PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara spesifik sample dapat dikatakan sebagai sekumpulan material
yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam
arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan
komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses
pengambilan sample tersebut disebut sampling (pemercontohan). Sampling
dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan pekerjaan
(tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun eksploitasi).
Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan,
tapi juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan
memperoleh informasi lain yang berhubungan dengan kestabilan lereng
dan pemilihan metode penambangan.
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sampling
Sampel (contoh) merupakan satu bagian yang representatif atau satu
bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik
untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan
sebagian dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk
mendapatkan informasi keseluruhan.
Sebelum melakukan pengambilan sample terdapat beberapa hal yang
harus di ketahui yaitu :
1. Penentuan metode metode pengambilan sampel.
2. Penentuan jumlah sample yang akan diambil, tergantung faktor ekonomis
dan waktu. Regularity teratur atau tidak teraturnya, distribusi bijih, besar
ore body, keadaan keuangan dan waktu yang tersedia serta degree of
reficement yang dibutuhkan.
3. Interval dan ukuran sample
4. Sketsa daripada operasi pengambilan.
5. Permukaan yang diambil adalah permukaan yang bersih.
6. Kantong kantong sampling harus dan diberi nomor
Pemilihan metode sampling dan jumlah sample yang akan diambil
tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
3. Lokasi pengambilan sample (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),
4. Kedalaman pengambilan sample, yang berhubungan dengan letak dan
kondisi batuan induk.
5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Sampling
lanjutan
kadang-kadang
terbatas
terhadap
jarak
membuat
alur
(channel)
sepanjang
permukaan
yang
Gambar 2.1 Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)
Gambar 2.2 Sketsa pembuatan channel sampling pada endapan yang berlapis (Chaussier et
al., 1987)
Gambar 2.3 Sketsa pembuatan sub-channel pada mineralisasi berupa urat (Dimodifikasi
dari Annels, 1991)
Kesalahan kesalahan pada saat analisa kimia pada sample yang kurang
representative. Sample dikatakan representative jika Teknik pengambilan
sample dan alat yang digunakan benar sesuai prosedur, massa /jumlah
sample yang diambil per increment sesuai standart jika sudah dijadikan
salam satu gross sample, periode atau interval pengambilan merata dengan
standart Systematic Stratified Sampling.
Check Samples dan Umpire Assaying atau Assay yang dilakukan oleh pihak
ketiga untuk mengecek kebenaran kebenaran dari assay sebelumnya.
BAB III
STUDI KASUS
Didalam industri pertambangan batubara, sampling merupakan hal yang
sangat penting, karena merupakan proses yang sangat vital dalam menentukan
karakteristik batubara tersebut. Dalam tahap explorasi, karakteristik batubara
merupakan salah satu penentu dalam study kelayakan apakah batubara tersebut
cukup ekonomis untuk ditambang atau tidak. Begitu pun dalam tahap produksi
dan pengapalan atau penjualan batubara tersebut karakteristik dijadikan acuan
dalam menentukan harga batubara.
Secara garis besar sampling dibagai menjadi 4 golongan dilihat dari
tempat pengambilan dimana batubara berada dan tujuannya yaitu; Explorasi
sampling, pit sampling, production sampling, dan loading sampling (barging dan
transhipment). Berikut adalah penjelasannya :
Explorasi sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas
batubara baik dengan cara channel sampling pada outcrop atau lebih detail lagi
dengan cara pemboran atau drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah
untuk menentukan karakteristik batubara secara global yang merupakan
pendeteksian awal batubara yang akan di exploitasi.
Pit sampling dilakukan setelah explorasi bahkan bisa hampir bersamaan
dengan progress tambang didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan
lebih mendetailkan data yang sudah ada pada tahap explorasi. Pit sampling ini
dilakukan oleh pit control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan
ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengkontrol kualitas batubara yang akan
ditambang dalam jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan
dengan pemboran juga dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan
untuk mengecek kualitas batubara yang dalam progress ditambang.
Production sampling; dilakukan setelah batubara di proses di prosesing
plant dimana proses ini dapat merupakan penggilingan (crushing) pencucian
(washing), penyetokan dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui secara pasti
kualitas batubara yang akan di jual atau dikirim ke pembeli supaya kualitasnya
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua belah
pihak. Dengan diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau di penyimpanan
sementara kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim
ke Buyer tertentu dengan spesifikasi batubara tertentu pula. Baik dengan cara
mencampur (blending) batubara-batubara yang ada di stockpile atau pun dengan
single source dengan memilih kualitas yang sesuai.
Loading sampling; Dilakukan pada saat batubara dimuat dan dikirim ke
pembeli baik menggunakan barge maupun menggunakan kapal. Biasanya
dilakukan oleh independent company karena kualitas yang ditentukan harus diakui
dan dipercaya oleh penjual (Shipper) dan pembeli (Buyer). Tujuannya adalah
menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan
menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang
sifatnya fleksibel sehingga harganya pun fleksibel tergantung kualitas actual pada
saat batubara dikapalkan.
Sampling, preparasi dan analisa sample batubara dengan berbagai tujuan
seperti telah dijelaskan di atas,dilakukan dengan menggunakan standard
standard yang telah ada. Dimana pemilihannya tergantung keperluannya, biasanya
tergantung permintaan pembeli atau calon pembeli batubara. Standard yang sering
digunakan untuk keperluan tersebut diantaranya ; ASTM (American Society for
Testing and Materials), AS (Australian Standard), Internasional Standard, British
Standard, dan banyak lagi yang lainnya yang berlaku baik di kawasan regional
maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-atas.blogspot.co.id/2011/04/metode-pengambilan-contoh-bahangalian.html (Diakses pada, Minggu 3 April 2016, pukul 20.59 WIB)
https://densowestliferz.wordpress.com/2011/11/28/metode-sampling-pada-jenisjenis-endapan/ (Diakses pada, Minggu 3 April 2016, pukul 23.40 WIB)
http://perangkatwindows7.blogspot.co.id/2011/09/metode-sampling.html
(Diakses pada, Minggu 3 April 2016, pukul 16.24 WIB
http://www.slideshare.net/nyongker29/teknik-eksplorasi-41336003 (Diakses pada,
Minggu 3 April 2016, pukul 19.00 WIB
http://whedodo.mywapblog.com/pengambilan-sample-batubara.xhtml
pada, Minggu 3 April 2016, pukul 20.37 WIB
(Diakses