FORAMINIFERA PLANKTON
17 Van_sastro 06
Gambar 2.1. Skema tubuh foraminifera resen (diambil dari Shrock & Twenhofel,
1953)
18 Van_sastro 06
Jumlah makanan yang tersedia.
Dominasi jeis mjenis yang lebih kuat akan mempengaruhi perbandingan
dari pada mikro organisme yang ada pada suatu tempat.
Pada daerah perairan tropis golongan ini banyak dan jenisnya sangat
berbeda
Didaerah perairan dengan iklim sedang populasi dari plankton jarang
tetapi jenisnya berbeda beda
Diperairan sub kutub jenisnya sangat sedikit tetapi jumlahnya sangat
banyak
Globorotalia yang besar besar dengan keel sangat khas bagi tempat yang
bertemperatur 170C, sebalinya bila keel tidak ada ditemukan pada suhu
90C
19 Van_sastro 06
2.3. Tata Cara Pendeskripsian Foraminifera Plankton
Dalam pendeskripsian foraminifera kita harus melewati beberapa tahapan
guna mengetahui ciri ciri dari foraminifera yang sedang dideskripsikan, adapaun
tahapan yang harus dilewati adalah :
20 Van_sastro 06
Gambar 2.3. Bentuk-bentuk test daripada foraminifera
21 Van_sastro 06
Globural Radial elogate
Ovate Clavate
22 Van_sastro 06
- semua kamar terlihat.
- pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama banyak.
b. Trochospiral
Sifat-sifatnya :
- terputar tidak pada suatu bidang.
- tidak semua kamar terlihat.
- pandangan serta jumlah kamar dorsal dan ventral berbeda.
Sisi Ventral
- jumlah kamar lebih sedikit, karena hanya kamar pada putaran terakhir
yang terlihat.
- terlihat adanya aperture utama.
- terlihat adanya umbilicus.
Sisi Dorsal
- jumlah kamarnya lebih banyak.
- semua kamar dan putaran terlihat.
- kelihatan adnya putaran.
23 Van_sastro 06
Gambar 2.5 Struktur utama tubuh Foraminifera Rotaloid (Jones, 1956)
Keterangan Gambar :
Protoculum : kamar utama pada cangkang foraminifera
Septa : sekat-sekat yang memisahkan antar kamar
Suture : garis pertemuan antara septa dengan dinding
cangkang
Aperture : lubang utama pada cangkang foraminifera.
24 Van_sastro 06
bentuk dinding yang paling primitif, yang dalam perkembangan selanjutnya akan
berubah menjadi dinding aglutin atau arenaceous dengan jalan mengumpulkan
material asing dari sekiitarnya yang kemudian direkatkan ke bagian luar tubuhnya.
1) Pada dinding arenaceous, material asingnya hanya terdiri atas butiran pasir
saja.
Psammosphaera fusca : mengambil butiran-butiran pasir saja.
Psammosphaera parva : mengambil
butiran-butiran pasir dengan ukuran tertentu dan spong-spikulae.
Psammosphaera bowmanni : hanya mengambil kepingan-kepingan
mika.
Psammosphaera rustica : hnaya mengambil sponge-spikulae.
2) Sedangkan pada dinding aglutin, material asingnya terdiri atas bermacam-
macam material seperti mika, sponge dan-spikulae, cangkang foram, lumpur dan
sebagainya.
Biasanya test semacam ini mempunyai lapisan khitin yang tipis di bagian
dalamnya.
Zat perekat dapat berupa tekhtin atau khitin yang dihasilkan oleh organisme
itu sendiri, atau semen yang kadang-kadang mengandung senyawa bwesi sehingga
menyebabkan warna merah pada permukaan cangkang. Bebrapa bentuk
foraminifera yang mempergunakan semen gampingan biasanya dijumpai pada
perairan dingin.
25 Van_sastro 06
Dinding tipe ini jrang ditemukan. Material silikaan dapat dihasilkan oleh
organisme itu sendiri atau dapat juga merupakan material sekunder dalam
pembentukannya. Contoh foraminifera yang dapat mempunyai dinsing silikaan
adalah golongan Ammodiscidae, Hypermminidae, Silicimidae, dan beberapa
spesies dari golonhan Miliolidae.
