Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nama : Meltini Pakiding
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 5: Filum Brachiopoda Nim : F 121 16 071

Keterangan :
1. Test
2. Pedicle opening
3. Growth lines
4. Rib
5. Pedicle valve
6. Brachial valve

Dorsal Ventral Samping

No. Sampel : 02
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : STROPHOMENATA
Ordo : PRODUCTIDA
Family : DICTYOCLOSTUSIDAE
Genus : Dictyoclostus
Spesies : Dictyoclostus Sp.
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conveks
Komposisi kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Missisipan - Perem (345 – 230 juta tahun yang lalu )
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal / Neritic ( 0 – 200 m dibawah permukaan air laut)
Keterangan :
Sampel 02 Fosil ini merupakan filum BRACHIOPODA merupakan suatu kesatuan
tubuh filum ini salah satu filum kecil dari benthic invertebrates, kelas STROPHOMENATA,
ordo PRODUCTIDA, family DICTYCLOSTUSIDAE, genus Dictyoclostus dan merupakan
spesies Dictyoclostus sp.
Adapun keterangan dari fosil yaitu (hinge line) adalah garis pertautan, (valve) yaitu
Cangkang atas dan bawah cangkang, yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal
Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi
untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan air di
sekitarnya
Proses pemfosilan fosil ini adalah permineralisasi. Dimana, cangkang organisme ini
dilalui oleh air yang mengandung ion ion terlarut. Sehingga material yang tidak stabil akan
tergantikan oleh material yang lebih stabil dialam. Kehadiran spesies dari Rhynchotreta
merupakan proses biocoenose. Dimana, spesies ini hidup dan mati pada lokasi yang sama.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati dan tertimbun oleh tanah.
karena tertimbun, maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga organisme tidak
dapat dirusak oleh predator. Selama proses ini berlangsung, material yang tidak resisten akan
menyesuaikan komposisinya dialam sehingga berubah menjadi mineral yang resisten. Pada saat
tertimbun, organisme mengalami proses petrifikasi. Hal ini ditandai dengan banyaknya material
material yang mengeras pada bagian cangkang fosil. Petrifikasi adalah berubahnya organisme
menjadi batuan karena adanya bahan lain.Bentuk tubuh fosil ini brunching. Adapun bagian-
bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat diidentifikasi, yaitu test merupakan keseluruhan
tubuh fosil. Dimana zat ini berasal dari kapur yang terlapukan lalu terlarut dalam air dan
bercampur dengan cangkang. setelah itu, organisme ini mengalami lithifikasi. Proses lithifikasi
adalah proses pembatuan material yang terjadi selama puluhan juta tahun lamanya. stelah proses
lithifikasi, maka organisme mengalami proses kompaksi. kemudian setelah kompaksi terjadi
proses sedimentasi. Sedimentasi adalah proses melengketnya material-material sedimen dalam
waktu yang lama. Komposisi kimia dari fosil ini adalah CaCO3, fosil ini umumnya pada laut
dangkal, fosil ini berumur Missisipan - Perem (345 – 230 juta tahun yang lalu ).
Manfaat dari fosil ini adalah digunakan sebagai fosil indeks untuk menyusun statigrafi
suatu daerah. Selain itu, fosil ini juga menjadi bukti adanya kehidupan pada masa lampau.

Catatan Asisten Paraf Asisten

Tanggal
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nama : Meltini Pakiding
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 5: Filum Brachiopoda Nim : F 121 16 071

Keterangan :
1. Test
2. Growth line
3. Rib
4. Pedicle valve
5. Brachial valve
Dorsal Samping 6. Pedicle opening
7. Formen

No. Sampel : 04
Filum : BRACHIPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : TEREBRATULITA
Family : DIELASMANIDAE
Genus : Dielasma
Spesies : Dielasma sp.
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Bikonveks
Komposisi kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Missisipan - Perem (345 – 230 juta tahun yang lalu )
Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal / Neritic ( 0 – 200 m dibawah permukaan air
laut)
Keterangan :
Fosil dengan No. Sampel 04 adalah berasal dari Spesies Dielasma sp., Genus
Dielasma, Family DIELASMANIDAE, Ordo TEREBRATULIDA, Kelas ARTICULATA, dan
Filum BRACHIOPODA.
Adapun keterangan dari fosil yaitu (hinge line) adalah garis pertautan, (valve) yaitu
Cangkang atas dan bawah cangkang, yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachialatau Dorsal
Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi
untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan air di
sekitarnya
Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian tertransportasi ke cekungan-
cekungan yang stabil melalui air, angin, es, dan lain sebagainya. Kemudian organisme tersebut
tertimbun oleh material sedimen akibat adanya tekanan yang terjadi selanjutnya terjadi
kompaksi antara material sedimen dengan organisme yang tertimbun dan mengakibatkan pori-
pori dari organisme tersebut semakin kecil. Kemudian terjadi proses permineralisasi dimana
terjadinya suatu penggantian seluruh tubuh fosil dengan pengisian mineral-mineral yang lebih
resisten terhadap proses pelapukan. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah yang namanya
petrifikasi atau pembatuan dimana organisme telah berubah menjadi fosil dan telah menyatu
dengan material sedimen. Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Biconveks, yaitu yaitu bentuk
tubuh yang mencembung ke arah atas dan bawah. Lingkungan hidupnya yaitu laut dangkal dan
lingkungan pengendapannya yaitu di Neritik akhir (0 m – 200 m dibawah permukaan laut).
Umur fosil ini yakni Missisipan - Perem (345 – 230 juta tahun yang lalu ).
Kegunaaan fosil ini adalah sebagai fosil indeks yaitu sebagai penentu umur relatif
lapisan sedimen, sebagai fosil batimetri yaitu penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, sebagai fosil iklim yaitu penentu iklim pada saat terjadinya sementasi,
sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu top dan bottom pada suatu
lapisan, selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi serta menentukan arah aliran sedimen.

