan, dengan kondisi


temperature yang rendah. Sedangkan endapan

Mesotermal

terbentuk

pada kedalaman dan temperature diantara endapan

50

Mesitermal

dan hipotermal.

Dalam klasifikasi

ini belum muncul istilah

hidrotermal, tetapi hanya disebut dengan istilah karena naiknya air,


berhubungan dengan aktivitas batuan beku.
Tabel 4.1. Klasifikasi Lindgren (1911)
I. ENDAPAN OLEH PROSES MEKANIK
I. ENDAPAN OLEH PROSES KIMIAWI
Oleh reaksi
A

0-70 C

P menengah-tinggi

Evaporasi
1. KONSENTRASI KOMPONEN YANG BERASAL DARI TUBUH BATUAN SENDIRI
a. Oleh pelapukan

0-100 C

P menengah

b. Oleh air tanah

0-100 C

P menengah

c. Oleh metamorfosa

0-400 C

P tinggi

0-100 C

p menengah

2. PENAMBAHAN KOMPONEN DARI LUAR


a. TANPA AKTIVITAS BATUAN BEKU
B

b. BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS BATUAN BEKU


1) KARENA NAIKNYA AIR
Hypothermal

500-600 C

P tinggi

Mesothermal

150-300 C

P tinggi

Epitermal

50-150 C

P menengah

2). OLEH EMANASI LANGSUNG BATUAN BEKU

Pyrometasomatic

500-800 C

P tinggi

Sublimates

100-600 C

P rendah-menengah

Endapan magmatik

700-1500 C

P tinggi

Pegmatik

575 C

P tinggi

A. Di dalam tubuh air

B. Di dalam tubuh batuan

C. Endapan magmatik

Tabel 4.2 Ciri-ciri umum endapan Hipotermal (Lingren 1933)


Kedalaman
Temperatur
Pembentukan

3000- 15000 m
300-600
Pada atau dekat batuan plutonik asam.Pada umumnya pada
batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan
pada sesar naik
Zona bijih
Fracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak
beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated
pada batuan samping
Logam bijih
Au, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As
Mineral bijih
Magnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit,
bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.
Mineral
penyerta Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa,
(gangue)
kloorit-fe, karbonat
Ubahan batu samping Albitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan
Tekstur dan struktur
Kristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa
Zonasi
Tekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual,
Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.

Tabel 4.3 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933)


Kedalaman
Temperatur
Pembentukan

1200-4500 m
200-300
Umumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin
berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar
normal maupun sesar naik
Zona bijih
Sebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling.
Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi.Seing
membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.
Logam bijih
Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Mineral bijih
Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit,
kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende, niccolite,cobaltite,
tetrahedritesulphosalt,
Mineral
penyerta Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll),
(gangue)
albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Ubahan batu samping Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
Tekstur dan struktur
Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat
halus, lensa yang besar bisanya massif.
Zonasi
Gradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah
kedalaman
Tabel 4.4 Ciri-ciri umum endapan epitermal (Lingren 1933)
Kedalaman
Temperatur
Pembentukan
Zona bijih

Permukaan hingga 1500 m


50-200
Pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang
berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau
ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.
urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan
pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada
pipa dan stockwork.
Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit
kenampakan replacement (penggantian)

Logam bijih
Mineral bijih

Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U


Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi
Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite,
stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides,
tellurides
Mineral
penyerta kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot,
(gangue)
karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite,
zeolit
Ubahan batu samping sering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi,
dolomitisasi, kloritisasi
Tekstur dan struktur
Crustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine
banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal)
sangat bervariasi
Zonasi
Makin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya
sangat kecil.

Niggli (1929)

menyampaikan

konsep

pengelompokan

mineral,

menggabungkan konsep stadia magmatisme dengan jenis-jenis komoditi


logamnya. Kelompok

pertama

dengan batuan plutonik,

adalah endapan

endapan

yang terkait

yang

kemudian

Kelompok

dibagi

menjadi

Kelompok

Pneumatolitik-Pegmatik,

dan

Orthomagmatik,

kelompok

Hidrotermal.