Dinding gampingan.
Williamson (1958), dalam pengamatannya pada foraminifera resen,
mengklasifikasikan tipe dinding gampngan ini menjadi dua, yaitu dinding
porselen dan hyalin. Tetapi, selain kedua tipe ini masih terdapat tipe dinding
gampingan yang lain, yaitu dinding gampingan yang granuler dan kompleks. Jadi
terdapat empat tie gampingan, yaitu:
a) Dinding porselen
Terbuat dari zat gampingan, tidak berpori, mempunyai kenampakan seperti
porselen, dengan sinar langsung (episkopik) berwarna opak (buram) dan putih,
dengan sinar transmisi (diaskopik) berwarna amber.
Galloway (1933), dengan sinar X, meneliti dinding porselen ini dan
menyimpulkan bahwa tipe dinding tersebut terdiri atas kristal kalsit yang
kyrpto-kristalin. Sementara itu, Cushmanm dan Warner (1940) beranggapan
bahwa tipe ini merupakan campuran dari zat gampingan dan khitin sehingga
menimbulkan warna amber.
Contoh foraminifera berdinding porselen adalah golongan golongan
Miliolidae seperti Quinqueloculina, Triloculina, Pyrgo dan golongan
Peneroplidae seperti Peneroplis, Sorites dan Orbitolites.
26 Van_sastro 06
Kebanyakan foraminifera yang hidup pada zaman Paleozoikum (terutama
Awal Paleozoik) mempunyai dinding cangkang yang terdiri atas kristal kalsit
yang granular tanpa ada material asing atau semen, seperti pada Endothyra,
beberapa spesies Bradyina, Hyperamina dan beberapa penulis lain
beranggapan bahwa materi pembentuk dinding ini dihasilkan oleh binatang itu
sendiri. Dalam sayatan tipis, dinding ini tampak gelap.
27 Van_sastro 06
Gambar 2.7. Jenis-jenis dinding utama foraminifera (Jones, 1956)
28 Van_sastro 06
Merupakan lubang utama pada test foraminifera yang biasanya terletak pada
bagian kamar yang terakhir. Aperture ini berupa sebuah lubang yang berfungsi
untuk memasukkan makanan dan juga untuk mengeluarkan protoplasma. Dengan
demikian, aperture berperan penting dalam kehidupan foraminifera itu sendiri dan
penting untuk klasifikasi. Khusus foraminifera golongan plankton bentuk maupun
variasi aperturenya lebih sedehana, kebanyakan golongan ini mempunyai bentuk
aperture utama intreriomarginal. Macam-macam aperture utama interiomarginal:
1. Primary aperture interiomarginal umbilical adalah aperture utama yang
terletak di umbilicus atau pusat putaran.
2. Primary aperture interiomarginal umbilical extra umbilical adalah aperture
interiomarginal terletak pada daerah umbilicus dan melebar sampai peri-peri
atau ke tepi.
3. Primary aperture interiomarginal equatorial adalah aperture interiomarginal
yang terletak di daerah equatorial.
INTERIOMARGINAL UMBILICAL
29 Van_sastro 06
INTERIOMARGINAL UMBILIOCAL EXTRA UMBILICAL
INTERIOMARGINAL EQUATORIAL
30 Van_sastro 06
Suture bridge : bentuk suture menyerupai jembatan.
Suture limbate : bentuk suture yang tebal.
Retral processes : bentuk suture zig-zag.
Raised bossed : suture yang berbentuk benjolan-benjolan.
31 Van_sastro 06
Pada Aperture
Pada Suture
Pada Umbilicus
Pada Peripheri
32 Van_sastro 06
33 Van_sastro 06
34 Van_sastro 06
35 Van_sastro 06
36 Van_sastro 06
37 Van_sastro 06
38 Van_sastro 06
39 Van_sastro 06
40 Van_sastro 06