Catatan Asisten Paraf Asisten

Tanggal
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Meltini Pakiding
GEOLOGI
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM Nim : F 121 16 071
Acara 5: Filum Brachiopoda

Keterangan :
1. Test
2. Growth lines
3. Rib
4. Brachial valve
5. Pedicle opening
6. Pedicle valve
Dorsal Ventral Samping
No. Sampel : 05
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTIKULATA
Ordo : STROPHOMENIDA
Family : LEPTAENANIDAE
Genus : Leptaena
Spesies : Leptaena richmondensis
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Planoconveks
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium – Missisipan ( 490 -323 juta tahunyang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal / Neritic ( 0 – 200 m dibawah permukaan air
laut)
Keterangan :
Fosil dengan no. Sampel 05 ini merupakan filum BRACHIOPODA, kelas
ARTICULATA, ordo STROPHOMENIDA, family LEPTAENANIDAE, genus Leptaena dan
merupakan spesies Leptaena richmondensis.
Adapun keterangan dari fosil yaitu (hinge line) adalah garis pertautan, (valve) yaitu
Cangkang atas dan bawah cangkang, yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal
Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi
untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan air di
sekitarnya.
Proses pemfosilan fosil ini adalah permineralisasi. Dimana, cangkang organisme ini
dilalui oleh air yang mengandung ion ion terlarut. Sehingga material yang tidak stabil akan
tergantikan oleh material yang lebih stabil. Kehadiran Spesies Leptaena richmondensis
merupakan proses biocoenose. Dimana, spesies ini hidup dan mati pada lokasi yang sama.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati kemudian hanyut terbawa
media geologi yaitu air. Proses ini disebut dengan proses transportasi. Organisme ini
tertransportasi kecekungan yang lebih stabil dan tertimbun oleh tanah. karena tertimbun, maka
oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga proses pemfosilan tubuh organisme tidak
dapat dirusak oleh predator. Selama proses ini berlangsung, material yang tidak resisten akan
menyesuaikan komposisinya dialam sehingga berubah menjadi mineral yang resisten. pada saat
tertimbun, organisme mengalami proses petrifikasi. Hal ini ditandai dengan banyaknya material
material yang mengeras pada bagian cangkang fosil. Petrifikasi adalah berubahnya organisme
menjadi batuan karena adanya bahan lain. Pada fosil ini senyawa yang berperan dalam proses
petrifikasinya adalah senyawa karbonat (CaCO3). Dimana zat ini berasal dari kapur yang
terlapukan lalu terlarut dalam air dan bercampur dengan cangkang. setelah itu, organisme ini
mengalami lithifikasi. Proses lithifikasi adalah proses pembatuan material yang terjadi selama
puluhan juta tahun lamanya. stelah proses lithifikasi, maka organisme mengalami proses
kompaksi. kemudian setelah kompaksi terjadi proses sedimentasi.. Komposisi kimia dari fosil
ini adalah CaCO3, fosil ini umumnya pada laut dangkal dan fosil ini berumur Ordovisium –
Missisipan ( 490 -323 juta tahunyang lalu).
Manfaat dari fosil ini adalah digunakan sebagai fosil indeks untuk menyusun statigrafi
suatu daerah. Selain itu, fosil ini juga menjadi bukti adanya kehidupan pada masa lampau.