Kelompok Othomagmatic dibagia Kelompok Intan-Platinum-kromium


Kelompok Titanium-besi-nikel- tembaga.
menjadi

Logam

berat-alkanine

Kelompok

Pneumatolitik

earths- fosforus-titanium,

Silikon-alkali-fluorin-boron-tin-molibdenum-tungsten,
Tourmalin-kuarsa.

Demikian

halnya

dengan

dan

Kelompok

dan

dibagi

kelompok
Kelompok
lain

seperti

hidrotermal dan volkanik, akan dibagi lagi menjadi kelompok komoditi


logam (Tabel
2). Setelah banyak dilakukan eksplorasi dan eksploitasi endapan mineral di
banyak tempat di dunia, diketahui ada banyak jenis komoditi logam seperti
emas yang didapatkan pada beberapa kelompok. Sehingga penggolongan
ini menjadi kurang relevan lagi.

Tabel 4.5. Klasifikasi endapan bijih Niggli (1929)


I. PLUTONIK ATAU INTRUSIV
A. Orthomagmatic
1. Intan, platinum-kromium
2. Titanium-besi-nikel-tembaga
B. Pneumatolytic sampai pegmatitic
1. Logam berat, alkaline earths, fosforus-titanium
2.Silikon-alkali-fluorin-boron-tin-molibdenum-tungsten
3Tormalin-asosiasi kuarsa
C. Hydrothermal
1. Besi-tembaga-emas-arsenik
2. Lead-Zinc-silver
3. Nikel-kobal-arsenik-perak
4. Karbonat-oksida-sulfat-fluorida
I. VOLKANIK ATAU EKSTRUSIV
A. Tin-perak-bismut
B. Logam-logam berat
C. Emas-peral
D. Antimoni-merkuri
E. Tembaga murni (native)
F. Endapan subaquatic-volcanic and biochemical

Pengertian Pneumatolitik yang disampaikan Niggli (1929) adalah


stadia magmatisme yang didominasi oleh fase gas, sedangkan hidrotermal
didominasi

oleh fase

cair.

Pada

klasifikasi

ini

telah

muncul

istilah

hidrotermal, yang dibagi menjadi empat golongan komoditi logam. Niggli


(1929) tidak membagi hidrotemla menjadi hipotermal,
epitermal.

Pada

kenyataannya

sulit

mesotermal,

dan

dibedakan kenampakan hasil

ubahan atau endapan mineral yang disebabkan oleh proses pneumatolitik


dengan hidrotermal. Belakangan, para ahli geologi banyak menggunakan
52

istilah fluida hidrotermal (hydrothermal fuid) untuk mewakili baik


fase gas pneumatolitik maupun fase cair hidrotermal.

53

Graton (1933) mengusulkan

istilah teletermal,

untuk endapan

mineral pada daerah dangkal, yang terbentuk jauh dari sumbernya (T dan P
rendah). Sedangkan Buddington (1935), mengenalkan istilah xenotermal,
untuk endapan pada daerah dangkal tetapi terbentuk pada temperatur
tinggi (T tinggi P rendah). Hal ini disebabkan oleh adanya intrusi pluton
didekat permukaan.

