PALEONTOLOGI
2
Geng'Q File
DAFTAR ISI
Bagian I. Pendahuluan
Bagian II. Phylum Protozoa
Bagian III. Phylum Porifera
Bagian IV. Phylum Coelenterata
Bagian V Phylum Brachiopoda
Bagian VI Phylum Mollusca
Bagian VII Phylum Arthropoda
Bagian VIII Phylum Echinodermata
Bagian IX Vertebrata
Bagian X Teknik Pengamatan Fosil
3
Geng'Q File
A. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam mata kuliah ini dijelaskan secara garis besar macam jenis
kehidupan di alam, cara preparasi, cara pengamatan, kegunaan fosil
dalam geologi serta pembahasan masing-masing phylum bersel tunggal
hingga kompleks
B. ANALISIS INSTRUKSIONAL
Setelah menyelesaikan mata kuliah paleontologi ini, mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui peranan Paleontologi dalam Eksplorasi
Geologi serta keterkaitannya dengan nilai ekonomi
4
Geng'Q File
BAGIAN - I
PENDAHULUAN
5
2. TEKNIK PENGAMATAN
A. Pengamatan Fosil Makro & Mikro di Lapangan & di Lab
B. Teknik Dokumentasi
: Paleobotani (tumbuhan)
Paleontologi
: Paleozoologi (hewan)
7
1. Mutualisme
= Hubungan dengan makhluk lain saling
menguntungkan
2. Parasitisme
= Hubungan dengan makhluk lain dimana yang satu
untung dan yang lain rugi
1. Laut
◊ Litoral =0–5m ◊ Batyal = 200 – 2000 m
◊ Epineritik = 5 – 50 m ◊ Abyssal = 2000 – 5000 m
◊ Neritik = 50 – 200 m ◊ Hadal = > 5000 m
2. Darat (Sungai, Danau, dll)
3. Transisi (Air Payau)
1. Pengertian fosil
Fosil = Jejak / sisa kehidupan baik langsung / tidak
langsung terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi
secara alami dan mempunyai umur geologi ( > 500.000
tahun )
Geng'Q File
FOSILISASI :
Semua proses yang melibatkan penimbunan
hewan atau tumbuhan dalam sedimen, yang
terakumulasi & mengalami pengawetan seluruh
maupun sebagian tubuhnya serta pada jejak-
jejaknya
11
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
TERBENTUKNYA FOSIL
1. Histometabasis
= Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral
lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan
2. Permineralisasi
= Histometabasis pada binatang
3. Rekristalisasi
= Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi,
sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat
agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin
4. Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi
= Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain
5. Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
6. Mold/Depression
= Fosil berongga dan terisi mineral lempung
7. Trail & Track
Trail = cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan
kenampakan yang lebih halus
Track = sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar
Burrow = lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba
23
1. Batuan Beku….? X
Pada batuan beku tidak akan dijumpai fosil karena
batuan beku terbentuk dr hasil pembekuan magma, shg
tdk mungkin tdp fosil
2. Batuan Sedimen….? OK
Batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan
organisme, shg akan banyak terkandung fosil di dalam
batuan sedimen tsb
3. Batuan Metamorf…?
Pada batuan metamorf, msh mungkin dijumpai, namun
sedikit sekali & umumnya fosil tsb telah hancur bahkan
telah hilang oleh proses metamorfisme
24
Geng'Q File
METHAMORFOSA KONTAK
28
Geng'Q File
BAGIAN – II
PHYLUM PROTOZOA
( INVERTEBRATA)
29
FORAMINIFERA DI LAUT
33
D
B
B A
B
D
A
B
Keterangan : A : Proloculus
B : Kamar
C : Aperture
D : Suture
E : Umbilicus
35
Geng'Q File
BAGIAN - III
PHYLUM PORIFERA
( INVERTEBRATA )
36
1. SEXUAL
Sel jantan & betina dibentuk dalam
mesenchyne & membentuk embryo, emberyo
>> spongocoel >> larva >> individu dewasa
2. ASEXUAL
Secara vegetative atau dikenal dengan
budding (bertunas) >>> koloni
38
1. Dasar
2. Stem/tangkai
3. Ectoderm (lapisan luar) yang keras, tdp spine/node
4. Mesinchyne (cairan), berfungsi sebagai darah
5. Bulu getar, untuk menggerakkan air keluar melalui
