Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK
Nama : MUHAMMAD FAIZAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
GEOLOGI
NIM : F 121 17 036
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 6 : Mollusca

KET :
1. Test
2. growth line
3. Umbo
4. Klep
5. brachial valve
6. posterior
7. pedicle valve

V D S

NO. SAMPEL : 03
FILUM : MOLLUSCA
KELAS : PELECYPODA
ORDO : VENEROIDA
FAMILI : TELLINIDAE
GENUS : Macoma
SPESIES : Macoma Balthica
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Biconveks
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Miosen bawah (±11,61 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN : Organisme ini termasuk ke dalam spesies Macoma Balthica,
genus Macoma, famili TELLINIDAE, ordo VENEROIDA, kelas PELECYPODA, filum
MOLLUSCA dan kingdom ANIMALIA.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan
secara terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan
mengecil. Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu
organisme beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga
organisme tersebut akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya
Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi
oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Lingkungan pengendapan molusca adalah laut dangkal ini naik ke permukaan karena
dipengaruhi oleh adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik
permukaan. Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es
sehingga fosil ini dapat ditemukan di atas permukaan.
Bentuk dari fosil ini ialah Biconveks yang memiliki 2 buah cangkang saling menutup.
Bagian dari tubuh fosil ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test (bagian keseluruhan
tubuh), umbo (bagian menonjol), klep (sendi pada umbo), growth line (garis pertumbuhan),
posterior (ujung cangkang), brachial valve (cangkang atas) dan pedicle valve (cangkang bawah).
Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini diperkirakan
pada kala Miosen bawah (±11,61 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Manfaat dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

REFERENSI :
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=141579
http://species-identification.org/species.php?species_group=mollusca&id=786
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : MUHAMMAD FAIZAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
GEOLOGI
NIM : F 121 17 036
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 6 : Mollusca

KET :

1. Test
2. growth line
3. Umbo
4. Klep
5. brachial valve
6. posterior
7. pedicle valve

V D S

NO. SAMPEL : 04
FILUM : MOLLUSCA
KELAS : Gastropoda
ORDO : Sorbeoconcha
FAMILI : Potamididae
GENUS : Tymponotonos
SPESIES : Tymponotonos margarifaceus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Conical
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Miosen bawah (±15-22,5 juta tahun yang lalu )
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN : Filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo sorbeoconcha, family
potamididae, genus tympanotonos, dan spesies tympanotonos margarifaceus.
Proses pemfosilan dari fosil ini bermula ketika organisme ini mati dan berada pada tempat
yang terlindungi dari pemangsa dan bakteri pembusuk. Kemudian mengalami transportasi yang
disebabkan oleh air, es maupun angina. Selama proses transportasi tersebut, fosil mengalami
proses leaching (pencucian fosil) dan pada akhirnya akan terendapkan pada daerah cekungan
yang relative stabil. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh
material –material sedimen yang berbutir halus yang terakumulasi dalam cekungan. Lama –
kelamaan, material –material yang sangat kecil akan mengisi ruang kosong sehingga material
semakin padat atau terkompaksi. Lalu fosil akan tersementasi sesuai dengan lingkungan
pengendapan yaitu dari material CaCO3. Pada saat fosil ini tersementasi, fosil ini juga
mengalami proses pemfosilan yakni mineralisasi dimana seluruh bagian tubuh fosil digantikan
oleh mineral lain yang lebih resisten/tahan terhadap proses pelapukan. Kemudian mengalami
lithifikasi sehingga membentuk lapisan – lapisan sedimen. Akibat dari tenaga endogen yaitu
tektonik, lapisan sedimen akan terangkat ke permukaan tanah. Lapisan sedimen yang cenderung
mudah larut ini akan mengalami pelapukan dan erosi sehingga akan nampak fosil. Maka dari
itulah para ahli paleontologi mendapat fosil tersebut.
Adapun bagian fosil yang masih dapat dikenali terdiri dari test yaitu tubuh fosil, apex
yaitu bagian ujung fosil, suture yaitu garis-garis putaran kamar pada cangkang, body whorl yaitu
kamar tempat tinggal organisme, aperture yaitu tempat masuknya makanan. Dan columella yaitu
bagian pada yang terdapat pada sumbu cangkang. Fosil ini memiliki bentuk conical yaitu
menyerupai kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia CaCO3, dimana komposisi kimia dari
fosil ini dapat diketahui setelah ditetesi HCL 0,1 M kemudian terjadi reaksi. Dari komposisi
kimia fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal. Berdasarkan
waktu geologi, fosil ini berumur Miosen bawah, yaitu sekitar 15-22,5 juta tahun.
Manfaat dari fosil ini yaitu pengembangan usaha tambak udang vannamei secara
intensif serta memberikan informasi tentang manfaat dari fosil ini yang dapat digunakan sebagai
biofilter dari limbah yang dihasilkan oleh tambak udang vannamei secara intensif. Parameter
yang utama diukur adalah suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, CO2, ammonia dan nitrit.
Sedangkan parameter penunjang yang diukur adalah kecerahan kelulushidupan (SR) dan
pertumbuhan mutlak (W) dari fosil ini.
REFERENSI :
https://www.inaturalist.org/taxa/68810-Tympanotonus-margaritaceus
http://www.fossilshells.nl/Fran/frmioaq072.html
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/j05902?lang=en_US
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : MUHAMMAD FAIZAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
GEOLOGI
NIM : F 121 17 036
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 6 : Mollusca