Tabel 4.6. Klasifikasi Lindgren (1933) yang dimodifikasi oleh Graton (1933) dan Buddington
(1935)

I. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI

Endapan magmatik (proper/komplit, segregasi ,


injeksi, )
Pegmatik

700-1500 C

P sangat tinggi

T sedang-tinggi

P sangat tinggi

Volkanogenik subaerial asosiasi dengan


volcanic piles
Dari tubuh efusif, sublimasi, fumarola

100-600 C

P atmosfer-menengah

100-600 C

P atmosfer

Dari tubuh intrusi; endapan metamorfik batuan


beku

500-800 C

P sangat tinggi

Hypothermal, sangat dalam

300-500 C

P sangat tinggi

Mesothermal, kedalaman sedang

200-300 C

P tinggi

Epitermal, dangkal

50-200 C

P menengah

Telethermal, dekat permukaan, saluran

T rendah

P rendah

Xenothermal, dangkal

T tinggi-rendah

P sedang-atmosfer

KOMPONEN EPIGENETIK
KARENA ERUPSI BATUAN BEKU

KARENA NAIKNYA AIR MAGMATIK

KARENA SIRKULASI AIR METEORIK DI ZONE DANGKAL-MENENGAH

T 100 C

P menengah

KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK ATAU SINGENETIK

Metamorfosa regional dan dinamik

400 C

P tinggi

Sirkulasi air tanah bagian dalam

0-100 C

P menengah

Peluruhan batuan dan residu pelapukan dekat


permukaan
Volcanogenic berasoiasi volkanisme

0-100 C

P menengah-atmosfer

T tinggi

P rendah-menengah

Interaksi banyak larutan

0-70 C

P menengah

T rendah

P
rendah,
permukaan

Evaporasi zat terlarut

a. Reaksi
inorganik b. Reaksi
organik

II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES


MEKANIK
A. Di dalam magma, oleh proses diferensiasi
tubuh air

B. Di dalam tubuh batuan

di

C. Di dalam

Tabel 4.7 Ciri-ciri umum endapan teletermal (Graton, 1933 dari Evans , 1993)
Kedalaman
Temperatur
Pembentukan

Dekat permukaan
100
Pada batuan sedimen, lava. Sering terbentuk pada wilayah yang
tidak ditemukan batuan plutonik
Zona bijih
Dalam rekahan terbuka, cavities, kekar, fissure. Tidak ditemukan
replacement.
Logam bijih
Pb,Zn,Cd,Ge
Mineral bijih
Galena(miskin Ag), sfalerit (miskin Fe, mungkin kaya Cd),
markasit, pirit, Cinabar
Mineral
penyerta Kalsir, dolomite miskin Fe, dll
(gangue)
Ubahan batu samping Dolomitisasi, chertification
Tekstur dan struktur
Seperti epitermal
Zonasi
-

Stantan (1972) membuat klasifikasi endapan bijih didasrkan pada


asosiasi batuan sampingnya (host rock), baik pada batuan beku, sedimen
hingga metamorf. Pengelompokkan tersebut meliputi:
1. Bijih pada batuan beku

Bijih berasosiasi dengan mafik dan ultramafik

Bijih berasosiasi dengan felsik

2. Bijih yang berafiliasi batuan sedimen

Konsentrasi bijih
besi

Konsentrasi bijih mangan

Strata-bound

3. Stratiform sulpide yang berasosiasi dengan volkanik laut


4. Bijih berasosiasi dengan urat
5. Bijih berasosiasi dengan batuan metamorf

Berapa

ahli

geologi

melakukan

pengelompokan

endapan

bijih

didasarkan pada lingkungan tektoniknya, diantaranya yang telah dilakukan


Mitchell dan Garson (1981), yang membagi endapan bijih menjadi:
1. Endapan di Continental Hot Spots, Rifts dan Aulacogens
2. Endapan pada Passive Continental Margins dan Interior Basins
3. Endapan pada lingkungan Oceanic
4. Endapan pada lingkungan subduksi
5. Endapan pada lingkungan yang terkait dengan collision
6. Endapan pada Transform Faults dan lineamentnya pada
Continental

