GEOKIMIA
Disusun Oleh:
SEMARANG
SEPTEMBER 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses mekanisme isotop radioaktif sebagai peranut atau
tracer ?
Bagaimana pemanfaatan isotop radioaktif dalam kaitannya dengan bidang
hidrologi
Bagaimana pemanfaatan isotop radioaktif kaitannya dengan penentuan
arah gerakan sedimen pada daerah pelabuhan atau daerah pantai ?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Prinsip dari teknik pengukuran ini adalah metoda pengenceran isotop,
yaitu larutan isotop dengan aktivitas tertentu di-injeksikan ke dalam aliran
sungai pada segmen yang akan ditentukan debitnya. Kemudian dilakukan
pengukuran terhadap tingkat aktivitas isotop di bagian hilir dari tempat
injeksi. Ada dua metoda pengukuran yaitu constant rate injection dan
instantinuous injection.
c. Inter-koneksi
5
Inter-koneksi ini adalah masalah di lapangan minyak dan lapangan
panas bumi, dimana ingin diketahui apakah ada hubungan antara satu
sumur (sumur minyak/panas bumi) dengan sumur lainnya lapangan
tertentu.
Di bidang perminyakan informasi tentang inter-koneksi antara sumur-
sumur minyak diperlukan dalam usaha meningkatkan produksi minyak
bumi yang dinamakan kegiatan enhanced oil recovery yaitu suatu kegiatan
peng-injeksian air secara terus menerus kedalam salah satu sumur untuk
meningkatkan tekanan reservoir minyak sehingga memudahkan
pemompaan dari sumur produksi yang lain. Test dengan perunut radioaktif
yang dilakukan ini berguna untuk mendapatkan informasi tentang
hubungan antar sumur injeksi dengan sumur produksi di sekitarnya serta
time breakthrough-nya.
Pada lapangan panas bumi inter-koneksi antar sumur produksi uap
perlu diketahui, terutama antara sumur re-injeksi kondensat uap dan sumur-
sumur produksi uap. Perunut radioaktif yang digunakan untuk penelitian
inter-koneksi di lapangan panas bumi ini terutama adalah Tritium dan
Xenon-133.
6
(altitude). Kedua isotop tersebut merupakan perunut yang sangat ideal
karena merupakan bagian dari molekul air itu sendiri, sedang C-14
biasanya terdapat dalam persenyawaan karbonat yang larut dalam air.
Prinsip studi tentang fenomena hidrologi dengan isotop stabil H-2 dan O-
18 adalah mempelajari adanya variasi komposisi isotop stabil dari molekul
air dari sampel-sampel yang diambil dari berbagai tempat pada sistem
hidrologi yang diselidiki. Karena variasi kandungan isotop stabil ini
berkaitan dengan variabel fisis dan proses yang dialami dalam sistem
hidrologinya (evaporasi dan kondensasi) maka interpretasi dari fenomena-
fenomena yang dijumpai dapat dikaitkan dengan faktor yang
mempengaruhi perubahan fisis yang menyertai sistem hidrologinya. Untuk
analilsis isotop stabil H-2 dan O-18 digunakan spektrometer masa.
Tritium (H-3) dan C-14 yang ada di alam ini terjadi dari radiasi sinar
kosmik pada atom nitrogen di atmosfer. Kedua isotop alam yang bersifat
radioaktif ini berguna untuk menentukan umur air tanah. Dari data tentang
umur air tanah maka dapat di-interpretasikan residence time dari masa air
tanah ini berada dalam sistem akuifernya.
7
b. Inter-koneksi antara air tanah dan air permukaan
Pada contoh kasus diatas dikemukakan bahwa pengisisan sumber air
tanah terjadi atau berasal dari lokasi yang lebih tinggi. Dalam kasus
lainnya, misalnya apakah sungai yang mengalir dalam suatu daerah
tertentu, atau suatu danau pada suatu lokasi mempunyai kontribusi mengisi
sumber air tanah dibawahnya? Hal ini dapat dipastikan dengan
menganalisis konsentrasi isotop stabil air tanah dan konsentrasi isotop
stabil dari air sungai, danau. Apabila komposisi isotop stabilnya
mempunyai korelasi maka dapat dipastikan adanya hubungan antara air
tanah dengan air permukaan tersebut.