Catatan Asisten Paraf Asisten

Tanggal
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Meltini Pakiding
GEOLOGI
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM Nim : F 121 16 071
Acara 5: Filum Brachiopoda

Keterangan :
1. Rib
2. Brachial valve
3. Umbo
4. Growth lines
5. Pedicle valve
6. Pedicle opening
7. Test
Dorsal Ventral Samping

No. Sampel : 03
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : STROPHOMENIDA
Family : SOWERBYELLIDAE
Genus : Sowerbyella
Spesies : Sowerbyella rugosa
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Planoconveks
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Ordovisium (490 - 443 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal / Neritic ( 0 – 200 m dibawah permukaan air laut)
Keterangan :
Fosil dengan No. Sampel 03 adalah berasal dari Spesies Sowerbyella rugosa, Genus
Sowerbyella, Family SOWERBYELLIDAE, Ordo STROPHOMENIDA, Kelas
ARTICULATA, dan Filum BRACHIOPODA.
Adapun keterangan dari fosil yaitu (hinge line) adalah garis pertautan, (valve) yaitu
Cangkang atas dan bawah cangkang, yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachialatau Dorsal
Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi
untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan air di
sekitarnya
Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian tertransportasi ke cekungan-
cekungan yang stabil melalui air, angin, es, dan lain sebagainya. Kemudian organisme tersebut
tertimbun oleh material sedimen akibat adanya tekanan yang terjadi selanjutnya terjadi
kompaksi antara material sedimen dengan organisme yang tertimbun dan mengakibatkan pori-
pori dari organisme tersebut semakin kecil. Kemudian terjadi proses permineralisasi dimana
terjadinya suatu penggantian seluruh tubuh fosil dengan pengisian mineral-mineral yang lebih
resisten terhadap proses pelapukan. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah yang namanya
petrifikasi atau pembatuan dimana organisme telah berubah menjadi fosil dan telah menyatu
dengan material sedimen. Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Biconveks, yaitu yaitu bentuk
tubuh yang mencembung ke arah atas dan bawah. Lingkungan hidupnya yaitu laut dangkal dan
lingkungan pengendapannya yaitu di Neritik akhir (0 m – 200 m dibawah permukaan laut).
Umur fosil ini yakni Ordovisium (490 - 443 juta tahun yang lalu).
Kegunaaan fosil ini adalah sebagai fosil indeks yaitu sebagai penentu umur relatif
lapisan sedimen, sebagai fosil batimetri yaitu penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, sebagai fosil iklim yaitu penentu iklim pada saat terjadinya sementasi,
sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu top dan bottom pada suatu
lapisan, selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi serta menentukan arah aliran sedimen.

Catatan Asisten Paraf Asisten

Tanggal
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nama : Meltini Pakiding
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 5: Filum Brachiopoda Nim : F 121 16 071

Keterangan :
1. Test
2. Hinge line
3. Pedicle opening
4. Brachial valve
5. Growth line
6. Rib
7. Pedicle velve
Dorsal Ventral Samping

No. Sampel : 01
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTIKULATA
Ordo : SPIRIFERIDA
Family : MUCROSPIRIFERIDAE
Genus : Mucrospirifer
Spesies : Mucrospiri feralbanensis
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Planoconveks
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Devon (444 - 461 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal / Neritic ( 0 – 200 m dibawah permukaan air laut)
Keterangan :
Pada sampel 01, Filum BRACHIOPODA, Kelas ARTICULATA, Ordo SPIRIFERIDA,
Family MACROSPIRIFERIDAE, Genus Macrospirifer serta Spesies Mucrospiri feralbanensis.
Kelas ARTICULATA dicirikan dengan cangkang gampingan, tidak mempunyai lubang anus,
mempunyai delthyrium, mempunyai engsel ( gigi dan lubang gigi), sususan otot sederhana, dan
mempunyai brachian untuk menahan lophopor. Kelas ARTICULATA terdiri dari 6 ordo salah
satunya ordo SPIRIFERIDA yang dicirikan dengan garis engsel yang sangat lebar sehingga
terlihat bersayap. Family MUCROSPIRIFERIDAE , Genus Mucrospirifer dan Spesies
Mucrospirifer mucronatus.
Adapun keterangan dari fosil yaitu (hinge line) adalah garis pertautan, (valve) yaitu
Cangkang atas dan bawah cangkang, yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachialatau Dorsal
Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi
untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan air di
sekitarnya.
Lingkungan pengendapan Brachiopoda hidup tertambat di dasar laut, lewat suatu juluran
otot yang disebut pedicle. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda
mempunyai Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya sehingga sirkulasi
oksigen ke dalam dan keluar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan. Sebagian
besar spesies menghindari lokasi dengan arus kuat atau gelombang, dan situs khas termasuk
bebatuan, celah dan gua, lereng curam kontinental, dan di dasar laut dalam. Namun, beberapa
spesies brachiopoda artikulata melekat pada rumput laut atau di lokasi yang sangat terlindung
di zona pasang surut.
Kegunaan fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil indeks (index fossils) untuk
strata pada suatu wilayah yang luas. Contoh kegunaan fosil brachiopoda dalam geologi :
Brachiopoda dari Klas Inarticulata ; Genus Lingula merupakan penciri dari jenis brachiopoda
yang paling tua, yaitu Lower Cambrian.. Secara garis besar, jenis Phylum Brachiopoda ini
merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat
penting untuk penentuan umur batuan sebagai Index Fossils

Catatan Asisten Paraf Asisten

Tanggal

Anda mungkin juga menyukai