Tabel 4.8. Klasifikasi endapan bijih Lindgren, di modifikasi tahun 1985

I. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI


Segregasi magmatik, injeksi, intrusi mafik berlapis
Karbonatit, kimberlit

700-1500 C

P sangat tinggi

Endapan logam dasar porphyry in part

T sedang

P sedang

Pegmatik

T
sedangtinggi

P tinggi

100-1200 C

P atmosfer-menengah

100-600 C

P atmosfer

200-800 C

P menengah

Anortosit, gabro

KOMPONEN EPIGENETIK
KARENA ERUPSI BATUAN BEKU

Volkanogenik subaerial asosiasi


dengan volcanic piles
Sublimasi, fumarola
KARENA NAIKNYA LARUTAN HIDROTERMAL

Logam dasar porfir


Urat Cordilleran

dangkal-menengah

Batuan metamorfik

300-800 C

P rendah-menengah

Epitermal

50-300 C

P rendah,
dangkal-menengah

KARENA REMOBILISASI LARUTAN, SIRKULASI AIR METEORIK

Mississipi Valley

25-200 C

P rendah

Western state uranium

25-75 C

P rendah

25-350 C

P rendah

KARENA SIRKULASI AIR LAUT

Endapan-endapan
samodra,smokers, red Sea
Volcanic exhalites in part

kerak

KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK ATAU SINGENETIK

Metamorfosa regional dan dinamik

25-600 C

P tinggi

Sirkulasi air tanah bagian dalam; contoh:


Athabasca uranium
Peluruhan batuan dan residu pelapukan dekat
permukaan
Volcanogenic asoiasi volkanisme, endapan kerak
samodra. a. Massive sulfide-Cyprus
b. Manganese-nickel-copper nodules
Volcanogenic asosiasi sedimen
a. Black shale hosted?
Interaksi banyak larutan
a. Reaksi inorganik
b. Reaksi organik
Evaporasi

0-150 C

P menengah

25-50 C

P atmosfer

25-350 C

P hydrospheric

25-75 C

P hydrospheric

0-70 C

P menengah

25-75 C

P atmosfir

Sedimentasi kimiawi , a. Logam dasar


b. Fosfat

25-75 C

P rendah

II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES T rendah


MEKANIK
III. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PENGARUH METEORIT

P rendah, di permukaan

55

Sejalan dengan berkembangnya konsep tektonik lempeng pada


dasa warsa
60-70an, beberapa istilah yang dikemukakan oleh Lindgren, Graton, dan
Buddington, Guilbert
magmatic

dan

Pak,

jarang

makin bervariasi,. Istilah

digunakan.

epitermal,

Variasi

sampai

endapan

sekarang

ini

masih digunakan, walaupun pengertiannya sudah mengalami modifikasi


dari konsep aslinya, yang disampaikan

oleh Lindgren (1911).

Istilah

mesotermal, kadang masih digunakan, terutama untuk kategori endapan


epitermal, tetapi menunjukkan temperature pembentukan yang tinggi,
sedangkan

istilah hipotermal,

digunakan lagi. stilah-istilah

teletermal,

maupun xenotermal,

yang banyak

digunakan

jarang

dalam eksplorasi

endapan mineral adalah klasifikasi yang didasarkan pada pembentukan


serta

tatanan

geologinya,

seperti endapan logam dasar porifir, urat

Cordilleran, Mississipi Valey dan sebagainya.


Secara Genetik, endapan mineral dibagi menjadi endapan yang
disebabkan
oleh proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfisme, serta
proses- proses dipermukaan. Endapan magmatik , dibagi menjadi endapan
yang disebabkan proses
maupun

gravitational settling, liquid

immisvibility,

pegmatik. Endapan hidrotemal meliputi endapan porfir (porphyry

deposit), endapan greisen, massive sulphide

deposit,

skarn,

epitermal

(low sulphidation dan high sulphidation) dll. Endapan skarn kadang juga
digolongkan sebagai endapan metamorfik. Sedangkan endapan-endapan
permukaan meliputi endapan palcer, endapan evaporasi, endapan residual
laterit, endapan supergen, maupun endapan volkanik-exhalative. Proses
pembentukan bijih logam secara umum dapat di bagi menjadi empat
kelompak, yaitu proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfik
dan proses permukaasn (disarikan dari Hutchison, 1983, Evans 1993)
a.
Proses
Magmatik
Mineral-mineral
pada

bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit terbentuk

fase awal diferensiasi magma, bersamaan dengan pembentukan

mineral olivine, piroksen, Ca-Plagioklas.