8
kapal besar tidak dapat merapat ke dermaga, sehingga bongkar muat
barang akan terganggu, sedangkan untuk mengeruk lumpur itu
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Salah satu usaha untuk memperkecil kecepatan terjadinya
pendangkalan (endapan lumpur) adalah dengan cara mengetahui dari mana
asal dan kemana arah gerakan sedimen tersebut. Untuk estimasi laju
pendangkalan alur pelabuhan dapat diterapkan teknik nuklir dengan
menggunakan teknik perunut radioisotop. Radioisotop yang digunakan
berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang terdapat
pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering digunakan
adalah Iridium-192, Aurum-198, dan Scandium-46. Setelah radioisotop
diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak
dengan detektor dan responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi
(recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke dasar laut
dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil
pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen,
tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang
diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan
pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang
tinggi.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
Salah satu persoalan yang dapat diatasi adalah masalah pendangkalan di
daerah pelabuhan. Proses pendangkalan pelabuhan merupakan proses alamiah yang
tidak dapat dicegah. Jika pelabuhan dangkal, kapal-kapal besar tidak akan dapat
merapat ke dermaga, sehingga proses bongkar muat barang dapat terganggu.
Sedangkan proses pengerukan endapan memerlukan biaya yang sangat besar. Oleh
sebab itu, pendangkalan pada suatu pelabuhan dan alur pelayaran merupakan masalah
yang sangat serius karena menyangkut kelangsungan pelayanan perhubungan laut.
Penggunaan radioisotop dapat dibagi ke dalam penggunaan sebagai perunut
dan penggunaan sebagai sumber radiasi. Radioisotop sebagai perunut digunakan
untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau
sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan sebagai sumber sinar sebagai
pengganti sumber lain misal sumber sinar X. Radioisotop dapat digunakan sebagai
perunut sebab energi sinar yang dipancarkan serta waktu paruhnya merupakan sifat
khas radioisotop tersebut. Di bawah ini akan diberikan salah satu contoh penggunaan
radioisotop baik sebagai perunut maupun sebagai sumber radiasi. Penggunaan
radioisotop digunakan dalam berbagai bidang, misalnya pada industri, teknik,
pertanian, kedokteran, ilmu pengetahuan, hidrologi dan lain-lain. Tujuan penggunaan
radioisotop bagi kehidupan manusia adalah untuk kesejahteraan manusia dan
memudahkan keberlangsungan hidup manusia.
Salah satu persoalan dalam bidang hidrologi yang dapat diatasi dengan cara
radioisotop adalah mampu mengetahui pergerakan sedimen yang dalam hal ini
berkaitan dengan pendangkalan pelabuhan. Cara yang dapat ditempuh untuk
memperkecil kecepatan pendangkalan pelabuhan maupun alur pelayaran oleh
sedimen adalah dengan mengetahui perilaku sedimen, yaitu menentukan dari mana
asal dan kemana arah gerakan sedimen tersebut. Data mengenai arah pergerakan
sedimen dapat digunakan untuk perencanaan penentuan posisi dan arah alur
pelayaran serta menentukan tempat untuk pembuangan endapan hasil pengerukan
agar tidak kembali ke tempat semula. Semua usaha ini akan dapat mengurangi laju
11
pendangkalan sehingga frekuensi pengerukan bisa dikurangi dan biaya untuk
pengerukan bisa dihemat.
Teknik pelaksanaan penentuan arah gerakan sedimen dilakukan dengan
menandai sedimen yang diambil di pelabuhan dengan radioisotop
seperti 51Cr, 198Au dan 46Sc atau membuat endapan tiruan yang bersifat radioaktif
seperti pelapisan lumpur dengan zat radioaktif atau pasir tiruan yang diaktifkan (pasir
ini dibuat dari gelas yang mengandung radioisotop 192Ir dan 46Sc). Sedimen
radioaktif tersebut selanjutnya dilepaskan ke dasar laut di daerah yang diselidiki.
Endapan radioaktif ini nantinya akan mengikuti gerak endapan asli. Metode ini dapat
digunakan untuk mempelajari arah, kecepatan dan penyebaran lumpur ataupun pasir
yang berperan dalam proses pendangkalan pelabuhan. Pengamatan tersebut dapat
dilakukan menggunakan pemantau radiasi dari permukaan laut atau di atas kapal.
Selain itu, studi ini juga dapat dipakai untuk mengetahui efisiensi transpot sedimen
dan erosi.
Gambar 1.1 Mempelajari arah gerak sedimen dengan perunut radioisotop (sumber : IAEA)
12
BAB IV
KESIMPULAN
13
DAFTAR ISI
http://dewi-al-qudsiah.blogspot.co.id/2012/11/aplikasi-radioisotop-dalam
kehidupan.html (diakses pada hari Rabu 7 September 2016, pukul 16.00)
14