KET :
1. Test
2. growth line
3. Umbo
4. Klep
5. brachial valve

V D S

NO. SAMPEL : 01
FILUM : MOLLUSCA
KELAS : Bivalvia
ORDO : VENEROIDA
FAMILI : CARDIOIDEA
GENUS : Anadara
SPESIES : Anadara sp
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Biconveks
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Miosen (12 – 15 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN : Fosil Molusca, Kelas Bivalvia, Ordo Arcide, Famili Arcidae, Genus
Anadara, dan Spesies Anadara Granosa.
Proses pemfosilan dari fosil ini bermula ketika organisme ini mati dan berada pada tempat
yang terlindungi dari pemangsa dan bakteri pembusuk. Kemudian mengalami transportasi yang
disebabkan oleh air, es maupun angina. Selama proses transportasi tersebut, fosil mengalami
proses leaching (pencucian fosil) dan pada akhirnya akan terendapkan pada daerah cekungan yang
relative stabil. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material –
material sedimen yang berbutir halus yang terakumulasi dalam cekungan. Lama – kelamaan,
material –material yang sangat kecil akan mengisi ruang kosong sehingga material semakin padat
atau terkompaksi. Lalu fosil akan tersementasi sesuai dengan lingkungan pengendapan yaitu dari
material CaCO3. Pada saat fosil ini tersementasi, fosil ini juga mengalami proses pemfosilan
yakni mineralisasi dimana seluruh bagian tubuh fosil digantikan oleh mineral lain yang lebih
resisten/tahan terhadap proses pelapukan. Kemudian mengalami lithifikasi sehingga membentuk
lapisan – lapisan sedimen. Akibat dari tenaga endogen yaitu tektonik, lapisan sedimen akan
terangkat ke permukaan tanah. Lapisan sedimen yang cenderung mudah larut ini akan mengalami
pelapukan dan erosi sehingga akan nampak fosil.Maka dari itulah para ahli paleontologi mendapat
fosil.
Adapun bagian fosil yang masih dapat dikenali terdiri dari, suture yaitu garis - garis
putaran kamar pada cangkang,Growt line garis-garis yang ada pada cangkang fosil, umbo bagian
menonjol, posterior ujung cangkang, Dan Fosil ini memiliki bentuk biconveks yaitu menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia CaCO3, dimana komposisi kimia dari fosil ini dapat
diketahui setelah ditetesi HCL 0,1 M kemudian terjadi reaksi. Dari komposisi kimia fosil ini
dapat diketahui lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal. Berdasarkan waktu
geologi,Umur dari fosil ini diperkirakan pada kala Miosen (12 – 15 juta tahun yang lalu).
Lingkungan laut dangkal.
Manfaat filum molusca dengan kelas pelecypoda tentang kerang darah(Anadara
granosa) yang sangat bermanfaat bagi manusia yaitu berupa bahan makan sebagai sumber
vitamin dan nutrisi yang sangat penting bagi tubuh. Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam
kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein.
Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat
pembayaran pada masa lampau. Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram.
Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan.

REFERENSI :
https://en.wikipedia.org/wiki/Umbo
http://theopoxibink.blogspot.com/2012/04/anadara-granosa.html
KET :
1. Test
2. body whorl
3. septa
4. apex
5. suture
6. aperture
7. spire

V D S

NO. SAMPEL :4
FILUM : MOLLUSCA
KELAS : GASTROPODA
ORDO : CAENOGASTROPODA
FAMILI : PLANAXIDAE
GENUS : Fossarus
SPESIES : Fossarus Ambiguus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Conical
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Plistosen-Holosen (±0,78-0,01 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN : Organisme ini termasuk ke dalam spesies Fossarus Ambiguus, genus
Fossarus, famili PLANAXIDAE, ordo CAENOGASTROPODA, kelas GASTROPODA, filum
MOLLUSCA dan kingdom ANIMALIA.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material
terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus
dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material sedimennya
akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi fosil. Kemudian
proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang terjadi di dalam rongga
organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Conical yang berbentuk kerucut. Bagian dari tubuh fosil ini yang masih
bisa dilihat dari fosil ini ialah test (bagian keseluruhan tubuh), septa (kamar pada cangkang), suture (garis
pembatas pada kamar), body whorl (bagian keseluruhan pada aperture), aperture (tempat keluar tubuh
lunak), spire (kamar awal sampai akhir) dan apex (kamar akhir pada spire). Komposisi kimia dari fosil
ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman Plistosen-Holosen
(±0,78-0,01 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Manfaat dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu lapisan
batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur tertentu, untuk
mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar dapat mengetahui
aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

REFERENSI ;
https://www.priweb.org/about.php?page=who_we_are/ecphora_history
https://www.priweb.org/about.php?page=who_we_are/ecphora_history
http://www.mgs.md.gov/geology/fossils/maryland_state_fossil_shell_fs.html
PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMMAD FAIZAL SEPTHIAN DWI CIPTO


F121 17 036 F121 16 089

Anda mungkin juga menyukai