terbentuk

pada

fase

ini

Beberapa

proses

pada

fase

disebut

Semua

mineral

sebagai endapan

magmatisme

bijih

yang

magmatik.

diantaranya

meliput
i:
56

a. Proses kristalisasi (diseminasi), intan (C ) pada kimberlit


b. Proses segregasi (kumulat, gravity settling):
magnetit

kromit (Cr),

(Fe), platinum (Pt)


c. Liquid immiscibility : : Cu-Ni sulfide, Fe-Ti
Oksida d. Pegmatik : Fe, Sn

57

Di Indonesia endapan-endapan

bijih yang disebabkan oleh proses

magmatik, sampai sekarang belum menunjukksan

nilai ekonomi yang

signifikan. Konsentrasi bijih besi (Fe) atau nikel (Ni) lebih disebabkasn oleh
proses

pelapukan,

baik

kimiawi maupun

fisik,

membentuk

endapan

residusal atau placer.


b.Proses hidrotermal
Sistem
panas

hidrotermal

dapat

didifinisikan

sebagai

sirkulasi

fuida

(50 sampai >500C), secara lateral dan vertikal pada temperatur

dan tekanan yang bervarisasi, di bawah permukaan bumi (Pirajno, 1992).


Sistem ini mengandung dua komponen utama, yaitu sumber panas dan fase
fluida. Sirkulasi fluida hidrotermal menyebabkan himpunan mineral pada
batuan dinding menjadi tidak stabil, dan cenderung
kesetimbangan

baru

dengan

membentuk

menyesuasikan

himpunan mineral yang

sesuasi dengan kondisi yang baru, yang dikenal sebagai alterasi (ubahan)
hidrotermal.
fuida

Endapan bijih hidrotermal

hidrotermal

yang

melindi

mengendapkan mineral-mineral

terbentuk karena sirkulasi

(leaching),

baru

menstranport,

sebagai

respon

dan

terhadap

perubahan kondisi fisik maupun kimiawi (Pirajno, 1992). Interaksi antara


fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya

(batuan

dinding),

akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral


ubahan (alteration minerals.
Semua mineral bijih yang terbentuk sebagai mineral ubahan pada
fase ini
disebut sebagai endapan hidrotermal. Endapan hidrotermal dapat
dibagai menjadi beberapa kelompak, yaitu:
a. Berhubungan dengan batuan beku
1.

Porfiri : Cu, Au, Mo . Contoh di Grasberg, Batuhijau

2.

Skarn : Cu,Au,Fe. Contoh Ertzberg complex

3.

Greisen : Sn, W. Contoh di P.Bangka

4.

Epitermal (low and high sulphidation type, Carlyn


type) : Au, Cu, Ag, Pb. Contoh di
Pongkor, M.Muro

5.
Massive Sulphide Volcanogenic : Au, Pb, Zn. Contoh
Wetar

b. Tidak berhubungan dengan batuan beku


5.