osculum & sebaliknya
6. Canal : saluran air masuk ke dalam tubuh
7. Spongecoel : rongga dalam tubuh, tjd proses OAMOSE
8. Osculum : lubang yang berfungsi sebagai anus
9. Endoderm (Gastrodermis) : sebagai perut & alat
pernafasan
10. Spicule : tdp di dalam Mesinchyne, merupakan masa
pejal yang berfungsi sebagai penguat & bersifat :
-. Calcareous : CaCO3 (putih)
-. Opaque Silica : H2Si3O7 (kuning kehitaman)
41
Geng'Q File
42
Geng'Q File
43
PORIFERA
1. Akibat getaran Ciliata/bulu getar : Air yang mengandung
O2 & larutan makanan masuk melalui Canal
2. Di dalam spongocoel terjadi proses Osmose
3. Sisa makanan dikeluarkan melalui osculum
4. Sari makanan & O2 disalurkan ke seluruh tubuh melalui
Mesinchyn
SPICULAE PORIFERA
Geng'Q File
Geng'Q File
PHYLUM PORIFERA
Geng'Q File
4. Kelas Pleospongia
-. Sub-klas Monocyatha
-. Sub-klas Archaeocyatha
-. Sub-klas Acanthocyatha
-. Sub-klas Uranocyatha
49
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
BAGIAN - IV
PHYLUM COELENTERATA
( INVERTEBRATA )
54
PHYLUM COELENTERATA
Geng'Q File
CIRI-CIRI COELENTERATA
Geng'Q File
Medusa
58
Geng'Q File
Skema Perkembangbiakan
Geng'Q File
61
Geng'Q File
BAGIAN - V
PHYLUM BRACHIOPODA
( INVERTEBRATA)
62
PHYLUM BRACHIOPODA
Geng'Q File
PHYLUM BRACHIOPODA
1. Klas Articulata/Pygocaulina
Cangkang atas & bawah (valve) dihubungkan
dengan otot dan terdapat selaput & gigi
2. Klas Inarticulata/Gastrocaulina
Cangkang atas & bawah (valve) tidak
dihubungkan dengan otot dan terdapat socket
dan gigi yang dihubungkan dengan selaput
pengikat
65
Geng'Q File
Articulata Inarticulata
66
Morfologi Brachiopoda
Geng'Q File
67
Brachiopoda
68
Valve Brachiopoda
Geng'Q File
69
Perkembangan Valve
Geng'Q File
70
BRACHIOPODA
71
Geng'Q File
Neospirifer condor
Geng'Q File
74
Geng'Q File
BAGIAN - VI
PHYLUM MOLLUSCA
( INVERTEBRATA)
77
PHYLUM MOLLUSCA
Geng'Q File
Geng'Q File
79
PHYLUM MOLLUSCA
PHYLUM MOLLUSCA
1. Kelas Amphineura
2. Kelas Scaphopoda
3. Kelas Pelecypoda
4. Kelas Gastropoda
5. Kelas Chepalopoda
81
Geng'Q File
Jenis-jenis Mollusca
Geng'Q File
83
Fosil Amphineura
86
Fosil Scaphopoda
Geng'Q File
89
Binatang dari Phylum ini memilki insang, test dari kulit kerang
(bivalve) dimana dua valve ini dihubungkan dengan sistem engsel
yang terdiri dari gigi & socket. Bagian dalam test ini dilapisi oleh
membrant yang tipis dimana kearah posteior kulit mantel dapat
membentuk saluran-saluran
Pada umumnya, Pelecypoda yang hidup di lumpur mempunyai siphon
yang lebih besar dibandingkan yang hidup di laut.
Klasifikasi Pelecypoda didasarkan pada bagian tubuh tertentu, yaitu
insang, susunan gigi dan otot penutup kelopaknya. Bentuk gigi yang
sederhana telah dijumpai pada zaman Ordovisium & terjadi evolusi
gigi hingga menjadi dua susun
90
Klasifikasi Pelecypoda
Geng'Q File
1. Ordo Taksodonta
Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen,
mempunyai gigi yang hampir sama besar dan
berjumlah 35 buah
2. Ordo Anisomyaria
Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen.
Mempunyai dua muscle scar, dimana muscle scar
bagian belakang (posterior) lebih besar dari anterior,
serta mempunyai gigi dan socket dua buah
3. Ordo Eulamellibranchiata
Mempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari
posterior muscle scar, tetapi umumnya sama besar
dimana gigi dan susunan giginya tidak sama besar
94
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
Fosil Gastropoda
111
Geng'Q File
Khususnya Stratigrafi
Geng'Q File
5. KLAS CEPHALOPODA
Geng'Q File
Geng'Q File
122
Geng'Q File
BAGIAN - VII
PHYLUM ARTHROPODA
(INVERTEBRATA)
124
PHYLUM ARTHROPODA
Geng'Q File
Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen)
Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari
kitin
Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap-
tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.
Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal
(punggung) rongga tubuh
Sistempernafasan: Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang,
sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau
permukaan kulit dan trakea
Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat
indera
Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran
(pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea
Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi
Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam
tubuh)
126
Kehidupan
PHYLUM ARTHROPODA
ARTHROPODA
Beberapa contoh Klas Arthropoda yang sangat umum dijumpai :
Klas Chilopoda ; merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap
segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora
1. Klas Arachnida
Geng'Q File
Ciri-ciri :
-. Memiliki 2 bagian tubuh, yaitu : cephalothorax,
abdomen
-. Tidak memiliki anttena
-. Bagian mulut telah berkembang membentuk
taring, contohnya laba-laba
130
Ciri-ciri :
-. Tubuh terdiri dari dua bagian utama
-. Terdapat dua pasang antena di bagian kepala
-. Memiliki 5 pasang kaki atau lebih
-. Hidup pada daerah aquatik, sedikit pada daerah
terestrial
131
Ciri-ciri :
-. Bagian kepala yang indah/baik
-. Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk
meracuni mangsa
-. Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian
bawah/buntut
-. Memiliki sepasang antena di bagian kepala
132
Ciri-ciri :
-. Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen
tubuhnya, namun 4 segmen pertama hanya memiliki
sepasang kaki
-. Memilki sepasang antena
-. well-defined head
-. Umumnya berbentuk cylindrical
133
Ciri-ciri :
-. Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax,
abdomen
-. Enam kaki pada bagian thorax (tdp 3 segmen)
-. Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang
pasang pada bagian thorax (beberapa jenis tidak ada)
-. Memilki 2 antena
-. Mata yang bersifat lateral
134
Geng'Q File
136
Geng'Q File
137
Geng'Q File
138
Geng'Q File
141
Geng'Q File
142
Geng'Q File
143
Geng'Q File
144
Geng'Q File
145
Geng'Q File
146
Geng'Q File
Geng'Q File
Sebagai contoh :
Fosil Trilobita, yang merupakan hewan penciri
dari zaman Kambrium
149
Geng'Q File
BAGIAN - VIII
PHYLUM ECHINODERMATA
( INVERTEBRATA )
152
PHYLUM ECHINODERMATA
Geng'Q File
Echinodermata :
Asal kata Yunani, echinos artinya duri
derma artinya kulit
Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai
hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba
kulit hewan ini akan terasa kasar, karena
kulitnya mempunyai lempeg-lempeng zat kapur
dengan duri-duri kecil
153
Geng'Q File
Phylum ini muncul di periode Cambrian awal dan terdiri atas 7.000 spesies yang
masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas
(enam bila Concentricycloidea dihitung) masih hidup sekarang:
Asteroidea (bintang laut): sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa
untuk makanan mereka sendiri
Concentricycloidea, dikenal karena sistem vaskular air mereka yang unik;
dua spesies; baru-baru ini digabung ke dalam Asteroidea.
Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan pemakan yang menunggu
mangsa.
Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir): dikenal karena duri mereka yang
mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies.
Holothuroidea (teripang): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000
spesies.
Ophiuroidea (bintang ular), secara fisik merupakan echinodermata terbesar;
sekitar 1.500 spesies.
Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk blastoidea,
edrioasteriodea, cystoidea, dan beberapa hewan Cambrian awal seperti
Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia.
Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang
mampu hidup di air tawar atau darat
154
Keistimewaan Echinodermata
Geng'Q File
Geng'Q File
Sistem Tubuh
Geng'Q File
1. Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral sebenarnya merupakan
sistem saluran air.
158
Geng'Q File
2. Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin
terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina.
Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air
laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah
secara cepat menghasilkan blastula, dan
selanjutnya berkembang menjadi gastrula.
Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva
atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral
simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air
mencari tempat yang cocok hingga menjadi
branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan
akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa
bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri
159
setelah pembuahan
160
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
6. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf
pada bagian lengan-lengannya
163
PHYLUM ECHINODERMATA
1. Kelas Asteroidea
2. Kelas Echinoidea
3. Kelas Ophiuroidea
4. Kelas Crinoidea
5. Kelas Holoturoidea
164
2.Kelas Echinoidea
Geng'Q File
Paradichocrinus planus
171
dalam Geologi
Geng'Q File
BAGIAN - IX
VERTEBRATA
174
VERTEBRATA
Geng'Q File
Geng'Q File
Geng'Q File
179
Geng'Q File
BAGIAN – X
PENGAMATAN FOSIL
180
1.Pengamatan Lapangan
a. Fosil Makro
Karena fosil makro mempunyai ukuran yang besar, maka dalam pengamatannya
tergantung dari kekerasan batuan tempat fosil makro tersebut berada. Penyajian fosil
makro relatif lebih mudah dibandingkan fosil mikro karena dalam penyajiannya dilakukan
secara mudah dengan pengambilan fosil yang terekam lalu dibersihkan, setelah itu dapat
langsung dideskripsi secara megaskopis beserta batuan tempat fosil tersebut berada
Apabila kesulitan dalam deskripsi di lapangan, maka dilakukan dokumentasi yang baik,
meliputi : sampel batuan, tempat pengambilan, no. sampel, dll.