Lateral secretion (Missisippi valley type) : Au,Pb,Zn

Gambar 4.1. Diagram proses magmatisme-hidrotermal-vulkanisme,


kaitannya dengan mineralisasi bijih logam

Greisen
muskovit

didefinisikan

(atau lipidolit)

agregat

granoblasti

dari

kuarsa

dan

dengan sejumlah mineral asesori seperti

topas, tourmalin, dan fluorit yang dibentuk oleh ubahan metasomatik


post-magmatik granit (Best 1982, Stemprok
1987 dalam Evans 1993). Greisen adalah tipe endapan penghasil utama
logam timah
dan tungsten, umumnya salah satu unsur hadir lebih dominan. Endapan
tersebut umumnya di bentuk pada kontak bagian atas dari intrusi granit,
yang kadang disertai oleh pembentukan stockwork. Mineraliasi umumnya
sebagai tubuh besar yang tak beraturan atau sebagai lembaran di bawah
kontak bagian atas dengan lebar sekitar
10-100
(albitisasi

m,

yang

bergradasi

melalui

zona

ubahan

felspatik

dan mikroklinisasi) ke arah granit segar (Pollard dkk., 1988

dalam Evans,1993).
Endapan bijih epitermal

adalah endapan

yang terbentuk

pada

lingkungan hidrotermal dekat permukaan, mempunyai temperatur dan


tekanan yang relatif rendah, berasosiasi dengan kegiatan magmatisme

kalk-alkali
batuan

sub-aerial,

sebagian besar endapannya dijumpai di dalam

volkanik (beku dan klastik). Endapan epitermal berdasarkan

karakter fuidanya dibagai menjadi epitermal sulfidasi rendah

dan epitermal sulfidasi tinggi Pada kenyataannya tidak mudah untuk


membatasi ciri- ciri endapan yang termasuk bahagian epitermal dari sistem
hidrotermal lainnya. Seringkali kita mendapati kenampakan endapan, baik
mineralogi maupun teksturnya merupakan gradasi dari endapan epitermal
dengan endapan hidrotermal lain.
Endapan sulfida masif sering berasosiasi dengan batuan-batuan pelite
sampai semipelite atau berasosiasi dengan endapan volkanik bawah laut
. Endapan
endapan

yang berasosiasi
sulfida

dengan

volkanik

sering

vulkanogenik, yang terutama

dikenal

banyak

mengandung

by-product.

tembaga dan timah maupun emas dan perak sebagai


Sawkind(l

976)

membagi

endapan

massive

sebagai

sulphide volcanogenic

menjadi tipe Kuroko, tipe Cyprus, tipe Besshi, dan tipe Sullivan.

C.
Proses
hidrotermal

metamorfsme-

Suatu tubuh batuan yang diterobos magma (batuan beku) umumnya


akan mengalami

rekristalisasi,

alterasi,

mineralisasi,

penggantian

(replacement), pada bagian kontaknya. Perubahan ini disebabkan oleh


adanya panas dan fuida yang berasal dari aktifitas magma tersebut.
Istilah

metamorfosa

kontak

dan metasomatosa kontak sangat terkait

dengan proses-proses di atas.


Metamorfosa

dan metasomatosa

samping terutama

kontak

yang melibatkan

batuan

batuan karbonat seringkali menghasilkan skarn dan

endapan skarn. Dalam proses ini berbagai macam fuida seperti magmatik,
metamorfik, serta meteorik ikut terlibat. Fluida yang mengandung bijih ini
sering tercebak dan terakumulasi antara tubuh
disekitar

pluton

dengan

batuan

pluton

dan

sesar-sesar

disekitarnya. Walaupun sebagian

besar skarn ditemukan pada batuan karbonat, tetapi juga dapat terbentuk
pada jenis batuan lainnya, seperti serpih, batupasir maupun batuan beku.
a. Kontak pirometasomatik (skarn): Cu, Au, Fe
b. Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi : Au
Kata "skarn" pertama kali digunakan di pertambangan Swedia untuk
sebuah material

gangue kalk-silikat

endapan-endapan

yang

kaya

akan

bijih-Fe

dan

sulfida terutama yang telah me-replace kalsit dan

dolomit pada batuan karbonat.


Klasifikasi skarn pada umumnya banyak mempertimbangkan
batuan dan asosiasi

mineral

dari batuan yang di-replace..

tipe

Pengertian

endo-skarn dan exo- skarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan
batugamping yang terkait. Endo- skarn adalah proses skarnifikasi
terjadi pada batuan beku, sedangkan exo- skarn
pada

batugampiong

sekitar

batuan

beku.

sebagian besar bijih skarn hadir sebagai exo-skarn.

adalah

yang

skarnifikasi

Pada kenyataannya

Tabel 4.9. Karakteristik berbagai tipe endapan bahan galian logam


ENDAPAN HIDROTERMAL

Tipe ubahan

ENDAPAN
MAGMATIK
MAGMATIK
Basaltik-Ultra
basa
Basaltik-ultra
basa
-

Mineral ubahan

Topas, kuarsa,
muskovit,turmalin

Mineral bijih
utama

Kromit,
pendlandit,
magnetit
Cr, Ni, Pt
Diseminasi,
berlapis
Kristalisasi
langsung dari
magma

Kasiterit,wolframit,sc
heelite

Intrusi
Host rocks

Komoditi logam
Tekstur utama
Keterangan lain

GREISEN
Pluton granitik
Pluton granitik
greisen

Sn,W
Diseminasi,
stockwork

PORFIRI
Sub vulkanik
granitik-andesitik
Garanitik-andesitik

SKARN
Sub vulkanik granitikandesitik
karbonat

EPITERMAL H.S.
Andesitik

EPITERMAL L.S
andesitik

M.S.V.
Dasitik/granitik

Vulkanik, sedimen

Vulkanik, sedimen

Vulkanik dasitik

Potasik, filik,
argillic,,profilitikan
vanced argillic
Biotit,
KF,kuarsa,serisit,pir
it,ilit,epidot,klorit,kal
sitkaolinit,alunit
Bornit, kalkosit
kalkopirit,
molibdenit
Cu, Mo, Au, Sn, W
Diseminasistockwork, urat
Zona ubahan
umumnya
konsentris, tonase
besar dg kadar
rendah

Potasik,skarn,profiliti
k

advanced argillic
,Profilitik, argillic

Silisik,internedietarg
illic

Garnet,diopsit,magne
tit,wolastonit,tremolit,
biotit, klorit

Kaolinit,alunit,
diaspor.pirofilit, ilit

Filik, argillic,
profilitik anvanced
argillic
Serisit,ilit,klorit,
epidot, kalsit,
adularia kaolinit

Bornit, kalkosit
kalkopirit, molibdenit

Enargir, luzonit,
tenantit

Sfalerit, galena,
kalkopirit

Sfalerit,galena,
kalkopirit

Cu, Mo, Au, Sn, W


Diseminasistockwork, urat
Zona ubahan
umumnya konsentris,
tonase besar dg
kadar rendah

Au, Cu,Ag
Diseminasireplacement masif
Equivalen dg sistem
gunung api aktif

Au, Ag
Urat, stockwork

Zn, Pb, Cu Au, As


Masif, berlapis

Equivalen dengan
geotermal aktif

Berasosiasi dengan
vulkanisme bawah
laut

Barit, gipsum,
anhidrit,ilit,kuarsa

60

d.Proses-proses
permukaan
Endapan

di

permukaan

merupakan

endapan-endapan

bijih

yang

terbentuk relatif di permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan


pergerakan air tanah. Telah dikenal secara luas, bahwa endapan (sedimen}
permukaan dibagi menjadi endapan alohton (allochthonous) dan endapan
autohton (autochthonous). Endapan alohton merupakan endapan yang
ditransport dari tempat lain (dari luar lingkungan pengendapan), sedangkan
endapan autohton adalah endapan yang terbentuk secara insitu.
Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi sering
disebut sebagai endapan placer. Sedangkan endapan autohton yang terkait
dengan bijih biasa dikenal sebagai endapan residual dan endapan

presipitasi kimia atau evaporasi. Sedangkan pengkayaan supergen


(supergen enrichment) walaupun tidak terbentuk di dekat permukaan,
tetapi pembentukannnya terkait dengan proses-proses di permukaan.
Endapan
Placer
Endapan placer secara umum dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu
endapan placer eluvial, endapan placer colluvial, endapan placer