Setelah itu, dibawa di laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut
Geng'Q File
b. Fosil Mikro
Karena fosil mikro mempunyai ukuran yang
sangat kecil, sehingga pengamatan di lapangan
sulit dilakukan, sehingga pengamatan di
lapangan lebih di fokuskan kepada deskripsi
batuan di lapangan yang meliputi : warna
batuan, tekstur batuan, struktur batuan serta
komposisinya secara megaskopis. Selanjutnya
adalah pencatatan secara lengkap lokasi tempat
& sampel batuannya, meliputi : hari, tanggal,
nomer sampel, nama batuan dll.
182
Geng'Q File
2. Pengamatan Laboratorium
Analisa Laboratorium
Eoglobigerina operta
184
1. Sampling
Sampling adalah pengambilan sampel batuan di
lapangan untuk dianalisis kandungan mikrofaunanya.
Fosil mikro yang terdapat dalam batuan mempunyai
bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang
berbeda, namun hampir seluruh mikrofosil mempunyai
satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat
kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga perlu
perlakuan khusus dalam pengambilannya. Sangat
diperlukan ketelitian serta perhatian dalam pengambilan
sampel, memisahkan dari material lain, lalu
menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari
kerusakan secara kimiawi dan fisika
185
Geng'Q File
Geng'Q File
2. Kualitas Sampel
Pengambilan sampel batuan untuk analisis mikropaleontologi
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Bersih, sebelum mengambil sampel harus dibersihkan dari
semua kepingan pengotor
Representatif dan Komplit, harus dipisahkan dengan jelas
antara sampel batuan yang mewakili suatu sisipan atau suatu
lapisan batuan. Ambil sekitar 300-500 gram (hand specimen)
sampel batuan yang sudah dibersihkan.
Pasti, apabila sampel terkemas dengan baik dalam suatu
kemasan kedap air yang ditandai dengan tulisan tahan air, yang
mencakup segala hal keterangan tentang sampel tersebut seperti
nomer sampel, lokasi, jenis batuan dan waktu pengambilan, maka
hasil analisis sampel pasti akan bermanfaat.
Geng'Q File
3. Jenis Sample
Jenis sampel disini ada 2 macam, yaitu :
-. Sampel permukaan, sampel yang diambil langsung dari
pengamatan singkapan di lapangan. Lokasi & posisi stratigrafinya
dapat diplot pada peta.
-. Sampel bawah permukaan, sampel yang diambil dari suatu
pemboran.
Geng'Q File
Geng'Q File
2. Fosil Mikro
Karena fosil mikro terdapat dalam masa
batuan, sehingga dalam penyajian fosilnya
harus dipisahkan dari masa batuan yang ada.
Penyajian fosil mikro meliputi tahap-tahap:
a. Proses Penguraian batuan, meliputi :
Penguraian batuan (fisika/kimia), pengayakan
& pengeringan
b. Proses Pemisahan Fosil
c. Determinasi Fosil
191
Cara ini digunakan terutama untuk batuan sedimen yang belum begitu
kompak dan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
-. Batuan sedimen ditumbuk dengan palu karet sampai menjadi
pecahan-pecahan dengan diameter 3-6 mm
-. Pecahan-pecahan batuan direndam dalam air
-. Kemudian direas-remas dalam air
-. Diaduk dengan mesin aduk atau alat pengaduk yang bersih
-. Dipanaskan selama 5-10 menit
-. Didinginkan
KIMIA
3. Proses Pengayakan
Dasar proses pengayakan adalah bahwa fosil-fosil dan
butiran lain hasil penguraian terbagi menjadi berbagai
kelompok berdasarkan ukuran butirnya masing-masing
yang ditentukan oleh besar lubang. Namun, perlu
diperhatikan bahwa tidak semua butiran mempunyai
bentuk bulat, tetapi ada juga yang panjang yang hanya
bisa lolos dalam kedudukan vertikal. Oleh karena itu,
pengayakan harus digoyang sehingga dengan demikian
berarti bahwa yang dimaksudkan dengan besar butir
adalah diameter yang kecil / terkecil .
194
Geng'Q File
b. Cara basah
Cara ini pada prinsipnya sama dengan cara kering, tetapi
pada umumnya menggunakan ayakan yang kecil.
Pengayakan dilakukan dalam air sehingga contoh batuan
yang diperoleh masih harus dikeringkan terlebih dahulu
195
Geng'Q File