aluvial, dan endapan placer aeolian (Macdonald, 1983 dalam Evans ,


1993). Secara tradisional juga sering digunakan istilah endapan placer

residual, untuk

endapan

yang

terbentuk

dan berada di atas batuan

sumbernya. Endapan ini umumnya terbentuk pada daerah yang mempunyai


morfologi yang relatif datar. Penggunaan istilah endapan placer colluvial
tidak begitu populer, beberapa penulis menyebut endapan ini terbentuk di
dasar suatu tebing (cliff) dan sering diartikan sama dengan endapan talus.
Endapan placer eluvial umumnya terbentuk pada daerah yang memiliki
morfologi bergelombang. Mineral- mineral berat akan terkonsentrasi di
lereng-lereng

dekat

batuan

sumber.Komoditi penting yang terbentuk

sebagai endapan placer adalah emas (Au), platina (Pt) dan Timah (Sn).
Endapan
residual
Endapan-endapan placer, seperti yang telah dibahas di atas terbentuk
dari material yang terlepas dari batuan sumbernya baik secara mekanik
61

maupun kimiawi. Seringkali material


karena proses tersebut

atau

unsur

yang

tertinggal

oleh

mempunyai nilai

62

ekonomi yang tinggi. Endapan-endapan sisa tersebut dikenal sebagai

endapan residual. Untuk dapat terjadi endapan residual, pelapukan kimia


yang intensif terutama untuk daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi
sangat diperlukan. Dalam kondisi tersebut sebagian besar

batuan

akan

menghasilkan soil yang kehilangan material- material yang mudah larut.


Soil seperti ini dikenal sebagai laterit (laterites). Besi (Fe) dan aluminium
(Al) hidroksid adalah sebagaian dari material yang paling tidak mudah larut,
dan laterit umumnya mengandung material ini.
Laterit yang sebagian besar mengandung aluminium hidroksid disebut
sebagai bauxite dan merupakan bijih aluminium yang paling penting.
Beberapa endapan bauxite mengalami melapukan dan terendapkan kembali
membentuk bauxite sedimen (sedimentary bauxites).
Selama lateritisasi, nikel yang terkandung dalam batuan peridotit dan
serpentinit (0,25% Ni) pada awalnya terlarut, tetapi kemudian secara cepat
mengalami presipitasi kembali ke dalam mineral-mineral oksida besi pada

zona laterit atau zona limonit (12% Ni) atau dalam garnierit pada zona saprolit (2-3%, zona lapuk di
bawah zona
laterit
)
Pengkayaan
supergen
Selama berlangsung pengangkatan dan erosi, suatu endapan bijih
terekspos di dekat permukaan, kemudian mengalami proses pelapukan,
pelindian (leaching), maupun oksidasi pada mineral-mineral bijih. Proses
tersebut menyebabkan

2+

2+

banyak unsur logam (Cu , Pb , Zn

2+

dll.) akan

terlarut (umumnya sebagai senyawa sulfat) dalam air yang bergerak

ke

dalam air tanah atau bahkan sampai ke kedalaman dimana proses oksidasi
tidak berlangsung.
Daerah dimana terjadi proses oksidasi disebut sebagai zona oksidasi.
Sebagian larutan yang mengandung logam-logam yang terlarut bergerak
terus hingga di bawah muka air tanah, kemudian logam-logam tersebut
mengendap kembali membentuk sulfida sekunder. Zona ini dikenal sebagai
zona pengkayaan supergen. Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat
daerah dimana mineralisasi primer tidak terpengaruh oleh proses oksidasi

maupun pelindian, yang disebut sebagai zona hipogen. Logam yang paling
banyak terbentuk karena proses ini adalah tembaga (Cu)

Anda mungkin juga menyukai